improving writerpreneurship

Post Top Ad

SOLITARY

SOLITARY


Jangan lupa bersyukur. Jangan lupa bahagia adalah mantra peneguh yang sering kamu bagikan di medsosmu. Penyemangat bagi diri sendiri dan org lain. Kamu tak ingin terlihat sedih di depan siapapun ya? Iya kan? Kamu selalu sembunyi jika hatimu sedang kacau. Karena foto tak mungkin menipu jadi.. kau pilih untuk bersembunyi. Setidaknya jika memang terpaksa kamu sedang harus difoto, kamu memilih menunduk atau tengadah sekalian
Dan kesempatan menyepi sendirian di tengah laut di pulau cinta gorontalo menjadi salah satu pelarianmu. Latihan mati, katamu. Sendirian.
Mungkin itu caramu berpaling dari dunia materi dan pacar yang sudah kau anggap mantan meski dia masih terus mengiba dengan kode-kode via medsos.
Kamu memanfaatkn lima hari sendirian di cottage tengah laut dengan melanjutkan membaca buku yang diberikn woman in black saat konferensi pers waktu itu
Juga menggubah lagu untuk album baru yang sedang kalian siapkan. Kamu tahu penulis itu mungkin berharap ada satu lagumu tentang pertemuan kalian
Hangatnya senyuman dan tatap mata yang kadang masih melintas menggetarkan sukma. Selintas dia mirip ibumu,mungkin karena ia memang sudah ibu-ibu.
Memikirkan hal itu membuatmu sadar akan kemusykilan kata bersama. Meski dulu kamu pernah berseloroh ingin punya anak dulu sebelum menikah tak berarti kamu akan menikahi janda,kan? Meski ingin pasangan yang keibuan tidak berarti menikah dengan ibu-ibu kan. Tentu saja.
Sesungguhnya kamu tak benar benar sendirian. Ada partner band mu dan istrinya yanh sedang honeymoon kedua,tapi mereka di cottage lain.
Banyak privilege macam menginap di cottage mahal dan berkelas ini adalah hal yang juga kau syukuri sebab datang dari posisimu saat ini. Sehingga endorse juga menjadi salah satu jalan menikmati banyak hal yang dulu tak terbayangkan. Senja turun menyelimutkan merah memanjakan mata
Ini akan menjadi malam pertamamu. Sendirian. Bukan malam pertama seperti yang sudah pernah dilalui keempat rekanmu yang sudah menikah

Kapang! Jangan tanya aku apakah aku masih perjaka atau sudah habis dilucuti pacar liarku, penulis mau tahu! Hahaha, maaf maaf.
Mungkin penulis itu berpikir bisa mengimajinasikan lalu menuliskan apa saja yang kulakukan selama lima hari di tengah laut,takkan kubiarkan.
Teganya, mas. Pembaca dan fans mu juga ingin tahu lho/ Biarin./Yo wis lah./Hahaha, ojo mutung./gak patheken owg/tenan?/kan iso tak karang:D
Nggak mungkin episode ini ditulis dengan singkat ya kan. Karena semestinya ini akan jadi satu sub bab sendiri. Percakapan intimmu denganNya.
Tuhan, serumu,  apakah dosa bagi manusia jika ia memilih peran kecil padahal sebenarnya Kau membekalinya dg potensi hebat utk peran lbh bsr?
Seperti juga apakah dosa baginya jika ia memilih sembarang perempuan padahal Engkau mensyariatkan yang sholihah? Tapi siapa yang tahu, Tuhan?
Siapa yang tahu masa depan? bisa jadi ia yang belum sholih atau sholihah saat ini menjadi sholih sholihah di waktu yang akan datang. Siapa tahu
Tuhan, serumu, apakah aku musti masih menerima karma setelah beberapa kali hati ini Kau patahkan? kebandelanku di masa lalu belumkah termaafkan
Tuhan,kapankah perjalanan panjang menantikan pertemuan ini akan berakhir dan berujung bahagia? Tak kuatirkah Kau bahwa aku akan lelah dan bosan?
Di sela-sela sujud panjang berurai air mata, kegairahan menggubah lagu baru dan melanjutkan bacaaan, sesekali pesan dari pacarmu masuk.
Via wa, sms, bbm, line, termasuk kode-kode via instagram dan snapchat, tapi tak kau hiraukan. Tahan,tahan,jgn menyerah, tekadmu utk teguh.
Perlawananmu terhadap dirimu sendiri mulai menunjukkan hasilnya. Seiring mulai lemahnya serangan pacar yang skrg mantan, fansmu mulai paham.
Lhoh putus ya kak?Begitu intinya beberapa komen yang masuk ke instagrammu maupun mantanmu. Kalian berdua tak sama-sama menanggapi.
Kamu lupa kapan tepatnya mulai menjaga jarak dengan fansmu jika berada di medsos. Dulu, duluuu sekali kamu masih sering membalas sapaan mrk
Ketika makin banyak fans dan beragam jenisnya, kamu mulai sadar untuk tidak sembarang lagi membalas komen dan semacamnya.
Khawatir menimbulkan salah paham ataupun penyalahgunaan dan sejenisnya. Selain juga karena kesibukan yang makin mengiikis waktu luangmu
Ngomongin medsos jadi ingat waktu kamu tanya ke penulis itu,ada nggak info akun twitter di profil penulis lembar terakhir buku yang diberikn km
Trus ia bilang ada, dan tadi sudah sempat mention kamu. Oh ya?, serumu, maaf ya belum sempat cek twitter. Lalu kamu bergegas membalas mentionnya begitu kamu bisa lepas dari kerumunan wartawan,kembali ke tenda artis dan hanya punya waktu sebentar sebelum manggung malam itu. Senyum terbit di bibirmu saat upload fotomu dgnya yang diambil manajer personalmu tadi di tengah kerumunan banyak wartawan di tenda konferensi pers

Siangnya kamu bareng partnermu dan istrinya juga kru pulo cinta jalan-jalan ke air terjun desa tenilo. Kerinduanmu akan alam benar-benar terpuaskan. Dan tak terasa lima hari menyepi di pulo cinta Gorontalo tanpa  cinta ini akan segera  berakhir, dan kamu musti balik ke rutinitas dunia nyata serta Jakarta bersama sederet permasalahan yang musti kamu hadapi. 





Proses kreatif penulisan Man Behind The Microphone  bisa di baca dalam postingan ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad