improving writerpreneurship

Post Top Ad

Oktober 26, 2022

Whistle Blowing Series by Dian Nafi

by , in

 Whistle Blowing Series by Dian Nafi 



Sebagai seorang hybrid writerpreneur, tentu saja harus selalu kreatif dan produktif menelurkan karya-karya terbaru.  Ya kan? Oleh karena itulah seri buku whistle blowing ini lahir. 

Sudah pernah dengar istilah whistle blowing, belum? 
Whistle Blowing tuh aktifitas atau kegiatannya. Whistle Blower adalah orangnya alias pelakunya. 

Whistle blower adalah pembisik atau pewadul yang melaporkan penyimpangan-penyimpangan ke pihak-pihak berwenang atau pihak-pihak independen yang concern, supaya ada penindakan/penyelidikan lebih lanjut.

Ada beberapa novel, cerpen ataupun puisi juga yang sudah menjadi semacam whistle blowing dalam bentuk cerita dan sastra. Ingat buku Saksi Mata karya Seno Gumira Ajidarma? Nah, semacam itulah. Jadi bisa juga disebut sebagai karya kritik sosial. Kalau kritik itu terhadap hal-hal yang sudah diketahui banyak orang, nah kalau whistle blowing tuh mungkin belum banyak diketahui publik. Tapi kita melihat dan menyaksikannya karena kebetulan berada dekat dengan peristiwa dan orang-orangnya. Bahkan yang terjadi tanpa sengaja alias semesta membawa kita mengetahuinya. 

Contoh lainnya ada novel Zaki Yamani tentang pengedar narkoba, novel Tere Liye tentang mafia-mafia dan oligarki, juga beberapa novel lainnya, yang bahkan memenangkan award/penghargaan baik di dalam atau luar negeri. 

Paper conference, tesis, disertasi dan semacamnya sebenarnya berperan juga sebagai whistle blowing system yang scientific proven.

Twitter tuh sudah kayak whistle blower. Buat yang berkutat di jurnalisme investigasi, sekeping cuitan bisa jadi clue untuk menjelajah investigasi lebih jauh.


Sementara ini ada 3 judul buku yang termasuk dalam Whistle Blowing Series by Dian Nafi:
Desperate Anger
(Kemarahan Yang Putus Asa)

Dissappoinment Anger
(Kemarahan Yang Kecewa)

Aliansi Orang Sadik










Oktober 19, 2022

Suka Drakor atau Nggak?

by , in

 Suka Drakor atau Nggak?



Ini pertanyaan yang sungguh sulit.

Masalahnya adalah bukan suka atau tidak suka. Tapi tidak sempat.

Beneran!

Karena suatu kali saat aku sedang berada dalam  barisan panjang antrian untuk mengurus perpanjangan surat ijin mengemudi, alias sim, aku terpaku melihat drama korea yang ditayangkan di televisi ruangan kantor polres itu.


Lah ternyata drama korea menarik banget ya. Seru. Pemain pemainnya sangat natural, tidak tampak sedang acting, dan kostum serta setting lokasi juga vibe nya so believable.


Pantesan aja banyak yang suka dengan drama korea. Dua adik perempuanku itu juga fans berat drama korea. Kalau mereka bertemu dan ngobrolin drama korea, pasti seru banget.


Pernah beberapa kali aku mendapati adikku tengah menangis gero gero dan dlewer dlewer di ruang tengah rumah kami, karena dia lagi nonton drama korea.


Trus pertanyaannya kok sampai gak sempat nonton drama korea ki lho ngapain aja?

Ya banyak yang dikerjakan.

Trus pertanyaan berikutnya mungkin adalah tapi kok kalau ada film barat atau film indonesia yamg bagus, dibela belain dan disempat sempati pergi ke bioskop?

Lah ya iya, karena kadang ada kebutuhan untuk merefresh dan menggali kepiawaian  telling story nya para film maker tersebut. Atau juga karena ingin keep in touch dengan para pembuat ataupun pemain filmnya. Karena setelah nonton bisa mention mention atau nge tag nge tag. 


Sebabnya mungkin dari kecil memang aku sukanya film barat dan film india malahan. Drama korea ini datang kan belakangan pas aku sudah tua ini. Eaaaa.


Eh pernah juga ding aku nonton drama korea yang bikin aku nangis parah, berlinang air mata, sampai kepalaku pusing. Mungkin juga ini salH satu aspek kenapa tanpa sadar aku tidak begitu nonton drama korea. Khawatir nangis nangis lagi yang sampai bikin pening kepala. Mungkin lho yaaa.

Oh ya satu lagi, mungkin aku khawatir bakal kecanduan drama korea kayak yang teman-teman ceritakan di media sosial. Kecanduan yang bisa merampas waktu lain padahal sudah ada alokasi tugasnya, kan ya berabe. Ya kan

Btw aku mau deh coba nonton drama korea lagi.  Sini sini kasih judul judul drama korea rekomendasimu




Oktober 05, 2022

Dian Nafi: Spiritual, Religiousity, Islamic, Deradicalization, Moderation

by , in

 

dian nafi

Dian Nafi: Spiritual, Religiousity, Islamic, Deradicalization, Moderation, Tolerance, Humanity


field/research interests

Dian Nafi: Spiritual, Religiousity, Islamic, Deradicalization, Moderation, Humanity

Hj. Dian Nafiatul Awaliyah, ST. MPP.

 

Conference

Attend 2nd Biennale International Conference at Netherland (Theme: Seeking the middle path (Al Wassatiyyah) articulations of modern Islam), 2019

Attend the 6th interfaith dialogue NICMCR at Wassenaar Netherland, 2019

Paper presentation

Women Poverty, Polygamy and Radicalism at international conference at Radboud University, Nijmegen, Netherland, 2019. 

Hybrid Paradox Mode for Resilience       at the Barcelona Conference on Arts, Media & Culture, 2021

Hybrid Paradox Strategy for Community Engagement at Southeast Asia Conference on Media, Cinema and Art, 2021

Hybrid Paradox Approach for Depolarization and Deradicalization             at Star Scholars Conference, 2022

Alhikam Religious Book Insight for Resilience Mindset at the Asian Conference on Ethics, Religion & Philosophy 2020

Shaping Religious and Ecologist Youth through Literacy at ICAS 2021

 

Journal

Demak Coastal Conflict Resolution           at Resolution Conflict Collaboration Journal Padjadjaran University, 2021

 

Publishing Book

Kolaborasi, Hasfa Publishing, 2021.

 

Award

Finalist Fellowship TEMPO Journalism Investigation (theme: radicalism)

 

Speaking

Theme:Collaboration at Festival Human Rights, 2021

Theme:Democration at Gusdurian Discussion, 2022

 

Education

Public Policy Master (2020-2022)

Alfattah Religious Boarding School (1990-1994)

AlMunawwir Religious Boarding School (1994-1999)

 

 

Organization

Advocacy Division at Muslimat NU Demak (biggest religious organization in Indonesia), 2021-2025

Activist at Gusdurian (Tolerance & Interfaith Community) (2021-now)

Head of Annisa (Religious Women Organization) Technique Faculty Diponegoro University (1995-1999)

Head of Annisa (Religious Women Organization) Architecture Diponegoro University (1994-1999)

Head of Annisa (Religious Women Organization) Senior High School (1991-1994)

SOCIAL MEDIA:


https://facebook.com/ummihasfa

https://twitter.com/ummihasfa

https://instagram.com/diannafi

https://youtube.com/ummihasfa

https://linkedin.com/in/nafidian

https://pinterest.com/diannafiDN

Email : diannafihasfa@gmail.com

BLOGS:






ACADEMIC ADDRESS

ID Scopus         : https://www.scopus.com/authid/detail.uri?authorId=57223292593 
Google Scholar : http://scholar.google.com/citations?user=ce5u5mAAAAAJ&hl=id
Researchgate : https://www.researchgate.net/profile/Dian_Nafi2
Orcid : https://orcid.org/0000-0002-2714-9775
ID Shinta         : https://sinta.kemdikbud.go.id/authors/profile/6699291

Post Top Ad