Short Story (Sequel from The Young Man and The Old City)
Short Story (Sequel from The Young Man and The Old City)
agak menakjubkan kalau nemu satu orang yang meski telah bertahun-tahun gak ketemu, tapi tiap ketemu gak sengaja karena event selalu membuahkan cerpen-cerpen baru *kompilasinya bisa jadi satu buku lagi *serial *sequel dari the young man and the old city
kamu tidak pernah punya fotonya satu pun, tapi wajah dan senyumnya selalu terpampang jelas di benakmu.
Deg-degan. Then finally finding his smile, sooner than i thought before.
Lho kan dadi jerawaten. Marai ketemu owg.
Anak muda ini memang deh. Dan sekarang aku diawasi kakaknya krn tadi kami ketahuan saling melambaikan tangan: Aneh banget. Kenapa kalau ketemu malah kangen Dan sekarang saling curi pandang Demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, kucoba pejamkan mata saja. tapi yang ada di pelupuk mata yg terpejam justru wajahnya yg tersenyum. Jadi sekarang balik melek, tapi nunduk dalam-dalam. *kenapa juga dudukku sejurus dg pintu shg memungkinkan scene ini terjadi Anehnya pas barusan mengangkat kepala dan melirik ke arah dia berdiri tadi, berharap dia masih di sana. Ya nggak mungkin lah dia akan berdiri di situ terus. Eh barusan mikir gini, anaknya terlihat berlari2an di seberang. Dus berarti dia masih di situ. *buru2 nunduk lagi Dan sekarang matamu mencari-cari lagi sosoknya. Berharap kalian saling bercakap-cakap lagi meski hanya lewat tatapan dan pandangan mata saja, dari arah kejauhan. Gini lho rasa lagunya dewi yul dan broery marantika sekarang anak kecilnya yang ganteng berdiri di tempatnya berdiri tadi. Menyandarkan kepalanya di pagar masjid, memandangiku dari kejauhan. Dengan sorot mata jenakanya yg seperti mata ibunya yang seperti mataku. Dia berlari ke arah dalam ruangan masjid begitu iqomat terdengar. Dan barusan iparnya memandangiku, curiga kenapa aku terus mengawasi pintu But then saved by my conversation with his nephew about their studies and upcoming final assignment. So glad he's back with another costum. Oh gosh, my aunty tease me and him when we walk in front of him. We laugh, three of us. Then she talk about our past - how i just left him for arranged marriage by my parents. We pass a home at corner of the gang. Then i just realize that he buy a home near my grandma's home. A home that i and he dreamed of when we were still together. He manifest what we dream of, event I have left him suddenly and not in manner. He actually sent me some messages through whatsapp. I know he miss me sometimes or sonething like that. But i answer it by wise messages. Be good, jangan bosan untuk menjadi anak baik. I block him from any other opportunities. For our own goodness and integrity. Just now he offer to bring some of the family to the reception tomorrow. Should i join his car or avoid him by riding another car? Finally i choose another car than his car My aunty curiously ask me which car I join at morning event. Coz she heard about his offering. (She come in 2nd session so she's not with us) I explain that I know he bring his car but I choose to join my brother's car. My aunty laugh widely. (Between proud of her niece and reflect on her styory life). the paradoxical part is that my aunt once cheated on her husband, who was back with his ex. I can feel her trauma and her parriality to the wife. So even i know my aunt love me much, i should have empathy with any wives. I've experienced by myself Kenapa aku buru2 pulang Avoid total damage? Biar bikin kangen? Gabungan keduanya? My aunty texted me when i am on bus way home. Tuh dicariin tuh So awkward when his nephew whom we take care of when he was still baby,call me 'mbak' rather than 'tante' right now. Just like his uncle call me in that past. We carry that baby alternately while we walk around kampung early morning. His mom keep eye on us with her sincere smile His nephew's age right now is the same age when the uncle was with me. Wow, i can see the pattern as used to be. 24 is my fave. So weird when i almost 50, still 24 have something to pay attention. Gimana sih kalau lihat istri mantan mirip banget wajah dan gesturnya dg kita Seneng? Sedih? Campur aduk? Ditambah baru nyadar kalau suami kita sebenarnya ternyata mirip banget dengan mantan kita Suddenly this morning we met. I walk pass by his house when he prepare his car in garage. Coz i need handbag, so i stop by and borrow it. He try to bring a bag but not suitable with the event. So the neighbour-who know what i mean-try to explain it. When i make a call with my sis his wife come down from the house bringing two handbags. She shocked when realizing that it is me. As usual she kiss my backhand with respect (such as i am the first wife:D), then ask me to choose between two handbags. She ask me to take it than return it. What should i do Take it? Return it after the event? Finally I take it coz she insist. Segitu baiknya istrinya, jadi gak mungkin aku bikin luka di hatinya ya kan. *noted.
Nih dia info novel yang sebelumnya ya.
Film Favorit Dian Nafi
Sebagai seorang hybrid writerpreneur, menonton film bagi dian nafi tentu saja merupakan sunnah kalau tidak bisa dikatakam sebagai wajib sih. Hehe. Kalau ada film film baru yang bagus, baik itu produksi luar negeri maupun dalam negeri, aku berusaha menontonnya. Apakah itu menonton di bioskop atau di tempat lain. Baik sendirian, sama anak-anak ataupun kawan-kawan. Lebih senamg lagi kalau pas dapat tugas liputan atau promo film. Karena selain gratisan nontonnya, juga dapat uang kompensasi untuk liputannya. Eaaaa.
Ngomomgin soal film favorit, ada banyak banget lah. Kalau yang akhir akhir ini aku suka film Mencuri Raden Saleh. Bukan karena itu produksinya visinema angga sasongko yanh notabene anak perudahaannya pak Gita Wirjawan yang adalah dosen dan idolaku ya. Tapi memang beneran filmnya bagus banget. Baik dari segi sinematografi alur cerita yang tak biasa, penuh twist dan permainan akting bintang bintang mudanya yang ciamik.
Kalau film luar negeri tentu saja aku suka produksi marvel. Superhero films ini adalah menu wajib yang harus kutonton karena menuruti keinginan anak anak remajaku yang juga penasaran. FOMO fear of missing out alias gak mau ketinggalan tadinya yang menjadi motivasi awal. Tapi setelah beberapa kali nonton spiderman, batman, dan lain lain termasuk endgame, lama-lama nyandu juga. Sadar bahwa film filmnya memang yahud.
By the way anyway busway, aku sebenarnya punya film favorit dari dulu sampai sekarang yang kalau nonton masih suka nangis gregetan. Macam kuch kuch hota hai, kabhi kushi kabhi gam, dan film film shakhrukh khan lainnya. Maklum, ngefans berat hehe.
Film film lain yang mungkin tidak viral atau populer tapi aku suka, ada juga. Biasanya karena direkomendasikan oleh teman, saudara atau kenalan dan kolega.
Masih kepikiran lho sampai sekarang. Kapan ya kira-kira cerita novel atau cerpenku juga difilmkan. Eaaaaa.
Aamiin ya Allah. Ya robbal alamiin.
Kalau kamu, apa film favoritmu?
Suka Drakor atau Nggak?
Ini pertanyaan yang sungguh sulit.
Masalahnya adalah bukan suka atau tidak suka. Tapi tidak sempat.
Beneran!
Karena suatu kali saat aku sedang berada dalam barisan panjang antrian untuk mengurus perpanjangan surat ijin mengemudi, alias sim, aku terpaku melihat drama korea yang ditayangkan di televisi ruangan kantor polres itu.
Lah ternyata drama korea menarik banget ya. Seru. Pemain pemainnya sangat natural, tidak tampak sedang acting, dan kostum serta setting lokasi juga vibe nya so believable.
Pantesan aja banyak yang suka dengan drama korea. Dua adik perempuanku itu juga fans berat drama korea. Kalau mereka bertemu dan ngobrolin drama korea, pasti seru banget.
Pernah beberapa kali aku mendapati adikku tengah menangis gero gero dan dlewer dlewer di ruang tengah rumah kami, karena dia lagi nonton drama korea.
Trus pertanyaannya kok sampai gak sempat nonton drama korea ki lho ngapain aja?
Ya banyak yang dikerjakan.
Trus pertanyaan berikutnya mungkin adalah tapi kok kalau ada film barat atau film indonesia yamg bagus, dibela belain dan disempat sempati pergi ke bioskop?
Lah ya iya, karena kadang ada kebutuhan untuk merefresh dan menggali kepiawaian telling story nya para film maker tersebut. Atau juga karena ingin keep in touch dengan para pembuat ataupun pemain filmnya. Karena setelah nonton bisa mention mention atau nge tag nge tag.
Sebabnya mungkin dari kecil memang aku sukanya film barat dan film india malahan. Drama korea ini datang kan belakangan pas aku sudah tua ini. Eaaaa.
Eh pernah juga ding aku nonton drama korea yang bikin aku nangis parah, berlinang air mata, sampai kepalaku pusing. Mungkin juga ini salH satu aspek kenapa tanpa sadar aku tidak begitu nonton drama korea. Khawatir nangis nangis lagi yang sampai bikin pening kepala. Mungkin lho yaaa.
Oh ya satu lagi, mungkin aku khawatir bakal kecanduan drama korea kayak yang teman-teman ceritakan di media sosial. Kecanduan yang bisa merampas waktu lain padahal sudah ada alokasi tugasnya, kan ya berabe. Ya kan
Btw aku mau deh coba nonton drama korea lagi. Sini sini kasih judul judul drama korea rekomendasimu

cara membaca fiksi, Pasrah. Menebak ending tidak termasuk.
Ada yg caranya sama, ada yg beda, dan ndak masalah. Karena kita mencari hal2 yg beda dr aktivitas membaca. Dan semuanya benar
Kadang, membaca fiksi perlu pasrah. Sama kek dunia nyata, ndak semua hal dalam dunia fiksi harus, perlu, dan bisa dimengerti. Kita boleh dan bisa ndak ngerti. Yang perlu cuma dilewati, dibaca.
Sering, baru belakangan kita bisa ngerti apa maksudnya. Atau, tidak.

Prolog dan Epilog
Prolog dan Epilog. Perlu nggak, sih?
Jawaban singkatnya: TIDAK
Sering banget, kan, nemu cerita pake prolog dan epilog? Di Indonesia, banyak banget fiksi yg pake prolog dan epilog.
Pertanyaan pertama: Kenapa nggak langsung Bab Satu?
sebagian (besar?) penulis baru mulai nulis dari prolognya. True? Saya sering nemu naskah2 baru di online yang pas sy buka isinya cuma prolog. Pertanyaan saya: Bagaimana bisa beliau nulis prolog kalau naskah utamanya belum ada?
Memang bnyk fiksi yg pake prolog/epilog, tapi kalau kita bikin prolog/epilog CUMA dengan alasan: Penulis lain melakukannya, kita sudah bikin KESALAHAN BESAR. Apalagi klo alasannya biar keren. Lebih salah lagi. Karena, asas dasarnya adalah Novel TIDAK PERLU pakai prolog/epilog.
prolognya selesai ditulis paling akhir. Awalnya, novel ini tidak pake prolog. Kita baru bisa tahu apakah butuh prolog/epilog KALAU naskah novelnya SUDAH SELESAI. Atau, kita sudah memiliki outline yg sangat ketat dan nggak akan berubah.
Jadi, sebenarnya nggak masuk akal ada naskah belum selesai (bahkan belum mulai!) tapi udah ada prolognya. Why? Karena eh karena (sebenarnya) PROLOG TIDAK BERHUBUNGAN sama cerita. Catat: Prolog dan Epilog BUKAN BAGIAN dr cerita dlm novel.
Prolog dan epilog HARUSNYA mirip kek kata pengantar/sambutan. Kalopun gak dibaca, nggak kenapa2. Alias: sebenarnya, klo pun DIHAPUS nggak ada (dan gak boleh ada) masalah.
Jadi, apa itu Prolog/Epilog? Prolog/epilog adalah (sesederhana) informasi tambahan DI LUAR cerita inti yang penulis pengen diketahui sama pembaca. Makanya, kalo cerita blm selesai, sbnrnya gak mungkin kita bisa nulis prolog (kecuali penulisnya nggak tau prolog itu apa).
Bagaimana kita bisa nulis kisah di luar cerita kalau cerita yang DI DALAM aja belum selesai? Nggak masuk akal, kan? Kalau sampe isi prolog/epilog ada hubungan sama ceritanya, ngapain ditaro situ? Masukin aja ke Bab Satu (atau bab mana pun). Buat apa ada prolog/epilog?
Ya begitu itu. Prolog/epilog-nya gak ada hubungan sama ceritanya. Isi Prolognya, bisa bukan kejadian yg menimpa tokoh, itu kejadian lain di luar tokoh
Pun epilognya.
Kalaupun keduanya tidak dibaca, tidak ada masalah. Gitu.
sumber wisnucuit

Kalau masalah dalam novel kita adalah Kue Apem. Mulailah dari kue apem. Jgn mulai dg matahari bersinar cerah, burung2 berkicau dan alam gemah ripah loh jinawi dan tokoh kita gegoleran di tempat tidur. Straight to the point. Mau cerita apa? Mulai dr sana.

Terkait protagonis yg sedang membuka cerita, keinginan itu perlu dibuat terkait dg keinginan INTI-nya.
TIDAK PERNAH ngurusin karakter sebelum 3 unsur intrinsik lain (POV, plot, dan setting) BERES.
Karakter adalah hasil rumusan 3 unsur intrinsik lain. Ini Prinsip Keterbalikan.
Kalau mau cepet belajar nulis fiksi, langkah pertamanya BUKAN belajar nulis atau mulai nulis. TAPI, menebak isi kepala penulis2 sebelum kita.
Klo kita tau pola2 berpikir banyak penulis sblm kita, kita bisa tahu apa yg sbnrnya harus dipelajari.



Selamat hari anak nasional!
Yuk perbanyak bacaan untuk anak-anak kita!
Berikut beberapa buku cerita anak karya dian nafi
(Dian Nafi Series: Children Books)
Cerita Anak Kue Ibu
Kue Ibu adalah kumpulan cerita anak. Sebagiannya memenangkan lomba dan kompetisi menulis cerita anak.
Agar anak memiliki karakter anti korupsi sejak dini. Bukunya bisa didownload di web KPK
ABK juga punya rasa
ABK (Anak berkebutuhan khusus)


Kunci mengendalikan anak dengan ADHD

Novel GUS: anak pelanjut estafet kepesantrenan




Novel Banu: anak pewaris trah pesantren

Banu, sebagai anak sulung, dia sangat diharapkan dapat meneruskan tongkat estafet pimpinan pesantren yang diasuh orang tuanya. Pesantren itu memang belum begitu besar karena belum lama dirintis. Apalagi sepeninggal ayahnya, hanya Iqom, sang ibu yang berjuang sendirian mengembangkan pesantren. Namun, kenyataan bahwa dia berasal dari keluarga trah pesantren, mau tidak mau harus siap mengemban tanggung jawab itu. Sesuatu yang dipersiapkan dengan matang oleh Iqom.
Bagi Iqom, untuk menyukseskan misinya, dia harus menjodohkan Banu dengan Ruania, gadis hafizhah yang masih trah pesantren juga. Tetapi, niatan suci itu ternyata mendapat penolakan keras dari Banu. Dengan berbagai dalih anak zaman now, dia menentang perjodohan itu. Bahkan, dia tidak mau pulang ke rumah pada saat acara pertunangannya dengan si gadis. Lebih-lebih, kini ada Nadia yang selalu mengisi hari-harinya selama kuliah di Jogja.
Jika demikian yang terjadi, lantas bagaimana kelanjutan pesantren yang dikelola sang ibu? Akankah hati Banu melunak untuk menerima pertunangannya dengan Ruania? Lalu, bagaimana pula hari-hari Banu setelah terusir dari pesantren?
Bahasa hati, hanya bisa dimengerti oleh hati. Temukan jawabannya dalam novel ini.
Buku 22 hari bercerita
seri 1 dan seri 2.
Ada dua cerpen anak yang kutulis di sana. Tentang kesadaran gender dan tentang kejujuran.

Sudah lama kepikiran pengen bikin buku cerita anak terkait dengan Demak. Tapi belum kesampaian. Mudah-mudahan kapan-kapan tercapai mimpinya.
Mohon doa yaaa.
Suwun