improving writerpreneurship

Post Top Ad

Tampilkan postingan dengan label children. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label children. Tampilkan semua postingan
Juli 24, 2020

Dian Nafi Series: Children Books

by , in
Dian Nafi Series: Children Books

Anak, Menara, Blok Bangunan, Blok
Selamat hari anak nasional! 
Yuk perbanyak bacaan untuk anak-anak kita!

Berikut beberapa buku cerita anak karya dian nafi 
(Dian Nafi Series: Children Books)


Cerita Anak Kue Ibu

Kue Ibu adalah kumpulan cerita anak. Sebagiannya memenangkan lomba dan kompetisi menulis cerita anak.


Tunas Integritas.
Buku anak yang kutulis bareng teman-teman penulis cerita anak bersama Komisi Pemberantasan Korupsi alias KPK RI
Agar anak memiliki karakter anti korupsi sejak dini. Bukunya bisa didownload di web KPK

Gambar

ABK juga punya rasa

ABK (Anak berkebutuhan khusus)


Cermin Cahaya.
Cermin Cahaya
Kumpulan cerita anak pemenang lomba balai bahasa Jawa Tengah

Kunci mengendalikan anak dengan ADHD

Foto Produk BUKU KUNCI MENGENDALIKAN ANAK DENGAN ADHD dari Jogja Kita Store


Novel GUS: anak pelanjut estafet kepesantrenan

Buku Digital Gus oleh Dian Nafi

Mafazi, Gus di sebuah pesantren yang digadang-gadang sebagai calon pemimpin pesantren, sama sekali tidak berambisi untuk memegang tampuk kepemimpinan. Ia sebisa mungkin berupaya untuk tak sering-sering berada di pesantren dan menggunakan waktu kuliahnya sebagai alasan untuk melarikan diri. Sama sekali tak pernah ia bayangkan, tiba-tiba Umminya sakit dan meninggal. Lalu Mafazi dihadapkan pada pilihan yang tak ia sukai; mau tidak mau ia harus bertanggung jawab atas posisinya sebagai anak laki-laki satu-satunya. Satu per satu, masalah datang menghampirinya; Abahnya yang menikah lagi serta datangnya seorang putra dari istri Abahnya yang bisa mengancam kedudukannya sebagai pangeran di pesantren itu. Mafazi pun cemburu, apalagi ternyata Harun, putra tiri Abahnya itu tak hanya cakap tetapi juga memiliki pengetahuan agama yang mumpuni dan berpotensi menjadi pesaingnya sebagai putra mahkota dan pesaing dalam memperebutkan hati seorang gadis.


Pantang menyerah asih asuh ABK (anak berkebutuhan khusus)
Foto Produk Buku Pantang Menyerah Mengasuh Asih Anak Berkebutuhan Khusus dari Relasi Buku Yogyakarta





Anakku Terhebat
Buku Anakku Terhebat



Buku Balita Hebat

kutulis bareng bu Pipiet Senja dkk


Balita Hebat


Novel Banu: anak pewaris trah pesantren

Banu: Tema Unik Trah Pesantren – Delina Books
Banu, sebagai anak sulung, dia sangat diharapkan dapat meneruskan tongkat estafet pimpinan pesantren yang diasuh orang tuanya. Pesantren itu memang belum begitu besar karena belum lama dirintis. Apalagi sepeninggal ayahnya, hanya Iqom, sang ibu yang berjuang sendirian mengembangkan pesantren. Namun, kenyataan bahwa dia berasal dari keluarga trah pesantren, mau tidak mau harus siap mengemban tanggung jawab itu. Sesuatu yang dipersiapkan dengan matang oleh Iqom.

Bagi Iqom, untuk menyukseskan misinya, dia harus menjodohkan Banu dengan Ruania, gadis hafizhah yang masih trah pesantren juga. Tetapi, niatan suci itu ternyata mendapat penolakan keras dari Banu. Dengan berbagai dalih anak zaman now, dia menentang perjodohan itu. Bahkan, dia tidak mau pulang ke rumah pada saat acara pertunangannya dengan si gadis. Lebih-lebih, kini ada Nadia yang selalu mengisi hari-harinya selama kuliah di Jogja.

Jika demikian yang terjadi, lantas bagaimana kelanjutan pesantren yang dikelola sang ibu? Akankah hati Banu melunak untuk menerima pertunangannya dengan Ruania? Lalu, bagaimana pula hari-hari Banu setelah terusir dari pesantren?

Bahasa hati, hanya bisa dimengerti oleh hati. Temukan jawabannya dalam novel ini.



Buku 22 hari bercerita

seri 1 dan seri 2.

Ada dua cerpen anak yang kutulis di sana. Tentang kesadaran gender dan tentang kejujuran.







Sudah lama kepikiran pengen bikin buku cerita anak terkait dengan Demak. Tapi belum kesampaian. Mudah-mudahan kapan-kapan tercapai mimpinya.
Mohon doa yaaa.
Suwun
Agustus 24, 2016

Workshop Parenting And Education

by , in

Workshop Parenting And Education



Bertempat di Aula Pertemuan Gedung Kampus Universitas Semarang aka UNNES yang baru di daerah Sampangan Semarang, workshop parenting and education digelar beberapa waktu lalu.

Pembicaranya antara lain ibu Ratna Megawangi istri Bapak Menteri Sofyan Djalil, yang sekaligus menjadi keynote speaker dalam acara yang dihadiri ratusan orang ini, bahkan sampai seribu orang lebih.





Pelatihan selama tiga hari ini terdiri atas beberapa sesi. Kesemua temanya menarik dan sangat bermanfaat. Beberapa hal mungkin sudah pernah atau seringkali kita dengar, namun penegasan juga beberapa praktik langsung menjadikannya tetap bermanfaat dan mudah-mudahan berdaya guna.

However, ada beberapa PR alias pekerjaan rumah yang langsung tercatat dalam kepala, antara lain supaya menemukan beberapa musik yang bisa membantu kita mengulangi sesi fokus ke jantung ini di rumah atau tempat kita masing-masing.

Karena dengan jiwa yang sehat yang memperhatikan daya kerja dan fungsi otak serta jantung, akan menjadikan kita juga menjadi orang tua dan pendidik yang sehat dalam tugas pengasuhan dan pendidikan anak-anak kita.

Berikut beberapa catatan pentingnya.
Agar anak-anak  tidak hanya tahu tapi juga melakukan, ajarkan dg strategi.agar praktik dg spontan, rasanya hidup. Mk perlu Teknik pengaliran pilar karakter

Berkarakter berarti cinta kebaikan, bermanfaat/memberi nilai tambah, memimpin/berinisiatif melakukan kebaikan.
 
Hal yg sederhana, suatu kebaikan kecil bisa menghasilkan kebaikan yg menular, terus menerus. Sejatinya kita kembali yg akan menerimanya
 
Kuncinya ciptakan suasana senang, bahagia, shg apapun yg disampaikan akan diterima dg baik.
 
Orang tua dan Guru serta pendidik berkarakter berarti  mengajar dg CINTA,penuh ksh syg,beri perhatian, empati, slalu perbaiki diri,mnj kesempurnaan karakter,sabar,ikhlas,kreatif
Siap mjd MODEL bagi anak didik
 
9 pilar karakter:cinta Tuhan&ciptaanNya,mandiri disiplin tg jwb,jujur amanah bijak,hormat santun pendengar yg baik,deemawan suka menolong.. dll
 
Pengaliran karakter/moral: mengetahui(makna&alasan)> merasakan > melakukan > penegasan > tahu dst (recycling) alias diulangi lagi prosesnya dari awal, begitu seterusnya. 



Maret 31, 2016

PERAHU BLARAK UNTUK KELILING DUNIA

by , in
PERAHU BLARAK UNTUK KELILING DUNIA


            
Di samping rumahku ada sepetak halaman yang menjadi tempat favoritku di masa kecil. Karena aku bisa memanjat pohon mangga dan bertengger lama-lama di sana. Di atasnya aku menggambar apa saja yang aku lihat. Orang–orang yang berjalan di alun-alun depan rumahku, atau para bocah dan pemuda yang bermain bola disana. Dari atas pohon mangga ini pula,aku kadang mengintip film yang diputar di layer tancap yang hanya diputar untuk satu musim dalam setahun sekali, di grebeg besar. Dan kebetulan lokasinya di taman parkir di sebelah rumahku.
            Di samping pohon mangga dan tanaman bunga, di sini juga ada sebuah pohon kelapa hibrida. Pohonnya tidak terlalu tinggi seperti umumnya pohon kelapa, sehingga aku bisa dengan mudah menarik dan mengambil daun kelapa maupun batang kelapanya yang sudah tua atau biasa disebut  blarak . Yang selalu aku ingat dan tak terlupakan olehku adalah bermain di atas selembar bagian batang  kelapa atau yang disebut dengan blarak. Ukurannya yang besar, panjang dan lebar, menjadikan  aku dan adikku laki-laki dapat menaikinya seolah–olah kami menaiki perahu. Ada– ada saja peran yang kami mainkan di atas ‘perahu’ tersebut. Kadang kami berperan seolah menjadi nelayan dan memancing ikan-ikan yang kami buat dari dedaunan. Kadang kala aku menggunakan blarak sendiri, dan adikku menggunakan blarak yang lain. kadangkala kami menumpang dalam satu blarak besar. Sedangkan daun kelapanya kami gunakan sebagai dayung.
Bagai bajak laut dan putri  yang diculik pernah pula kami lakoni. Senang sekali bermain pura-pura, bermain peran. Kadangkala kami seperti  pencari mutiara dengan mengumpulkan biji-biji  buah kelapa yang berwarna kuning putih cerah.
‘Hei…kita dapat banyak mutiara. Lihat!.” teriakku.
“Ayo …kita kumpulkan!” adikl laki-lakiku satu-satunya menyahut.
Kami mengumpulkan semua mutiara itu dalam wadah batok kelapa dan menghitungnya bersama-sama.
“Satu..dua..tiga..empat…”
Secara tidak sadar ternyata kami bermain tapi sambil belajar matematika. Kami mengelompokkannya sepuluh– sepuluh.  Lalu menyimpannya dalam perahu kami yang terbuat dari daun kelapa itu. Seru sekali karena kami yang masih kecil, aku  masih duduk di  TK besar  dan adikku di TK kecil, kemudian berkhayal dan bermimpi keliling dunia.
“Aku akan ke Australia,” ujarku
“Aku akan ke Amerika,” adikku tak mau kalah.
“Ke Afrika!”
“Ke Singapura!”
“Kita akan keliling dunia!”
Bahkan mimpi- mimpi kami itu sampai sekarang menjadi seloroh di antara kami. Karena jangankan keliling dunia Negara luar yang kami kunjungi baru SaudiArabia waktu kami naik haji bersama beberapatahun lalu. Subhanallah Walhamdulillah, itu saja merupakan anugerah dan karunia yang sangat kami syukuri. Namun bagaimanapun, cita-cita sekolah ataupun melakukan perjalanan keluar negeri sampai dengan keliling dunia masih merupakan impian kami.
            Masih dengan blarak yang itu, aku kadang berpose seperti seorang Cleopatra yang sedang menaiki perahu kerajaan menyusuri sungai Nil.
Kami menciptakan alur cerita drama kami sendiri dengan gaya bahasa kami sendiri.
            Kadangkala pamanku yang rumahnya dekat dengan rumah kami datang dan membuatkan kami mainan senapan  dari tangkai pohon pisang yang ada di halaman belakang rumah kami. Daun pisangnya di hilangkan sehingga tinggal tangkainya kemudian dipisau diagonal diagonal sepanjang sisinya dengan jarak tertentu. Pada waktu dikibaskan berbunyilah tangkai itu mirip dengan suara senapan. Plethak plethak ! Ramai sekali dan kami menikmati selama pembuatannya dan juga permainan perang-perangan memakai senapan buatan itu.         Lagi- lagi blarak perahu kami gunakan juga sebagai kendaraan kami dalam berperang ini. Adikku menggunakan batok kelapa sebagai penutup  kepalanya layaknya seorang pejuang kemerdekaan di tahun empat lima.
            “Dar! Duar!”
            Pamanku  mengarahkan senapannya kepada kami berdua yang beraksi di atas perahu blarak kebanggaan kami.
“Duar! Dar!” Plethak ! Plethak!
Aku dan adikku bekerjasama membalas serangan paman.
            “Awas…..perahunya bocor kena tembakan senapan!” pamanku meneriaki. Dia seolah-olah jadi tentara Belanda yang menyerang kami.
Aku dan adikku action, perahu blarak yang kami tumpangi kami gerak-gerakkan sendiri seolah oleng karena bocor.

“Awas…perahunya hampir tenggelam. Sebaiknya kita meloncat!” aku memberi aba-aba.
Adikku dan aku pura –pura meloncat ke air, yang kami buat dengan menggunakan sabut kelapa yang kami serakkan ke mana–mana di sekitar perahu blarak kami.
Sampai sekarang kami masih suka tertawa dan tersenyum geli jika mengingat ;permainan yang menyenangkan ini. Betapa  imajinasi kami berkembang liar hanya dengan benda – benda yang terbatas dan apa adanya saja.
            

Post Top Ad