Dian Nafi Sharing Writerpreneurship di Festival Literasi UIN
Dian Nafi mendapatkan kesempatan istimewa untuk berbagi tentang dunia kepenulisan di Festival Literasi Amanat di UIN Walisongo Semarang. Acara yang dipenuhi oleh para mahasiswa, penulis muda, dan pegiat literasi ini menjadi wadah bertemunya para pencinta kata untuk saling berbagi inspirasi dan pengetahuan.
Di sesi pertama, Dian memulai dengan topik "Kepenulisan sebagai Jalan Hidup". Ia menceritakan perjalanannya sebagai penulis yang dimulai sejak masih belia, tentang bagaimana ia menjadikan menulis bukan sekadar hobi tetapi juga profesi yang menghidupi. Ia berbagi tips praktis, mulai dari bagaimana menemukan ide cerita, mengatasi writer's block, hingga cara membangun disiplin menulis di tengah kesibukan sehari-hari.
Dian juga menekankan pentingnya menulis dari hati. Menurutnya, tulisan yang baik bukan hanya sekadar rangkaian kata-kata yang indah, tetapi juga pesan yang tulus dan jujur. Para peserta terlihat antusias saat Dian berbicara tentang proses kreatifnya, terutama ketika ia mengungkapkan bahwa inspirasi sering datang dari hal-hal kecil di sekitar yang sering kali terlewatkan.
Pada sesi kedua, Dian mengangkat topik "Writerpreneurship: Mengubah Kata Menjadi Rupiah". Ia mengajak para peserta untuk melihat kepenulisan dari sisi yang lebih luas, yaitu sebagai peluang bisnis. Dian menjelaskan tentang writerpreneurship—bagaimana menjadi seorang penulis yang juga mampu menjalankan bisnis dengan baik. Mulai dari menerbitkan buku secara mandiri, menjadi ghostwriter, hingga memanfaatkan platform digital untuk monetisasi karya.
Dian juga menceritakan pengalamannya membangun personal branding sebagai penulis dan pembicara, serta pentingnya konsistensi dalam menghasilkan karya berkualitas yang dapat diterima pasar. Ia berbagi strategi untuk mempromosikan diri di era digital, termasuk memanfaatkan media sosial sebagai alat untuk memperluas jangkauan pembaca.
Sesi tanya jawab pun berlangsung dengan hangat. Banyak peserta yang penasaran dengan tips sukses menjadi writerpreneur di tengah persaingan ketat. Dian menjawab dengan lugas, memberi dorongan untuk tidak mudah menyerah, dan selalu berani mencoba hal baru. Ia menyemangati para penulis muda untuk terus berkarya, karena dunia literasi selalu membutuhkan suara-suara segar dan perspektif baru.
Pengalaman berbagi di Festival Literasi Amanat menjadi momen berharga bagi Dian Nafi. Ia merasa senang dapat menginspirasi para peserta untuk menjadikan menulis sebagai lebih dari sekadar hobi, tetapi juga sebagai sarana berkarya dan berdaya. Dari semangat yang ditunjukkan para peserta, Dian yakin bahwa literasi di kalangan generasi muda masih sangat hidup dan penuh potensi.