improving writerpreneurship

Post Top Ad

Oktober 28, 2025

Menjaga Cahaya Kecil: Kisah Pelindung Anak dari Kekerasan

by , in

 


Menjaga Cahaya Kecil: Kisah Pelindung Anak dari Kekerasan

Ada cahaya yang tidak mudah padam, cahaya yang lahir dari luka, namun memilih menjadi penerang bagi luka-luka lain.
Cahaya itu bernama Hana Maulida, perempuan muda yang menolak bungkam di tengah sunyi, ketika banyak anak menjadi korban kekerasan seksual dan hanya bisa menatap langit dengan mata takut.

Hana bukan sekadar aktivis; ia adalah pendengar yang sabar, teman yang bisa dipercaya, dan jembatan antara dunia anak-anak dan dunia yang sering kali terlalu keras untuk mereka pahami.
Melalui gerakannya, “Sahabat Pelindung Anak dari Kekerasan Seksual”, Hana mengubah empati menjadi aksi, dan trauma menjadi kekuatan.

Semua berawal dari pengalaman kecil yang mengguncang hatinya.
Suatu sore di desa tempatnya tumbuh, Hana mendengar kisah seorang anak yang tak berani bercerita — tentang sentuhan yang seharusnya tidak terjadi, tentang ketakutan yang menumpuk di dada mungil.
Dari peristiwa itu, Hana tahu: diam bukan pilihan.

Ia memulai langkah sederhana. Mengunjungi sekolah-sekolah, mengajak guru dan orang tua berbicara, membuat modul pembelajaran ramah anak. Ia membangun ruang aman — tempat anak-anak bisa bercerita tanpa takut, tanpa dihakimi.
Di tangan Hana, edukasi tentang perlindungan anak menjadi sesuatu yang hidup dan hangat.
Bukan ceramah kaku, tapi dialog penuh kasih.

Ia menggunakan media kreatif: boneka tangan, permainan peran, video pendek, bahkan komik. Anak-anak belajar mengenali tubuh mereka sendiri, belajar berkata “tidak” dengan berani, dan belajar bahwa mereka berhak atas rasa aman.
Hana menanamkan kesadaran itu pelan-pelan, seperti menanam bunga di tanah yang sempat gersang.

Setiap kali ia menceritakan kisahnya, suaranya bergetar antara sedih dan tegas.
“Anak-anak itu bukan angka statistik,” katanya dalam satu wawancara. “Mereka manusia kecil yang berhak tumbuh tanpa ketakutan.”

Kalimat itu menancap dalam di pikiranku.
Karena di sekitar kita, kekerasan sering kali bukan hanya terjadi, tapi juga dibiarkan — oleh diam, oleh tabu, oleh budaya yang menutup mata.
Dan di sanalah keberanian Hana menemukan relevansinya.

Sebagai perempuan muda, ia menembus tembok sosial yang kadang begitu tebal: norma yang membuat topik tubuh dan seksualitas dianggap memalukan untuk dibicarakan, padahal di balik keheningan itu, banyak anak kehilangan masa depannya.

Hana tidak datang dengan bendera besar atau seragam organisasi; ia datang dengan hati terbuka dan keberanian untuk mendengarkan.
Ia mengajarkan kepada kita bahwa pelindung sejati tidak selalu memiliki kekuatan fisik, tapi ketulusan untuk berdiri di sisi yang benar.

Aku terdiam lama setelah membaca kisahnya.
Ada sesuatu dalam perjuangan Hana yang terasa sangat dekat — mungkin karena aku juga tumbuh di lingkungan yang kadang membungkam suara perempuan.
Aku teringat teman masa kecilku yang dulu tiba-tiba pindah sekolah, tanpa penjelasan. Belakangan baru kutahu, ia korban kekerasan, dan tidak pernah ada ruang baginya untuk bercerita.

Andai saat itu ada sosok seperti Hana, mungkin nasibnya berbeda.
Mungkin trauma tidak akan menjadi bayang-bayang panjang di hidupnya.

Refleksi itu menamparku dengan lembut: betapa pentingnya keberanian untuk peduli.
Kadang kita berpikir perlindungan anak itu urusan lembaga besar, padahal bisa dimulai dari kita — dari rumah, dari sekolah, dari percakapan sederhana yang memberi rasa aman.

Hana Maulida adalah wajah muda dari Semangat Astra untuk Indonesia — semangat yang tidak berhenti pada ide, tapi bergerak menjadi aksi nyata.
Ia adalah pengingat bahwa menjaga bangsa berarti menjaga anak-anaknya.
Bahwa masa depan tidak bisa kita bicarakan jika anak-anak masih hidup dalam ketakutan.

Dari langkah kecilnya, lahir gerakan besar: jaringan relawan, program pelatihan guru, serta kampanye kreatif di media sosial yang menjangkau ribuan orang tua.
Tapi di balik semua itu, Hana tetaplah Hana — gadis sederhana yang masih senang bermain dengan anak-anak, mendengarkan cerita mereka, dan memastikan setiap tawa mereka aman dari luka.

Dalam diam, aku menulis refleksi ini dengan rasa haru.
Bahwa kadang, dunia berubah bukan oleh orang yang paling kuat, tapi oleh mereka yang paling peduli.
Hana mengajarkanku arti keberanian yang lembut:
keberanian untuk tidak menutup mata,
keberanian untuk merawat luka orang lain tanpa kehilangan harapan.

Dan mungkin, di setiap langkah kecil kita untuk melindungi sesama,
ada bagian dari Hana yang hidup —
bagian yang percaya bahwa kasih bisa menjadi perisai paling kokoh,
bahwa cahaya bisa lahir bahkan dari luka paling dalam. 

Oktober 26, 2025

Re-Purpose: Ketika Hidup Tak Perlu Dimulai dari Awal

by , in

 Re-Purpose: Ketika Hidup Tak Perlu Dimulai dari Awal


Ada masa ketika kita merasa hidup ini perlu diubah total.
Kita lelah, kehilangan arah, merasa bahwa yang dulu kita perjuangkan tidak lagi memberi makna.
Namun, bagaimana jika sesungguhnya kita tidak perlu memulai dari awal?
Bagaimana jika kita hanya perlu memulai kembali dengan kesadaran baru?

Itulah benih pemikiran yang melahirkan buku terbaru Dian Nafi, berjudul Re-Purpose: Menemukan Ulang Arah Hidup dalam Perspektif Hybrid Paradox.
Buku ini bukan sekadar bacaan motivasi atau renungan spiritual — ia adalah peta kesadaran baru bagi siapa pun yang sedang mencari makna di tengah kontradiksi hidup modern.


💫 Hidup Bukan Tentang Mengulang, Tapi Menyadari Ulang

Sering kali kita berpikir bahwa untuk berubah, kita harus meninggalkan segalanya: pekerjaan lama, hubungan lama, bahkan diri kita yang lama.
Namun, Re-Purpose mengajak kita melihat dengan sudut pandang yang lebih lembut — bahwa perubahan sejati justru terjadi saat kita menafsir ulang apa yang sudah ada.

Dian Nafi menyebut pendekatan ini sebagai Hybrid Paradox:
suatu cara pandang yang tidak memilih salah satu sisi, tetapi memeluk keduanya.
Antara logika dan cinta, dunia dan akhirat, ambisi dan ketenangan,
semuanya bisa hidup berdampingan bila kita cukup sadar untuk menata ulang maknanya.


🧭 Re-Purpose: Jalan Pulang ke Dalam Diri

Setiap bab dalam buku ini mengalir seperti perjalanan batin.
Dimulai dari kesadaran bahwa tujuan lama mungkin telah berubah bentuk,
menuju proses menyelami ulang nilai-nilai pribadi,
hingga sampai pada tahap mengubah keseharian menjadi ritual kesadaran.

Re-Purpose bukan sekadar refleksi filosofis —
ia juga menawarkan latihan-latihan sederhana:
mendengarkan ulang diri, menemukan ritme alami, dan membuat proyek kecil bermakna besar
yang menyalakan kembali semangat hidup.

Melalui bahasa yang puitis namun jernih,
Dian Nafi mengajak pembaca untuk berdamai dengan ambiguitas,
menemukan kedamaian tanpa harus menyingkir dari dunia.
Karena, seperti tulisnya,

“Mungkin arah yang kita cari tidak di luar sana —
melainkan di dalam arus yang diam-diam sudah membawa kita pulang.”


🌙 Buku Ini untuk Siapa?

Buku Re-Purpose cocok bagi siapa saja yang:

  • Sedang berada di persimpangan hidup dan ingin menata ulang maknanya.

  • Merasa kehilangan arah, tapi tahu bahwa hidupnya tidak sepenuhnya salah.

  • Ingin hidup lebih sadar, tanpa kehilangan semangat berjuang di dunia nyata.

  • Tertarik pada spiritualitas kontemporer, mindfulness, dan filosofi keseimbangan.


📘 Tentang Penulis

Dian Nafi dikenal sebagai penulis lintas disiplin yang menulis dengan kedalaman makna dan sensitivitas spiritual.
Karya-karyanya sering memadukan kepekaan religius dengan refleksi sosial dan psikologis,
membawa pembaca menyelami hubungan antara diri, dunia, dan Yang Ilahi.

Dengan Re-Purpose, ia melanjutkan tradisi penulisan reflektifnya — kali ini dengan pesan yang sederhana namun kuat:
bahwa makna tidak perlu dicari terlalu jauh,
karena mungkin, kita hanya perlu memandang ulang hidup yang sudah kita jalani.


Re-Purpose: Menemukan Ulang Arah Hidup dalam Perspektif Hybrid Paradox
📖 Sebuah perjalanan batin menuju keseimbangan baru — antara logika dan cinta, dunia dan makna.
🌿 Tersedia segera di toko buku dan platform daring favoritmu.


link pembelian buku REPURPOSE

https://play.google.com/store/books/details?id=ePKREQAAQBAJ

http://books.google.com/books/about?id=ePKREQAAQBAJ

#RePurpose #DianNafi #HybridParadox #BukuSpiritual #MaknaHidup #SelfDiscovery

Oktober 01, 2025

Sociopreneur: Mengubah Ide Jadi Perubahan Nyata

by , in

 Sociopreneur: Mengubah Ide Jadi Perubahan Nyata




Pernahkah kamu merasa punya ide bagus tapi bingung bagaimana mewujudkannya menjadi perubahan nyata? Atau ingin membuat bisnis yang nggak cuma untung, tapi juga berdampak sosial?

Di buku barunya, Dian Nafi mengajak kita menelusuri perjalanan sociopreneur secara nyata. Dari cerita Lila yang membawa kain tradisional desa ke pasar internasional, sampai Rafi yang menciptakan platform edukasi digital untuk anak-anak di desa, semua kisah di buku ini penuh inspirasi, humor, dan pembelajaran.

Buku ini bukan hanya mengajarkan teori, tapi juga memberikan roadmap praktis: mulai dari menemukan ide, membangun model bisnis sosial, mengelola tim dan komunitas, sampai mengukur dampak dan beradaptasi dengan tantangan. Dengan gaya yang santai dan storytelling yang hidup, pembaca diajak merasakan perjalanan sociopreneur seakan ikut langsung di lapangan.

Kalau kamu ingin mengubah ide menjadi perubahan nyata sambil tetap menikmati prosesnya, buku ini wajib dibaca. Karena setiap langkah kecil dengan hati tulus, bisa menjadi gerakan besar.


Deskripsi Buku

Sociopreneur: Mengubah Ide Jadi Perubahan Nyata karya Dian Nafi mengajak pembaca untuk menjadi agen perubahan melalui bisnis sosial. Buku ini bukan sekadar teori, tapi panduan lengkap dari menemukan ide, membangun model bisnis, mengelola tim dan komunitas, hingga mengukur dampak sosial dan keberlanjutan.

Dengan gaya santai, humoris, dan penuh storytelling ala Panji Pragiwaksono, Dian Nafi menyajikan pengalaman nyata sociopreneur, studi kasus inspiratif, dan tips praktis yang bisa langsung diterapkan. Buku ini mengajarkan bahwa profit dan misi sosial bisa berjalan beriringan, inovasi tidak harus mahal, dan setiap langkah kecil yang dijalankan dengan hati bisa menciptakan perubahan besar.

Buku ini cocok untuk:

  • Calon sociopreneur yang ingin memulai perjalanan sosialnya

  • Praktisi bisnis sosial yang ingin memperluas dampak

  • Siapa saja yang ingin belajar menggabungkan kreativitas, hati, dan keberanian untuk membuat dunia lebih baik

“Setiap tindakan kecil yang kamu lakukan dengan hati tulus, bisa jadi gerakan besar yang mengubah hidup banyak orang.”

Post Top Ad