improving writerpreneurship

Post Top Ad

Maret 06, 2025

BERTAHAN DI TENGAH TETANGGA TOXIC

by , in

 BERTAHAN DI TENGAH TETANGGA TOXIC



Ketika Bertetangga Jadi Ujian Mental

Pernahkah kamu merasa hidup dalam lingkaran sosial yang melelahkan? Tetangga yang tampak ramah tapi menusuk di belakang, gosip yang menyebar lebih cepat dari berita resmi, atau drama kecil yang berubah jadi perang besar? Selamat datang di realitas bertetangga modern!

Dunia sekarang semakin paradoksal: kita tinggal berdekatan secara fisik, tetapi semakin jauh secara emosional. Kita ingin menjaga hubungan baik, tetapi juga ingin menjaga privasi. Kita ingin diterima dalam komunitas, tetapi juga tidak mau terjebak dalam drama. Inilah yang disebut Hybrid Paradox.

Kenapa Kamu Perlu Membaca Buku Ini?

"Hybrid Paradox: Bertahan di Tengah Tetangga Toxic" adalah buku yang tidak hanya membantu kamu memahami dinamika bertetangga, tetapi juga menawarkan strategi cerdas untuk bertahan tanpa kehilangan diri sendiri. Dengan perpaduan studi kasus nyata, teori psikologi & sosiologi, serta storytelling yang ringan dan mengalir, buku ini akan membimbingmu menghadapi berbagai tipe tetangga, seperti:

Si Tukang Gosip – Menghentikan rumor tanpa harus berkonfrontasi. ✅ Si Pengintai Diam-Diam – Menjaga privasi tanpa menimbulkan kecurigaan. ✅ Si Tukang Drama – Menghindari konflik yang tidak perlu. ✅ Si Tetangga Abadi – Orang yang ingin menguasai ruang sosial tapi tidak bisa dihindari. ✅ Dan masih banyak lagi!

Strategi Hybrid: Menjadi Bagian dari Masyarakat Tanpa Kehilangan Autonomi

Buku ini akan mengajarkanmu cara berbaur tanpa terseret, mempertahankan batasan tanpa terlihat arogan, serta menguasai ruang sosial tanpa harus mendominasi.

📌 Teknik 'Soft Power' dalam bertetangga.
📌 Mindset 'Zen Urbanism': tetap tenang dalam lingkungan penuh konflik.
📌 Kapan harus bertahan dan kapan saatnya pergi?
📌 Cara membangun "invisible wall" untuk melindungi diri tanpa memicu permusuhan.

Apakah Pindah Akan Menyelesaikan Masalah?

Banyak yang berpikir bahwa pindah adalah solusi dari lingkungan toxic. Tapi, apakah benar demikian? Kadang, masalahnya bukan di tempat tinggal kita, tetapi cara kita menghadapinya. Buku ini akan membantumu menganalisis apakah pindah benar-benar solusi atau justru sekadar memindahkan masalah.

Siapa yang Cocok Membaca Buku Ini?

📖 Kamu yang sering berurusan dengan tetangga menyebalkan.
📖 Kamu yang ingin menjaga keseimbangan antara kehidupan sosial dan privasi.
📖 Kamu yang bosan dengan drama sekitar dan ingin hidup lebih tenang.
📖 Kamu yang ingin menghindari konflik tanpa terlihat lemah.

"Hybrid Paradox: Bertahan di Tengah Tetangga Toxic" bukan hanya sekadar buku self-help, tapi juga refleksi bagaimana kita bisa tetap waras di lingkungan yang menuntut kita untuk selalu waspada.

💡 Jangan biarkan lingkungan sosial menguras energimu! Temukan cara bertahan dengan elegan.
📚 Beli sekarang dan mulai perjalanan menuju kehidupan bertetangga yang lebih damai!


Link untuk pembelian bukunya:

https://play.google.com/store/books/details?id=hKFMEQAAQBAJ

http://books.google.com/books/about?id=hKFMEQAAQBAJ


Maret 05, 2025

Menyusuri Jejak Mobilitas Global: Global Pathways dalam Perspektif Baru

by , in

 Menyusuri Jejak Mobilitas Global: Global Pathways dalam Perspektif Baru

Alhamdulillah buku terbaru Dian Nafi hadir di Amazon. Buku internasional pertamanya. Ditulis bareng penulis-penulis dari dua puluh dua negara.

Dian Nafi menulis pengalamannya saat belajar di Stanford (meski via zoom karena masih masa covid), untuk short course Contemplaton by Design selama beberapa minggu. 


Book Details:
📖 Global Pathways: Insights on Studying, Working, and Thriving Abroad
📅 Publication Date: February 14, 2025
🖊 Editors: Krishna Bista, Bo Zhang, Uttam Gaulee, Dawn Whitehead

This book presents a diverse collection of narratives that explore the experiences of studying and working abroad, highlighting resilience, mentorship, and cross-cultural understanding in today’s interconnected world.

This book, Global Pathways: Insights on Studying, Working, and Thriving Abroad, offers a captivating collection of stories that illuminate the challenges, triumphs, and transformative power of international experiences. Each chapter presents a unique perspective on life abroad, from adapting to new academic environments and overcoming cultural barriers to pursuing career aspirations and forging meaningful connections across borders. These narratives highlight the importance of resilience, mentorship, and cross-cultural understanding in navigating the complexities of a globalized world.


Available at Amazon
https://www.amazon.com/dp/B0DXL6QMKB

Joy reading!
#internasional #book #newbook #DNbook


  1. September 11 in the West Bank – 1
  2. From Burdens to Privileges: Assisting H-1B Applicants in Higher Education – 5
  3. From Kitchen Sink to Lecture Hall – 10
  4. A Journey of Resilience and Growth – 14
  5. Journaling Throughout Panama – 18
  6. Transforming Journeys: How PhD Internships Can Shape International Students’ Careers – 24
  7. My Tribute to Panama – 28
  8. Memorable Cross-Cultural Experiences: Contemplation by Design at Stanford – 32
  9. The Black Guy in a Red T-Shirt – 36
  10. A Reflection on Learning and Teaching in Global Environments – 40
  11. Journey to a Neighboring Country: Embracing Change & Discovering Self – 48
  12. A Nigerian Academic’s Study Experience in Sri Lanka – 53
  13. Living, Teaching, and Studying in Spaces Between Cultures – 57
  14. Ghostly Encounters: Reflections of Culturally Responsive Teaching in Thailand – 61
  15. An International Introvert’s Networking Journey into Professional Communities – 65
  16. Adapting and Thriving: Career Development of International Graduate Students in the U.S. – 73
  17. My Time to Shine: Navigating the Murky Waters as an International Student – 80
  18. Warm or Cold Enough? – 85
  19. Virtual Mobility as an Effective Means of Cultural Exchange – 94
  20. Trekking Taiwan’s Hot Springs at 40 – 98
  21. My Ghanaian Adventure – 103
  22. Third Time’s a Charm: A Global Job Search after My Doctoral Study – 107
Februari 25, 2025

Hybrid Paradox: Menemukan Kebaruan dalam Penulisan

by , in

Hybrid Paradox: Menemukan Kebaruan dalam Penulisan



Menulis adalah seni yang terus berkembang. Setiap generasi memiliki tantangan dan peluangnya sendiri dalam menciptakan sesuatu yang segar dan bermakna. Namun, di era di mana hampir setiap ide terasa sudah pernah ditulis, bagaimana kita bisa tetap menghasilkan karya yang baru dan orisinal? Inilah pertanyaan yang coba dijawab dalam buku Hybrid Paradox: Menemukan Kebaruan dalam Penulisan.

Apa Itu Hybrid Paradox?

Dalam dunia penulisan, kita sering kali dihadapkan pada dilema: antara mengikuti aturan atau melanggarnya, antara tradisi atau inovasi, antara yang realistis atau yang fantastis. Hybrid Paradox adalah pendekatan yang mengajak kita untuk tidak memilih salah satu, tetapi justru memanfaatkan ketegangan di antara dua kutub tersebut untuk menciptakan sesuatu yang unik.

Buku ini mengeksplorasi bagaimana penulis dapat memadukan berbagai genre, gaya, dan perspektif yang tampaknya bertentangan untuk menciptakan kebaruan. Bukan hanya sekadar menggabungkan dua elemen berbeda, tetapi bagaimana menemukan harmoni dalam kontradiksi sehingga menghasilkan sesuatu yang benar-benar segar dan menarik.

Mengapa Pendekatan Ini Relevan?

Dalam dunia yang serba cepat ini, pembaca mencari pengalaman baru dalam membaca. Mereka menginginkan kisah yang tidak hanya menghibur tetapi juga menggugah pikiran. Dengan Hybrid Paradox, penulis dapat:

  • Menghasilkan struktur narasi yang tidak biasa tetapi tetap kohesif.
  • Menciptakan karakter yang kompleks dan multidimensi.
  • Mengembangkan tema yang kaya dengan sudut pandang yang beragam.

Pendekatan ini memungkinkan kita untuk bereksperimen dan keluar dari batasan-batasan konvensional, menjadikan karya kita lebih berani dan berdampak.

Belajar dari Karya-Karya Besar

Beberapa karya sastra terbaik sepanjang sejarah telah mengadopsi prinsip Hybrid Paradox tanpa kita sadari. Misalnya, Gabriel García Márquez dengan One Hundred Years of Solitude yang menggabungkan realisme dan magis dalam satu narasi yang epik. Atau Haruki Murakami, yang menyatukan kehidupan sehari-hari dengan elemen-elemen surealis dalam novelnya.

Buku ini akan membahas berbagai studi kasus dari karya-karya terkenal dan bagaimana kita bisa menerapkan teknik serupa dalam tulisan kita sendiri.

Langkah Praktis untuk Memulai

Bagi kamu yang ingin mulai menulis dengan pendekatan ini, Hybrid Paradox menawarkan serangkaian latihan dan strategi:

  • Eksplorasi ide bertentangan: Ambil dua konsep yang berbeda dan coba padukan dalam satu cerita.
  • Eksperimen dengan struktur: Jangan terpaku pada pola tradisional, cobalah alur non-linear atau multi-perspektif.
  • Jangan takut bermain dengan bahasa: Gunakan gaya yang unik dan eksploratif, tanpa kehilangan esensi cerita.

Siap Menulis Sesuatu yang Baru?

Jika kamu merasa terjebak dalam pola menulis yang monoton, Hybrid Paradox adalah kunci untuk membuka kemungkinan baru. Dengan memahami cara mengelola kontradiksi dan menyatukan elemen-elemen yang berbeda, kamu dapat menciptakan tulisan yang tidak hanya orisinal tetapi juga lebih kaya secara emosional dan intelektual.

Mari menulis dengan cara yang lebih segar dan berani! 🚀📖


Cek link bukunya di google play book

https://play.google.com/store/books/details?id=vDZJEQAAQBAJ

ada juga di  google book

http://books.google.com/books/about?id=vDZJEQAAQBAJ


Februari 24, 2025

PERJALANAN NGEBLOGKU, DARI CORE TANPA PETA KE GALAKSI DIGITAL

by , in

PERJALANAN NGEBLOGKU, DARI CORE TANPA PETA KE GALAKSI DIGITAL

Jika ada satu hal yang membuatku percaya bahwa menulis bisa mengubah dunia, itu adalah blog. Bukan sekadar kumpulan kata, tapi mesin waktu, portal dimensi, dan laboratorium ide yang terus berkembang.

TERJUN TANPA PETA, MENEMUKAN LAUTAN DIGITAL

Awalnya, ngeblog cuma iseng. Aku tak punya roadmap, tak ada blueprint. Hanya ada dorongan batin untuk menulis, berbagi, dan mencari ruang ekspresi. Maka lahirlah blog pertamaku:

dian-nafi.com – pusat segala pemikiran, opini, dan eksplorasi ide.

Tapi, satu blog tak cukup. Seiring waktu, aku sadar bahwa dunia digital tak terbatas, dan aku ingin menjelajah lebih jauh. Maka lahirlah kerajaan blogku:

🔹 writravelicious.com – perpaduan antara tulisan, perjalanan, dan pengalaman unik yang tak terlupakan.
🔹 hybridwriterpreneur.com – ruang bagi para penulis yang ingin menyeimbangkan kreativitas dan bisnis.
🔹 hasfa.co.id – rumah kebaruan, literasi, dan bisnis kreatif.
🔹 demagz.web.id – media digital yang membahas tren, kreativitas, dan gagasan masa depan.

BLOGGING LEVEL UP, TEKNOLOGI SEBAGAI BOOSTER

Saat aku mulai serius ngeblog, dunia digital ikut berkembang pesat. Aku belajar tentang SEO, personal branding, content marketing, dan monetisasi. Blog yang awalnya hanya tempat berbagi, kini menjadi platform profesional.

Lalu, bagaimana aku tetap produktif? Teknologi adalah jawabannya.
ASUS, yang sejak lama sudah mendukung komunitas blogger Indonesia, jadi bagian penting dalam perjalananku. Event ASUS seperti workshop, gathering, dan launching produk selalu memberikan insight baru dan inspirasi.

Dengan ASUS ZenBook Series, aku bisa menulis kapan saja, di mana saja, tanpa takut laptop lemot atau kehabisan daya saat ide sedang deras mengalir. Kalau kamu ingin tahu lebih lanjut tentang laptop ini, cek di ASUS ZenBook Series.

DARI BLOG KE GALAKSI KONTEN

Blogging telah berevolusi. Aku tak hanya menulis artikel, tapi juga merambah e-book, video, podcast, dan kelas online. Aku mulai memahami bahwa blogging bukan sekadar platform, tapi sebuah ekosistem.

Sekarang, blog-blogku bukan hanya milikku. Mereka adalah jembatan yang menghubungkan banyak orang dengan ide-ide baru, peluang bisnis, dan inspirasi tanpa batas.

LESSON LEARNED: BLOGGING IS A SUPERPOWER

Belasan tahun perjalanan ini memberiku banyak pelajaran:
Blogging adalah kendaraan eksplorasi. Jangan takut menulis, bereksperimen, dan berbagi.
Teknologi mempercepat perjalanan. Gunakan perangkat yang tepat untuk meningkatkan produktivitas.
Komunitas adalah bahan bakar. Bergabunglah dalam lingkaran blogger dan content creator untuk terus berkembang.
Blogging bukan hanya tentang menulis. Ini tentang dampak, keberlanjutan, dan menciptakan ekosistem.

Blog bukan sekadar kumpulan kata. Ia adalah mesin waktu, portal ide, dan galaksi digital yang terus berkembang. Dan aku tak sabar untuk melihat ke mana perjalanan ini akan membawaku selanjutnya! 🚀✨

Bagaimana denganmu? Apakah kamu siap menjelajahi galaksi blogging?



Januari 14, 2025

Belajar Public Speaking: Melawan Rasa Takut, Menemukan Suara

by , in

 


Belajar Public Speaking: Melawan Rasa Takut, Menemukan Suara

Jika Anda pernah merasa tangan berkeringat dan jantung berdegup kencang saat berdiri di depan banyak orang, Anda tidak sendiri. Saya juga pernah merasakannya. Ketakutan berbicara di depan umum adalah salah satu ketakutan terbesar yang saya hadapi. Namun, perjalanan saya belajar public speaking adalah kisah tentang melawan rasa takut dan menemukan kekuatan dalam kata-kata.

Awal yang Canggung

Saya masih ingat pertama kali diminta berbicara di depan umum. Itu adalah acara sekolah, dan saya harus memperkenalkan kelompok diskusi kami. Bibir saya gemetar, suara saya terdengar seperti bisikan yang hampir tidak bisa dipahami. Di akhir presentasi singkat itu, saya merasa lega sekaligus malu. Namun, pengalaman itu juga menyalakan rasa ingin tahu—bagaimana orang lain bisa berbicara dengan percaya diri?

Menemukan Inspirasi

Langkah pertama yang saya ambil adalah mencari inspirasi. Saya menonton pidato dari tokoh-tokoh hebat seperti Soekarno, Oprah Winfrey, dan Steve Jobs. Saya memperhatikan bagaimana mereka menyampaikan ide-ide besar dengan kekuatan suara yang seolah mampu menggerakkan dunia. Setiap kata mereka seperti memiliki nyawa. Saya mulai belajar bahwa public speaking bukan hanya tentang berbicara, tetapi tentang menghidupkan pesan yang kita bawa.

Latihan, Latihan, Latihan

Tidak ada jalan pintas untuk menjadi pembicara yang baik. Saya mulai berlatih dengan cara sederhana: berbicara di depan cermin. Meskipun pada awalnya terasa aneh, saya bisa melihat ekspresi wajah saya sendiri dan memperbaiki gerakan yang canggung. Setelah itu, saya bergabung dengan kelompok diskusi dan mulai berbicara di acara-acara kecil. Setiap kali saya berbicara, rasa takut itu masih ada, tetapi setiap kali pula, saya belajar cara mengendalikannya.

Kesalahan yang Mengajarkan

Ada satu momen yang masih saya ingat dengan jelas—ketika saya lupa poin penting dalam presentasi. Saya berdiri terdiam, otak saya seperti kosong. Rasa panik mulai merayap. Namun, dari momen itu, saya belajar pelajaran berharga: kesalahan adalah bagian dari proses. Setelah itu, saya mulai menyiapkan catatan kecil dan menyusun poin-poin penting agar tidak terjebak dalam kepanikan.

Kekuatan Berbicara dari Hati

Seiring waktu, saya menyadari bahwa kunci public speaking yang baik adalah berbicara dari hati. Orang-orang tidak hanya mendengarkan kata-kata, mereka merasakan ketulusan. Ketika saya mulai berbicara tentang pengalaman pribadi atau topik yang benar-benar saya pedulikan, saya menemukan bahwa kata-kata mengalir lebih lancar. Dan saat saya berbicara dengan hati, saya tidak hanya menyampaikan pesan—saya terhubung dengan audiens.

Berani Menjadi Rentan

Ada saat-saat di mana berbicara di depan umum terasa seperti membuka bagian terdalam dari diri saya. Menceritakan kisah pribadi atau berbicara tentang tantangan yang pernah saya hadapi adalah langkah yang paling sulit, tetapi juga yang paling kuat. Saya belajar bahwa keberanian untuk menjadi rentan justru membuat pesan saya lebih kuat. Kerapuhan itu yang membuat manusiawi, dan manusiawi itu yang membuat pesan kita lebih bermakna.

Langkah Kecil yang Mengubah Segalanya

Kini, setiap kali saya berdiri di depan audiens, saya masih merasakan sedikit gugup. Tapi gugup itu adalah tanda bahwa saya peduli dengan apa yang akan saya sampaikan. Saya menarik napas dalam-dalam, mengingatkan diri bahwa saya di sana bukan untuk sempurna, tetapi untuk berbagi. Setiap langkah kecil, setiap pengalaman, telah membawa saya ke titik ini.

Suara yang Lebih Kuat

Belajar public speaking bukan tentang menjadi pembicara paling fasih, tetapi tentang menemukan suara sejati kita sendiri. Perjalanan ini mengajarkan saya bahwa di balik setiap rasa takut, ada peluang untuk tumbuh. Dan setiap kata yang kita ucapkan, jika disampaikan dengan ketulusan, memiliki kekuatan untuk mengubah sesuatu—baik dalam diri kita sendiri maupun di hati orang lain.

Apakah Anda punya cerita tentang perjalanan belajar berbicara di depan umum? Saya senang mendengar kisah Anda. Mari berbagi, karena setiap suara layak didengar.


Belajar public speaking juga di kursus ini >> https://www.udemy.com/course/belajar-public-speaking/

Post Top Ad