Ini dia salah satu puisi Aan untuk AADC2 yang dibacakan Rangga:
Batas
Semua perihal diciptakan sebagai batas
Membelah sesuatu dari sesuatu yang lain
Hari ini membelah membatasi besok dan kemarin
Besok batas hari ini dan lusa
jalan-jalan memisahkan deretan toko dan perpustakaan kota,
bilik penjara, dan kantor wali kota, juga rumahku dan seluruh tempat di mana pernah ada kita
Bandara dan udara memisahkan New York dan Jakarta
Resah di dadamu dan rahasia yang menanti di jantung puisi dipisahkan kata
begitu pula rindu. Antara pulau dan seorang petualang yang gila
Seperti penjahat dan kebaikan dihalang ruang dan undang-undang
Seorang ayah membelah anak dari ibunya dan sebaliknya
Atau senyummu dinding di antara aku dan ketidakwarasan
Persis segelas kopi tanpa gula pejamkan mimpi dari tidur
Apa kabar hari ini?
Lihat tanda tanya itu jurang antara kebodohan dan keinginanku memilikimu sekali lagi
Aan melakukan riset panjang untuk puisi-puisinya ini dan dia bilang: Puisi-puisi Rangga di film ini lahir dari cara berpikir Rangga dan juga persoalan-persoalan yang dihadapi Rangga. Rangga begitu percaya dengan yang disebut sebagai kekuatan kata-kata dan kekuatan bahasa.
Wow ya?!
Nah, jika pada malam minggunya dia milik para hadirin premier AADC2, maka hari minggunya Aan menjadi milik kami semua yang hadir hari itu di event kampus fiksi emas. Sehingga aku dan teman-temanpun punya kesempatan untuk berfoto bersamanya setelah mendengar penuturan proses kreatif penulisan puisi-puisinya.
Terima kasih mas Aan Mansyur. Semoga lekas ketemu jodohnya ya:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar