improving writerpreneurship

Post Top Ad

No Compromises

No Compromises



Seringkali penulis itu mendapat notebook dari event-event, tapi ternyata nggak semua notebook bisa langsung memancing seseorang menuangkan sesuatu di dalamnya. Apa gerangan bedanya

Yang langsung penuh waktu itu adalah notebook dari UWRF, kertasnya empuk, desainnya unik dan bindingnya spiral jadi fleksibel, aura warna coklatnya adem

notebook dari waktu ada event di kotanya juga written out, ukuran sakunya bikin enak dibawa ke mana-mana, empuk kertasnya, nyerap pensil/pen


Yang dari sebuah market place online ini malah entah gimana langsung mancing bikin coret-coret tentang writerpreneurship dst, mungkin karena warna merahnya:D

Begitulah, bahkan sebuah akurasi, ketelitian pemilihan bahan, warna hingga bagaimana mengemasnya saja bisa berpengaruh pada bagaimana sebuah notebook akan berdampak bagi pemiliknya, apalah lagi sebuah karya. Sebuah buku atau sebuah lagu.

Karenanya kemarin dia tak jadi mengikuti kompetisi penyajian masakan sebab masukan dari pamannya begitu make sense baginya waktu itu. Buat apa ikutan kalau asal-asalan, malah jelek dan mempermalukan diri sendiri. Ah iya, benar juga.

Sama benarnya ketika beberapa fans mencolekmu via komen di instagram dan youtube. Mereka tahu kalian sedang berproses mengerjakan album kelima, dan karenanya berharap agar lagu-lagu kalian seperti dulu lagi, yang sangat berkarakter dan menampilkan vokal suaramu yang khas.

Meski beberapa lagu yang belakangan ini juga laris dan digemari, namun menurut mereka kurang meng-all out-kan apa yang sesungguhnya kalian miliki. 

They want the pearls. The golden ones.
Hal ini mengingatkan penulis itu pada salah satu pesan dari salah satu gurunya waktu itu. Jangan kompromi dalam masalah kualitas, sekali-kali jangan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad