improving writerpreneurship

Post Top Ad

Fiksi atau Non Fiksi

Fiksi atau Non Fiksi




Menulis Pengalaman Pribadi apakah perlu unsur fiksi?

Well, ini tricky krn jawaban yg paling benar sbnrnya ada di tangan penulisnya sendiri. Pertanyaannya mendasarnya: Apa bentuk yg diinginkan penulisnya? Autobiografi? Fiksi murni?

Untuk pertanyaan yg ini, saya merekomendasi membaca BELL JAR novel karya Sylvia Plath. Novel ini DIDUGA sebenarnya berisi autobiografi dr penulisnya karena mengandung kesamaan2 dg jalan hidupnya. TOH, Bell Jar TETAP dianggap FIKSI dan bukan autobiografi.

Firstly, we need to realize that fiction & nonfiction are not two box where a book being thrown in. Fiksi dan nonfiksi adalah spektrum. Bell Jar adlh FIKSI yg memiliki unsur biografikal

coontoh satu paragraf (ini sy sdg mengetik ini).
Saya duduk di hadapan televisi yang makin lama makin sombong. Dia mengoceh tentang penyakit, tentang orang-orang yang mati satu per satu, tanpa pernah mendengar siapa pun berbicara. Ia cari mati. Berikutnya, aku membunuhnya.

adegan itu saya duduk dan mematikan televisi (pengalaman beneran), tapi saya menggunakan gaya bahasa FIKSI. Gaya bahasa fiksi yg metaforikal adalah KONTRASTANDAR-nya. Kontrastandar fiksi ini dipakai dalam rangka DRAMATISASI. BOLEH ada unsur fiksi di dlm Nonfiksi dalam KADAR.

Cerita pengalaman pribadi (biografikal) memperbolehkan masuknya unsur fiksi dalam rangka mencapai standar estetis tertentu. Sebaliknya, FIKSI juga. BELL JAR adalah contoh FIKSI yg menggunakan unsur nonfiksi. Unsur biografikal milik Plath jadi kontrastandar-nya.

Penulis sendiri yg mengatur perbandingan KADAR fiksi-nonfiksi yg muncul dlm naskah tergantung TUJUAN & keinginannya. Apakah tulisan pengalaman itu biografi? Akn seberapa kental unsur imajinasi & dramatisasinya? Makin banyak imajinasi, naskah itu semakin fiksi. Met nulis.


Aturan dibuat untuk dilanggar
taken from wisnucuit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad