improving writerpreneurship

Post Top Ad

Karakter Yang Tidak Hitam Putih

Karakter Yang Tidak Hitam Putih



Bagaimana membuat tokoh yang tidak hitam putih?

Jawaban sederhana: Berhenti melihat tokoh (dan umumnya manusia) secara hitam putih. Manusia bertindak karena memiliki KEPENTINGAN-nya sendiri dan (apa pun itu) WAJAR.

Asal muasal tokoh yg terlihat hitam putih adlh penulisnya sendiri yang cenderung melihat manusia secara hitam putih. Pd dasarnya, manusia tidak bertindak berdasarkan kebaikan/keburukan. Suka/tidak, manusia bertindak dg asas kepentingan—manfaat & pengorbanan utk mndapat manfaat.

Bahkan saat manusia berbuat baik, di satu titik, bukan karena kebaikan itu sendiri, melainkan krn merasa nyaman/tenang saat melakukannya, atau paling tidak berharap bgitu. Ia ttp mndapat manfaat dr kebaikan yg ia lakukan: (walau sesimpel) Rasa nyaman. Apa hubungannya dg fiksi?

Dalam psikologi, tiap manusia selalu mencari kondisi konsonan (selaras) dan menghindar disonan (tidak selaras). Apa itu konsonan? Konsonan kurleb adalah kondisi ketika seseorang memiliki kepercayaan, nilai2, ide2, dan tindakan yang tidak saling bertentangan

Di luar nilai/kepercayaan/ide/tindakan seseorang dianggap baik/buruk secara moral masyarakat, pilihan tindakan yg bisa membuat seorang konsonan diukur dr dirinya sendiri. Ada orang yg konsonan krn mengalah, tapi ada yg malah jadi disonan (merasa harus menang). Keduanya: WAJAR.

Ketika penulis bersikap naif bhw keputusan manusia dipandu oleh prinsip2 dualisme kebaikan/keburukan, di sanalah ia mulai membangun tokoh2 hitam putih. Seakan2 satu tokoh hanya bisa berbuat/merasa baik saja atau sebaliknya berbuat/merasa buruk saja. Padahal manusia tdk begitu.

Apa sih orang baik? Apa sih orang jahat? Buat saya, orang baik adalah orang yg merasa nyaman ketika melakukan tindakan altruis. Sebaliknya, orang jahat merasa nyaman ketika melakukan tindakan egois. Pun, setiap org punya komposisi. Altruis di satu sisi, & egois di lainnya.

Jadi, sebuah tindakan yg "berkesan" jahat tidak secara langsung menunjukkan bahwa dia orang jahat, pun sebaliknya. Buat saya salah satu indikatornya adalah kemunculan rasa bersalah. Kalau seseorang merasa bersalah setelah melakukan satu tindakan jahat, maka ia sebenarnya baik.

Pun, ini masih terus relatif. Ada org yg merasa bersalah ketika mencontek di kelas, tapi tidak merasa bersalah ketika memaki2 dg kata2 kasar. Artinya: Di satu sisi dia 'baik', di sisi lain dia "jahat'. Ini yg bikin kepribadian manusia jd kompleks n gak sesederhana baik/jahat.

Orang baik juga sama kompleksnya. Ada orang yg rela mengajari temannya utk belajar sampai malam, tapi tidak rela buku catatannya dipinjam utk belajar. Titik keseimbangan tiap orang berbeda2 dan bisa berubah.

Apa yg mengubah sikap manusia? 1. Perubahan Kepentingan 2. Tekanan dari luar. Contoh: Tokoh yg suka memaki2 akan menahan diri saat orang di hadapannya membawa kepentingannya. Misal: Ia tidak mungkin memaki2 Bos krn ada kepentingan. Harganya: dia merasa tidak nyaman (disonan).

Gmn menentukan respon tokoh? Prinsip tindakan minimal ada 2: 1. Besarnya Manfaat 2. Besarnya pengorbanan utk mendapat manfaat. Kalau besar manfaat tidak sebanding dg pengorbanan, tokoh cenderung mempertahankan sikap. Kalau manfaatnya besar, dia akan mengubah strategi.

Contoh: Tokoh baik yg suka membantu orang akan menghentikan tindakannya JIKA ada persepsi ttg risiko yg mengancam hidupnya. KALAU dia tetap melakukan kebaikan itu artinya ada faktor lain dg kekuatan setara yg mendorongnya.

Contoh: Pahlawan yg pasukannya mulai habis. Pilihan: meneruskan atau menyerah. 1. Jika risiko tampak terlalu besar, dia akan menyerah. Misal: Anaknya disandera musuh. 2. Jika ada daya dorong lain, dia akan meneruskan. Misal: Orangtuanya ud dibunuh oleh musuh dan dia dendam.

Jadi, untuk membuat tokoh tidak hitam-putih tidak sesederhana melabeli tokoh dg sifat2. Melainkan: membuat skema2 pilihan respon berdasarkan situasi2 yg menimpanya, dg mempertimbangkan: Kepentingan/Tujuan Tokoh, Besar Manfaat, Besar Pengorbanan, dan prinsip2 moral PRIBADI-nya.

Tiap kejadian yg membuat tokoh mengambil sikap/keputusan sesungguhnya adalah pertaruhan. Ada yg harus dia korbankan utk sesuatu yg ingin dia dapatkan. Dalam hal ini dia akan berhadapan dengan nilai2 yg dia percaya dan tekanan dr luar dirinya.

Tugas penulis adalah membuat pertaruhan2 itu untuk tokoh2nya. Pertaruhan inilah yang terus membuat sikap tokoh atas suatu masalah berubah dan tersesuaikan dengan dorongan pribadi dan tekanan di luar dirinya. Tarik menarik ini yg membuat tokoh terasa wajar sbg manusia.

Jadi, yg disebut dg membuat tokoh yg KONSISTEN tidak sama dengan membuat tokoh selalu mengambil keputusan serupa di setiap masalah (selalu bersikap baik, atau selalu bersikap jahat). Yg harus konsisten adlh strategi tokoh utk mnyeimbangkan tekanan2 itu & mengambil keputusan.

Ada dua dorongan utama dari tiap tindakan manusia: 1. Menghindari rasa sakit 2. Mendapat kesenangan. Keduanya menentukan apa yg kelak bersedia dia korbankan. Keputusan dia terdikte oleh dua dorongan itu Tiap org memiliki ukuran sendiri ttg apa yg disebut "sakit" & "senang".

Menghindar rasa sakit & mendapat kesenangan itulah yg disebut KEPENTINGAN—yg mjadi dasar alias motif umum dr keputusan2 yg dibuat berikutnya. Btw, ini cuma sekilas. Saran saya, baca buku2 psikologi utk memahami pembentukan motif & hubungannya dg kepribadian.

Tokoh baru terlihat tidak hitam-putih (sebaliknya hitam putih) SETELAH dia berhadapan dg suatu masalah yg harus dia putuskan, memaksanya merespon. Di mana respon/keputusan tokoh bisa dilihat? Dalam PLOT dan ADEGAN

Jadi, sbnrnya dg merencanakan plot dan serangkaian adegan, kita akan mendapatkan karakterisasi dari tokoh yg kita buat. Kehitam-putih-abu2an satu tokoh sudah bisa dinilai saat kita sudah punya plot dan beberapa adegan tempat tokoh merespon masalahnya.
Selamat Menulis.


Aturan dibuat untuk dilanggar
taken from wisnucuit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad