improving writerpreneurship

Post Top Ad

Tips Menulis Novel: POV

Tips Menulis Novel: POV



TIDAK ADA POV DUA "Mitos Kau dan Kamu sbg POV" Cara Kerja POV dan Narator dlm Cerita. Ada perbedaan mendasar antara POV (Point of View) dan Pronomina (kata ganti) yang digunakan Penulis untuk Naratornya. Namun, berhubungan. Dasar dari penggunaan Kata Ganti Narator adalah POV yang digunakan oleh penulis. Gmn cara kerja POV di naskah?


Sifat dari kata "View" dalam Point Of View fiksi adalah Pars Pro Toto (sebagian mewakili seluruh). Maksudnya: Walaupun VIEW pada dasarnya adalah tentang MATA, namun dlm konteks POV, "View" mewakili CARA NARATOR menginternalisasi dan mem-persepsi kejadian dlm fiksi selaku SAKSI.

Artinya POV adalah cara pandang yang digunakan NARATOR menggunakan ALAT INDRA FIKSIONALNYA (penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman, dsb) untuk memahami dan menilai KEJADIAN FIKSIONAL yang dia saksikan untuk kemudian disampaikan ke pembaca.

Lebih jauh, artinya: POV BUKAN tentang pronomina (kata ganti) yang digunakan oleh penulis untuk naratornya, MELAINKAN totalitas cara pandang narator atas kejadian. Sampai di sini, semoga dpt dipahami bhw berikutnya sy akan mnggunakan istilah MATA sbg totalitas indrawi.

POV bekerja sebagai MATA BEBAS tanpa tubuh. Penulis meletakkan mata itu di sebuah jarak relatif dengan TOKOH(-tokoh) di dalam cerita. POV menentukan SIKAP narator. NARATOR yang memandang DIRINYA SENDIRI lewat kata ganti AKU adalah Narator AKU.

Bisakah Narator memandang dirinya sendiri lewat kata ganti DIA? BISA. Misal: Narator AKU hidup di tahun 2019. Dan menceritakan dirinya sendiri di tahun 2015 sebagai sosok DIA. Kok, bisa? Krn ada JARAK lokasi dan waktu yang dikenakan penulis antara Narator dan Tokoh.


SIKAP Narator ke cerita tergantung TEMPAT yang DIPILIH pnulis utk POVnya. Makin jauh POV dr MATA TOKOH, Narator makin objektif. Sebaliknya, makin dekat dg mata tokoh, narator makin subjektif. Ini menimbulkan konsep NARASI SAMPING (istilah sy aj)


Inilah cara kerja Narator. Pd dasarnya POV & Narator terkait struktur ruang & realitas dunia (diegesis) dlm fiksi. Pnulis mndekatkan & menjauhkan MATA BEBAS itu ke & dari tokoh2 dan SETTING. Dalam film, MATA BEBAS itu >>> KAMERA. Penonton HARUS mengikuti cerita lewat kamera.

Tanpa kamera, tidak akan pernah ada film. Tanpa NARATOR, tidak akan pernah ada naratif/cerita tertulis. Narator adalah KUNCI dari semua cerita, sehingga bidang ilmu yg membahas disebut Narratology dan bukan characterology, plotology atau settingology.

Fungsi Narator dlm fiksi tertulis serupa dengan Sinematografi dalam film. Sbgmna kamera dalam film, Narator menyusun gerak POV untuk memberi gambaran kepada pembaca ttg DUNIA FIKSI yang sedang dibangun.

Penulis mengatur jarak POV yg dibawa Narator dg cerita & karakter2 yg sdg disampaikan kepada pembaca. Jarak itu mulai dari memasukkan MATA Narator ke dalam mata salah satu tokoh sampai menerbangkan MATA BEBAS itu ke langit fiksional sehingga Narator bisa melihat SEMUA kejadian.

Contoh PELANGGARAN POV (walau, bukan berarti salah): "Aku naik motor dan debu masuk ke mata. Mataku MEMERAH." Kalimat itu seharusnya: "Aku naik motor dan debu masuk ke mata. Mataku PERIH"; atau: "DIA naik motor dan debu masuk ke mata. Matanya memerah.'

Sampai di sini semoga terbayang gmn POV & Narator berpengaruh ke semuaaaaaa unsur dlm fiksi. Bahkan, diksi dan pilihan kata yang digunakan, subteks, makna, setting, karakter, dsb. Cerita adalah HASIL dari penghakiman NARATOR atas kejadian2 yg dialami Karakter di settingnya.

Pernah nyoba pakai Narator yang BUTA WARNA dan TIDAK BOLEH menggunakan semuaaaaa kata yang mengandung unsur warna? Atau malah buta beneran? Sila dicoba dan rasakan apa susahnya. Gagal di POV dan Narator, cerita akan gagal logika. Ini adlh seburuk2nya cerita.

Bagaimana menguji sebuah POV? Pengujian POV dilakukan dengan mempertanyakan: Kalimat ini milik siapa? Apakah pengetahuan dalam kalimat itu SEJALAN dan MASUK AKAL untuk diketahui sumber? Baca contoh di atas: Pengetahuan "Mata memerah" tidak masuk akal utk dimiliki AKU.

Well, skrg bagaimana dengan cerita yang diaku-aku pakai POV DUA??? Contoh: "Kamu menangis karena putus cinta dan matamu memerah." Kalau Anda sudah baca uraian di atas, insyaaAllah ngeh bahwa POV DUA di atas adalah MITOS.

Apa bedanya kalimat di atas dengan: "Dia menangis karena putus cinta, dan matanya memerah"? NYARIS TIDAK ADA BEDANYA. KECUALI: Jarak antara tokoh dengan NARATOR selaku SAKSI kejadian. Ada perbedaan jarak fiksional antara AKU dan DIA.

Saya ubah sedikit kalimatnya: "(Aku melihat) Kamu menangis karena putus cinta dan (aku juga melihat) matamu memerah." Apa bedanya? BENAR-BENAR TIDAK ADA BEDANYA. Karena: kalimat di atas diproduksi oleh NARATOR yang berjarak SAMA dg kejadian dalam sebuah ruang fiksional.

Kata KAMU adalah kata yang TIDAK BISA berdiri sendiri di dalam kerangka logis. Kata KAMU secara semantik selalu diikat pada satu sosok yang mengaku sebagai AKU. KAMU tidak mungkin dipisah dr AKU karena yg bisa mengucapkan "kamu" PASTI "aku".

Jadi, POV DUA itu apa???? 1. POV DUA adalah MITOS yg katanya keren; padahal 2. Mitos POV DUA sebenarnya TIDAK LEBIH dari POV SATU (yg pakai pronomina AKU) tapi pronomina AKU itu TIDAK DITULIS di naskah. Apakah lebih sulit menggunakannya? TIDAK, karena sama saja, asal teliti.

Jangankan untuk disebut POV, untuk disebut Narator saja "KAMU" tidak memenuhi syarat. "KAMU" tidak lebih dari salah satu TOKOH (non-narator) yg sedang diceritakan oleh Narator AKU. POV ya POV. Yg ada: 1st Person NARRATOR 3rd Person Narator.

Narator adalah Saksi dari kejadian fiksi yang kemudian bercerita kepada pembaca (artinya, dalam fiksi, penulis TIDAK PERNAH terhubung langsung ke pembaca). POV adalah totalitas cara pandang dan pengetahuan NARATOR (dan tokoh2) atas kejadian yg terjadi itu.

Narator yg MASUK ke dlm mata Protagonis akan pakai KATA GANTI Aku. Narator pakai POV Protagonis utk bercerita. Ada tokoh yg disebut sbg Aku yaitu si Protagonis. Narator yg KELUAR dr mata Protagonis akn pakai KATA GANTI DIA utk semua tokoh. Tidak ada yg disebut Aku oleh Narator.

POV dimiliki oleh semuaaaaa tokoh dalam fiksi. Bukan cuma Narator dan/atau Protagonis. Masing2 narator/tokoh punya POV terhadap kejadian fiksi tempat mereka terlibat. POV-nya Narator dan SIKAP-nya ke Protagonis yg menentukan bgmn cerita diceritakan.
Cerita perampokan yg melibatkan Perampok, Pemilik Toko, & Polisi. Di luar mereka ada Narator. Masing2 punya POV. Penulis punya pilihan: 1. Meletakkan Mata Narator ke dalam salah satu tokoh. Tokoh ini jadi Narator Aku; 2. Membiarkannya jadi Saksi tidak terlibat.

Masing2 tokoh punya pengetahuan, kan? Bayangkan: 1. Cerita dg Narator Aku yg masuk ke mata Perampok akan jd beda kalau masuk ke mata Pemilik Toko, atau Polisi; 2. Cerita dg Narator DIA yg MENDAMPINGI mata Perampok scr ketat akan beda dg mendampingi Polisi/Pemilik Toko; 3. ...
3. Narator yg terbang bebas mengawasi mereka dari kejauhan akan menghasilkan bentuk cerita yg beda lagi. Ini contoh cara penulis membangun jarak antara NARATOR dg cerita yg sedang dia bangun. Hasilnya nanti beda. Efeknya ke pembaca jd beda. Walau ceritanya sama.
krg kita bayangin, kalau kita mengambil POV Perampok sbg Protagonis & Narator Aku, kita butuh pengetahuan apa? Kita jadi butuh pengetahuan cara merampok, jaringan perampok, cara hidup perampok, dsb. Kalo Polisi/Pemilik Toko? Sama logikanya. POV menyeret semua unsur cerita.
Ini makanya namanya POINT OF VIEW (Titik Pandang) Titik pandang Narator/Tokoh menentukan apa yang dia lihat dan tahu. Walau dlm ruangan yg sama tiap tokoh/narator akan melihat/memperhatikan/mengetahui hal yg berbeda. Inilah POV.


Aturan dibuat untuk dilanggar
taken from wisnucuit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad