improving writerpreneurship

Post Top Ad

Tips Menulis Novel: KLIMAKS

Tips Menulis Novel: KLIMAKS


Bolehkah setiap cerita punya lebih dari satu PUNCAK konflik?


Jawaban pertanyaan ini tidak sederhana, karena tergantung pada sampai mana DEFINISI SATU CERITA itu. Jawaban sementara: YA dan TIDAK

Sebelum bahas ini, ada satu keahlian yg buat saya WAJIB dikuasai oleh seorang penulis, yaitu: Mengambil JARAK dg cerita yg sedang ditulisnya. Jarak bisa bikin kita sadar klo PROTAGONIS tidak bergerak di ruang hampa. Protagonis berkelindan dg tokoh2 lain di sekitarnya.

Pernah tahu bahwa sinopsis novel ditulis HARUS pake 3rd Person Narrator (walaupun novelnya ditulis pake Narator Orang Pertama)? Seperti itu JARAK. Penulis melihat cerita dg bird eye view sehingga terlihat gmn smua sebab-akibat terhubung, & tiap tokoh punya jalan hidup masing2.

Jadi, sebenarnya, apa yang disebut SATU CERITA? Apa benar satu novel/cerpen berisi satu cerita? Sampai sini, kita bisa bilang: Kecuali satu tulisan hanya berisi satu TOKOH, tidak mungkin hanya berisi satu cerita. Kalau kita udh bisa liat utuhnya, pasti terlihat

Sebenarnya, kalau dilihat dari jarak jauh secara utuh, tiap tokoh punya tujuan masing2 yang perlu mereka capai. Alias: masing2 tokoh punya cerita mereka masing2 YANG tujuan dr kemunculannya dalam TULISAN adalah mendukung cerita yg sedang dijalani protagonis.

Artinya: Masing2 tokoh PUNYA konflik masing2 dan PUNCAK-nya masing2. Dalam kerangka pikir ini, artinya: dalam satu TULISAN fiksi berisi cerita(-cerita) sebenarnya ada beberapa PUNCAK KONFLIK untuk masing2 tokoh.

Perubahan yang dialami oleh SETIAP TOKOH dalam tulisan fiksi disebut sebagai CHARACTER ARC. Alias: Character Archetype. Sebenarnya, tiap tokoh mengalami perubahan karakter yang dalam satu tulisan fiksi perlu berhubungan dengan si Protagonis.

Makin dekat hubungan satu tokoh dengan si Protagonis, makin nyata konflik2 yang dia alami di dalam naskah, termasuk Puncak Konfliknya. Makin jauh, makin tidak terlihat konfliknya sampai di titik tidak ditulis di naskah krn bisa mengganggu KETERLIHATAN konflik si protagonis.

Apa itu konflik? Konflik adlh sebuah kejadian dalam plot yang kemudian dimunculkan sebagai adegan yang tujuannya adalah MENGHALANGI Tokoh mencapai TUJUAN. Setiap cerita punya bbrp konflik sebelum akhirnya tiba di PUNCAK. Apa itu Puncak Konflik? Puncak Konflik adalah Klimaks

Apa ciri2 sebuah Adegan Klimaks? Klimaks adlh adegan penghalang terakhir antara tokoh dan tujuannya. Setelah klimaks, TIDAK ADA konflik lain. Klimaks adlh pertanyaan yg jawabannya cuma dua. Apakah tokoh Gagal/Berhasil mencapai tujuan? Jawaban itu muncul di akhir sbg resolusi.

Dalam kerangka pemikiran bahwa satu tulisan fiksi adalah HANYA MILIK PROTAGONIS (tokoh lain cuma pendukung), adanya lebih dari satu KLIMAKS sama dengan membuat satu Protagonis memiliki lebih dari satu TUJUAN. Apa yg akan terjadi kalau protagonis punya lebih dari satu tujuan?

Sebenarnya TIDAK ADA LARANGAN buat protagonis utk memiliki lebih dari satu tujuan utama. Tapi, ini ada risikonya. Apa? Risikonya ada di tangan PEMBACA. Pembaca akan bertanya2: Ini cerita tentang apa?

Lalu bagaimana? Atur Skala Prioritas dari TUJUAN TOKOH. Mana yang utama, dan mana yang pendukung. Misal: Tokoh memiliki 2 tujuan: 1. Lulus Kuliah. 2. Punya Usaha. 2 Tujuan itu perlu DISATUKAN jadi satu tujuan. Misal: Membayar kuliah sendiri karena ayah yang meninggal.

Plot dalam cerita diatur agar Tujuan UTAMA itu yang menjadi KLIMAKS. Berhasilkan protagonis membayar kuliahnya sendiri? Artinya apa? TUJUAN UTAMA Protagonis dipecah2 jadi tujuan2 lain yang lebih kecil dan dijawab satu per satu dlm tiap konflik yg muncul.

Resolusinya jadi bisa diatur jadi begini: Tokoh berhasil lulus kuliah dan membiayai kuliahnya sendiri dengan bantuan Beasiswa Wirausaha dari Kampus. Kalau tidak ada TUJUAN UTAMA alias semua tujuan dibuat memiliki intensitas yang sama, Pbaca yang kena risiko tidak paham cerita.

Tokoh fiksi kalo tugasnya nggak signifikan: 1. Hilangkan; klo nggak bisa dihilangkan 2. Satukan tugasnya ke tokoh lain, lalu hilangkan; atau 3. Jangan dikasih nama, sebagus2nya cukup kasih sebutan: Pak Kepala Sekolah, Ibu Mentri, dsb.




Aturan dibuat untuk dilanggar
taken from wisnucuit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad