improving writerpreneurship

Post Top Ad

Agustus 15, 2016

Novel Sarvatraesa Sang Petualang

by , in
Novel Sarvatraesa Sang Petualang




Check it out : Teaser & Sneak Peek-nya di twitter @sarvatraesa01book trailer


Apa yang lebih mengganggu daripada rasa kepenasaran. Apa yang lebih melukai ketimbang rasa dikhianati setelah memberi kepercayaan. Apa yang lebih ditunggu kecuali balasan rasa cinta yang telah penuh diberikan dan membutuhkan setidaknya penerimaan.


Dia yg berasal dr keluarga sederhana, merasa tertohok harga dirinya ktk keluarga profesor mengungkit kembali latar belakangnya.Meskipun benar Sarva tampan dan cerdas, dia bukanlah siapa-siapa jika bukan keluarga sang profesor yang mengangkat derajatnya.Dia berusaha mencari kehormatan bagi dirinya sendiri dengan melepaskan bayang-bayang mertuanya.Dia pergi ke Aceh,juga ke Ambon.Mengabdikan diri sbg dokter tentara di daerah yg penuh silang sengkarut itu. Istri dan anaknya di Jakarta sesekali ditengoknya.Di Aceh maupun di Ambon, Sarvatraesa terlibat cinta dengan perempuan lain. Dan byk tempat lagi utk memuaskan petualangannya. Istrinya-Davina- meradang dan berharap jika Sarva hendak menikah lagi, dia rela berbagi tetapi hanya dengan Mayana.Krn dia tahu Mayanalah cinta pertama #Sarvatraesa. Yg menghabiskn seluruh rasa lelaki itu shg tak bersisa utk siapapun,kecuali petualangan2Apakah Mayana menerima permintaan gila ini? #sarvatraesa


lihat sneak peek-nya di fb page: https://t.co/lIoY6UeJS2ikuti di twitter @sarvatraesa01


Novel #Sarvatraesa sdh hadir dan bisa dibeli di toko buku @gramediabooks @TokoGunungAgung Karisma dll. Selamat membaca ya.Novel #sarvatraesa juga bisa dibeli di >> http://t.co/DTsrkMaWdMNovel Sarvatraesa http://t.co/mCyspoK5Ny … @gramediabooksNovel Sarvatraesa Sang Petualang - Toko Buku Online:http://t.co/4AlaB40ep6 @bukukitaNovel #sarvatraesa #series #mayasmara juga bisa dibeli online >> http://t.co/iONijXulwn

Agustus 15, 2016

Tips Menulis Titien Wattimena

by , in
Tips Menulis Titien Wattimena



Nggak tahu gimana tiba-tiba saat browsing tips-tips menulis dari para sineas di Indonesia, kemudian bisa ketemu kiat-kiat yang dibagikan mbak Titien ini dalam beberapa kesempatan. Semoga suatu saat bisa benar-benar punya kesempatan untuk bertemu dan belajar langsung dari beliau. Aamiin.


Nama Titien Wattimena di industri perfilman Tanah Air memang sudah sangat tidak asing lagi. Mengawali karier sebagai asisten sutradara untuk video klip, iklan televisi dan profil video, Titien kemudian menjadi asisten sutradara Rudi Soedjarwo sekaligus untuk pertama kalinya menulis skenario lewat film Mengejar Matahari (2004). Setelah itu kariernya sebagai penulis skenario pun mulai berkembang sambil tetap menjadi asisten sutradara bahkan mulai mencoba duduk di kursi sutradara.
 
Beberapa proyek film besar pernah lahirkan dari tulisan Titien, diantaranya Love (2008), D'Bijis (2007), Minggu Pagi di Victoria Park (2010), Love in Perth (2010), ? (2011), Milli & Nathan (2011) dan Hello Goodbye (2012). Khusus di film Hello Goodbye, selain menulis Titien juga mencoba duduk di kursi sutradaranya.
 
Setelah hampir setahun tidak merilis karya terbaru, kini wanita kelahiran Makasar, 8 Juni 1976 ini sebentar lagi siap memperkenalkan film terbarunya yang berjudul Cahaya Kecil. Apa yang membuat Titien kembali ke posisi penulis naskah setelah sebelumnya menjajal kursi sutradara? Kenapa Titien seakan identik dengan film drama? berikut hasil wawancara tim Cinema 21 bersama Titien di sebuah cafe di kawasan Setia Budi.
 
Hallo mba, ceritain dong soal film terbarunya yang berjudul Cahaya Kecil?
"Awalnya sih aku di ajak ketemuan sama bu Andre (produser) dan mba Lis juga. Ide awalnya sudah ada dari dia yaitu mengenai hubungan ayah ke anak laki-laki, terus ingin libatkan profesi musik juga tapi saat itu belum tau arahnya dan segala macamnya maka kita meetingin mau ke arah mana, mau seklise ngetop lupa sama bapaknya atau agak di twist. Setelah itu aku coba tulis sinopsis dan mereka suka."
 
Berapa lama pembuatan sinopsis dan skenario Cahaya Kecil?
"Kalau nggak salah 2 minggu hasil sinopsisnya sudah kelar. Kalau skenario jadi, buatnya cukup lama sekitar 2-3 bulanan gitu. Selama persiapan juga ada revisi-revisi sedikit sih.
 
Inspirasinya darimana saat nulis naskah film Cahaya Kecil?
"Inspirasi soal hubungan ayah dan anak bisa darimana aja sih terlepas profesinya sebagai musisi. Ada juga dari pengalaman pribadi dan teman-teman yang dua-duanya musisi. Intinya adalah cerita tentang seorang anak yang tidak mencintai ayahnya, itu aja yang coba digali." 
 
Ini kan film soal hubungan Ayah dan anak laki-lakinya, kira-kira bisa dinikmati oleh kaum perempuan juga nggak?
"Mudah-mudahan bisa sih, karena ini kan bisa kejadian ke anak cewek juga, ya seharusny bisa dimengerti. Disini sosok ibu ada tapi sedikit karena mau konsen ke ayah dan anak aja."
 
Mbak kan kemarin sempet duduk di kursi sutradara, kok sekarang balik lagi jadi penulis naskah?
"Menulis dan sutradara itu harus sejajar, jadi nggak ada istilah balik lagi atau gimana. Pas jadi sutradara di film Hello Goodbye aku memang lagi menunggu saat yang tepat aja, sekarang momentum itu belum ada lagi." 
 
Lebih enak mana mbak, jadi sutradara apa penulis naskah?
"Lebih enak nulis sambil direct sih. Bedanya kalau nulis itu kita ketemu dengan tokoh-tokoh hayalan, kalau direct kita ketemu orang benaran dengan karakter beda-beda."
 
Biasanya film yang mbak tulis itu punya kesan yang mendalam lho, rahasianya apa sih?
"Kalau menurut aku harus ada pengalaman pribadi sih. Mengenai masalah kedalaman ya seorang penulis itu harus banyak 'luka', kalau nggak punya luka kayaknya agak susah untuk menulis yang dalem-dalem dan akan lurus-lurus aja."
 
Kenapa sih mbak Titien lebih sering menulis film drama, apa nggak bosen?
"Kalau soal drama bukan aku yang pilih, tapi drama yang pilih saya. Sepertinya memang disitu rezeki aku, kalau sudah bicara drama mereka pasti mencoba ke aku. Sempet bosen juga sih, sebelum film Hello Goodbye itu aku lagi bosen banget sebenarnya, makanya aku coba menulis sambil menyutradarai."
 
Apa genre lain yang pengen banget mbak tulis naskahnya?
"Drama musikal. Karena aku memang suka juga sama musik dan di film Cahaya Kecil aku nulis lirik sondtracknya."
 
Apa batas toleransi mbak terhadap naskah yang dirombak oleh sutradara?
"Yang penting pesan dari film itu bisa sampai, itu aja sih. Pasti ada kebijakan di lapangan dimana naskah aku harus dirombak dan itu memang ranah kekuasaaan sutradara. Yang terpenting jangan rubah pesan serta esensinya. Kebetulan sutradara film Cahaya Kecil kan Benni Setiawan yang juga seorang penulis, jadi aku menaruh kepercayaan besar terhadap beliau mengenai naskah yang aku buat."
 
Ada ritual khusus nggak sih dari seorang Titien Wattimena ketika sedang menulis naskah film?
"Nggak ada sih. Paling kalau lagi ada mood ya harus langsung ditulis mau itu di buku, di laptop, HP dan sebagainya, kalau sudah di rumah takutnya mood aku bisa hilang."
 
Di film terbarunya nanti apa sih sebenarnya pesan yang ingin coba disampaikan?
"Intinya ya tentang cahaya yang kecil dimana filosofisnya cahaya kecil itu lambang harapan. Sekecil apapun itu ya tetap ada harapan, antara hubungan ayah dan anak nggak selalu yang menjadi cahaya itu orang tuanya. Anak juga bisa kasih cahaya buat sang ayah."
 
sumber: http://www.21cineplex.com/exclusive/titien-wattimena-drama-yang-memilih-saya,157.htm

Mbak Titien menyampaikan tentang ide pokok, dan rumus cerita. Setelah itu, kita menulis sinopsis dari ide pokok/ide cerita yang dikembangkan bersama-sama.
Bagaimana mendapatkan ide pokok?
1.       Mengembangkan dengan hal-hal yang sederhana
Contoh:                   Hidup adalah …. -> Hidup adalah kursi, ….
                                Kalau cinta adalah kopi ….
2.     Hidup kita sendiri: ada titik-titik yang sudah dijalani, kesimpulan-kesimpulan dalam setiap waktu
3.       Membaca buku : quotation, kata-kata bijaksana
Setelah dapat ide pokok, kita harus memikirkan kendaraan/bungkusnya -> tema

Contoh:

IDE POKOK
Orang yang tidak pernah berbuat salah adalah orang yang tidak pernah mencoba hal baru

PREMIS/TEMA
Ibu rumah tangga:
Seorang ibu rumah tangga yang menjalani hidupnya dengan monoton, sampai suatu titik ia ingin menjadi pembalap

Karakterisasi: dari lahir, kecilnya seperti apa dan seterusnya

Nama    : Susana Wardoyo (Susan)
Umur    : 35 tahun
Lahir di tengah keluarga dengan tingkat ekonomi menengah ke atas
Anak bungsu dari 3 bersaudara dengan kakak laki-laki semua
Hubungan dengan orang tua lebih dekat dengan ayah karena dia anak satu-satunya.
Sementara dengan ibunya, hubungannya biasa-biasa saja, karena ibunya lebih memperhatikan kedua kakak laki-lakinya.
Hubungan dengan kakak-kakaknya, Susan lebih banyak dikerjai oleh kakak-kakaknya, sering disuruh-suruh, dianggap tidak pintar dan sering diremehkan.
Sifat: cenderung tertutup, hanya terbuka pada ayahnya saja

Karakter itu panjangnya bisa 2-3 halaman

Rumus Cerita:

Susan   -> tujuan: needs (isi) dan wants (bungkusan)
è Halangan (konflik)
Tujuan Susan     : needs -> keluar dari kehidupan monoton
                             wants -> menjadi pembalap
Rumus Film komersil:
Needs harus terpenuhi, tetapi wants-nya tidak harus terpenuhi
Halangan: anaknya masih kecil, suami tidak setuju, tingkat kesulitan ekonomi, umur.
Tentukan apakah wants-nya akan terpenuhi.
è Ada halangan dan harus ada yang dilakukan
è Mencapai titik jenuh dan belajar balap
Susan:
-          10 tahun menikan
-          Menjalani rutinitas
-          Menonton balap lagi
-          Bertemu dengan Budi
-          Mulai belajar balap
-          Sembunyi-sembunyi
-          Jatuh cinta
-          Situasi makin rumit
-          Suaminya mencoba latihan juga
-          Suaminya kecelakaan
-          Suaminya ada perubahan
-          Susan berhenti balap
SINOPSIS

-         Sinopsis itu biasanya 2-3 halaman.
-          Hanya ditulis titik-titik menariknya.
-         Seperti menulis cerpen, ada kecenderungan menggunakan kata-kata yang berbunga-bunga dan puitis.
-          Terdapat penutup (kesimpulan cerita).
-         Sinopsis itu harus jelas dari awal sampai akhir, karena sinopsis akan digunalan untuk ‘jualan’ ke orang-orang yang akan ditawarkan seperti sutradara atau produser
-         Jika sinopsis diterima, maka fungsinya akan berkembang dan dibawa ke investor atau sponsor untuk pembiayaan
Berikut adalah sinopsis yang kita tulis dari pembahasan bersama: 
SINOPSIS
               
Susan adalah seorang ibu rumah tangga yang telah 10 tahun menikah, namun pernikahannya berjalan hambar. Susan merasa tertekan dan bosan dengan kehidupannya. Sementara hubungannya dengan suaminya bukanlah hubungan suami-istri yang romantis.

Suatu hari Susan menemukan foto lama ayahnya dan dirinya di arena balap. Susan dan ayahnya dulu sangat senang menonton balapan bersama. Di hari itu Susan pun memutuskan untuk pergi menonton balap sendirian.

Di situlah Susan bertemu dengan Budi, seorang pembalap senior. Dari situlah Susan berkeinginan belajar balap lagi dengan Budi. Dia pun mulai belajar balap tanpa diketahui suaminya. Kebersamaan mereka berubah menjadi benih-benih cinta. Situasi menjadi bertambah rumit, karena suaminya mulai curiga dan anak-anaknya mulai bertanya-tanya mengapa Susan jarang berada di rumah.

Sampai di suatu titik, Wardoyo mengetahui apa yang Susan lakukan, bahwa Susan belajar balap. Tetapi Wardoyo tidak mengetahui bahwa Susan telah jatuh cinta dengan Budi. Setelah itu Wardoyo ingin memberi kejutan kepada Susan dengan belajar membalap juga, tetapi ternyata Wardoyo mengalami kecelakaan. Kejadian itu kemudian menyadarkan Susan bahwa ternyata bagaimana pun Wardoyo ingin melakukan apapun untuk Susan.

Susan sadar dan meninggalkan Budi dan dunia balap. Susan tidak pernah mewujudkan keinginannya untuk menjadi pembalap, tetapi Susan berhasil keluar dari kemonotonan hidupnya

Selesai

Jakarta, 21 Agustus 2010
-nama-

sumber: http://prillyiryati.com/kiat-sukses-jadi-penulis-skenario-profesional-bagian-2-sinopsis/
Agustus 13, 2016

Halal Bihalal KBIH Alfattah

by , in

 Halal Bihalal KBIH Alfattah



 Alhamdulillah sejak turut KBIH (Kelompok Bimbingan Ibadah Haji) Alfattah saat ziyaroh haromain di tahun 2019, akhirnya otomatis tergabung dalam Jamaah KBIH ini. Perkumpulannya rajin mengadakan silaturahim setiap semester sekali dan halal bihalal bihalal setahun sekali.

KBIH Alfattah termasuk KBIH yang paling awal hadir dan lahir di kota Demak. 

 Adalah mula-mula almarhum ayah yang dulu sering menjadi pembimbing ibadah haji dan umroh para pejabat dan pengusaha di Semarang, membawa kebisaan, kemampuan dan kebiasaannya membimbing para jamaah haji ini ke Demak.

Beliau menularkan pengetahuan, strategi, kiat-kiat juga bahkan alat-alat serta fasilitas untuk manasik haji pada adik perempuan dan iparnya. Dan mereka berdua inilah yang kemudian mengembangkan KBIH ini sampai dengan sekarang.

Hari itu saat halal bihalal sejak dari pembukaan acara.hingga acara berakhir, para jamaah ini khusyu mengikuti semua rangkain acara. Saat kami semua berdiri mahallul qiyam ketika pembacaan maulid, langsung bulu kuduk merinding, dada haru, mata mengembun. Teringat saat-saat kami berdiri berjajar di lorong maktab Makkah membaca maulid dan burdah juga. Kegiatan rutin tiap malam Jumat yang diselenggarakan di antara padat jadual acara dan kegiatan lainnya.

Allahumma sholli ala sayyidinaa Muhammad.
Dan kami rindu Rasul.
Rindu Masjidil Haram, rindu Makkah.
Rindu Masjid Nabawi, Raudhah, rindu Madinah. 
Agustus 13, 2016

Halbil Dan Raker Majelis Ulama Indonesia

by , in
Halbil Dan Raker Majelis Ulama Indonesia









Halbil dan raker Majelis Ulama Indonesia (MUIkota Demak 2016 ini diselenggarkan di Gedung graha bina praja.

Berikut beberapa kutipan dari pembukaan acara. Antara lain disampaikan tentang 5 peran MUI: warotsatul anbiya, pemberi fatwa, pembimbing pelayan umat, islah wa tajdid, Amar Maruf nahi Munkar.

Dan juga dilemparkan ke audience, pertanyaan kontemplatif: Apa sekiranya engkau jadi pemimpin, justru kerusakan yang kamu buat? Ditulikan telinganya dan dibutakan matanya?


Halal bihalal dan Rapat Kerja MUI ini merupakan rangkaian dari kegiatan yang telah diadakan sebelumnya, pemilihan kepengurusan baru dan seminar.

KH Moh Asyiq akhirnya terpilih menjadi ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Demak periode 2011-2016 dalam Musyawarah Daerah (Musda) yang berlangsung pada Rabu, 29 Juni 2011, di pendopo kabupaten Demak.

Menurut panitia penyelenggara, H Abdurrahman Kasdi Lc, M.Si, forum ini selain memilih ketua dan pengurus harian, juga memilih formatur guna melengkapi kepengurusan yaitu komisi/bidang.

Dalam kesempatan Musda ini juga diadakan seminar yang dibuka langsung oleh ketua MUI Jawa Tengah KH Rofiq Anwar, dengan mengambil tema “Meneguhkan Ajaran Islam Rahmatan lil Alamiin untuk Bangsa dan Negera“ dengan pemateri, Bupati, Kapolres, dan Kakan Kemenag Kabupaten Demak.

MUI merasa prihatin dengan merebaknya ajaran menyimpang, radikalisasi ajaran, banyaknya kekerasan yang mengatasnamakan agama, seperti kekerasan terhadap jemaah Ahmadiyah, bom bunuh diri dan kekerasan lainnya yang mengancam perpecahan umat Islam dan mengancam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Agustus 13, 2016

Review Buku Generasi Copy Paste

by , in

Review Buku Generasi Copy Paste



Teknologi semakin berkembang, banyak lahirnya media sosial dengan aneka pilihan sesuai kebutuhan. Dari friendster, Yahoo Messanger, Facebook, twitter, Whatsapp, Instagram, Path, Line, Kakaotalk, dsb.  Ditunjang dengan telepon genggam super pintar yang membuat orang-orang dapat meng-update status dengan cepat, mencari artikel atau apapun dengan akses internet di genggaman tangan. Komunikasi pun semakin hidup dua puluh empat jam penuh tanpa batas dan bisa bebas berkomunikasi dengan orang-orang yang berada di belahan bumi yang berbeda. Pergerakan informasi yang semakin cepat lewat broadcast di medsos atau chat online yang mudah tinggal di copy paste, membuat orang jarang sekali menilik apakah informasi yang disebar itu bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya.


Orang yang berakal adalah mereka yang mau mengambil pelajaran dari apa yang dilihatnya, dan yang menggali serta merenungi hikmah dari apa yang didengarnya. Istilah kata mutiara bahasa Arabnya, “al-aqil, man i’tabaroo bi maa ro-a, wa itta’adzo bi maa sami’a”. Bahwa orang yang mau berpikir adalah yang mengambil pelajaran dari apa yang dilihatnya, dan memetik pesan dari apa yang didengarnya. (halaman 5).
Dengan membaca buku, “GENERASI COPY PASTE”, karya Awy A. Qolawun. Buku ini ditujukan untuk setiap muslim yang ingin belajar dan memperbaiki kualitas keislamannya, menjaga keistiqomahan dan dapat menjalin hubungan baik dengan orang lain serta sebagai kado yang penuh manfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Buku ini berisikan; Bab I tentang pelajaran dari cerita lucu, Bab II tentang pelajaran dari kekonyolan diri, Bab III tentang  lebih dekat mengenal Islam.
Pada Bab 1 tentang pelajaran dari cerita lucu, dalam buku ini dijelaskan mengenai kisah-kisah lucu dan tentu ada hikmah yang bisa dipetik. Pada momen 4; Pak Kyai dan Rok Noni Belanda, dikutip pendapat Imam Ali yang menggariskan sebuah kaidah kehidupan yang sangat besar, bahwa lihatlah apa yang dikatakan dan jangan melihat siapa yang mengatakan (Halaman 18).
Bab II tentang pelajaran dari kekonyolan diri. Pada momen 17;  Kalau  makan suka pakai sendok apa Tangan? Penulis menceritakan kisahnya dan mengambil kisah nyata yang dialami Hasan Al-Banna, saat sedang wisata kuliner di sebuah resto mewah di Perancis (Hal : 65). Tentu dengan ulasan yang sangat menarik dan jawaban dari sudut pandang islam dan dari segi kedokteran.
Bab III tentang  lebih dekat mengenal Islam. Pada momen 24,  doa Bahasa Jawa. Lah kok bahasa Jawa? Nggak bahasa Arab? Pakai bahasa sansekerta sekalipun tak jadi soal, bukan sebuah kewajiban berdoa dalam bahasa Arab, karena Allah Ta’ala adalah Pencipta bahasa dan tentu saja paham semua bahasa (Hal : 95).
Pada momen penutup: Merenungi Kebodohan.
Dalam ilmu ushul fiqh dijelaskan, bahwa bodoh itu ada dua jenis:
1. Bodoh sederhana (Jahl Basith)
2. Bodoh Bertumpuk, bodoh kuadrat (Jahl Murokkab).
Penjelasannya, Jahl Basith adalah semisal kebodohan yang dialami orang-orang pedesaan yang lugu, atau anak-anak kecil yang baru belajar, belum tahu apa-apa.
Sedangkan Jahl Murokkab, adalah bodohnya orang pintar orang berilmu, yang tak pandai menerapkan ilmu sesuai dengan apa yang diketahuinya.
Hal yang tidak menutup kemungkinan dilakukan oleh ustadz, kyai, guru, doktor bahkan professor sekalipun.
Jadi, jangan mudah mengkultuskan seseorang. Sampai jika salah tetap dibenar-benarkan, dicarikan penafsiran, diinterpretasikan yang macam-macam. Ini juga jenis kebodohan. Manusia, selama bukan Nabi, maka tak ada garansi selamat dari kesalahan dan kebodohan (Halaman 135-136).
Secara umum buku ini berisi kisah-kisah penuh makna, yang bisa diambil hikmahnya. Banyak ilmu yang disisipkan, gaya penyampaian yang penulis tuturkan sederhana dan mudah dicerna. Buku ini menambah wawasan pembacanya.
Resensi Buku
Judul             : GENERASI COPY PASTE
Penulis          : Awy  A. Qolawun
Penerbit             : Hasfa Publishing
Tahun terbit     : 2014
Jumlah Halaman : 140 Halaman
Harga             : Rp. 35. 000,00
ISBN             : 978-602-7693-12-8
Peresensi              : Ernawati Lilys, Bekasi.

sumber:  http://www.bekasimedia.com/buku-generasi-copy-paste-baca-dulu-petik-pelajaran-baru-sebarkan/



Cara Pembelian online:
silakan pesan via sms atau wa 085701591957. Sertakan nama, alamat lengkap, kode pos, no telpon & buku pesanan apa saja. Setelah itu kami akan mengirimkan rincian harga yang akan anda transfer ke rekening kami. terima kasih
Agustus 13, 2016

Mantra Asmara : Energi Yang Melahirkan Puisi

by , in

Mantra Asmara : Energi Yang Melahirkan Puisi









Judul: Mantra Asmara
Penerbit: Hasfa Publishing
ISBN: 978-602-7693-10-4
168 halaman
Rp 35 ribu
 



Usman Arrumy menulis dengan kata hati ketika ia berpuisi. Membebaskan diri dari rumus berekspresi, dari kesederhanaannya hadir puisi yang prosaik dan prosa yang puitik.
--- Candra MalikSufi, Penulis Buku dan Lagu.

Penyair ini produktif menulis puisi. Usman Arrumy hampir berhasil memilah sekaligus menempatkan diksi-diksi menjadi semacam medium kontemplasi . Puisi-puisinya sebagian besar menyentuh ruang-ruang percintaan. Tema yang memang digemari banyak orang. Namun, terlampau khusyuk mengumbar mutiara, seringkali dapat menjebak siapa saja. Menjerumuskan seseorang kehilangan daya kepekaan terhadap dinamika sosial dan kadangkala pula luput menyampaikan pesan substansial. Padahal, membedah ragam-tema cinta ke dalam puisi; semestinya juga mengasah sekaligus menajamkan panca indera. Senjata penyair untuk membaca semesta.
--- Baequni Mohammad Hariri,  Pegiat Komunitas Seniman Santri

Cinta adalah sumber tenaga yang tak henti melahirkan puisi, bahasa ajaib yang selalu memuncaki peradaban manusia. Begitu selalu, dari waktu ke waktu, cinta dan puisi seolah tak terpisah. “Mantra Asmara” Usman Arrumy sekali lagi membuktikan kebenaran ungkapan ini. Meski jalan panjang masih harus ditempuh; namun, sebagai awal, kumpulan puisi yang terasa kuyup dengan kekelaman ini cukup menjanjikan dan layak diapresiasi.
--- Habib Anis Sholeh Ba'asyin, Ketua Orkes Puisi Sampak GusUran

Usai membaca kumpulan puisi Usman Arrumy ini saya menemukan Jalal al-Din Rumi, Hafizh, al-Jami dan Sanai dalam Diwan-diwan mereka. Para Begawan dan sufi penyair itu bercerita tentang misteri manusia yang tak pernah henti dan selesai mencari diri dalam ruang dan waktunya masing-masing. Ia adalah cinta, karena cinta adalah hasrat mencari kegembiraan dan keindahan bagi diri. Penulis adalah santri, dan saya selalu berharap banyak santri yang tekun seperti dia; menulis puisi dan sastra profetik yang manis dan menggerakkan.
--- KH. Husein MuhammadPengasuh Pesantren di Cirebon

Cara Pembelian online:
silakan pesan via sms atau wa 085701591957. Sertakan nama, alamat lengkap , kode pos, no telpon & buku pesanan apa saja. Setelah itu kami akan mengirimkan rincian harga yang akan anda transfer ke rekening kami. terima kasih 
Agustus 12, 2016

Pekan Jurnalistik Nasional

by , in


Pekan Jurnalistik Nasional



PJN (Pekan Jurnalistik Nasional) adalah suatu acara nasional untuk Mahasiswa Fakultas Kedokteran bertema Jurnalistik yang diselenggarakan setiap tahun sekali oleh BPN ISMKI (Badan Pers Nasional ISMKI), di mana tanggung jawab penyelenggaraan acara diberikan melalui Tender tahunan yang dilaksanakan saat IMSS (Indonesian Medical Student Summit). Untuk tender tahun ini, PJN diberikan kepada UNISSULA sebagai Tuan Rumah, dan  dilaksanakan di kota Semarang.



 IMSS Sendiri bertujuan untuk menambah informasi tentang perkembangan trend jurnalistik nasional, meningkatkan ketrampilan peserta dalam bidang jurnalistik, serta mengembangkan kreativitas dalam bidang jurnalistik.

Berbagai kegiatan terdapat dalam PJN termasuk pemberian materi Jurnalistik oleh berbagai narasumber, Workshop dalam berbagai bidang, seperti Fotografi. Berbagai macam lomba, serta City Tour.






Terdapat  juga beberapa kompetisi yang diselenggarakan, antara lain  lomba fotografi, lomba poster dan lomba menulis cerpen. Kontributor hybridwriterpreneur diminta menjadi salah satu juri dalam lomba menulis cerpen tersebut.



Ada beberapa acara yang diadakan sepanjang akhir pekan tersebut, di antaranya adalah talkshow dan seminar juga pelatihan, hospital visit, ramah tamah serta farewell party sekaligus pengumuman pemenang lomba dan penyerahan hadiah di akhir rangkaian acara.


Sukses untuk Fakultas Kedokteran UNISSULA dengan perhelatan acara PJN 2016 nya.
Keep good work and enthusiasm!
Agustus 12, 2016

Tips Menulis Chicken Soup Story

by , in
Tips Menulis Chicken Soup Story
sharing kepenulisan di masjid Raya Batam
Menulis berdasarkan pengalaman kita pribadi maupun dari apa yang kita dengar dari pengalaman orang lain yang diceritakan pada kita adalah cara yang paling mudah dan paling menyenangkan (tentu saja kalau pengalamannya menyenangkan ya kan. hehe) 

Artinya mudah sekali kita menangkap muatan emosionalnya dan kita tularkan kembali kepada pembaca. Kisah-kisah inspiratif atau dalam istilah baratnya disebut sebagai chicken soup story inilah juga yang menjadi jenis tulisan saya yang pertama-tama dulu saat saya memasuki belantara kepenulisan. 

Kisah-kisah curhatan teman (ataupun diri sendiri :D)  yang saya gubah jadi chicken soup story inilah yang mengantar saya memenangi beberapa perlombaan. Sehingga kemudian mendorong saya untuk lebih maju lagi dan akhirnya jatuh cinta pada dunia menulis. 


Tips menulis chicken soup story ini pula yang menjadi materi yang diminta teman-teman untuk saya bagikan dalam kesempatan sharing kepenulisan pada beberapa waktu lalu di Masjid Raya Batam. 


Compliment Dari Teman-Teman Batam. Thanks for having me :)

Berikut beberapa tips menulis chicken soup story:

Pilihlah satu cerita 
Pilihlah satu cerita sederhana dalam kehidupan kita sehari-hari. 
Satu cerita yang mungkin saja juga dialami oleh banyak orang lain di berbagai belahan dunia. Mungkin nanti cerita itu akan menggugah orang lain, mengingatkan orang lain, membawa hikmah atau sekedar hiburan bacaan ringan.
Tidak banyak yang harus kita tulis. Hanya satu kejadian kecil. Kisah yang sangat spesifik. Mungkin orang lain juga mengalami kisah tersebut. Tapi kita menuliskannya dengan perspektif berbeda berdasarkan pengalaman pribadi yang tentunya akan menghasilkan akhir cerita yang berbeda dengan orang lain.

Gali Lebih Dalam
Pikirkan satu cerita kecil dalam periode kehidupan kita yang sesuai dengan tema tulisan yang akan kita buat. Galilah cerita tersebut secara mendalam, dan temukan hikmah apa yang bisa kita bagikan kepada orang lain dari cerita tersebut. Mungkin cerita tersebut bukan kisah yang luar biasa, bukan pula kisah yang mampu menggetarkan banyak hati. Tapi setidaknya, cerita itu membawa dampak dalam kehidupan kita di kemudian hari.


Jangan Berlebihan Mendramatisir

boleh saja mendramatisir kisah kita , hanya saja sebaiknya jangan terlalu berlebihan. karena kalau jadinya pendramatisiran kisah itu terlalu banyak, malah khawatir akan membuat tulisan itu tidak lagi menjadi tulisan kisah nyata. melainkan menjadi tulisan fiksi

Gaya Penulisan
memang kekuatan cerita merupakan salah satu potensi tulisan itu menjadi menarik. namun gaya penulisan yang cantik juga sangat penting.


Meninggalkan Kesan

setiap menulis kisah ini, isi cerita haruslah bisa meninggalkan kesan yang sulit untuk dilupakan oleh pembacanya. Untuk itu, tulisan kita harus bisa merangsang emosi dan keterlibatan pembaca.

Inspiratif
bagaimana kita menjalani proses dari sebuah episode kehidupan yang mungkin begitu menyulitkan bagi kita, adalah sebuah ilmu dan pengalaman yang mungkin perlu dicontoh oleh orang lain. Proses menuju perbaikan itulah yang bisa sangat bermanfaat bagi orang lain, ketika kita bisa menuangkannya ke dalam sebuah tulisan yang terangkai menjadi sebuah kisah inspiratif.

Libatkan 5 Indra
Libatkan kelima panca indera, mulailah melakukan observasi terhadap lingkungan, banyak membaca, mengubah kebiasaan curhat lewat lisan dengan menuliskannya di buku catatan harian/diari, mulailah rajin untuk mencatat hal-hal yang tertangkap oleh kelima panca indera tadi untuk tabungan ide. Kalau semua ini sudah bisa dilakukan, maka Insya Allah, tak akan sulit untuk memulai menuliskan sebuah kisah yang diinginkan.

Story Telling
Pelajari dan kuasai trik memilih judul, menentukan karakter/penokohan, setting/latar cerita, memilih sudut pandang atau point of view (POV) cerita, plot, menampilkan konflik cerita, tips mengolah konflik, dialog, membuat ending yang cantik dan memikat, hingga tahap self editing tulisan.

Kamu punya tips juga untuk menulis chicken soup story? 
Bagi di sini juga ya^_^ 
Agustus 12, 2016

Tips Menulis Trinity

by , in
Tips Menulis Trinity



Bertemu darat pertama kali dengan Trinity sebenarnya ketika sama-sama ada di Ubud pada perhelatan Ubud Writer And Reader Festival aka UWRF. Tapi saat itu semua mata dan perhatian tertuju dengan fokusnya ke pemateri yang sedang talkshow di salah satu sesi UWRF sehingga tidak punya kesempatan untuk mengobrol dan berfoto bareng kakak angkatan di Undip ini. Barulah ketika Trinity datang ke Semarang dalam acara bedah bukunya, akhirnya bisa mengobrol singkat dan berfoto bareng. 

Berikut beberapa tips menulis dari Trinity. Cekidoot...

Pada dasarnya ada dua penulis yaitu mereka yang menulis dan mereka yang berprofesi sebagai penulis. Saat ini blogger kedudukannya sudah hampir disamakan dengan wartawan – in a way. Misalnya ada yang meng-endorse. 
 orang saat ini sudah bisa memilah-milah mana blog yang bisa dipercaya atau tidak.


Saat itu orang mulai membaca NT di tahun 2005. pada saat itu masih menggunakan blog spot. Ada beberapa hal:
-          Menulis mengenai jalan-jalan. Di mana yang dituliskan adalah jalan-jalan yang apa adanya, bukan hanya menuliskan tentang hal-hal yang indah-indah saja
-          Sebagai seorang yang berlatarbelakang marketing, saya menggunakan Blue Ocean Strategy
-          Nama domain yang ear-catching dan eye-catching. Ada banyak orang yang terdampar diblog NT karena mereka mengetikkan kata kunci: Naked yang pastinya jauh dari perihal jalan-jalan
Di tahun 2007 NT meraih penghargaan Finalis Best Blog di pesta blogger

Saya sendiri tidak keberatan disebut Travel Writer, namun tetap punya cara sendiri dalam menyajikan tulisan. Dengan adanya pelabelan ini malah jadi memfokuskan diri, misalnya diminta majalah tertentu.

Pertama-tama kita sudah mempunyai gambaran tentang Negara tersebut. Lalu setibanya disana buka panca indra. Lihat dan rasakan apa yang lain daripada yang lain. Jadi harus siap untuk menangkap sesuatu yang beda.

Di rumah saya ada satu pojokan yang dibuat seperti kantor sehingga ada tempat khusus untuk menulis.

Jadi penulis harus punya ciri dan menulislah dengan jujur. Tulislah apa yang kau lihat dan rasakan

yang ini beberapa tips travelling ala trinity 
 
1. Pamit dan minta ijin ke ortu saat akan pergi traveling.
2. Katakan hal-hal yang baik pada ortu.
3. Bagi mahasiswa ada baiknya cari kerjaan part time.
4. Hindari musim liburan sekolah dan hari raya.
5. Berburu tiket promo.




dari berbagai sumber

Agustus 12, 2016

Tips Menulis Salman Aristo

by , in
Tips Menulis Salman Aristo







Mas Salman Aristo ini suami dari mbak Gina S Noer. Mereka pasangan yang serasi dan harmonis banget ya. Kayaknya mau ngikutin Widyawati Sophan Sophiaan deh.  :)


Menurut mas Salman Aristo, film adalah medium. Sebagaimana medium-medium lainnya film punya cara untuk bisa dibaca, punya aturan sendiri. Film merupakan medium dari pesan, yang dapat berupa pertanyaan, provokasi dan pesan moral.
Pada dasarnya, penulisan skenario memiliki abjad dan grammar tersendiri. Di dalamnya harus terdapat pemikiran dasar, ada form & formula. Form adalah prinsip dasar/tidak bisa dibantah. Misalnya: macet = volume kendaraan > jalan -> di setiap masa dan dimanapun tetap begitu adanya (secara prinsip). Nasi goreng = nasi yang digoreng.
Sedangkan formula adalah teknik dan skill. Teknik itu adalah jembatan dari orang lain untuk dapat masuk ke diri kita.
Skenario adalah cabang dari penulisan. Bedanya dengan cabang-cabang penulisan yang lain seperti novel/cerpen/puisi, skenario adalah story told by pictures. Ada aura visual. Inilah yang membuat penulisan skenario berbeda. Novel: 500 halaman tentang cinta beda agama, film: 5 menit, bahkan 5 detik.
Penulis skenario berurusan dengan cium, peluk, tatapan (berfikir visual), secara kelahirannya pun audio muncul belakangan (ingat film-film Charlie Chaplin jaman dulu). Ide yang dicari adalah kisah-kisah/audio visual yang bercerita dengan momen yang punya elemen dramatik.
Story:
Macet: peristiwa, belum tentu jadi cerita.
Macet di jalan, keburu semua orang pulang -> cerita
Cerita adalah peristiwa yang memiliki elemen dramatik
Elemen dramatik:
-          Karakter
-          Objective
-          Konflik
Momen bisa jadi inspirasi membuat kita jadi membuat cerita.
Contoh: Pemenang World Press Photo: Burung nazar dan bayi merangkak
Karakter: Burung Nazar, objective: ingin makan, konflik: bayinya masih hidup
Karakter: Bayi, objective: ingin hidup, konflik: harus mencari cara supaya tidak dimakan burung nazar.
Dengan 3 elemen dramatik ini, kita akan mencari ide/gagasan dasar.
Bagaimana caranya?
Bertanya: “What if” “What’s next” “Why” dari berita-berita atau peristiwa-peristiwa, misalnya: presiden memberikan grasi kepada besan
Setelah itu memilihnya menggunakan bantuan dari formula.
Inspirasi itu harus dibentuk (di-shape), karena inspirasi itu biasanya dari lagu terakhir yang kita dengar, film terakhir yang kita tonton karena itu sering kali dangkal. Inspirasi itu harus diatur dengan teknik, jadi jangan berhenti di letusan pertama.
Ide itu datangnya dari dalam, pancingannya datang dari luar (bersifat reaktif)
Must read: Lateral Thinking – Edward de Bono -> proses kerja kreatif, pola liar, perca-perca. Untuk menurunkannya menggunakan lateral thinking (proses pikiran untuk menyusunnya – usaha untuk mencari sesuatu yang REAL but UNUSUAL)
In short Formula is: “Somebody wants something badly but having a hard time while getting it” – Frank Daniels
Premis : gagasan dasar
Dengan adanya premis, maka kita punya pijakan dasar. Ini adalah jembatan, bukan hanya untuk orang lain, tetapi juga untuk kreatornya untuk memahami idenya sendiri.
“Seorang anak ingin sekolah tetapi sekolah terdekat  3,000 km dari desanya”
“ Seorang cewek sangat ingin minta pertanggungjawaban cowoknya tetapi sekarang cowoknya sedang proses operasi ganti kelamin.”
Jadi premis itu adalah tool yang sangat luar biasa.
Premis masih bisa dikoreksi, misalnya “Seorang cewek berusia 45 tahun ingin minta pertanggungjawabany cowoknya yang masih brondong ….”
Timbul pertanyaan: Ngapain tante-tante menjalin hubungan dengan brondong? Belum kawin di usia 45?
Dengan adanya bantuan premis, kita benar-benar bisa membangun cerita kita.
Kegunaan premis adalah sebagai cara cepat dan terukur untuk meng-intrigue orang.
Dengan premis, kita punya kesempatab mengatur alur cerita karena gagasan dasar sudah ada. Jadi sebelum benar-benar mengetik, kita sudah “menulis”. Proses menulisnya adalah pada saat memikirkan.
Quote: “We never finish a film, we just release it” – Pixar

Empat ciri premis yang bisa berkomunikasi dengan orang banyak:
-          Plausibility : kemungkinan terjadi atau tidaknya. Contoh: Superman: apakah manusia bisa terbang? Ternyata Superman bukan manusia, tetapi alien.
-          Inherent : konfliknya cukup kuat atau tidak
-          Gut and emotional appeal: contoh: cewek yang minta tanggung jawab.
-          Authentic: Sesuatu yang khas dari penciptanya. Authentic lebih affordable daripada original, karena menggali ke diri kita sendiri.
Kadang-kadang atas nama original, teknik/formula diemohi, sering kali terjadi di kalangan muda.
If you want to think out of the box, do you know where the box is?
If you want to break the rule, do you know the rule?
Jadi basic/dasar tetap harus dipelajari
Setelah kita mempunyai premis kita bisa melanjutkan.
Problem yang paling besar adalah: mendapatkan ending. “Know your ending first
Dengan punya premis kita akan punya gagasan ending. Contoh cewek yang minta pertanggungjawaban: bisa/tidak
Misalnya berhasil. Maka si penulis harus bertanya, apakah itu yang akan dibuat? Kenapa memilih ending ini? Ada tanggung jawab karakter (character’s stake)
Tetapi yang lebih penting adalah : writer stake
Film wajib tonton : “The Graduate”

Formula tidak akan membatasi kreatifitas.
Apa ending AADC? Raka dan Cinta jadian
Penulisan skenario itu step-by-step
“Writing is re-writing”
Film yang baik adalah bukan ditulis, tetapi ditulis ulang.
Contoh:
-          Laskar Pelangi : 18 draft
-          Sang Pemimpi : 13 draft
-          Garuda Di Dadaku : 10 draft
-          Hari Untuk Amanda : 9 draft
Secara psikologi proses kreatif itu back and forth. Kalau harus diganti ya diganti. Jadi awalnya selalu premis.
Film wajib tonton: Tokyo Story, Finding Nemo, Toy Story, Up.
Dengan punya premis, kita punya kesempatan untuk memikirkan tema. Tema itu harus satu kata, supaya solid. Alasannya adalah kita tidak bisa mengucapkan 2 kata dalam waktu yang bersamaan. Gunanya tema adalah sebagai alat komunikasi yang asik ketika ditanya. Misalnya: Cerita Akhir Sekolah -> eksistensi, Goodfather -> family. Tema bisa ditentukan lebih dulu sebelum premis.
Apakah premis = moral cerita? Belum, jangankan moral cerita, genrenya saja belum.
Begitu kita bikin alur baru bisa kita turunkan.
Kalau ganti premis, apakah buat dari awal? Biasanya kalau sudah solid tidak perlu buat dari awal.
Untuk membuat premis dasar tema -> dibuat clear.
-          Memilih kata
-          Dijernihkan
-          Mencari problem utama
-          Action line
-          Relationship line
Tema itu yang mengikat supaya tidak lari. Finding Nemo -> trust (Merlin vs Nemo)
Relationship:
-          Merlin vs Dory
-          Kura-kura
-          Hiu
-          Jill (di akuarium)
Multi premis: misalnya Babel, No Country for Old Man, Burn After Reading.
Yang diformulasikan adalah tulang/strukturnya.


Awalnya adalah puisi berjudul ”Candi” karangan Sanusi Pane yang dibaca Salman Aristo di depan kelas III sekolah dasar. Sejak itu, ia jatuh cinta pada puisi dan sastra. Sebelumnya, ia terpikat pada sinema. Gabungan dua bidang seni itu membentuk Salman hari ini. Penulis skenario film.
Salman adalah nama di balik skenario film Ayat-ayat Cinta (adaptasi dari novel karangan Habiburrahman El Shirazy), Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi (Andrea Hirata), serta Garuda di Dadaku. Ketiga film yang disebutkan pertama itu masih berada di daftar sepuluh besar film terlaris Indonesia sejak 2007.
Skenario film pertama yang terwujud di layar lebar, Brownies, masuk dalam nominasi skenario terbaik versi Festival Film Indonesia 2005. Selepas itu, pria kelahiran Jakarta, 13 April 1976, ini merampungkan lima naskah film dalam kurun waktu 18 bulan. Melihat produktivitas itu dan geliat kebangkitan film Indonesia, Salman memutuskan berhenti menjadi wartawan dan fokus pada penulisan naskah film.
Ia tak menyesali keputusan tersebut. Dunia film dan literasi telah memikatnya sejak kecil. Ia juga memulai memproduksi film. Produksi pertamanya, Garuda di Dadaku, mendatangkan 1,5 juta penonton di bioskop-bioskop.
Kecintaan terhadap film mulai tumbuh ketika menyaksikan film Captain America di bioskop sekitar Manggarai, Jakarta Selatan, waktu ia berusia lima tahun. Hingga akhir dekade 1980, Salman menyimak dan mengagumi karya besar film Indonesia, seperti film Taksi besutan Arifin C Noer. Selepas itu, ia lebih banyak menonton film Hollywood karena industri film dalam negeri saat itu roboh.
Pada masa suram perfilman Indonesia tersebut, ia terkesima pada film Rain Man (Barry Levinson, 1988) dan film-film dari Eropa. Dari film itulah, standar tontonannya ”naik”. Uang sakunya habis untuk menonton bioskop. Ia menjadi seorang ”kutu film”, tetapi belum yakin bisa memproduksinya. Baru ketika kuliah di jurusan Jurnalistik Universitas Padjadjaran, Bandung, wawasannya terbuka. Membuat film tak butuh biaya besar.
Belakangan, ia menyebarluaskan kebisaannya menulis skenario lewat sejumlah pelatihan rutin. Di sela-sela kegiatan perfilmannya, Salman ”menyepi” dengan berkumpul bersama teman-teman band Silentium yang ia bentuk sejak 1999. Musik ialah denyut kreativitasnya yang lain.




Berikut adalah tanya jawab pembaca Kompas dengan Salman Aristo tentang ide, gagasan, dan harapan pemain bas Fender jazz bass ini.

Kagetkah Bang Salman dengan kesuksesan film Ayat-ayat Cinta?
(Aan P, Garut)
Sangat kaget karena di luar dugaan. Pada masa itu, diyakini bahwa sasaran penonton film yang diarah Ayat-ayat Cinta, masih belum ”keluar” ke bioskop. Jadi hasilnya buat saya cukup mengejutkan.

Bang Salman Aristo, bagaimana awal mula Bang Salman terjun di dunia perfilman? Jika ada kesempatan untuk menulis skenario film tentang si Pitung, Jaka Sembung, atau Wiro Sableng, mana yang paling Bang Salman minati, kenapa?
(Irfan Syariputra, Bekasi Utara)
Cerita ini cukup panjang. Tapi, awalnya dari seorang bocah lima tahun yang jatuh cinta pada sinema saat pertama kali ke bioskop bersama orangtuanya. Kalau memang sangat ingin tahu lebih detail lagi, bisa cek ke situs personal saya di salmanaristo.com bagian ”Tentang”.
Tiga-tiganya (Si Pitung, Jaka Sembung, Wiro Sableng) ha-ha- ha. Karena saya lahir-besar di Jakarta, nyaris sudah ”dibaptis” jadi Betawi di area saya dibesarkan di kawasan Menteng Wadas, Jakarta Selatan. Jadi, Pitung adalah pahlawan kanak-kanak saya. Jaka Sembung adalah sentuhan pertama saya dengan film laga Indonesia. Sementara Wiro Sableng selalu jadi jeda paling saya cari saat mencuri waktu dengan membaca komiknya diam-diam.

Apa yang memotivasi Anda terus berkarya di dunia perfilman Indonesia? Terkait film-film yang ditayangkan di televisi, apa pendapat Anda tentang kondisi perfilman Indonesia?
(Perlita Nathania, Yogyakarta)
Pada dasarnya, hasrat terbesar saya adalah cerita. Saya merasa saya adalah pencerita. Film adalah medium yang saya cintai dan saya anggap sangat kuat dalam menyampaikan cerita. Berbagi cerita sepertinya sudah jadi jalan hidup saya. Untung/rugi rasanya sudah tidak relevan dimasukkan dalam ”peta” itu.
Satu yang harus dipahami, bioskop dan televisi adalah dunia medium dan dua industri yang amat berbeda meski saling terkait. Industri film bioskop tempatnya, ya, di bioskop. Televisi punya film dan tata caranya sendiri. Jadi, jangan dicampur logikanya. Jadi, film bioskop industrinya harus tumbuh dengan sehat karena film bioksop, seperti TV, juga punya potensi kontribusi amat kuat ke masyarakat. Soal akses bioskop yang tidak sampai ke akar rumput adalah hal yang sedang diperjuangkan oleh para pekerja film bioskop Indonesia.
Ini memang masalah besar sejak tahun 1990-an sampai sekarang. Melihat negara lain sebagai contoh, misalnya, Korea Selatan atau Tiongkok, bioskop ada di mana-mana sampai ke pelosok. Dulu, pada era 1970-80-an, Indonesia punya bioksop sampai tingkat Kabupaten. Silakan coba juga cari tahu sendiri soal sejarah bioskop di Indonesia.

Bagi saya, Anda adalah salah satu jagoan dalam naskah film di Indonesia. Apa hal paling mendasar agar dapat membuat naskah yang menarik dan dapat ditangkap oleh khalayak? Untuk waktu dekat ini, adakah naskah film yang tengah Anda kerjakan?
(Imas Damayanti, Jakarta Timur)
Tiap penulis punya cara dan metodenya sendiri-sendiri. Selama ini yang selalu saya coba kembangkan adalah membuat relasi antara cerita dan penonton melalui bangunan karakter yang kuat dan memikat. Negeri ini amat kaya dengan berbagai macam kultur dan istiadat, surga buat menggali karakter yang khas, unik, dan sekaligus bisa dirasakan dekat oleh penontonnya. Saat ini ada beberapa naskah yang sedang dikembangkan di Wahana Penulis, tempat saya menggodok cerita bersama rekan-rekan lainnya, mulai dari layar lebar, naskah drama radio sampaiwebseries.

Kapan biasanya Anda menulis skenario? Pernahkah Anda mengalami ”jalan buntu” atau ”tiba-tiba mati ide” saat menulis? Apa yang Anda lakukan kemudian?
(Githa Nila Maharkesri, Depok)
Dulu saya merasa saya adalah ”orang malam”. Namun, sejak benar-benar terjun menjadi profesional, saya melatih diri saya untuk bisa menulis kapan saja dan di mana saja, apalagi teknologi gawai sudah memungkinkan untuk itu. Saat ”mati angin”, saya biasanya akan datang ke hobi saya yang lain, musik. Apakah itu melakukan fingering di bass kesayangan saya, pegang gitar, atau mendengarkan album-album favorit yang sudah saya anggap signifikan dalam hidup saya.

Bagaimana Anda mendapatkan gambaran alur cerita aspiratif yang begitu menarik, lengkap dengan unsur budaya kisah tersebut sehingga pola pikir penonton dapat teraplikasi positif?
(Aditya Jaka Laksana, Cipete Selatan)
Saya selalu percaya dengan yang dibilang almarhum seniman besar Soedjatmoko. Ide itu pasti punya kaki. Artinya, saya selalu berusaha ide-ide saya punya relevansi dengan masyarakat, dengan publik penonton saya. Untuk itulah, saya selalu berusaha dekat dan terimbas terus hingga peka dengan dinamika masyarakat. Dengan cara apa pun.

Mas Salman, mata pelajaran/kuliah apa yang dulu disukai sehingga mampu mengantar jadi penulis skenario andal? Mata pelajaran/kuliah apa yang seharusnya dipelajari agar mampu menjadi seperti Anda?
(Firman Kurniawan Sujono, Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia)
Saya belajar skenario secara otodidak. Disiplin ilmu saya Jurnalistik. Sarjana saya dari bidang itu di Universitas Padjadjaran. Jadi kalaupun ada kolerasinya, adalah menulis. Dan saya mencintai film. Pada titik itulah korelasinya dengan dunia akademis saya. Sisanya, saya belajar sendiri dari buku dan lainnya. Kalau memang benar-benar berminat belajar secara formal, bisa sekolah film.

Bisakah kasih tips supaya termotivasi menulis? Apa yang menjadi pemancing Anda dalam menulis, apakah mengalir saja, atau apakah bikin peta permasalahan?
(Latif Bimo Yustisiano, Kota Cimahi Jawa Barat)
Halo Bimo. Ada banyak teknik menulis. Cari di search engine pasti banyak. Coba saja ketik key word, how to write a novel/screenplay/poem/shortstory. Buku juga banyak sekali. Justru modal awalnya adalah hasrat. Seberapa besar mau meluangkan waktu mencari dan melahap segala hal tentang penulisan itu. Budi Darma pernah bilang terobsesilah dengan menulis, bukan menjadi penulis.

Lebih mudah mana membuat skenario adaptasi (dari novel) atau asli? Bagaimana membuat skenario yang bisa membuat filmnya laris?
(Ahmad Bahtiar, Depok)
Teknisnya lebih kurang sama. Kesulitannya juga khas. Yang satu soal kepekaan terhadap sudut pandang dari karya yang sudah ada. Satunya lagi soal keotentikan cerita kita dan bagaimana orang akan peduli dengan cerita kita.
Ini tidak pernah bisa dijawab dengan satu jawaban pasti sebab ”laris” bukan cuma datang dari skenario saja. Faktornya banyak sekali.

Apakah sinopsis sudah memiliki hak cipta? Rumah produksi atau stasiun TV mana saja yang terbuka untuk menerima sinopsis dari penulis pemula dan apa bisa dikirim lewat surat elektronik? Lalu, bagaimana cara mencegah agar ide kita tidak dicuri sewaktu mengirimkan karya tersebut? Bisa ceritakan sedikit tahapan-tahapan belajar yang dilakukan Mas Aris sehingga bisa menjadi penulis seperti sekarang ini? Misalnya, berapa jam dalam sehari Mas Aris meluangkan waktu untuk menonton film, membaca script, atau hal-hal lain yang dirasa diperlukan untuk menjadi penulis skenario yang berkualitas?
(Apendi, Jakarta Barat)
Sinopsis sudah bisa didaftarkan ke Direktorat Jenderal HKI (Hak Kekayaan Intelektual).Production house dan TV sangat terbuka. Soal curi-mencuri itu sudah ada mekanisme hukumnya. Kalau bisa dibuktikan secara hukum, akan dapat perlindungan dari sana. Sebenarnya, hak cipta itu sudah lahir dengan sendirinya. Jadi siapa pun yang mencuri bisa dituntut.
Saya selalu berusaha meluangkan waktu paling tidak sehari menonton satu tayangan audio visual. Apa pun itu. Dulu waktu masih ada waktu, bisa tiga-empat film sehari. Sekarang minimalwebseries. Sisanya saya selalu terus memburu buku apa pun soal skenario, film, dan penceritaan.

Apa kekhawatiran terbesar ketika Anda menulis sebuah skenario film, apalagi film tersebut diangkat dari novel laris? Bagaimana meyakinkan diri bahwa kekhawatiran itu dapat diatasi?
(Ali Machmudin, Jakarta Pusat)
Kekhawatiran saya selalu sama, adaptasi ataupun tidak, apakah saya sudah mencurahkan semua kemampuan terbaik saya? Cara meyakinkan diri adalah dengan selalu terbuka dengan kemungkinan kalau saya pasti masih berbuat salah dan harus terus belajar. Jadi, belajar tanpa henti adalah jurus utama saya mengalahkan kekhawatiran itu.



Produktivitas ini diakui Aris bukan semata-mata karena kemampuannya dalam menulis. Ia mengungkapkan bahwa sejak awal kariernya, ia memang sudah merancang pola kerja khusus yang memungkinkannya bekerja lebih disiplin. Kedisiplinan inilah yang membuatnya menjadi seproduktif sekarang.

"Gue percaya banget metode, pattern, tools, atau formula untuk bekerja. Yang tidak boleh diformulasikan itu kontennya, tapi struktur cara bekerja itu harus. Kalau nggak, lo nggak akan pernah bisa disiplin dan nggak akan bisa ada di industri. Pegangan gue selalu deadline. Gue selalu punya rancangan menulis gue. Misalnya, storyline harus dibikin kapan, sinopsis kapan," ungkap Aris kepada Muvila dalam wawancara di kantor Wahana Penulis, Jakarta pada 29 Juli lalu.

"Kuncinya cuma satu, deadline. Justru itu buat gue menyenangkan sekali, karena gue bisa bekerja simultan. Nggak paralel, tapi simultan, bukan multitasking. Gue selalu atur bahwa gue akan mulai kerjakan yang B jika kerjaan yang A sudah sampai taraf mana. Selama ini, gue baru akan masuk menuliskan sesuatu yang baru kalau yang sebelumnya sudah sampai taraf sequencing (pembuatan sekuens). Semepet-mepetnya, gue nggak pernah kerjain berbarengan. That's the secret," papar penulis skenario Catatan Akhir Sekolah, Garuda di Dadaku, dan Hari untuk Amanda ini.

Setelah dirilisnya film Mencari Hilal yang melibatkan Aris sebagai penulis cerita dan skenario (bersama Bagus Bramanti dan Ismail Basbeth), penulis yang juga aktif sebagai produser dan sesekali jadi sutradara ini (Jakarta Maghrib, Cinta dalam Kardus) masih akan disibukkan dengan beberapa proyek film yang tengah berjalan. Yang terdekat adalah film aksi komedi Skakmat garapan Ody C. Harahap, yang segera memulai syuting.

Selain itu, Aris juga mengerjakan skenario film roman Tak Bisa ke Lain Hati untuk MNC Pictures, film biografi Hatta garapan Erwin Arnada, serta Athirah garapan Riri Riza yang baru menyelesaikan syuting. Aris juga telah dipinang untuk mengadaptasi novel laris Malaysia, Bagaikan Puteri, dan masih di tengah proses adaptasi novel petualangan Giganto karangan Koen Setyawan.
Bagi Aris, tidak ada karyanya yang dibuat secara instan. Semua skenario atau cerita yang ditulisnya merupakan hasil dari berbagai proses yang panjang, sampai akhirnya bisa diwujudkan dalam sebuah produksi audio visual. Jika ada beberapa film yang memakai hasil tulisannya dirilis berdekatan, itu pun biasanya sudah mulai dikembangkan jauh sebelumnya.
"Skakmat itu spec script (skenario yang dibuat tanpa komitmen dengan pihak lain untuk produksi tertentu, red), udah dari 2009. Tak Bisa ke Lain Hati yang bener-bener gue nulis (dari awal), itu pun udah draft dua, jadi nggak terlalu menyita waktu banget. Bagaikan Puteri kan baru mau mulai jalan. Sisanya, film-film Islam Cinta kayak Ayat-Ayat Adinda atau Mencari Hilal itu udah jadi dari tahun 2014, dan bukan cuma gue yang tulis skenario, walau cerita memang dari gue. Sama Giganto juga masih lanjut. Hatta lagi mau produksi, skenarionya udah lock. Tapi, mungkin karena filmnya gede jadi agak rumit," ungkap Aris.

Meski beberapa skenario yang ditulis Aris merupakan adaptasi (sebut saja Laskar Pelangi, Sang Penari, Negeri 5 Menara), sebagian besar karyanya tetaplah cerita orisinal yang dikembangkan Aris dan timnya. Begitu banyaknya proyek yang ditangani mungkin menimbulkan pertanyaan tentang cara ia dapat menemukan ide untuk memulai penulisan semua skenario itu. Namun, Aris menekankan bahwa mendapatkan ide bukanlah hal yang tersulit dalam proses penulisan skenario.

"Yang susah itu memilih. Inspirasi ada di mana aja, dari internet, dari buku, dari film, segala macam. Bermain-main dengan 'what-if' aja udah ada ratusan ide untuk menstimulus kepala untuk punya cerita. Cuma, dari itu semua, mana yang mau kita pilih dan kita jalani. Nah, itu yang perlu skill, itu perlu diasah. Kalau ide itu gampang, beneran gampang banget," ujarnya.




dari berbagai sumber

Post Top Ad