improving writerpreneurship

Post Top Ad

Juli 23, 2016

Tangis Di Haflah Khotmil Quran

by , in


Tangis Di Haflah Khotmil Quran

Alhamdulillah, akhir Mei lalu taman pendidikan Alquran (TPQ) Sultan Fattah yang didirikan dan dirintis bulikku dua puluh dua tahun lampau sukses kembali menggelar acara khotmil quran.

Dan istimewanya pada tahun ini, anak sulungku menjadi salah satu peserta khataman.
Alhamdulillah.

Ibu, adikku dan anakku nomer dua pun turut hadir dalam perhelatan ini. Sedangkan aku wira-wiri dalam double peran sekaligus, sebagai orang tua aka wali santri dan juga guru TPQ. hehe.

Lebih heboh dan bikin deg-degannya adalah rupanya pada hari dan tanggal yang sama ini aku juga harus sharing kepenulisan di tempat lain.


Karena tak ingin membuat anakku risau, aku sengaja tidak memberitahukan double acara ini. Sebab sudah kuperkirakan aku bisa ada di dua tempat sekaligus pada saat yang dibutuhkan. Kepada panitia sharing kepenulisan, sudah kusampaikan keadaanku yang sebenarnya. Dan mereka memaklumi. Sehingga perkiraanku, aku akan tiba kembali di tempat prosesi khataman persis ketika mereka turun dari panggung dan salaman dengan dewan asatidz.

Tapi rupanya adikku keburu tahu kalau aku juga handle acara lain, dan dia marah-marah. hehehe...
Kok tega, katanya. Hadeuh, aku sudah ketar ketir aja, apalagi salah seorang ustadzah yang kebetulan juga sepupuku bilang kalau khataman sudah selesai. Sementara aku masih di tempat lain. Padahal setelah mereka turun dari panggung itu, ada acara cuci kaki orang tua masing-masing.

Bisa kubayangkan betapa masygul nantinya kalau ibuku aka sang nenek yang harus duduk di kursi untuk dicuci kakinya oleh anakku. Sebab mewakili diriku.

Alhamdulillah ternyata ketakutanku tak terjadi. Informasi sepupuku tadi ternyata keliru. Jadi setelah aku mengebut dari acara sharing kepenulisan di sekolah lain menuju tempat prosesi khataman, persis pas mereka mau turun dari panggung.

Leganyaaaa...puoool..
Aku langsung lari ke arah dewan asatidz yang berdiri berjejer di bawah dekat panggung. Tidak lupa mengirim pesan sms ke ibu dan adikku, memberitahu mereka kalau aku sudah standby di tempat.

Dus, ketika anakku turun dan bersalaman, tanganku di sana untuk dia cium.
Ketika prosesi basuhan, kakiku di sana untuk dia cuci.

Bisa dibayangkan seperti apa tangis yang mengalir dari sudut mata kami masing-masing. Dia, anak lelakiku itu, terbawa suasana yang diciptakan prosesi khataman.
Aku, tangisku double haru. Hampir saja aku melewatkan momen indah dan berkesan ini, dan mungkin saja akan menggores luka di hati anakku sepanjang masa. Tapi Allah menyayangi kami.
Adikku dan seorang pengunjung lain mengabadikan foto dan video prosesi ini, dan membuat anak lelakiku itu kembali menangis saat menyaksikan rekamannya.
Ummmmiiiiiiii...


Juli 23, 2016

Rembang Bumi Kartini, Pantai Dan Santri

by , in
Rembang Bumi Kartini, Pantai Dan Santri


Saat Ramadan usai, sudah pasti sederetan acara halal bihalal dan silaturahim kita lakoni. Dan tahun ini kayaknya kota-kota yang kami kunjungi tambah lebih banyak daripada sebelumnya. Setelah kemarin silaturahim ke Solo, halbil sekitaran Demak, ke Semarang, Magelang, eh masih nambah lagi ke Rembang nih.

Kali ini supaya refresh, ada tambahan acaranya yaitu...pikniiiiik....

Jadi setelah semalam menginap di rumah saudara, kami jalan-jalan ke wisata bahari pantai Karang Jahe. Pantainya beneran asyik. Macam yang ada di pantai Jepara yang berpasir itu. Jadi kita bisa main pasir, naik boat, berenang, naik perahu, naik delman dan kuda menyisir pantai, minum kelapa muda, makan jagung rebus dan cemilan lainnya. Sembari bercengkerama dan menikmati hari libur terakhir buat anak-anak. Karena hari Senin sudah harus masuk sekolah kembali.



Oh ya, sebelum ke pantai, kami tak lupa bersilaturahim ke rumah salah satu kyai di Rembang yang masih temannya ibu. Sayangnya kami tidak sempat sowan ke ndalem Gus Mus, padahal hanya tinggal menyeberang jalan raya saja sudah sampai lho. Maklum, akunya aja yang pengen ke Gus Mus, tapi yang lainnya kayaknya kurang minat, ya apa mau dikata. Apalagi waktunya memang tidak banyak.

Mudah-mudahan aku dan anak-anak punya kesempatan di lain waktu untuk sowan Gus Mus lagi. Karena yang tahun lalu saat kami ke Gus Mus, beliau sedang tindhak luar kota.

Terima kasih Rembang, sudah melengkapi keceriaan lebaran kami ya :)
Juli 23, 2016

Hari Anak Nasional Dan Keseimbangan

by , in
Hari Anak Nasional Dan Keseimbangan


Antara miris, sedih, khawatir, tapi juga so excited. Bahwa kemajuan teknologi, keterbukaan informasi dan kecepatan  belajar anak-anak membuat mereka lebih maju dan canggih daripada kita di usia mereka.  Lihat saja apa yang sudah diraih keponakanku dalam usianya yang masih belasan tahun. Dia jadi bisa pergi gratis ke berbagai negara untuk mempresentasikan beberapa penelitian dan penemuannya. Ceritanya bisa teman-teman baca di postingan blog ini.


Namun efek sampingnya juga ada hal-hal yang seolah membuat kita terus berdebar cemas. Tentang nilai-nilai, tentang adat budaya dan habit mereka serta tantangan apa yang akan mereka hadapi kelak di kemudian hari.

Lihat saja banyaknya musuh yang sekarang dihadapi negara dan masyarakat. Di mana-mana sekarang mulai mewabah gerakan anti terorisme, anti narkoba, anti separatisme, anti illegal logging dan anti-anti lainnya. Sepertinya lebih banyak musuhnya daripada kawan untuk masyarakat, termasuk generasi muda dan anak-anak kita, dalam meniti kehidupan yang semakin tak menentu.

Namun konon love can conquer all. Kita tidak boleh kehilangan harapan, sebab cinta akan mengalahkan segalanya. Insya Allah dengan bantuanNya kita bisa melindungi anak-anak kita dari segala musuh dan ancaman yang merusak generasi bangsa.

Tentu saja diperlukan kerja sama dan partisipasi serta kontribusi seluruh aspek bangsa. Sebagai penulis, sumbangsih yang kita bisa berikan mungkin antara lain dengan terus melahirkan tulisan-tulisan serta buku-buku yang bermanfaat bagi anak-anak. Yang menjaga keseimbangan mereka dalam mengarungi samudera kehidupan ini.

Keseimbangan antara fikir dan dzikir. Keseimbangan akal dan hati. Keseimbangan fisik dan psikis. Keseimbangan spiritual dan material. Keseimbangan belajar dan bermain. Keseimbangan semuanya.

Jadi terpicu untuk menulis buku untuk anak-anak  nih setelah sekian lama belum melahirkannya lagi. Beberapa buku untuk anak yang pernah saya tulis antara lain: 
1. 22 hari bercerita seri 1
2. 22 hari bercerita seri 2
3. Belajar dan Bermain bersama anak autis dan ABK
4. Pantang Menyerah Mengasuh Asih Anak Berkebutuhan Khusus
5. Anakku Terhebat
6. Balita Hebat
7. Dear Love For Kids
8. Tunas Integritas yang ditulis bersama KPK dan PBA.












Juli 22, 2016

Pemburu Piala Dan Piagam

by , in
 Pemburu Piala Dan Piagam

Waduh, kalau ditanya apa hal paling kreatif yang pernah kulakukan saat remaja; baik SMP atau SMA, agak-agak bingung juga jawabnya nih. Karena aku sebagaimana sekarang yang workaholic, dulu jaman sekolah juga studyholic. hehehe. Namun alhamdulillahnya seperti sekarang yang juga suka banget kumpul-kumpul, kopdar-kopdar dan travelling, dulu juga suka banget organisasi dan kelilingan baik dalam kota maupun luar kota.

Dari jadi regu pramuka sejak jaman SD, SMP, SMA, dikirim sekolah untuk ikut lomba sampai ke pelosok-pelosok daerah Wedung, Mranggen, Dempet dll. Sampai keluar kota, Salatiga, Magelang, Semarang, Kendal dll. Dan tahu sendiri kan seperti apa pramuka itu, full kreatif dan penuh kegilaan. Dari yang bikin yel-yel, memecahkan kode-kode, hiking dan offroad mencari jejak, sampai adu pentas seni yang membuat kita mengerahkan seluruh imajinasi. Apalagi kalau musuhnya dari luar daerah, wah rasa kebangsaan dan ketanahairan alias kedaerahan kita serasa langsung tersulut. Pokoknya kita musti yang paling bagus nih, yang paling kreatif. Jadi ya gitu deh, seru!!

Belum lagi pas kita harus masak secara bergantian sesuai jadual piket untuk kelompok atau regu kita sendiri. Kalau masakan nggak enak, mungkin sudah biasa. Tapi masakan gosong...hohoho...itu jadi cerita yang nggak habis-habis buat diolok-olok.




Itu tadi yang mainnya secara group atau kelompok. Kalau yang main sendirian, nah ini nih, nggak tahu gimana dan nggak tahu kenapa, kok ya aku terus yang ditunjuk sama guru-guru itu untuk ikut lomba sana-sini. Bahkan sampai sudah kelas tiga SMA pun, menjelang ujian nasional, masih saja aku yang disuruh ikut maju lomba. Hadeuh...

Tapi saat itu kok ya seneng-seneng aja aku melakukannya. Soalnya bisa jalan-jalan keluar kota juga kalau mewakili sekolah dan kabupaten, sampai ke Semarang, Salatiga, Jogja. Dapat uang saku, makan di luar, dan rasanya fresh karena berada di luar kelas. Alhamdulillahnya pelajaran nggak ketinggalan, nilai selalu bagus dan juga dapat NEM tertinggi sesekolah dan kabupaten waktu itu. Alhamdulillah.

Lombanya banyak bidang studi. Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Jawa,  Matematika, Fisika, dll. Jadi  urutannya menang kecamatan, dikirim ke kabupaten, setelah menang dikirim ke provinsi.

Bahkan juga bikin penelitian untuk diikutkan lomba LIPI. Dua kali waktu itu dalam dua tahun berturut-turut. Yang pertama penelitian sosial tentang pemulung, yang kedua penelitian sains tentang kunyit. Dua-duanya kalah. hehe. tapi waktu itu dapat piagam LIPI. Yang tanda tangan pak Habibie kayaknya ya sebagai menristek. Lupa-lupa ingat.

Yang aku heran, kok ya sempat-sempatnya aku aktif di OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) dan Rohani Islam aka ROHIS, jadi ketua bidang kewanitaan. Giat banget mengadakan pengajian tiap jumat bakda sekolah, pengajian dan liqo hari Ahad. Jadi redaktur Majalah Dinding ROHIS dan OSIS serta buletin Rohis.

Malamnya masih bisa sekolah madrasah dari bakda maghrib sampai jam sembilan kadang setengah sepuluh malam. Hehe.

Bolehlah dibilang hal paling kreatifnya adalah melipat waktu dan melipat jarak biidznillah, dengan ijinNYA. Kullil hamdu lillah.



Juli 22, 2016

Konstelasi Semesta Dan Meja Kerja

by , in
Konstelasi Semesta Dan Meja Kerja


Disclosure dulu ya, ini bukan pencitraan tapi hanya pengakuan saja.
Jadi yang sebenarnya dulu aku orangnya suka seenaknya saja dalam hal meja kerja. Jadi kalau foto meja kerja diambil pada jaman kemarin, bayangkanlah kesemrawutannya. Ada banyak buku di kanan kiri depan belakang. Kertas-kertas berserakan. Pen dan spidol warna-warni. Tetek bengek macam-macam tempelan di meja ataupun dinding serta board. Lalu kopi yang entah beberapa gelas bisa habis dalam seharian.

Tapi sejak ehm, aku kenal kamu yang rapi, yang nggak suka nyusuh alias nyampah, aku jadi ikut-ikutan membenahi apa yang selama ini menjadi habitku.

Meja kerjaku sekarang lebih bersih. Tidak lagi acak adut kayak dulu. Lebih rapi dan disiplin dalam banyak hal.

Dan ternyata bawaannya jadi lebih jernih lho. Aku nggak lagi hectic kayak dulu. Lebih step by step, one by one ngerjain segala sesuatunya. Makasih ya sudah bawa perubahan yang baik dalam hidupku. Uhuk.

Tapi ya gitu deh, mungkin karena masih adaptasi gaya baru, sekarang load-nya masih kalah produktif dibanding jaman kemarin. Karena agak-agak slow alias woles dan stel kendo kali ya.  Jadi mungkin rapi dan clean serta jernihnya tetap dipertahankan, tapi speed-nya musti ditambah lagi. Biar makin produktif. Aamiin.




Yang sebenarnya aku bisa memakai media apa saja sebagai meja kerja. Entah itu meja komputer, meja tamu, meja teras, meja makan, meja belajar, meja kopi, bahkan lesehan di mana pun bisa jadi meja kerja.

Dan memang seperti yang dulu pernah kuceritakan, kadang kala kita musti pindah-pindah melompat-lompat dari satu pojok ke pojok lain untuk mendapatkan spot terbaik dan ternyaman untuk menulis.  Bisa jadi energi di satu tempat itu sudah mulai terkuras oleh kita, jadi kita perlu cari tempat baru lainnya yang energinya masih full dan bisa kita serap. Gitchu :D

(Ahaha...serasa kayak Elektra aja main strum-struman segala)








Terus, apa aja yang harus ada di meja kerja?
Tentu saja alat kerja, laptop, notes, bolpoin, buku-buku referensi, ponsel untuk tek tok ama editor dll dst, dan jaringan internet.  Alamaaaak kalau tak ada jaringan internet, apalah arti meja kerja. Xixixi

Juli 22, 2016

Tips menghadiri workshop dan talkshow

by , in
Tips menghadiri workshop dan talkshow

Kalau tidak salah menangkap maknanya, menghadiri itu artinya kita hadir sebagai undangan hadirin. Iya kan? Karena kalau kita datang sebagai nara sumber, judul atau temanya mustinya tips mengisi workshop dan talkshow.
(Eh, pakai dibahas lagi tentang temanya. Hehe. Untuk tips mengisi-nya, insya Allah kita bahas lain kali ya. Eaaa, pakai janji-janji :D)


Ada tiga  garis besar dalam kiat menghadiri acara-acara dan event workshop dan talkshow, yaitu persiapannya, lalu saat kita ada di venue-nya dan pasca event-nya.

PERSIAPAN
CATAT TANGGAL, WAKTU DAN TEMPATNYA
jangan sampai salah jadual ya bu. hehe. ntar mlongo sampai tempatnya kok sepi, ternyata masih bulan depan. ahaha :D

pelajari di mana venue-nya, supaya bisa memperkirakan kita akan butuh waktu berapa lama untuk sampai ke sana, naik apa dst.

KENALI PEMATERINYA
duuuh, jangan stalking mantan terus atuh, atau gebetan aja. Stalking juga calon narsum yang akan kita temui pas di acara nanti. Jadi bisa punya bahan sedikit untuk ngobrol ama dia kalau pas kita punya kesempatan bertatap muka langsung.

PELAJARI TEMA DAN MATERI
Biar nggak blank banget gitu. Setidaknya kita jadi punya bayangan apa yang bakal bisa kita tanyakan nanti dalam event tersebut.

 KOSTUM
Good shoes take us to good place, gitu kan ya katanya. jadi coba persiapkan kostum yang sekiranya pantas dan pas untuk hadir dalam acara nanti. Biar nggak salah kostum. Hehe.


HARI H, JAM J
TEPAT WAKTU
Nggak usah jam karet-lah meskipun katanya itu sudah jadi budaya di Indonesia. Jangan ikut-ikutan rusak atuh. Tetap aja disiplin. Datang tepat waktu, setidaknya lima sampai sepuluh menit sebelum acara akan lebih baik.

POSISI MENENTUKAN PRESTASI
Jangan duduk terlalu di belakang, nanti kalau ada saweran dari depan panggung bisa nggak kebagian. Ahaha. Intinya duduklah di tempat yang strategis. Sehingga bisa mendengarkan materi dengan baik, dan kalau angkat jari untuk bertanya atau menjawab kuis bisa langsung ketahuan. Siapa tahu dapat doorprize juga. Ahay D

AKTIF
Jangan bengong, ngantuk apalagi melamun. Jangan.
Eh apalagi malah chattingan. Duh. Jangan.

LIVETWIT
It will be appreciated, baik oleh penyelenggara acara maupun para follower twitter kita. Jangan lupa mention panitia ataupun nara sumbernya ya. Yach, walaupun kadang tidak dirituit karena ada pose manis kita dengan narsumnya sehingga khawatir di-jealousin istrinya (apaan?? :D) Nothing to lose ajalah pokoknya :)

PASCA EVENT
GRATITUDE & COMPLIMENT
Ucapkan terima kasih sudah mengundang dan seterusnya. Yang tidak basa-basi ya. Sampaikan dengan tulus dari hati. Karena yang berasal dari hati, akan sampai ke hati juga. #Eaaaaa

POSTING
Tulis liputan acara workshop atau talkshownya di blog, berikut foto-fotonya. Lalu share di sosmed, mention penyelenggara dan narsumnya, mereka pasti akan sangat senang dan mengapresiasi.

Gitu deh beberapa tipsnya.
Semoga berguna ya.
Ada yang mau menambahkan, sila share di sini ya teman-teman :)










Juli 20, 2016

Yang Wajib Ada Dalam Tas

by , in
Yang Wajib Ada Dalam Tas




Uang. Tentu saja yang pertama kali wajib ada dalam tas adalah uang. Karena kalau nggak ada uang, bisa cotho. 

Kalau pas kehabisan bensin, pasti butuh uang. Kalau pas kebanan alias ban motor kempes atau bocor, pasti butuh uang. Parkir butuh uang, belanja apalagi. Ya kan?

Kartu ATM jadi pelengkap, karena siapa tahu butuh belanja banyak.

Terus kartu tanda penduduk, SIM C, SIM A, STNK juga wajib dibawa. Karena suka ada pemeriksaan mendadak di tikungan-tikungan.

Sun screen, beda, lipstik, maskara juga nggak alpa dibawa-bawa. Maklum kadang suka dandan sambil jalan, karena tadi pas berangkatnya lupa pakai bedak dan seterusnya. Ahaha...





Terus ada lagi yang harus keangkut dalam tas, yaitu buku bacaan dan kaca mata. Sambil menunggu klien, atau antrian misalnya, gunakan waktu dengan membaca buku.




Notes alias buku catatan juga senantiasa dibawa ke mana-mana. Maklum ngakunya kan penulis. Jangan sampai ketinggalan bawa juga bolpoin sebagai pasangannya notes. Seperti kamu yang pasangan aku, ya kan? *kedip-kedip* #eaaaaaa



 Powerbank, charger adalah list berikutnya yang musti ada. Ponsel (yang buat motret ini) ama Tab tentu saja yang juga harus ikut. Memangnya mau nge-charge apaan kalau yang di-charge nggak ada.



Perempuan apalagi yang senang mentas alias perform di panggung, nggak bisa melupakan aksesoris pelengkap untuk kostumnya. Jadi ikat pinggang, kalung, gelang, bross adalah item yang selalu kuselipkan di antara yang lainnya.  Ini beberapa aksesoris yang sempat difoto tadi. Yang lainnya masih banyak lagi, tapi di rumah satunya. Kapan-kapan kita bahas khusus tentang aksesoris ya. Eeeh...malah janji-janji.

Gitu dulu bocoranku kali ini tentang isi tas. Belum ada lagi surat nikah, karena masih menunggu-nunggu nih. #eaaaaaa

Post Top Ad