improving writerpreneurship

Post Top Ad

November 10, 2016

Kecepatan Adalah Keharusan

by , in




Kecepatan Adalah Keharusan



Sejak memutuskan untuk terjun juga ke dunia perbloggingan selain sudah kadung merambah rimba kepenulisan, jaringan internet menjadi salah satu aspek yang sangat penting. Mau tak mau diri ini harus selalu ready, stand by dan siap untuk menerima orderan masuk, browsing untuk dapat materi riset yang diperlukan, dan tentu saja upload postingan pada jadual yang sudah ditentukan.

Kalau jaringan internetnya payah, wah bakalan cotho semuanya. Cotho itu maksudnya susah, hehe. Orderan yang masuk bisa tidak terbaca tepat waktu, sehingga low response dan akibatnya peluang pun terbang begitu saja. Browsing dan riset untuk bahan tulisan tidak bisa lancar, seret dan berpotensi bikin stress karena buang waktu dan energi. Pekerjaan bisa kececer, tidak bisa diselesaikan tepat waktu. Dan saatnya harus diupload, hadeuh malah macet. Masih beruntung kalau tetap bisa diupload meski makan waktu yang lama banget. Yang lebih susah itu kalau sudah capek-capek menulis postingan, menata foto dan gambar dan seterusnya, eh tahu-tahunya pas upload malah gagal dan semua effort tadi muspro alias tak ada hasilnya. Hadeuh capek deh.





So memakai indie home yang layanan jaringan internetnya cepat sungguh membantuku dalam melakukan pekerjaan-pekerjaanku sebagai penulis maupun blogger. Dan bahkan juga sebagai konsultan arsitektur yang kini banyak melayani klien via online juga. Bagaimanapun #IndonesiaMakinDigital sehingga segala layanan bisa dan mau tak mau dilakukan secara jarak jauh. Jadi untuk berhubungan, melayani konsultasi, mengirim gambar desain arsitektur yang file-nya sering besar banget, jaringan internet yang bagus harus bisa diandalkan. Baik saat berkirim surel berikut attachment-nya dengan klien maupun dengan co-worker, jaringan internet indie home sungguh membantu. 



Terus terang aku sempat memutuskan sambungan Indie Home di rumah ini ketika tiba-tiba waktu itu biaya langganan per bulannya naik drastis banget.  Aku mencoba memanfaatkan kartu spin yang bisa unlimited internet juga, kebetulan rumah dekat dengan antena jaringannya. Tapi lalu kartu spin yang berlaku 24 jam berubah jadi hanya 12 jam. Jatuhnya jadi boros. Haduh.
Aku pun terpaksa ganti strategi. Tiap pagi pergi ke kafe untuk bisa kerja di sana karena ada wifi gratisnya. Tapi paling banter, aku tahan Cuma sampai jam dua belas siang karena selain rikuh dan mulai capek duduk terus, juga adzan Dzuhur memanggil untuk sholat dan rehat. Dus, sore dan malamnya tidak bisa kerja pakai internet. Ini jadi kurang efektif memaksimalkan waktu dan manajemen energinya kurang baik. 


Syukurlah kemudian sepupuku ternyata memasang Indie home di rumahnya dengan kuota 10MB per bulannya. Dan aku bisa ikutan menggunakan kuota 2MB tiap bulannya, dengan cara memasang antena khusus di rumahku. Alhamdulillah, akhirnya jaringan internet cepat kembali bersahabat denganku. Sehingga pekerjaan-pekerjaan kembali lancar. Hati lega, diri nyaman karena bisa bekerja dari dalam rumah sambil momong bocah-bocah.
November 08, 2016

Menjelajah Bareng Krucils

by , in



Menjelajah Bareng Krucils




Bahagia banget rasanya bisa jalan-jalan bareng anak-anak lagi. Sejak mereka masih orok, aku memang suka banget ajak mereka jalan-jalan. Maklum aku dan almarhum ayah mereka hobi banget bepergian.
Seringnya sih pergi ke rumah saudara, teman, sahabat dan lokasi-lokasi proyek desain ataupun konstruksi yang sedang aku dan suamiku kerjakan. Sampai ke dalam hutan Penggaron lho.
Waktu si sulung masih berusia dua setengah tahun dan si bungsu satu tahun usianya, mereka sudah turut naik mobil pulang pergi Jakarta untuk mengantar adik perempuanku ke bandara Soekarno Hatta. Bulik alias tante mereka ini hendak terbang ke Mesir buat kuliah di bumi seribu menara itu. Semoga suatu ketika krucilku bersama aku juga tentu saja, pun akan sampai negeri Cleopatra. Aamiin.
Pas si sulung tiga tahun dan adiknya satu setengah tahun kami pulang pergi Jakarta dari Semarang lagi naik mobil. Kali ini untuk keperluan pekerjaanku dan almarhum suami, aanwisjing proyek pembangunan pabrik di pinggiran Jakarta.







Ketika suami wafat dalam kecelakaan bepergian dan kami tinggal bertiga, bepergian justru menjadi jalan kami untuk menyembuhkan dari trauma. Jangan sampai kami jadi takut bepergian. Jangan pula tiadanya kepala keluarga ini membuat kami tak bisa ke mana-mana sebagaimana keluarga lain yang lengkap anggotanya. Pada kenyataannya kemudian, travelling ini tidak saja membantu kami juga sembuh dari trauma kesedihan dan kehilangan, tapi juga mengajarkan banyak hal. Membukakan mata akan keluasan dan keindahan ciptaanNya, membawakan  hikmah akan berbagai peristiwa serta mengantarkan kami bertemu para guru yang hebat tapi tawadlu.  

Karena itulah bersama krucils, lagi-lagi aku menjelajah banyak kota. Ubud, Denpasar, Banyuwangi, Surabaya,  Mojokerto, Jombang, Tuban, Lamongan, Solo, Jogja, Magelang, Salatiga, Kudus, Jepara, Ungaran, Pati, Rembang, Wonosobo, Purwokerto, Pekalongan, dan yang baru saja kami jelajahi adalah Batu Malang. Yeay! Alhamdulillah senang dan seru!
Sejak mereka semakin besar dan mulai tertarik untuk memotret berbagai hal yang ditemui sepanjang perjalanan, aku jadi mulai kepikiran untuk memberikan gadget untuk mereka sendiri. Utamanya supaya mereka tidak mengganggu aktifitasku dengan gadgetku sendiri. Ahaha. So setelah melihat dan membandingkan, akhirnya pilihan jatuh pada gadget ini. Apalagi harga lenovo a880 cukup terjangkau. Bisa dibayangkan betapa excited dan senangnya mereka. Sebab mereka bisa menangkap dan menyimpan pemandangan, momen dan hal-hal yang mereka temui. Apalagi dengan gadget itu, hobi bermain game mereka juga bisa tersalurkan. Dasar anak-anak yaaa..




Di Batu Malang kemarin, kami berkunjung ke sebuah home industry dekat Selecta, untuk melihat langsung proses pembuatan kripik apel dan buah lainnya. Dari UMKM ini, kami bergerak ke Jatim Park 1. Jadi ingat waktu ke Universal Studio Singapura kemarin karena antriannya juga sepanjang itu. Di sebelah kiri ada Musium Tubuh, tapi kami tidak sempat ke sana. Masuk ke dalam arena Jatim Park 1, ada banyak sekali area wahana dan bagian. Di hall dekat area masuk ada patung-patung menyerupai simbah-simbah dukun yang tampak sedang mengadakan ritual. Ada tumpeng-tumpengan di tengah-tengah mereka.




Selanjutnya kami menikmati adat busana dan rumah tradisional Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Patung-patung yang memakai busana adat ini mengingatkanku pada Madame Tussaud di Singapura kemarin.  Anak-anakpun bergaya di depan rumah-rumah adat ini, dekat patung berbusana adat.
.
Dari area budaya Indonesia, kami kemudian menjelajah area fisika, kimia, matematika, science. Lalu ada area buah, sayur, agronomi dan seterusnya. Dan terakhir ada wahana permainan yang seru-seru. Setelah renang dan makan siang, kami kemudian meneruskan perjalanan ke Batu Night Spectacular. Di sinipun kami main sepuas-puasnya sampai capek dan menghabiskan banyak uang. Ahaha.
Kapok? Enggaaaak...kami masih mau jalan-jalan lagi. Sampai jumpa di kota-kota berikutnya yaaa....
Oktober 29, 2016

Menjelajah Minahasa Menelusuri Sejarah Hubungan Dengan Demak

by , in

Menjelajah Minahasa Menelusuri Sejarah Hubungan Dengan Demak




Kenapa aku ingin banget bisa datang ke bumi Makasar, Minahasa, Ambon dan sekitarnya? Karena banyak sekali hal yang seolah memanggil diri ini datang ke sana. Meski sampai saat ini belum kesampaian. Beberapa alasan itu antara lain:

Aku penasaran dengan bumi Ambon sebagaimana yang Sarvatraesa ceritakan dan kubagikan di salah satu novelku tersebut.

Makasar International Writers Festival itu sudah lalu lalang di time line ku sejak kapan. Menggodaku untuk datang, tapi belum juga punya kesempatan. Lalu rumah baca katakerja milik Aan Mansyur dan keponakannya Faisal Oddang juga sungguh membuatku ngiler ingin datang.

Dan bahwa Pangeran Sabrang Lor dari Demak dan armada pasukannya waktu itu menyeberang lautan menuju Indonesia Timur ini untuk mengusir penjajah Portugis, sungguh momen heroik dan historis yang seolah makin mewajibkan aku datang ke sana.


Kyai Mojo, asistennya Pangeran Diponegoro dulu dibuang ke Minahasa. Para pengikutnya menikah dengan orang setempat. Termasuk yang bernama Kyai Demak (berarti dari Demak kan ya?:D) dan sekarang bahkan dijadikan nama marga. 

Beberapa bulan lalu, sebenarnya aku dapat tawaran untuk menuliskan biografi salah seorang tokoh di Makasar. Aku sudah bilang siap. Tapi sampai saat ini belum ada lagi kabar lanjutannya.

Ditambah kemarin ini barusan dapat kesempatan mereview novel Calabai yang settingnya daerah sana. Yaaachh..tambah ngecesss.


Dus, rasanya kepenasaran dan keinginan makin menjadi-jadi deh.

Terus ingat, bahwa kalau mau ke Mekkah Medinah, musti hafal manasiknya dulu biar panggilan makin menguat (dan alhamdulillah sudah berhaji umroh tahun 2009 lalu)

Kini saatnya mengencangkan magnet antara aku dan Minahasa serta sekitarnya. Ahay.

Resep bubur Manado atau tinutuan merupakan bubur khas asli Manado dan daerah Minahasa Sulawesi Utara yang enak untuk dijadikan hidangan spesial. Termasuk  untuk  acara Hadrah. Ya kayak di Demak sini juga.


RESEP BUBUR MANADO

Bahan dan Bumbu :
  • 500 gram beras, cuci dan tiriskan
  • air secukupnya
  • 300 gram labu kuning, potong
  • 2 buah jagung, sisir dari tongkolnya
  • 200 gram ubi jalar, potong
  • 100 gram daun melinjo muda
  • 100 gram daun bayam, cuci bersih
  • 100 gram daun kangkung, cuci bersih
  • 2 ikat kacang panjang, petik 2 cm
  • 50 gram daun kemangi
  • 4 sdt garam / sesuai selera
CARA MEMBUAT BUBUR MANADO :
  1. Masukkan air 3-5 cm di permukaan beras yang telah dicuci bersih. Rebus hingga setengah matang.
  2. Masukkan potongan labu kuning, jagung dan ubi jalar. Rebus kembali sampai matang.
  3. Masukkan satu persatu sayuran ke dalam bubur. Masak terus sampai seluruhya matang dan bubur cukup kental.
  4. Angkat dan siap dihidangkan.
Bubur manado biasa dihidangkan dengan berbagai pelengkap, antara lain ikan bakar, ikan asin goreng, perkedel nike, sambal roa (rica roa, dabu-dabu roa), ikan cakalang fufu atau tuna asap, dan perkedel jagung.
RESEP SAMBAL ROA :
Bahan :
  • 4 sdm ikan roa kering siap pakai
  • 10 butir bawang merah, iris halus
  • 10 cabai merah (bisa campur rawit, pedas sesuai selera), ulek kasar
  • 2 buah tomat ukuran sedang, potong dadu
  • garam dan gula secukupnya
  • minyak untuk menumis
CARA MENGOLAH SAMBAL ROA :
  1. Panaskan minyak, tumis bawang merah dan cabai merah hingga harum.
  2. Masukan potongan tomat, garam dan gula secukupnya. Aduk. Masak hingga tomat layu.
  3. Masukkan ikan roa. Aduk-aduk hingga matang.




Sebagai temannya bubur, ada sate berbahan keong. Di Minahasa disebut sebagai Sate Kolombi. Ih persis kayak masakan yang banyak ditemukan di Demak lho ini. Ih beneran deh.

 RESEP SATE KOLOMBI
  • 1 kg kolombi(keong sawah)
  • 2 sendok makan air perasan jeruk nipis / lemon cui
  • 1 sdt garam
  • Minyak goreng untk melumuri kolombi

Bahan untk sambelnya
  • 8 bawang merah
  • 1 bawang putih kecil
  • 1genggam cabe rawit
  • 4 cabe keriting
  • 3 kemiri
  • 3 cm jahe
  • 3 cm kunyit
  • 2 tomat potong sesuai selera
  • 1/2 sdm Air perasan jeruk nipis / lemon cui
  • Sejumput gula pasir
  • Garam secukupnya
  • Penyedap (jika suka)

Cara membuat Sate Kolombi
  • Rendam kolombi selama semalam.
  • Besoknya, keluarkan kolombi dari cangkangnya. Lumuti dgn air perasan jeruk nipis / lemon cui dan garam. Diamkan sekitar 15 menit
  • Haluskan semua bumbu bumbu untk sambel dan sisihkan.
  • Tusuk kolombi pd tusukan sate.
  • Selanjutnya kita buat bumbu untk lumuran bakarannya. Ambil sedikit saja bumbu untk sambal. Campurkan dgn minyak goreng. Sisihkan
  • Selanjutnya, lumuri kolombi dgn sedikit minyak goreng, pastikan bahwa semua permukaannya terkena minyak goreng. Tapi sedikit saja ya minyaknya. Bakar hingga ¼ matang. Lumuri dgn bumbu lumuran bakarnya. Bakar lagi satenya hingga setengah matang.
  • Lakukan hal yg sama untk sisi sebelahnya. Bakar hingga kolombi matang dgn sempurna


Cara membuat sambal sate Kolombi
  • Haluskan semua bumbu di atas. Jangan lupa dicampur jg dgn air perasan jeruk nipis / lemon cui. Taruh pd wadah/piring tahan panas.
  • Panaskan minyak goreng sebanyak 2x kuantitas bumbu halusnya.
  • Panaskan minyaknya hingga puanaaaaaas nas nas dan siramkan ke bumbu halus tadi,
  • Aduk cepat agar semua komponen bumbu halus matang dgn rata.















Kalau sampai ke Minahasa beneran, aku ingin ke kampung Tondano dan  melihat lebih dekat masyarakat Jotun. Serta mengunjungi  Masjid Al Falah Kyai Modjo dan kompleks makam Kyai Modjo. Konon Masjid yang memiliki daya tampung hingga seribu jamaah itu beratap joglo, mirip dengan Masjid Agung Demak, Jawa Tengah. Masjid tersebut dibangun Kyai Modjo pada 1854.

Jadi yuk ke Minahasa dan menikmati kulinernya :))
Oktober 27, 2016

Menduniakan Demak Raya

by , in
Menduniakan Demak Raya

foto by dian nafi


Demak Raya itu kurang apa coba?

Secara sejarah dan relijiusitas, Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa. Punya Masjid Agung Demak (MAD) yang sebagian besar orang mengakui kemagisannya dalam tampilannya yang sangat sederhana dan membumi. Secara arsitektural, masjid ini memakai konsep arsitektural tropis, bagian-bagian dan keseluruhannya penuh makna filosofis.

Masjid Agung Demak yang sudah ratusan tahun ini usianya, jelas merupakan salah satu daya tarik terbesar yang bisa dijadikan icon dan magnet bagi wisata dunia. Tinggal bagaimana kita mengemukakan brand story yang sesungguhnya sudah ada ini. Hanya saja kita ini kurang kreatif dan kurang gigih, serta mungkin kurang percaya diri saja. Sehingga potensi wisata sebagus ini tidak mampu kita angkat, perjuangkan dan sajikan ke dunia.


Saat kini trend dunia mulai melirik para muslim berpengaruh yang akan menjadi salah satu penggerak dunia, mbok yao Demak ambil bagian. Apalagi setelah beberapa kali isu toleransi mengemuka sebagai solusi perdamaian dunia.  Demak kan sudah menjadi contoh nyata wujud akulturasi dan toleransi pada jamannya dulu. Jadi yach kini saatnya muncul kembali. Mendunia. Menjadi solusi dan berkontribusi.



sumber: internet


Secara perayaan, adat, tradisi, budaya, Demak itu punya banyak sekali event.

Ada grebeg besar yang berisi rangkaian upacara dan acara-acara yang sungguh unik dan asyik jika diikuti dan ditampilkan ke khalayak ramai, ke muka dunia. Tapi yach, makin ke sini-sini, sepertinya semangat orang-orang makin luntur saja. Pemerintah daerah bukannya mengupayakan agar grebeg besar ini semakin sugreng dan meriah, tetapi malah cuma kepikiran gimana caranya menarik uang sewa dari para penjual di arena grebeg besar, serta uang retribusi pengunjung. Walhasil, pendatang baik yang jualan ataupun pembeli serta pengunjung pun jadi makin surut. Grebeg besar jadi sepi, jadi kecil. Duh duh, sediiih...


Belum lagi, ada Maulidan, Suronan, Posonan, Syawalan, dan yang baru kemarin dirintis ada juga Festival Mahrajan Wali Jawi. Nah, kalau di kota-kota lain, tradisi kayak gini ini sudah langsung dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi 'jualan' yang menarik wisatawan. Lihat saja di Dieng, Banyuwangi, Jember dan banyak lagi lainnya.


Sebagai pelengkap kunjungan wisata di Demak, kita punya cluster kerajinan batik, kerajinan rebana dan bedug, cluster kerajinan oleh-oleh dan craft.

Lalu ada wisata agronomi Jambu dan Belimbing yang menjadi ciri khas Demak. Juga wisata pantainya yang lengkap dengan upacara dan tradisinya pada hari tertentu. Oh ya, ada juga wisata mangrove yang eksotis banget, bahkan membuat warga Demak sendiri tercengang karena nggak menyangka ada yang seperti itu di daerah mereka.


Jadi, mau tunggu apalagi? MEA makin dekat. Tinggal kolaborasi yang apik dan sinergis dari semua pihak untuk bisa menduniakan Demak Raya. Ayo ambil bagian!


Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Blog Visit Jawa Tengah 2016 yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah @VisitJawaTengah (www.twitter.com/visitjawatengah);
Oktober 27, 2016

Ngeblog Supaya Dapat Duit

by , in
Ngeblog Supaya Dapat Duit





Nggak bisa dipungkiri ya kan?
Kalau kita belakangan ini jadi makin rajin nge-blog karena pengen dapat duitnya. Hayooo, ngaku ajaaaa. hehe. Aku pun. Jujur itu namanya. Ahay.

Ya meski duit nggak selalu berbentuk transferan. Bisa juga berbentuk barang, merchandise, voucher, tiket gratis, juga berbagai materi lainnya yang kalau diuangkan bisa berupa rupiah juga sebenarnya.

Alhamdulillah dari ngeblog, akhirnya suka dapat order placement postingan, juga job menulis review baik produk maupun tempat, serta undangan meliput berbagai event maupun launching produk. Lumayan ya kan. Daripada lu manyun, hehe.

Banyak-banyak bersyukur, insya Allah rejekinya akan ditambah. Gitu katanya. Aaamiin. Insya Allah.

Terus gimana caranya biar dapat duit dari blog dan apa saja langkah-langkahnya?
Sebagian teman-teman mungkin ada yang ingin tahu, atau ingin merefresh alias ngecharge semangat, nih dia beberapa di antaranya:

1. Menentukan topik dan target pembaca blog
2. Membuat sebuah blog
3. Membuat konten berkualitas
4. Mempromosikan blog
5. Menentukan metode monetisasi yang tepat
     

metode monetisasi di bawah ini adalah metode-metode yang sudah terbukti.
1. Pasang Iklan
Advertising Networks
Direct Advertising 
2. Paid Review
3. Jualan produk sendiri
Yaitu produk fisik dan produk digital.
untuk produk digital yang bisa dijual lewat blog biasanya produk-produk seperti:

  • Ebook (Buku Elektronik)
  • Video
  • Audio
  • Software
  • Theme Website
  • Plugin
  • Desain gambar
4. Jualan jasa sendiri
5. Mengikuti program afiliasi
6. Menyediakan program membership
7. Jualan blog

Nah, jadi semangat lagi kan? Ayo yuk semarakkan dunia persilatan blogger di Indonesia.
Selamat hari blogger nasional ya:)    

     

Post Top Ad