improving writerpreneurship

Post Top Ad

Tampilkan postingan dengan label Jateng. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jateng. Tampilkan semua postingan
Februari 11, 2024

HASFA Session 20 Februari 2024

by , in

 HASFA Session 20 Februari 2024




KELAS TRAVEL WRITING

Selasa 20 Februari 2024
Jam 10.00 -12.00 WIB
Daftar via bit.ly/sesihasfa
Tempat: Booth Hasfa - Jateng Book Fair 2024
Halaman Perwil (Perpustakaan Wilayah Jateng) Jl Sriwijaya No. 29a Semarang



KELAS MENULIS PUISI


Selasa 20  Februari 2024
Jam 13.00 -15.00 WIB
Daftar via bit.ly/sesihasfa
Tempat: Booth Hasfa - Jateng Book Fair 2024
Halaman Perwil (Perpustakaan Wilayah Jateng) Jl Sriwijaya No. 29a Semarang




KELAS MENULIS ESAI


Selasa 20  Februari 2024
Jam 15.30 -17.00 WIB
Daftar via bit.ly/sesihasfa
Tempat: Booth Hasfa - Jateng Book Fair 2024
Halaman Perwil (Perpustakaan Wilayah Jateng) Jl Sriwijaya No. 29a Semarang


KELAS BEING SOCIOPRENEUR


Selasa 20  Februari 2024
Jam 19.00 -20.00 WIB
Daftar via bit.ly/sesihasfa
Tempat: Booth Hasfa - Jateng Book Fair 2024
Halaman Perwil (Perpustakaan Wilayah Jateng) Jl Sriwijaya No. 29a Semarang


Februari 11, 2024

HASFA Session 25 Februari 2024

by , in

 HASFA Session 25 Februari 2024



KELAS MENULIS DIALOG 

Minggu 25 Februari 2024
Jam 10.00 -12.00 WIB
Daftar via bit.ly/sesihasfa
Tempat: Booth Hasfa - Jateng Book Fair 2024
Halaman Perwil (Perpustakaan Wilayah Jateng) Jl Sriwijaya No. 29a Semarang



KELAS MENULIS MEMOIR & BIOGRAFI

Minggu 25 Februari 2024
Jam 13.00 -15.00 WIB
Daftar via bit.ly/sesihasfa
Tempat: Booth Hasfa - Jateng Book Fair 2024
Halaman Perwil (Perpustakaan Wilayah Jateng) Jl Sriwijaya No. 29a Semarang




KELAS MENULIS PAPER/ARTIKEL


Minggu 25 Februari 2024
Jam 15.30 -17.00 WIB
Daftar via bit.ly/sesihasfa
Tempat: Booth Hasfa - Jateng Book Fair 2024
Halaman Perwil (Perpustakaan Wilayah Jateng) Jl Sriwijaya No. 29a Semarang


KELAS MENULIS MOTIVATION LETTER


Minggu 25 Februari 2024
Jam 19.00 -20.00 WIB
Daftar via bit.ly/sesihasfa
Tempat: Booth Hasfa - Jateng Book Fair 2024
Halaman Perwil (Perpustakaan Wilayah Jateng) Jl Sriwijaya No. 29a Semarang


Oktober 27, 2016

Menduniakan Demak Raya

by , in
Menduniakan Demak Raya

foto by dian nafi


Demak Raya itu kurang apa coba?

Secara sejarah dan relijiusitas, Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa. Punya Masjid Agung Demak (MAD) yang sebagian besar orang mengakui kemagisannya dalam tampilannya yang sangat sederhana dan membumi. Secara arsitektural, masjid ini memakai konsep arsitektural tropis, bagian-bagian dan keseluruhannya penuh makna filosofis.

Masjid Agung Demak yang sudah ratusan tahun ini usianya, jelas merupakan salah satu daya tarik terbesar yang bisa dijadikan icon dan magnet bagi wisata dunia. Tinggal bagaimana kita mengemukakan brand story yang sesungguhnya sudah ada ini. Hanya saja kita ini kurang kreatif dan kurang gigih, serta mungkin kurang percaya diri saja. Sehingga potensi wisata sebagus ini tidak mampu kita angkat, perjuangkan dan sajikan ke dunia.


Saat kini trend dunia mulai melirik para muslim berpengaruh yang akan menjadi salah satu penggerak dunia, mbok yao Demak ambil bagian. Apalagi setelah beberapa kali isu toleransi mengemuka sebagai solusi perdamaian dunia.  Demak kan sudah menjadi contoh nyata wujud akulturasi dan toleransi pada jamannya dulu. Jadi yach kini saatnya muncul kembali. Mendunia. Menjadi solusi dan berkontribusi.



sumber: internet


Secara perayaan, adat, tradisi, budaya, Demak itu punya banyak sekali event.

Ada grebeg besar yang berisi rangkaian upacara dan acara-acara yang sungguh unik dan asyik jika diikuti dan ditampilkan ke khalayak ramai, ke muka dunia. Tapi yach, makin ke sini-sini, sepertinya semangat orang-orang makin luntur saja. Pemerintah daerah bukannya mengupayakan agar grebeg besar ini semakin sugreng dan meriah, tetapi malah cuma kepikiran gimana caranya menarik uang sewa dari para penjual di arena grebeg besar, serta uang retribusi pengunjung. Walhasil, pendatang baik yang jualan ataupun pembeli serta pengunjung pun jadi makin surut. Grebeg besar jadi sepi, jadi kecil. Duh duh, sediiih...


Belum lagi, ada Maulidan, Suronan, Posonan, Syawalan, dan yang baru kemarin dirintis ada juga Festival Mahrajan Wali Jawi. Nah, kalau di kota-kota lain, tradisi kayak gini ini sudah langsung dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi 'jualan' yang menarik wisatawan. Lihat saja di Dieng, Banyuwangi, Jember dan banyak lagi lainnya.


Sebagai pelengkap kunjungan wisata di Demak, kita punya cluster kerajinan batik, kerajinan rebana dan bedug, cluster kerajinan oleh-oleh dan craft.

Lalu ada wisata agronomi Jambu dan Belimbing yang menjadi ciri khas Demak. Juga wisata pantainya yang lengkap dengan upacara dan tradisinya pada hari tertentu. Oh ya, ada juga wisata mangrove yang eksotis banget, bahkan membuat warga Demak sendiri tercengang karena nggak menyangka ada yang seperti itu di daerah mereka.


Jadi, mau tunggu apalagi? MEA makin dekat. Tinggal kolaborasi yang apik dan sinergis dari semua pihak untuk bisa menduniakan Demak Raya. Ayo ambil bagian!


Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Blog Visit Jawa Tengah 2016 yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah @VisitJawaTengah (www.twitter.com/visitjawatengah);
Oktober 22, 2015

Liputan Bedah Novel Oleh Jateng Time

by , in
Liputan Bedah Novel Oleh Jateng Time


Launching “ Asmara di Atas Haram’’ yang dikemas dengan kegiatan bedah novel itu dilakukan oleh Forum Lingkar Pena (FLP) bekerjasama dengan penerbit Erlangga itu berlangsung meriah dan dihadiri oleh Dian Nafi yang berprofesi sebagai pemimpin redksi salah satu media yang juga pimpinan Hasfa Publishing dan Zainul Adzvar sebagai pemerhati sastra dan Dosen Filsafat Islam Fakultas Ushuludin IAIN Walisongo Semarang.
Dijelaskan Asisten Manager Marketing Erlangga Semarang, Dony Baskoro selaku pelaksana sekaligus penerbit novel “Asmara di Atas Haram” mengatakan, biasanya penerbit erlangga hanya mengeluarkan dan mencetak buku-buku pelajaran sekolah. Namun, kali ini Erlangga ingin membuat sesuatu yang berbeda dengan menerbitkan novel bernuansa religi terangnya kepadaJatengtime.com.
Bedah novel “Asmara di Atas Haram” ini papar Dony, dipandang dari sisi sastra, budaya dan pasar maupun dari sisi religiusnya. Novel ini adalah novel islami yang terinspirasi dari kisah nyata, ujarnya.
“Sebetulnya launching yang pertama sudah dilaksanakan di Jakarta pada bulan Juni 2012 dengan pengeluaran buku sekitar 5000, dan launching di Semarang ini merupakan yang kedua kalinya juga mengeluarkan 5000 buku lagi, karena masyarakat sangat antusias dan banyak yang memburu novel ini di toko buku,” tambah Dony.**
Editor: Sarbini

sumber: http://www.jatengtime.com/2012/pendidikan/novel-%E2%80%9Casmara-di-atas-haram%E2%80%9D-diburu-pembaca/

Post Top Ad