improving writerpreneurship

Post Top Ad

Tampilkan postingan dengan label internet. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label internet. Tampilkan semua postingan
November 12, 2017

Digitalpreneurship

by , in
Digitalpreneurship



Pagi ini di timeline twitter malah jadi ada thread panjang yang mengomentari cuitan kemarin mengenai Konvergensi Media. Seru deh.

Yuk lihat petikan-petikannya yang antara lain dikomentari Pak Kris

Evolusi komunikasi: first written word-movable type- mass publication - email - twitter.
262jt penduduk
132jt pengguna internet
106jt aktif sosmed
 371jt kartu aktif
 92jt aktif mobile sosmed
Perubahan kebiasaan generasi
Dua/lebih media bersatu dlm satu titik=KonvergensiMedia




Ekses Internet mnjdkan pasar hyper-fragmented. Broadcasting, berorientasi mass, kian tk cocok. Media tk lg bidik segmen. Konsep "audiens", makin usang.

Niche is the new big.

Informasi, yg bener, bkn komoditi. Krn tdk setiap org butuh semua ragam info. No one size fits all. No longer, game of number.


Sdh mulai tumbuh kesadaran ini: influencer bkn ttg jumlah followers. Kuncinya bkn di ketokohan buzzer. Aplg skdr endorser.

Temuan studi Facebook vs Google ini menarik: jumlah like, exposure, share, RT, trending topic, trnyt tdk mewakili volume, minat, aplg engagement. Wake-up call.

Bkn reach & frequency. Tp proximity, affinity, engagement. Clue: di tgh information overload, ktk lansekap kian clutter, crowded, distractive, bhkn annoying, audiens cm mau dngar yg mrk mau dngar. Cm yg cocok dg yg sdh mrk anggap benar.

Ironis komunikasi zaman now: yg connected blm tentu connect. Terhubung tdk dijamin nyambung. Makin koneksi mudah, makin tk mudah menemukan kebenaran yg benar. Ekses problem cognitive bias & the chasm of dissonance.

Makanya seperti  JawaPos sbg kapal induk, bikin jejaring Radar2 sbg kano, rakit, sampan & papan surfing. Clue: proximity, affinity, engagement

Bahkan, stlh menyabet Young Readers Newspaper of the Year di 2011, via Zetizen, JawaPos bln Oktober 2017, bs meraih award kls dunia dr WAN-IFRA, justru di ajang yg mengkompetisikan kategori media digital/new media.

Eigenvector, betweeness, closeness, proximity, affinity, bonding, adl urusan hati. Tk bs didpt dr hasil manipulasi. Apalagi eksploitasi.

Salah kaprah yg kian lumrah (bs mnyesatkan, tp sekaligus adl peluang unggul): mngira platfotm, format, koneksi, akses, distribusi, cara utk meningkatkan engagement, involvement, konsumsi konten media.

 Huhuhu....meskipun kini semakin tercerahkan bagaimana  semestinya kita memenangkan pasar di era digital dan disruption ini, tetap saja musti kerja keras untuk bisa mewujudkannya.
Ya kan?




**
Untuk  kerjasama  review, liputan, event, narsum dll
For reservation,  review and any other collaboration
please do not hesitate to contact at 085701591957 (sms/wa)
Line: diannafi57
November 10, 2016

Kecepatan Adalah Keharusan

by , in




Kecepatan Adalah Keharusan



Sejak memutuskan untuk terjun juga ke dunia perbloggingan selain sudah kadung merambah rimba kepenulisan, jaringan internet menjadi salah satu aspek yang sangat penting. Mau tak mau diri ini harus selalu ready, stand by dan siap untuk menerima orderan masuk, browsing untuk dapat materi riset yang diperlukan, dan tentu saja upload postingan pada jadual yang sudah ditentukan.

Kalau jaringan internetnya payah, wah bakalan cotho semuanya. Cotho itu maksudnya susah, hehe. Orderan yang masuk bisa tidak terbaca tepat waktu, sehingga low response dan akibatnya peluang pun terbang begitu saja. Browsing dan riset untuk bahan tulisan tidak bisa lancar, seret dan berpotensi bikin stress karena buang waktu dan energi. Pekerjaan bisa kececer, tidak bisa diselesaikan tepat waktu. Dan saatnya harus diupload, hadeuh malah macet. Masih beruntung kalau tetap bisa diupload meski makan waktu yang lama banget. Yang lebih susah itu kalau sudah capek-capek menulis postingan, menata foto dan gambar dan seterusnya, eh tahu-tahunya pas upload malah gagal dan semua effort tadi muspro alias tak ada hasilnya. Hadeuh capek deh.





So memakai indie home yang layanan jaringan internetnya cepat sungguh membantuku dalam melakukan pekerjaan-pekerjaanku sebagai penulis maupun blogger. Dan bahkan juga sebagai konsultan arsitektur yang kini banyak melayani klien via online juga. Bagaimanapun #IndonesiaMakinDigital sehingga segala layanan bisa dan mau tak mau dilakukan secara jarak jauh. Jadi untuk berhubungan, melayani konsultasi, mengirim gambar desain arsitektur yang file-nya sering besar banget, jaringan internet yang bagus harus bisa diandalkan. Baik saat berkirim surel berikut attachment-nya dengan klien maupun dengan co-worker, jaringan internet indie home sungguh membantu. 



Terus terang aku sempat memutuskan sambungan Indie Home di rumah ini ketika tiba-tiba waktu itu biaya langganan per bulannya naik drastis banget.  Aku mencoba memanfaatkan kartu spin yang bisa unlimited internet juga, kebetulan rumah dekat dengan antena jaringannya. Tapi lalu kartu spin yang berlaku 24 jam berubah jadi hanya 12 jam. Jatuhnya jadi boros. Haduh.
Aku pun terpaksa ganti strategi. Tiap pagi pergi ke kafe untuk bisa kerja di sana karena ada wifi gratisnya. Tapi paling banter, aku tahan Cuma sampai jam dua belas siang karena selain rikuh dan mulai capek duduk terus, juga adzan Dzuhur memanggil untuk sholat dan rehat. Dus, sore dan malamnya tidak bisa kerja pakai internet. Ini jadi kurang efektif memaksimalkan waktu dan manajemen energinya kurang baik. 


Syukurlah kemudian sepupuku ternyata memasang Indie home di rumahnya dengan kuota 10MB per bulannya. Dan aku bisa ikutan menggunakan kuota 2MB tiap bulannya, dengan cara memasang antena khusus di rumahku. Alhamdulillah, akhirnya jaringan internet cepat kembali bersahabat denganku. Sehingga pekerjaan-pekerjaan kembali lancar. Hati lega, diri nyaman karena bisa bekerja dari dalam rumah sambil momong bocah-bocah.

Post Top Ad