Menjelajah Bareng Krucils
Bahagia banget rasanya bisa jalan-jalan bareng anak-anak lagi. Sejak mereka masih orok, aku memang suka banget ajak mereka jalan-jalan. Maklum aku dan almarhum ayah mereka hobi banget bepergian.
Seringnya sih pergi ke rumah saudara, teman, sahabat dan lokasi-lokasi proyek desain ataupun konstruksi yang sedang aku dan suamiku kerjakan. Sampai ke dalam hutan Penggaron lho.
Waktu si sulung masih berusia dua setengah tahun dan si bungsu satu tahun usianya, mereka sudah turut naik mobil pulang pergi Jakarta untuk mengantar adik perempuanku ke bandara Soekarno Hatta. Bulik alias tante mereka ini hendak terbang ke Mesir buat kuliah di bumi seribu menara itu. Semoga suatu ketika krucilku bersama aku juga tentu saja, pun akan sampai negeri Cleopatra. Aamiin.
Pas si sulung tiga tahun dan adiknya satu setengah tahun kami pulang pergi Jakarta dari Semarang lagi naik mobil. Kali ini untuk keperluan pekerjaanku dan almarhum suami, aanwisjing proyek pembangunan pabrik di pinggiran Jakarta.
Ketika
suami wafat dalam kecelakaan bepergian dan kami tinggal bertiga,
bepergian justru menjadi jalan kami untuk menyembuhkan dari trauma.
Jangan sampai kami jadi takut bepergian. Jangan pula tiadanya kepala
keluarga ini membuat kami tak bisa ke mana-mana sebagaimana keluarga
lain yang lengkap anggotanya. Pada kenyataannya kemudian, travelling ini
tidak saja membantu kami juga sembuh dari trauma kesedihan dan
kehilangan, tapi juga mengajarkan banyak hal. Membukakan mata akan
keluasan dan keindahan ciptaanNya, membawakan hikmah akan berbagai
peristiwa serta mengantarkan kami bertemu para guru yang hebat tapi
tawadlu.
Karena
itulah bersama krucils, lagi-lagi aku menjelajah banyak kota. Ubud,
Denpasar, Banyuwangi, Surabaya, Mojokerto, Jombang, Tuban, Lamongan,
Solo, Jogja, Magelang, Salatiga, Kudus, Jepara, Ungaran, Pati, Rembang,
Wonosobo, Purwokerto, Pekalongan, dan yang baru saja kami jelajahi
adalah Batu Malang. Yeay! Alhamdulillah senang dan seru!
Sejak
mereka semakin besar dan mulai tertarik untuk memotret berbagai hal
yang ditemui sepanjang perjalanan, aku jadi mulai kepikiran untuk
memberikan gadget untuk mereka sendiri. Utamanya supaya mereka tidak
mengganggu aktifitasku dengan gadgetku sendiri. Ahaha. So setelah
melihat dan membandingkan, akhirnya pilihan jatuh pada gadget ini.
Apalagi harga lenovo a880 cukup
terjangkau. Bisa dibayangkan betapa excited dan senangnya mereka. Sebab
mereka bisa menangkap dan menyimpan pemandangan, momen dan hal-hal yang
mereka temui. Apalagi dengan gadget itu, hobi bermain game mereka juga
bisa tersalurkan. Dasar anak-anak yaaa..
Di
Batu Malang kemarin, kami berkunjung ke sebuah home industry dekat
Selecta, untuk melihat langsung proses pembuatan kripik apel dan buah
lainnya. Dari UMKM ini, kami bergerak ke Jatim Park 1. Jadi ingat waktu
ke Universal Studio Singapura kemarin karena antriannya juga sepanjang
itu. Di sebelah kiri ada Musium Tubuh, tapi kami tidak sempat ke sana.
Masuk ke dalam arena Jatim Park 1, ada banyak sekali area wahana dan
bagian. Di hall dekat area masuk ada patung-patung menyerupai
simbah-simbah dukun yang tampak sedang mengadakan ritual. Ada
tumpeng-tumpengan di tengah-tengah mereka.
Selanjutnya
kami menikmati adat busana dan rumah tradisional Indonesia dari Sabang
sampai Merauke. Patung-patung yang memakai busana adat ini
mengingatkanku pada Madame Tussaud di Singapura kemarin. Anak-anakpun
bergaya di depan rumah-rumah adat ini, dekat patung berbusana adat.
.
Dari
area budaya Indonesia, kami kemudian menjelajah area fisika, kimia,
matematika, science. Lalu ada area buah, sayur, agronomi dan seterusnya.
Dan terakhir ada wahana permainan yang seru-seru. Setelah renang dan
makan siang, kami kemudian meneruskan perjalanan ke Batu Night
Spectacular. Di sinipun kami main sepuas-puasnya sampai capek dan
menghabiskan banyak uang. Ahaha.
Kapok? Enggaaaak...kami masih mau jalan-jalan lagi. Sampai jumpa di kota-kota berikutnya yaaa....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar