improving writerpreneurship

Post Top Ad

Agustus 29, 2020

Penulisan Riset Arsitektur Bali dan Toba

by , in
Penulisan Riset Arsitektur Bali dan Toba





baca juga perjalanan mengenal arsitektur indonesia sebelumnya:
arsitektur rumah kampung adat GuruSina
arsitektur kampung adat di jawa bagian barat
yori antar: arsitektur nusantara
prof joseph: arsitektur mengkini dan menanti
arsitektur Lasem Lasem 2 Lasem 3 Lasem 4
arsitektur masjid agung demak

riset arsitektur baluwarti kraton cirebon
Cultural Landscape Lanskap Budaya dalam Arsitektur
Metode Penelitian Fenomenologi Arsitektur




Bangunan hunian-hunian bali ada yg berbentuk beberapa unit, ada juga yang satu unit.

Gambar

Gambar
Gambar
Banyak varian bentuk juga penamaannya
Fungsi
Jumlah saka
mata angin
bentuk
ornamen

Gambar

Ada ragam hias tempat Setiap peristiwa beda2 Ada harum bunga, asap dll Panca indera menikmati, diulang2 dlm peristiwa ritual yg regular Tersimpan dlm memori Menimbulkan kerinduan, klangen Setiap keluar, ada penyambutannya Sudah kangen, disambut juga
Gambar


Gambar

Peristiwa Ritual Sakral (PRS)

Gambar

Gambar

Ada teritori
Gambar

Gambar
Gambar

Gambar



GambarSelain teritori yg kita kenal, ada Teritori yg bergerak yaitu Mandala Mamargi



Gambar

Dari Bali kita ke Toba ya Balige pintu utama ke sungai asahan Teritori bangunan danau toba Ada 2 bentuk berbeda Krn ada yg masuk dr yunani dan india. Biarpun bertetangga, rona arsitekturnya berbeda
Gambar

Gambar

Pelingkup teritori Bangunan jabu- sopo

Gambar
Gambar

Gambar
Gambar

Kayu tiang dan teritori parjabu

Gambar



Secara vertikal Teritori penyimpanan
Gambar
kori2 di Jawa juga mirip dengan yang di Bali, apakah ada persamaan makna antar yang di Bali dengan yang sama di Jawa?

Gerbang dari kata "garba". Lebih cenderung ke "indung'. Jadi kata gerbang lebih pada makna keluar. Barangkali identik dengan pemesuan "Indung" juga sangat "feminin" perempuan, Ibu, berkembang biak

teritori pria ada diluar ketika malam dan wanita di lantai 2 untuk keamanan . apakah ada ruang irisan antara teritori pria dan wanita mayat/tengkorak yg telah diangkat tadi, lalu kuburannya tersebut scr teritori bgm? apakah berpindah milik (digunakan oleh orang lain?)









Agustus 14, 2020

Buku Million Ways of Forgiveness

by , in
Buku Million Ways of Forgiveness

Gambar
















Alhamdulillah ada kabar bahagia lagi di tengah pandemi covid-19 yang masih mencekam kita dan dunia.

Setelah kemarin aku menulis antologi bareng 11 arsitek, lalu nulis antologi bareng 12 dosen, alhamdulillah gusti Allah juga maringi kesempatan buatku nulis bareng 19 psikolog

Judul bukunya Million Ways of Forgiveness

berisi cerita-cerita, kisah-kisah tentang pemaafan dan pengampunan.

Berikut nama-nama kontributor buku antologi  Million Ways of Forgiveness ini:

1.Fuji Astutik, M.Psi., Psikolog
2.Fitri Andriani, S.Psi
3.Nurul Afni,S.Psi
4. Greata Nesya Oktavrida, M.Psi., Psikolog
5.Nurul Aini S.Psi.
6.Siti Jumrotin M.Psi Psikolog
7.Nirma Yullidya, M.Psi., Psikolog
8.Sayyidah Nuriyah, S.Psi
9.Verty Sari Pusparini M.Psi Psikolog
10.Niken Soelistyowati S.sos
11.Sovia Sahid, M.Psi, psikolog
12.Elfa Diah Suslianingrum, S. Psi
13.Putri Larasati, M.Psi.,Psikolog
14.Maria Yudica Dina S., S.Psi.Psikolog
15.Syafitri Desnawaty, M.Psi., Psikolog
16.Noverita Siboro, M.Psi.,Psikolog
 17.Siti Kamilia, M.Psi., Psikolog
18.Chrisantine Angelina, ST
19.Yeni Rahma Dwijayanti, M.Psi., Psikolog.
20. Dian Nafi, ST


Gambar


Semoga bermanfaat dan berkah

Doakan agar prosesnya lancar dan sukses sampai launching dan bedah buku nanti.

Suka cover yang mana? yang perahu atau bunga matahari?
Agustus 09, 2020

Bunga Rampai Tips Menulis

by , in
Bunga Rampai Tips Menulis

Musim Semi, Menulis, Berkomunikasi
Hai, apa kabar?
Sudah membaca dan menulis apa hari ini?

Berikut kami rangkumkan Bunga Rampai Tips Menulis.
Semoga bermanfaat ya:)


Tips Menulis Esai
1. Tips Esai (1)
2. Tips Esai (2)
3. Tips Esai (3)
4. Tips Esai (4)


Kiat Menulis dengan Scamper

Tips Menulis Chicken Soup Story

Kiat menulis novel duet

Nulis Single atau Duet

21 Pertanyaan untuk Kreator dan Inovator

Kiat Menulis Cerita Anak

15 Kiat Memperkuat Keberanian Menulis

Tips Produktif

Tips Content and Copy Writing

5 Rahasia Menulis ala dian nafi

7 Langkah Writerpreneur

Tips Menulis Resensi

5 Langkah Menulis dengan lebih cepat


12  Hal yang perlu diperhatikan Setelah Nulis Postingan Blog
Tangan, Menulis, Pena, Orang Orang
Tips Menulis Powerful Content

Kiat Sukses Produktif

Tips Menulis Memoir

Kiat Sukses Writerpreneur

Tips Author Personal Branding

Tips Menulis Novel 

Tips Menulis Novel Yang dipersiapkan untuk Film

Tips Efektif SEO writing

Tips membawa karya ke kancah internasional

Tips Launching Buku

16 Tips Bertahan Menjadi Penulis

Tips Ngeblog Asyik

Tips Menulis Perlit Personal Literature

6 Metode meningkatkan Kreatifitas

Menulis Novel dalam 100 hari

Tips Mengatasi Writer Blocks

Penyebab Writer Block dan cara mengatasinya


Itu dulu ya. Nanti kalau nemu lagi dari ensiklopedia tips nulis yang sudah pernah di-share dalam postingan-postingan blog dian nafi, akan kami bagikan kembali.

Selamat membaca dan menulis ^_^

EVENT TERDEKAT
Gambar
dian nafi akan mengisi sesi hari kedua pada Webinar Forum Gramedia Academy


Dapatkan tips praktis dan panduan jadi Seller Market Place dari para praktisi di bidangnya lewat Gramedia Academy Webinar Forum SELLER MARKET PLACE.

Mulai dari bagaimana cara memulai usahamu, pengelolaan toko, hingga meningkatkan skala usahamu. Jadi, apapun produk yang kamu jual dan di mana pun market placenya, kamu wajib banget ikutan Webinar Forum ini.

Ada promo early bird dan bisa pilih harinya.
Agustus 01, 2020

Spektrum Karya

by , in
Spektrum Karya


Prosa, Puisi, Fiksi, Nonfiksi, Standar, & Kontrastandar. Menentukan suatu karya sebagai apa trnyata nggak semudah itu. Kotak2 definitif hitam-putih cuma terjadi di teori (wilayah analisis). Di praktik (wilayah pengaryaan) semua jadi SPEKTRUM.

Msh ada yg rancu apa itu prosa, apa itu cerpen?

Prosa & Puisi adlh bntuk tulisan. Sdrhananya: Prosa based on paragraf. Puisi based on larik. Dlm Prosa ada Fiksi & Nonfiksi. Prosa Fiksi: Cerpen, novel, dsb Prosa Nonfiksi: Esai, buku teks kuliah, dsb. BISA diperdebatkan.

Kenapa bisa diperdebatkan? Krn ada standar n kontrastandar. Puisi bisa terdiri dr paragraf KALAU bentuk paragraf dijadiin kontrastandar. Prosa yg di dalamnya ada larik menyerupai puisi tidak membuat novel jd puisi. Ada lg prosa/puisi lirik. Standar/kontrastandar ini riweut
Mau bikin puisi/cerpen bentuk tabel? BOLEH BANGET. Bentuk tabel adalah kontra standar. Hal2 kek gini bisa jd bahan perdebatan definisi, dan ini malah serunya nulis/berkarya. Di luar itu semua, berkarya mah berkarya aja. Capek kalo terus2an bahas definisi.

Mosaik, Ikan, Ubin, Seni, Keramik

Cerpen memang dr sononya prosa. Apa lagi yg mau digabung
Yg mungkin dilakukan, Mis: Nulis cerpen dg kontrastandar makalah—cerpen pakai abstrak, pendahuluan, pembahasan, kesimpulan, dsb.

Dunia nulis, n seni secara umum selalu bisa dikembangkan, dipelajari, & dipertanyakan. Mungkin, nggak penting. Tapi, memahami hal2 semacam ini jadi penting kalau kita mau berkarya kreatif, gak terikat banyak batas, tapi tetap tidak terkesan asal2an.
Puisi Nonfiksi ada nggak? Bisa aja ada. Kali aja ada yg mau bikin puisi yang isinya penjelasan sistem reproduksi atau hukum mekanika

Skrg tinggal kitanya aja sbg pengarya mau liat batas sebagai apa? Per se batasan, atau malah ruang kreatif? Kita yg pilih

Yg jelas, batas antara kreatif dan ngawur, ide bagus atau ide sampah, memang kabur. Mostly, batas itu letaknya di cara kita eksekusi. Ide yg kreatif bisa jadi terlihat kek kengawuran yg meaningless kalo dieksekusi asal2an, dan tanpa penguasaan teknik yg proper
Menguasai teknis butuh waktu, gak terjadi semalam. Butuh jam terbang. Sabar. Ulang-ulang. Yg jelas: ide sederhana yg dieksekusi dg baik jauh lebih berharga dibanding ide rumit dg eksekusi dg teknis ambyar. One step at a time.
Seni, Seni Supplies, Artis, Biru, Sikat
Contoh di bentuk seni lain. Lukisan. Apa yang membuat lukisan jadi lukisan? STANDAR-nya adalah FLATNESS (kedataran). TAPI, kalau seorang pelukis menempelkan SEPEDA ke karyanya (saya pernah liat), apakah bentuk sepeda bikin lukisan itu bukan lukisan? TIDAK. Itu tetap lukisan.

Kenapa? Karena konsep Standar-Kontrastandar. Selama masih berbasis Flatness, karya itu tetap lukisan. Flatness adalah standar. Bentuk sepeda yang 3Dimensi adalah Kontrastandar-nya
Pun di tulisan. Misal: Biografi adlh nonfiksi, standarnya adalah KEBENARAN KEJADIAN. Tapi, biografi punya KONTRASTANDAR, salah satunya: SUARA BENAK (ini standar fiksi). Muncul dlm kalimat2 kek: "Pengkhianatan itu membuat Cut Nyak Dien merasa dalam badai."

Siapa yg bisa membuktikan bahwa Cut Nyak Dien bener2 merasa ada "badai" dalam pikirannya? Tidak ada. "Badai" muncul akibat IMAJINASI si penulis. Toh, Pernyataan itu adalah Asumsi Logis yang BOLEH dipakai oleh seorang penulis biografi karena suara benak adlh kontrastandar-nya.

sumber wisnucuit
Agustus 01, 2020

Prolog dan Epilog

by , in


Prolog dan Epilog

Prolog dan Epilog. Perlu nggak, sih?

Jawaban singkatnya: TIDAK
Sering banget, kan, nemu cerita pake prolog dan epilog? Di Indonesia, banyak banget fiksi yg pake prolog dan epilog.
Pertanyaan pertama: Kenapa nggak langsung Bab Satu?
sebagian (besar?) penulis baru mulai nulis dari prolognya. True? Saya sering nemu naskah2 baru di online yang pas sy buka isinya cuma prolog. Pertanyaan saya: Bagaimana bisa beliau nulis prolog kalau naskah utamanya belum ada?
Memang bnyk fiksi yg pake prolog/epilog, tapi kalau kita bikin prolog/epilog CUMA dengan alasan: Penulis lain melakukannya, kita sudah bikin KESALAHAN BESAR. Apalagi klo alasannya biar keren. Lebih salah lagi. Karena, asas dasarnya adalah Novel TIDAK PERLU pakai prolog/epilog.
prolognya selesai ditulis paling akhir. Awalnya, novel ini tidak pake prolog. Kita baru bisa tahu apakah butuh prolog/epilog KALAU naskah novelnya SUDAH SELESAI. Atau, kita sudah memiliki outline yg sangat ketat dan nggak akan berubah.

Jadi, sebenarnya nggak masuk akal ada naskah belum selesai (bahkan belum mulai!) tapi udah ada prolognya. Why? Karena eh karena (sebenarnya) PROLOG TIDAK BERHUBUNGAN sama cerita. Catat: Prolog dan Epilog BUKAN BAGIAN dr cerita dlm novel.



Prolog dan epilog HARUSNYA mirip kek kata pengantar/sambutan. Kalopun gak dibaca, nggak kenapa2. Alias: sebenarnya, klo pun DIHAPUS nggak ada (dan gak boleh ada) masalah.

Jadi, apa itu Prolog/Epilog? Prolog/epilog adalah (sesederhana) informasi tambahan DI LUAR cerita inti yang penulis pengen diketahui sama pembaca. Makanya, kalo cerita blm selesai, sbnrnya gak mungkin kita bisa nulis prolog (kecuali penulisnya nggak tau prolog itu apa).
Bagaimana kita bisa nulis kisah di luar cerita kalau cerita yang DI DALAM aja belum selesai? Nggak masuk akal, kan? Kalau sampe isi prolog/epilog ada hubungan sama ceritanya, ngapain ditaro situ? Masukin aja ke Bab Satu (atau bab mana pun). Buat apa ada prolog/epilog?

Ya begitu itu. Prolog/epilog-nya gak ada hubungan sama ceritanya. Isi Prolognya, bisa bukan kejadian yg menimpa tokoh, itu kejadian lain di luar tokoh

Pun epilognya.
Kalaupun keduanya tidak dibaca, tidak ada masalah. Gitu.

sumber wisnucuit
Agustus 01, 2020

Kiat Membuat Hook Novel

by , in
Kiat Membuat Hook NovelMerajut, Benang, Diy, Hand Made, Hobi



Kalau masalah dalam novel kita adalah Kue Apem. Mulailah dari kue apem. Jgn mulai dg matahari bersinar cerah, burung2 berkicau dan alam gemah ripah loh jinawi dan tokoh kita gegoleran di tempat tidur. Straight to the point. Mau cerita apa? Mulai dr sana.


5 paragraf awal novel itu kunci pembuka. Ntar kunci penutupnya sama. Awal dan akhir cerita itu kek 2 sejoli. Apa yg muncul di awal adalah apa yg di jawab di akhi

Penjelasan ttg karakter lakukan sambil jalan. Jgn dibubrahbrahbrah di awal. Bisa2 awal novel kita kek laporan medical check-up tokoh. Selalu mulai dg pernyataan masalah yg jelas. Dari kalimat pertama. Eksposisi cerita n penjelasan karakter gak sama dg bikin biografi tokoh.


Yg dieksposisi ceritanya. Ada masalah apa dlm novelnya? Ini sama kek kita kepo spall-spill kok. Bayangin: "Gw mau spill sesuatu nih. Gw mau cerita mantan gw. Dia adlh org yg bangun pagi setiap hari, terus membuka jendela & menyadari dirinya kesiangan." Apa yg di-spill???
Kasih tokoh kita masalah dr awal. Dan jelas, dia mau apa? Mengutip Kurt Vonnegut: "Every character should want something, even if it is only a glass of water."

Hook, Berkarat, Logam, Karat, Lama, Besi
Terkait protagonis yg sedang membuka cerita, keinginan itu perlu dibuat terkait dg keinginan INTI-nya.

Misal: Tokoh kita mau bikin perusahaan kue apem. Buat mslh di awal terkait kue apem. Misal: Emaknya ngejual cetakan kue apemnya buat beli kupon togel. Si Tokoh marah berantem ama emaknya. Kalo setelah itu dia mau gegoleran lagi, seterah. Tapi, "INI masalah Kue Apem" udh jelas.

Di bagian awal, jangan buang2 waktu (dan huruf, kata, kalimat, halaman) buat jelasin yg nggak2. Di awal inilah fondasi CERITA sedang dibangun. Cerita = Kisah tokoh memecahkan masalah. Di akhir bab pertama, sudah harus jelas, kenapa cerita ini harus ada.
Awal cerita ini namanya: HOOK. Sering sy baru fix dg bagian ini paling akhir, setelah ending solid, untuk memastikan bahwa awal dan akhir bisa saling mencerminkan. Apa fungsinya? Utk membangun kesan UTUH.

Rumusan dasar saya utk membuka cerita: 1. Mengandung pernyataan dan voice protagonis. 2. Berisi AKSI 3. Mengandung masalah yg TIDAK membocorkan plot. 4. Mengandung pertentangan, baik dg tokoh lain, dunianya, atau kepercayaan masyarakat.

Paragraf2 awal ini kek abstrak cerita yg memberi gambaran besar ttg keseluruhan isi novel tanpa jadi spoiler.
Jangan disia2kan dg njelasin tai lalet tokoh kecuali masalah tokoh adalah mau operasi tai lalet.
KLISE (alias adegan2 yg udah dipake sejuta umat) jg perlu dihindari.

Tugas penulis adalah melawan klise.
Btw ini cara editor baca cerita kita loh.
Makanya, editor gak perlu baca naskah sampai selesai utk tahu apakah cerita itu layak terbit atau nggak. 1-2-3 bab aja ud keliatan. Klo dr awal udh bertele2, itulah gaya yg cenderung akan muncul sepanjang novel.
Buku untuk acuan menulis
Stephen King - On Writing. Trus lanjut ke struktur, misal: 1. John Truby - Anatomy of Story. 2. Screenplay - Syd Field. 3. Save The Cat - Jessica Brody. 4. Prose Fiction: Introduction of Semiotics of Narrative - Ignasi Ribo 5. Semua buku Narratology.

sbnrnya gak terlalu perlu utk baca buku2 teori, kecuali memang mau mendekati wilayah analisis teoretik. Dr video2 youtube n artikel google aja udh cukup, asal tau kata kuncinya. Teori2 cuma buat wawasan aja. Lagian, utk fiksi gak ada satu pun teori yg bisa menjelaskan utuh.
sumber wisnucuit
Agustus 01, 2020

Karakter Dan Plot

by , in
Karakter Dan Plot


TIDAK PERNAH ngurusin karakter sebelum 3 unsur intrinsik lain (POV, plot, dan setting) BERES.

Karakter adalah hasil rumusan 3 unsur intrinsik lain. Ini Prinsip Keterbalikan.

Apakah sesuatu yg berlaku di dunia nyata, berlaku juga di dunia fiksi? Bisa TIDAK.

Kalau mau cepet belajar nulis fiksi, langkah pertamanya BUKAN belajar nulis atau mulai nulis. TAPI, menebak isi kepala penulis2 sebelum kita.
Klo kita tau pola2 berpikir banyak penulis sblm kita, kita bisa tahu apa yg sbnrnya harus dipelajari.


proses yg buang2 waktu, yaitu: Proses Merumuskan Karakter.
gak ngurusin karakter karena KARAKTER adalah HASIL.

Balik ke Prinsip Keterbalikan Di Dunia nyata, manusia bikin pertimbangan, menghasilkan keputusan, dan muncullah jalan hidup (Plot). Jalan hidup manusia nyata adalah hasil dr pilihan yg dipengaruhi oleh kepribadian/karakter kita. Apakah Fiksi begini juga? Bisa tidak

NGGAK BOLEH bikin titik plot yg bertentangan dg karakter. Klo mau bikin tokoh melakukan sesuatu yg beda, KARAKTERISASINYA HARUS DISESUAIKAN LAGI.

balik lagi ke definisi cerita. Apa itu cerita? Gw menyimpulkan bahwa daftar fitur dan sifat tokoh BUKAN CERITA. Itu BIODATA. Biodata gak bisa gerak. Cerita adlh tentang gerak. Apa yg gerak dr 4 unsur intrinsik? Yup! PLOT!

Kalo kita punya plot, kita punya cerita! Sebelum ada plot, TIDAK ADA cerita. Bener? Bener lah. Nah, apa hubungannya sama karakter? Ini >>> Prinsip Keterbalikan. Dunia Nyata: Karakter menghasilkan Plot. Dunia Fiksi: Plot menghasilkan karakter. How???
Based on pengamatan juga, muncul pertanyaan juga yg makin memperkuat gw utk pake cara ini: Kalau kita dikasih ciri2 seseorang, apa yg membuat kita tahu si A pasti si A? Fiturnya? Benarkah? Mari kita tes.
Ada Perempuan. Suka pake kebaya. Pintar. Cantik. Suka membaca. Peduli pada pendidikan. Siapa? RA Kartini? Salah! Itu nenek gw—guru ngaji Next >>>
Bandingkan: Ada perempuan. Lahir di Jepara. Kirim2an surat sama temennya orang Belanda. Menikah sama Bupati Rembang. Mendirikan Sekolah Putri. Melahirkan satu orang anak laki-laki. Kemudian meninggal. Surat2nya dibuat jd buku. Siapa? Pasti RA. Kartini. How do u know? PLOT.
Ini hubungan antara PLOT & KARAKTER fiksi: 1. Satu jenis plot hanya bisa dijalani oleh satu jenis karakter. 2. Perubahan Plot menuntut perubahan karakter. Pun, sebaliknya 3. Makin rumit/unik Plot, makin rumit/unik karakter. 4. Makin berat konflik dlm plot, makin kuat karakter.

5. Makin detail plot-nya, makin lengkap fitur karakter yg dibutuhkan 6. PLOT yang sama terjadi di SETTING yg beda menghasilkan KARAKTER yg beda juga. 7. Satu Plot yg sama dg POV beda akan memunculkan persepsi KARAKTER yg beda. 8. Makin serupa plot-nya, makin serupa karakternya.

Mari tes lagi. Sebut satu nama Karakter dr cerita ud ada: 1. Si A anak baru. 2. Liat anak lama ganteng 3. Eh, sekelas! 4. Dicuekin anak lama yg jutek 5. Gak sengaja ketemuan 6. Menyelidiki siapa dia 7. Jadian. Sering nemu? Jadi, gak usah heran bnyk cerita karakternya sama.
Bandingkan: 1. Si A anak baru. 2. Liat Anak lama ganteng 3. Eh, sekelas! 4. Dicuekin anak lama yg jutek 5. Gak sengaja ketemu gara2 nyaris ketabrak mobil. Si Anak lama nahan pake tangan kosong. Ajaib! 6. Menyelidiki siapa dia 7. Jadian Siapa si A? Bella - Twilite.


Begitu ada titik plot "nahan mobil ngebut pake tangan kosong" kita bisa nambahin karakterisasi: Protagonis hrs sosok yg BERANI dan punya rasa ingin tahu besar utk menyelidiki siapakah cowok ganteng yg bisa nahan mobil ngebut pake tangan kosong yg ternyata vampir.


Batu, Lukisan, Pemandangan, Tangan, Alam

Makin banyak dan unik titik konflik dan kejadian dalam plot, secara otomatis akan membuat karakter semakin rumit/unik. Kenapa? Karena karakter butuh KAPASITAS tertentu untuk bisa menjalani plot tertentu. Makin remeh plot-nya, makin remeh karakter yg dibutuhin.

Karakter berkapasitas besar dlm plot remeh = LEBAY. Hampir gak mungkin bikin karakter lemah kalau plotnya kuat. Mau bikin karakter punya kekurangan? Sama aja. Buat dia kalah. Misal: Kalah lomba debat. Apa penyebabnya? Buat aja apa, kek. Misal: GAGAP. Karakterisasi, kan?

Q: "Kak, kok karakter saya biasa aja?" A: "Cek Plotnya. Klo plotnya biasa aja, jgn harap muncul karakter luar biasa." Coba aja tambah plotpoin: Tokoh magang di WWF Afrika utk konservasi badak bercula dua. Pasti tuh karakter brubah biar bisa jalanin plotnya. Gak mungkin nggak.

Afrika? SETTING punya peran buat pembentukan karakter. Karakter anak Padang punya CARA berdialog yg beda dg anak Papua. Tokoh ke Cikajang butuh karakterisasi yg beda dg Tokoh dibawa ke Sudan. Ke Sudan jd turis, butuh karakter beda dg tokoh ke sana jd relawan kesehatan.

Tokoh yg jatuh main layangan, beda sm tokoh jatuh dr pesawat antariksa. Buat kejadian2 unik di Plot—yg NGGAK PERNAH DIALAMI ORANG BIASA, kasih POV yg tepat >>> kita otomatis liat karakter yg unik. Klo sampe gak bisa liat karakterisasi berdasarkan AKSi, sbaikny jgn jadi penulis.

Contoh lagi: Tau protagonisnya Twilite? Bella. Tambahin 1 sifat aja: Bella suka melawak di depan teman2nya. Masih bisa jalan nggak tuh plot? Pasti macet karena plot seperti itu memang cuma buat karakter Bella. Beresin Plot, Setting, POV, kita akan dapat KARAKTER.

Cuma 3 hal dlm karakter yg gw siapin di awal: 1. Jenis Kelamin. 2. Usia 3. Pekerjaan/posisi dalam cerita. Fitur lain muncul sbg akibat yaitu fitur2 yg gw perlu dia punya utk bisa menjalankan tugas dr gw di plot. Kek HRD nyari kandidat n bikin training, lah.

Contoh lg deh. Bella pindah ke daerah pegunungan gak ada angkutan umum. Artinya? Artinya bapaknya perlu beliin dia mobil. Artinya? Artinya Bella butuh bisa bawa mobil. Tiap kali ada kejadian, fitur nambah. Karakter makin kompleks. Fisik yg cuma hiasan n seru2an, terakhir.

Gw TIDAK menciptakan karakter bulat (ROUND character). Gw selalu bikin karakter datar (FLAT character) lalu plot gw jalanin. Cemplungin ke setting By process, karakter jd utuh & bulat. Sblm ada Plot/Setting, gw tidak akan bikin karakter yg utuh krn gw blm tau apa yg dia butuh.

Cara ini memungkinkan KARAKTERISASI berubah dlm proses cerita. Alias? DINAMIS. Awalnya bersifat A akhirnya A++. Makin penting peran dlm cerita makin round+dinamis karakterisasinya. Ttg karakter FLAT/ROUND/DINAMIS/STATIS, sila googling, yaaa
Buku, Membaca, Gadis, Orang Orang
Btw, merasa 'kan klo cara ini sama kayak kita menilai temen atau orang baru? Dari mana kita tau sifat/karakterisasi seorng temen baru? Dari tingkah laku dan cerita ttg jalan hidupnya, kan? Cara ini SUDAH kita pake tiap hari.


Makin banyak kita mengetahui perbuatan, tingkah laku, dan pengalaman hidup seseorang, makin jelas karakter seseorang itu di mata kita. Bener, kan?
Jalan hidup luar biasa hanya akan dijalani oleh orang2 yg luar biasa. Setuju?

Bacalah BIOGRAFI. Perhatikan bahwa selalu ada keanehan dlm jalan hidup orang2 besar yg bikin mereka beda dr orang biasa. Sumbernya, ya, dr karakter mereka.

Buat apa karakterisasi luar biasa kalau tokoh kita cuma akan datang ke sekolah utk naksir cowok di sana? Semua orang asal ud akil balig akan melakukan itu
Wajah bermasker kesehatan
Buat tokoh elu bikin demo utk membuka korupsi yg dilakukan kepala sekolah brg cowok yg dia taksir. Pasti dia keren.

taken from wisnucuit



Post Top Ad