improving writerpreneurship

Post Top Ad

April 06, 2016

Ditembak Gegara Menulis Cerpen Di Mading Sekolah

by , in
Ditembak Gegara Menulis Cerpen Di  Mading Sekolah



Ada dua majalah dinding yang kukerjakan bersama teman-teman semasa kami duduk di bangku sekolah menengah atas. Yang satu adalah mading untuk Rohis (Rohanis Islam). Satunya lagi mading OSIS. Aku jadi pimred keduanya. .

Dan yang terburuk dari pengalaman menangani mading adalah  aku pernah Ditembak Gegara Menulis Cerpen Di  Mading Sekolah.

Begini critanya:




Mayana tengah membaca sebuah majalah remaja di dalam kelas ketika tiba–tiba terjadi kehebohan kecil dalam kelasnya. Tepatnya oleh gerombolan Sarva dan kelompok bangku cowok tengil itu.

“Sarva!”

Eko berteriak dari depan pintu kelas 3 A1.1
Jantung Mayana seakan ikut melompat mendengar teriakan itu. Dia merasa ada yang tidak beres. Apalagi demi melihat raut Eko yang meliriknya, Mayana jadi bertambah kecut.

“Apaan, ko?”

Sarva bangkit dari tempat duduknya dan berjalan ke arah pintu karena Eko memberi isyarat agar cowok itu mendekat kepadanya, seperti hendak menunjukkan sesuatu.

“Ada kejutan buat lo! “ kata Eko sambil sekali lagi melirik kea rah Mayana yang jadi salah tingkah dan menebak – nebak.

“Apaan?” Sarva pun jadi ikut melirik Mayana lalu pindah memandangi Eko.

“ayuk toh ! “ Eko menarik lengan Sarva, mengajaknya setengah berlari ke arah selatan.

DEG!
Mayana langsung sadar

“astaganaga… ini pasti karena cerpen yang aku buat kemarin buat mading nih”

Gadis itu menyeret kaki dari tempat duduknya, berjalan perlahan kea rah pintu kelas. Dari sana, kepalanya yang mungil setengah berada di dalam kelas, setengah berada di luar kelas. Pandangannya terlempar jauh ke arah selatan. Benar saja, kedua teman lelakinya itu pergi ke sana. Ke sebuah papan yang selalu diperbarui isinya setiap hari Kamis. Papan Majalah Dinding sekolah. Sudah terlambat untuk menyesal, Mayana pun segera kembali ke tempat duduknya.

“Matik, aku !” keluhnya.

Dengan kepala tertunduk siap diplonco  gerombolan Sarva, sengaja Mayana berpura–pura membaca buku. Agustin seperti biasa akan datang nanti mepet sebelum bel berbunyi.  Untuk sementara Mayana benar–benar akan sendirian menerima serangan entah seperti apa–apa. Dia hanya bersiap–siap.
Mayana lupa–lupa ingat apa yang dia ceritakan tentang Sarva yang menginspirasi cerpennya. Hanya saja gadis itu menulis karakter Sarva sebagai cowok item keeling, tanpa nama. Bagi yang tidak mengenal Sarva, mungkin cerpen itu tidak berarti apa–apa. Tetapi buat yang mengenal Sarva, bisa saja cerpen itu dianggap melecehkan, menghinakan dan mencemarkan.

Wuoahhh !!
Mayana tidak habis pikir kalau nantinya badannya yang kecil dikepung segerombolan cowok yang badannya besar–besar itu.
Langkah–langkah tegap sedikit berlari dari arah selatan kelas. Satu, dua, tiga… tiga orang. Mayana memperkirakan tiga orang yang datang. Pasti Eko dan Sarva, satu lagi entah siapa yang sudah bergabung. Mungkin Roy. Kalau benar Roy, Mayana masih bisa bersyukur. Roy sangat menghargai perempuan, dia pasti tidak akan sewenang–wenang dengan Mayana. Tapi meski demikian, hatinya lumayan ciut juga.
Benar saja. Eko, Sarva dan … oemji…. Taufik– anggota gerombolan yang paling sangar-  ketiganya berdiri di dekat tempat duduk Mayana.

“Oh. Jadi gitu caranya?” Laka masih diinginkan.

Eko melancarkan serangan pertama.

Terpaksa Mayana mendongakkan kepalanya ke arah mereka yang berposisi lima belas derajat searah jarum jam dari tempatnya duduk.

“Kamu nggak tahu siapa yang kamu hadapi atau bagaimana?” kali ini Taufik yang berkacak pinggang.
Mayana  agak melirik ke arah samping kanan dan serong ke belakang sedikit. Semua teman agaknya sedang sibuk sendiri atau pura–pura sibuk. Setengah takut, sudut mata Mayana melirik ke arah jendela kelas di sebelah kirinya.

“Mana sih, Agustin. Kenapa belum datang juga,” gerutunya dalam hati.
Mayana bukannya takut dengan ketiga cowok di dekatnya ini, tetapi dia sesungguhnya jeri jika harus mempertahankan apa yang ditulisnya tanpa sadar kemarin. Seperti biasa, jika sedang penat justru kemampuan autowriting-nya itu keluar tetapi hasilnya kadang tidak terduga, dan itu bisa positif dan bisa negative tergantung asupan yang masuk dalam kepalanya, baik itu referensi ataupun pengalaman yang dialami.
Di tengah kekuatiran yang mencengkeramnya, Sarva tampil sebagai pahlawan.

“Sudah teman–teman. Tidak perlu emosi. Tentu saja Mayana tidak bermaksud memperolok aku di tempat umum. Itu justru menunjukkan bahwa aku mulai menempati ruang hatinya. Bukankah demikian, Mayana?” retorika Sarva memaksa gadis itu mengangguk demi keamanan dirinya.

Lalu kedua teman cowok yang sempat menggojloknya itu pun bubar. Sesaat Sarva menatapnya, kemudian turut berjalan meninggalkan Mayana sendirian menekuri keisengan yang tidak disengajanya.

**

Insiden cerpen item keling itu ternyata memicu Sarva semakin berani dan semakin mendesak Mayana.

“May, kamu mau menutupi apa lagi? “ tanya Sarva sepulang sekolah hari Kamis naas itu.

“Kamu marah Sarva?” tanya Mayana.

“Tidak. Aku tidak marah, aku malah suka. Tapi ada syarat untuk membuatmu terlepas dari kesalahan ini,” Sarva tersenyum – senyum.

“Apa itu?” kening Mayana berkerut.

“Aku boleh bertandang ke rumahmu, kamu tidak lagi menolak jika kuantar pulang, dan buang wajah masam kamu jika bertemu aku.”

Mayana mengangguk – angguk, “oke”

Syarat terakhirnya, cowok itu  minta diperbolehkan mengaku ke teman-temannya bahwa  Mayana adalah kekasihnya.
Gadis itu tidak lagi bisa bilang tidak. Apalagi dirinya menyadari Sofyan tidak bisa diharapkan lagi. Cowok model yang ditaksirnya itu terang – terangan bilang pada Prasojo pada beberapa waktu lalu. Bahwa dia hanya menganggap Mayana sebagai adiknya saja. Anggaplah kehadiran Sarva ini sebagai obat pelipur laranya saat ini.
Mayana menghela napas panjang.

“Deal,” ujarnya pendek, menanggapi persyaratan Sarva yang terakhir.

Cowok itu tak bisa menutupi kegembiraannya. Seketika melunjak–lunjak. Mayana terkejut setengah mati lalu meletakkan telunjuk di depan bibirnya.

“ssssttt.. tapi tidak usah teriak – teriak ya. Nggak usah norak,” pesannya dan segera menutup kedua telinganya dengan kedua telunjuknya.

Kuatir akan mendengar maklumat Sarva yang diperdengarkan ke seluruh kelas.

Untunglah cowok itu menurut pesan Mayana, dan menghentikan lunjakannya. Ganti tersenyum lebar lalu melangkah lambat-lambat ke tempat duduknya sendiri. Dengan senyum yang terus menghias wajahnya yang tampak bercahaya.
Sebagai kekasih yang mencoba bijaksana, tentu saja Sarva akan memberikan ruang yang dibutuhkan Mayana. Dia hanya akan setia menunggu dan mengikuti titah sang kekasih. Tiga tahun bukan waktu yang pendek untuk memenangkan hati Mayana. Kebersamaan mereka akan sangat berarti. Sarva telah belajar tentang betapa berharganya pencapaian ini. Mayana dan dirinya sendiri pantas untuk saling menghargai. Untuk sebuah hubungan yang sangat berharga ini.

gambar sumber dari internet

April 05, 2016

Gado-Gado Makin Pedas Makin Lezat

by , in
Gado-Gado Makin Pedas Makin Lezat



Pada dasarnya kami sekeluarga suka makan apa saja. Dari yang tradisional sampai yang modern. Yang eksotis sampai yang aneh-aneh. Adikku yang dokter juga suka sekali bereksperimen. Seperti waktu itu kami jadi memasak bareng Pizza ala resepnya. Dengan dia sebagai master chef nya tentu saja.

Tapi kalau ditanya apa resep masakan andalan keluarga? Ehm.....kata anak sulungku sih mestinya gado-gado. Ealah, gado-gado? Itu kan masakan sederhana banget ya. Tapi kalau dipikir-pikir memang meski gado-gado, bisa berbeda-beda banget lho rasanya antara chef satu dengan yang lainnya. Ibuku terutama yang jago masak, semua masakan asal beliau yang masak pasti enak rasanya.

Oh ya, anak sulungku mengingatkan kalau budhe juga jago masak gado-gado. Asal tahu saja budhe ini juga jago banget masak. Apapun masakannya mesti habis dilahap kami semua.

Berikut resep gado-gadonya:

Bahan utama dalam membuat resep gado-gado:

  • Minyak goreng, secukupnya untuk menggoreng
  • Tahu cina sebanyak 150 gram , goreng dulu kemudian iris tipis
  • Tempe kualitas bagus , 150 gram. goreng kemudian iris tipis.
  • kol kualitas baik , 150 gram , bersihkan tulang daun kemudian seduh menggunakan air panas.
  • 150 gram taoge, buang  akarnya, dan seduh menggunakan air panas
  • Air bersih guna merebus.
  • Kacang panjang 150 gram , bersihkan , potong ukuran 2 cm kemudian rebus.
  • daun selada keriting 150 gram juga , potong ukuran 2 cm
  • telur ayam rebus 3 butir , kupas kulitnya , potong 2 bagian.
  • timun 1 buah, iris tipis miring.
  • tomat 1 buah. gunakan tomat yang merah. iris 8 bagian

Bahan membuat saus kacang:

  • 2 sendok makan minyak sayur 
  • bawang putih 5 siung , haluskan.
  • cabai merah 3 buah haluskan
  • daun jeruk purut 5 lembar
  • 250 gram kacang tanah, sangrai, buang kulitnya, dan haluskan
  • 500 ml santan dari ½ butir kelapa parut
  • gula merah 50 gram , sisir halus
  • 3 sendok makan air asam jawa 
  • 1 sendok teh garam

Cara membuat gado-gado dengan saus kacang yang lezat:

  • Langkah pertama untuk membuat resep gado-gado, siapkan semua bahan bahan yang dibutuhkan seperti bahan di atas. 
  • Setelah bahan siap, kemudian goreng tahu dengan minyak yang banyak sampai kulit tahu garing. Kemudian angkat dan tiriskan. Lalu sisihkan. 
  • Dengan minyak yang sama, anda bisa menggoreng tempe sampai kulit tempe berubah kecokelatan. Jika matang angkat, tiriskan, dan sisihkan. 
  • Saat sayuran sudah dimasak, tiriskan dan susun di atas piring besar. Susu sayuran seperti selada, mentimun, telur, dan tomat.
  • Cara membuat saus kacang: panaskan minyak untuk menumis, kemudian tumis bawang putih, cabai, dan daun jeruk hingga harum. 
  • Setelah harum, masukkan kacang tanah yang sudah dihaluskan dan santan, aduk aduk hingga mendidih. Lalu masukkan gula merah, air asam jawa, dan garam. Masak sampai gula merah larut. Cicipi dan setelah enak angkat.
  • Siram kan saus kacang pada sayuran yang sudah di tata di atas piring dengan taburan bawang goreng.

Ayo kita bikin gado-gado yuk!
Slrrrrppppp...


April 04, 2016

Antara Riba Dan Akad Syirkah

by , in
Antara Riba Dan Akad Syirkah



Yang masih bingung antara hutang piutang (qardh) n kerjasama (mudhorobah;musyarokah), yuk kita simak ilustrasi berikut:
▶▶▶▶
 Gimana kabarnya mbak?
 Sehat dek, alhamdulillah.
 Ini saya selain silaturahmi juga ada perlu mbak.
 Apa apa dek...apa yang bisa tak bantu.
 Anu..kalau ada uang 20juta saya mau pinjam.
 Dua puluh juta? Banyak sekali. Untuk apa dek?
Tambahan modal mbak. Dapat order agak besar, modal saya masih kurang. Bisa bantu mbak?
 Mmm..mau dikembalikan kapan ya?
 InsyaAllah dua bulan lagi saya kembalikan.
 Gitu ya. Ini mbak ada sih 20juta. Rencana untuk beli sesuatu. Tapi kalau dua bulan sudah kembali ya gak apa-apa, pakai dulu aja.
 Wah, terimakasih mbak.
 Ini nanti mbak dapat bagian dek?
 Bagian apa ya mbak?
 Ya kan uangnya untuk usaha, jadi kan ada untungnya tuh. Naa..kalau mbak enggak kasih
pinjem kan ya gak bisa jalan usahamu itu, iya kan?
*tersenyum penuh arti*
 Oh, bisa-bisa. Boleh saja kalau mbak pengennya begitu. Nanti saya kasih bagi hasil mbak.
Besarannya bisa kita bicarakan.
Lha, gitu kan enak. Kamu terbantu, mbak juga dapat manfaat.
 Tapi akadnya ganti ya mbak. Bukan hutang piutang melainkan kerjasama.
 Iyaa..gak masalah. Sama aja lah itu. Cuman beda istilah doang.
Bukan cuma istilah mbak, tapi pelaksanaannya juga beda.
Maksudnya??
Jadi gini mbak: kalau akadnya hutang, maka jika usaha saya lancar atau tidak lancar ya saya
tetap wajib mengembalikan uang 20juta itu. Tapi jika akadnya kerjasama, maka kalau usaha
saya lancar, mbak akan dapat bagian laba. Namun sebaliknya, jika usaha tidak lancar atau
merugi maka mbak juga turut menanggung resiko. Bisa berupa kerugian materi→uangnya
tidak bisa saya kembalikan, atau rugi waktu→ kembali tapi lama.
Waduh, kalau gitu ya mending uangnya saya deposito kan tho dek: gak ada resiko apa2, uang
utuh, dapat bunga pula.
Itulah riba mbak. Salah satu ciri2nya tidak ada resiko dan PASTI untung.
Tapi kalau uangku dipinjam si A untuk usaha ya biasanya aku dapet bagi hasil kok dek. 2% tiap
bulan. Jadi kalau dia pinjam 10juta selama dua bulan, maka dua bulan kemudian uangku
kembali 10juta+400ribu.
Itu juga riba mbak. Persentase bagi hasil ngitungnya dari laba, bukan berdasar modal yang disertakan.Kalau berdasar modal kan mbak gak tau apakah dia beneran untung atau tidak.
Dan disini selaku investor berarti mbak tidak menanggung resiko apapun donk. Mau dia untung atau rugi mbak tetep dapet 2%. Lalu apa bedanya sama deposito?
Dia ikhlas lho dek, mbak gak matok harus sekian persen gitu kok.
Meski ikhlas atau saling ridho kalau tidak sesuai syariat ya dosa mbak.
Waduh...syariat kok ribet bener ya.
Ya karena kita sudah terlanjur terbiasa dengan yang keliru mbak. Memang butuh perjuangan untuk mengikuti aturan yang benar. Banyak kalau tidak berkah bikin penyakit lho mbak.hehe.
Hmmm...ya sudah, ini 20juta nya hutang aja. Mbak gak siap dengan resiko kerjasama. Nanti dikembalikan dalam dua bulan yaa.
Iya mbak. Terimakasih banyak mbak. Meski tidak mendapat hasil berupa materi tapi insyaAllah
mbak tetap ada hasil berupa pahala.
Amiiin..
▶▶▶▶▶▶
Kl cuma bicara anti riba.... burung beopun juga bisa.
Kl cuma diskusi masalh ekonomi umat... ngbrol sama balita yg baru belajar bicara jauh lebih menarik.
Ayuuu hidupkan ekonomi mikro.. berikan pancingan bukan ikan.
investasi dunia akhirat
Notes : perhatikan dlm bisnis akad kerjasama kah?? Atau akad peminjaman uang.. ini 2 hukum islam yg berbeda dn efeknya pun di dunia dan akhirat juga berbeda.
“… Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…” (QS.Al-baqarah:275)
Sebenarnya apa sih tujuan islam melarang riba? Seharusnya khan asal saling sepakat, saling rela, tidak kena dosa?

Hukum islam itu dibuat untuk mengatur agar manusia mendapatkan kemaslahatan sebesar-besarnya tanpa manusia merugikan siapapun sekecil-kecilnya.

Mari kita bahas contoh LABA dan RIBA agar anda mudah untuk memahami dengan bahasa yang umum:
1. Saya membeli sebuah sepeda motor Rp. 10 Juta dan saya hendak menjual dengan mengambil untung dengan bunga 1% perbulan untuk jangka waktu pembayaran 1 tahun.
Transaksi seperti ini tergolong transaksi RIBAWI.

2. Saya membeli sepeda motor Rp. 10 juta, dan saya hendak menjual secara kredit selama setahun dengan harga Rp. 11.200.000,-. Transaksi ini termasuk transaksi SYARIAH.
Apa bedanya? Khan kalau dihitung2 ketemunya sama Untungnya Rp. 1.200.000?

Mari kita bahas kenapa transaksi pertama riba dan transaksi kedua syar'i.

TRANSAKSI PERTAMA RIBA karena:
1. Tidak ada kepastian harga, karena menggunakan sistem bunga. Misal dalam contoh diatas, bunga 1% perbulan. Jadi ketika dicicilnya disiplin memang ketemunya untungnya adalah Rp. 1.200.000,-. Tapi coba kalau ternyata terjadi keterlambatan pembayaran, misal ternyata anda baru bisa melunasi setelah 15 bulan, maka anda terkena bunganya menjadi 15% alias labanya bertambah menjadi Rp. 1.500.000,-.
Jadi semakin panjang waktu yang dibutuhkan untuk melunasi utang, semakin besar yang harus kita bayarkan.

Bahkan tidak jarang berbagai lembaga leasing ada yang menambahi embel2 DENDA dan BIAYA ADMINISTRASI, maka semakin riba yang kita bayarkan. Belum lagi ada juga yang menerapkan bunga yang tidak terbayar terakumulasi dan bunga ini akhirnya juga berbunga lagi.

2. Sistem riba seperti diatas jelas2 sistem yang menjamin penjual pasti untung dengan merugikan hak dari si pembeli. Padahal namanya bisnis, harus siap untung dan siap rugi.
TRANSAKSI KEDUA SYARIAH karena:
1. Sudah terjadi akad yang jelas, harga yang jelas dan pasti. Misal pada contoh sudah disepakati harga Rp. 11.200.000,- untuk diangsur selama 12 bulan.
2. Misal ternyata si pembeli baru mampu melunasi utangnya pada bulan ke-15, maka harga yang dibayarkan juga masih tetap Rp. 11.200.000,- tidak boleh ditambah. Apalagi diistilahkan biaya administrasi dan denda, ini menjadi tidak diperbolehkan.

Kalau begitu, si penjual jadi rugi waktu dong? Iya, bisnis itu memang harus siap untung siap rugi. Tidak boleh kita pasti untung dan orang lain yang merasakan kerugian.

Nah, ternyata sistem islam itu untuk melindungi semuanya, harus sama hak dan kewajiban antara si pembeli dan si penjual. Sama-sama bisa untung, sama-sama bisa rugi. Jadi kedudukan mereka setara. Bayangkan dengan sistem ribawi, kita sebagai pembeli ada pada posisi yang sangat lemah.
Nah, sudah lebih paham hikmahnya Allah melarang RIBA?


Semoga bermanfaat ya :)


April 04, 2016

Living For Alive (Tips Atasi Kejenuhan)

by , in
Living For Alive (Tips Atasi Kejenuhan)



Jenuh itu kadang datang. Karena ia merupakan keniscayaan yang terjadi pada kita sebagai manusia. Sebagaimana kesedihan di antara kebahagiaan, kesempitan di antara kesempatan, keraguan di antara keyakinan, dan seterusnya. Ia adalah bagian dari takdir yang konon tak terbantahkan (yaelaaah :D)

Kalau sedang merasa jenuh menulis, baik buku ataupun blog,  apa sih yang bisa kita lakukan untuk melawannya?


Kalau kita tahu bagaimana berharganya sesuatu, pasti kita tak akan menyia-nyiakannya. 
Kalau kita tahu betapa mulianya misi dan tugas yang sedang kita emban, pasti kita akan menyelesaikannya dengan segera dan sesempurna mungkin. 

Kuncinya adalah kesadaran akan panggilan (calling) bahwa postingan atau tulisan ini dibutuhkan pembaca. Akan lebih berguna jika kita bagikan dan bukannya kita simpan sendiri.


Untuk sementara, kadang kita perlu rehat sejenak dari rutinitas menulis dan ngeblog ini. Dengan melakukan aktifitas lainnya. Selain dalam rangka me-refresh atau menyegarkan kembali pikiran, tubuh dan energi kita, juga untuk men-charge kembali apa-apa yang bisa menjadi input dalam pikiran kita. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa ‘writing is thinking’ (menulis adalah berpikir).  Dan mesin berpikir dalam otak kita hanya bisa bekerja jika dia tak cukup kering (drain), selalu ada pelumas dan input yang masuk sehingga nantinya ada yang bisa diproduksi dan dikeluarkan (output).

Dan lagi dengan aktifitas lainnya ini kita mendapatkan banyak pengalaman baru yang bisa kita bagikan dalam tulisan kita nantinya. Pengalaman-pengalaman sendiri maupun yang kita dengar dari orang lain sebab kita berinteraksi dengan mereka.

Pengalaman-pengalaman inspiratif tersebut jika diimbuhi dengan kontemplasi (perenungan) bisa menjadi bahan tulisan yang dahsyat dan semoga memberdayakan serta menggerakkan pembaca. Setelah sebelumnya tentu saja menggerakkan diri kita. Setidaknya untuk menulis postingan  baru. Lebih baik lagi jika itu menjadi bahan bakar bagi pengembangan diri kita menjadi yang lebih baik lagi.

Aktifitas lain yang bisa kita lakukan untuk penyegaran ini bisa berupa apa saja. Baik yang sering kita lakukan dalam keseharian seperti mencuci piring dan bercengkerama dengan anak-anak. Maupun kegiatan lain yang mengharuskan kita pergi keluar rumah, seperti mengajar atau bekerja lainnya.

Bisa juga kegiatan yang sama sekali keluar dari rutinitas seperti  kopdaran alias gathering dengan teman-teman. Baik sesama blogger dan penulis ataupun teman-teman yang bidangnya berbeda dengan kita. Yang seperti ini nih biasanya malah makin membawa banyak bahan tulisan yang bisa jadi banyak mengandung unsur kebaruan.

Nonton film,  jalan-jalan ke mall atau ke taman, olah raga, berkunjung ke tempat wisata ataupun rumah saudara dan kenalan, juga bisa menjadi jalan keluar.

Oh ya, mendengarkan musik, membaca buku-buku  juga menjadi ‘pintu keluar sementara’ yang akan membantu kita kembali segar dan bersemangat. Jalan-jalan ke museum, gallery ataupun me-refresh otak kita dengan menikmati gambar-gambar  seni juga akan menjadi pelumas yang baik. Sehingga mesin berpikir kita tidak mogok lagi, kembali bekerja dan kita siap beraksi kembali.


Jadi bagaimana nih? Kita kejar sunset nanti sore? Atau tunggu sunrise besok pagi? Selamat jalan-jalan dan menikmati kehidupan! ^_^



Oh ya, punya tips lain? Ayo bagi di sini ya:)
April 03, 2016

Pakai Sponsor Plus Kunjungan Berantai

by , in
Pakai Sponsor Plus Kunjungan Berantai



Kayaknya memang belum pernah liburan yang mewah deh kalau aku dan anak-anak nih. Hahaha. Jadi ya selama ini memang liburan murah meriah yang aku dan anak-anakku baru bisa lakukan.

Jadi ini yang kami lakukan jika mau menghabiskan waktu dua minggu hingga tiga minggu liburan pada waktu-waktu lalu. Kami memanfaatkan sponsor waktu berangkatnya, kemudian perpanjangan hari liburannya kami lakukan dengan berkunjung dari pintu ke pintu.


Misal nih, waktu kami kelilingan beberapa kota di Jawa Timur. Selain berbekal sangu sponsor dari penerbit karena perjalanan ini sekaligus untuk riset novel, kami juga berkunjung dari satu pesantren ke pesantren lain untuk silaturahim. Kan intinya liburan itu silaturahim kan ya?

Kebetulan karena keluarga kami keluarga pesantren juga, jadi ada 'tali kekeluargaan' dengan keluarga pesantren lain. Kalau ngendhikane bu nyai Langitan, 'al arwahu junuudun mujannadah'. Bahwa jiwa-jiwa yang mempunyai kecenderungan yang sama akan berkumpul, bertemu dan langsung akrab, meskipun tidak punya pertalian darah.

Pergi ke Ubud Bali dengan anak-anak juga dapat sponsor alias golden ticket dari panitianya. Selanjutnya hari-hari sesudah festival, kami lanjutkan sendiri perjalanan liburan kami dengan mengunjungi sahabat waktu sekolah menengah dulu.


Waktu di Jakarta dan sekitarnya pada akhir tahun kemarin pun kami lakukan hal yang sama. Berangkatnya sekaligus memenuhi undangan kondangan manten dari saudara. Menginap di hotel sudah jadi tanggungan yang punya hajat. Tentu saja sekaligus makannya tuh. Hehe. Nah, selepas dua hari kami mengikuti acara wedding itu, kami melanjutkan perjalanan ke rumah saudara yang lain. Juga ke rumah sahabat serta kenalan. Karena memang pas masa liburan dan mereka juga ada agenda jalan-jalan ke tempat wisata, jadi kita turut keangkut deh :D

Oh ya, lumayan sering juga ke Jakarta nih. Kayaknya musti berkali-kali liburan deh untuk bisa mengunjungi semua tempat asyik di Jakarta. Malah sepertinya nggak bakalan habis-habis, karena pasti nambah lagi orang-orang membangun destinasi. Ya kan? :D

Kalau berlibur ke Semarang, wah malah semakin banyak saudara  yang bisa dikunjungi tuh. Dan efeknya kami jadi diajak mengunjungi tempat-tempat wisata yang belum pernah kami kunjungi.

Seru kan? Murah, meriah dan bermanfaat :))
Kalau kamu?



April 02, 2016

Gaul Dan Up To Date

by , in
Gaul Dan Up To Date



Yang utama sekali kalau kita keluar rumah dalam kapasitas diri sebagai blogger, keuntungan yang kita  dapatkan adalah we get 'Have Fun'. Ini sih yang paling seru dan menarik. Kita punya 'me time' di sela-sela hari yang sibuk dengan kerjaan ataupun pekerjaan rumah tangga serta masalah-masalah lainnya.

Dan tanpa kita sadari, dengan sendirinya (of course kita juga punya upaya untuk mengoptimalkan diri) selain bergaul, bersosialisasi, otomatis terjadi juga tuh proses pengembangan diri. Lifting up. Tambah ilmu, tambah wawasan. Jadi mereka-reka gimana sih solusinya kalau kita menghadapi masalah ini itu di venue. Banyak mendengar mengasah daya serap dan soul of research kita. Banyak bertanya melatih komunikasi dan keberanian. Iya kan?

Eh tapinya kalau pergi keluar gitu kan ada biayanya ya? Dan kita meluangkan waktu lho. Time is money. Belum lagi kalau nanti capek, drain of energy, berarti kan harus panggil mbak pijet dong. Keluar duit dong. Gimana tuh? :D

Kalau pas hoki atau memang sudah janjian ama penyelenggaranya bahwa kita dapat fee tertentu, tentu tidak masalah. Misalnya saat ikut meliput program musik waktu itu dapat hampir se-jeti.

Lhah kalau tidak ada kontrak as buzzer gimana nih?

Dapat merchandise atau goody bag juga lumayan loh. Biasanya sih kaos, note book, sampel produk, voucher. Jumlahnya kalau diuangkan bisa ratusan ribu juga. Kayak yang waktu itu kita dapatkan di event susu D, di gadget O, di provider X, dll.

Nah, merchandise itu sebenarnya buat awalnya saja, alias 'pancatan' kalau orang Jawa bilang. Batu loncatan. Tapi selebihnya kita dapat jaringan  alias network kok. Antara lain ini nih:
- Brand alias yang punya hajat. So kita bisa kenal langsung. Beda kan kalau kita hanya kenal via medsos, fesbuk, twitter dan lainnya. From that acknowledgment, we can get opportunity  for the next better hiring occasion. Mungkin ada kesempatan kita jadi buzzer atau publisist dengan fee  lebih baik sesuai kesepakatan. Ataupun peluang lainnya yang kita bahkan tak pernah bayangkan sebelumnya.

- Link langsung untuk kerja sama pembelian produk dalam volume besar dan harga grosir. Ini bisa terjadi lho. Apalagi jika kita butuh outsourcing untuk layanan atau kerjaan di bidang lain. In example, as an architect and sometime project leader, we need some materials for product construction.

- Sesama blogger ataupun tamu lainnya. Mereka bisa menjadi potential client kita. Apakah kita mau jualan buku, jualan jasa desain maupun lainnya. Mereka masing-masing punya lingkaran network sendiri, yang akan menambah luas lingkaran network kita. Demikian juga sebaliknya. Kan sesama bloher saling mendukung :)

- EO alias Event Organizer. Brand tidak selalu mengadakan acaranya sendiri. Repot, tahu! Hehe. Jadi biasanya mereka pakai jasa EO. Nah kenalan juga ama EO-nya nih, biar kalau ada event berikutnya kita bisa dicolek. Apalagi jika ada next event with better reward. Siap pokoknya! :D

- Wartawan. Mereka juga punya banyak info loh. Jadi kenalan ama mereka juga. Sebab event-event pun sering mengundang awak media.

Jika saja kita tahu betapa mahalnya harga network ini, tentulah kita tak akan melewatkannya. Tetapi tentu saja harus punya kemampuan, ketrampilan juga seni untuk mendayagunakan network tersebut.


Ada banyak lagi manfaat kalau kita mau kupas dan gali lebih dalam. Misalnya kita jadi dandan dan memoles diri agar terlihat patut serta pantas tampil di publik, baik performance, gesture maupun kostum. Lalu mungkin ada kesempatan ketemu calon jodoh. (ahay:D) dan banyak lagi.
April 01, 2016

Kita Sering Cemas Dan Dibatasi Bayang-Bayang

by , in
Kita Sering Cemas Dan Dibatasi Bayang-Bayang



Kita Sering Cemas Dan Dibatasi Bayang-Bayang. Betul nggak? Tak jarang kita juga tidak melakukan sesuatu karena menghindari marah dan pandangan-pandangan yang menghina.

Apa aja tuh contoh bayang-bayang, batasan-batasan dan semacamnya yang kadang bikin kita malah kebonsai, padam sebelum nyala. Akhirnya potensi yang kita sesungguhnya miliki jadi tidak berkembang dengan optimal.

Ini beberapa di antaranya
(disclaimer: ini mungkin hanya terjadi di beberapa keluarga tertentu, sedangkan di sebagian keluarga lain hal tersebut bukanlah masalah)

1. Jangan jualan matengan
Alias jualan warungan dianggap kurang mriyayeni. Padahal lihat saja sekarang justru yang menghebat, sukses, kaya raya dan mengentaskan kemiskinan serta menanggung hajat hidup orang banyak justru para pengusaha restoran.

2. Musik itu loghow, sia-sia. Bahkan ada yang bilang haram.
Akibatnya energi kreatifitas kurang, mengerjakan segala sesuatu tidak pakai seni. Adanya  mungkin marah-marah  dan hanya berbau teknis.
Yang sebenarnya ya tergantung musiknya. kalau kayak punya Zayn atau Habib Syeikh atau Hadad Alwi kan ya malah bisa menambah ketakwaan kita pada Allah dan kecintaan pada Rasulullah.

3. Seni kuwi opo?
Masih berkaitan dengan poin yang sebelumnya, jadi bermacam seni seperti tari, melukis dan sebagainya dianggap bisa membawa kita ke jurang kehinaan, bisa menyerempet ke jalan syetan dan seterusnya.

Memang benar ada kasus-kasus demikian seperti mentor alias seniman senior yang mengelabui dan berbuat asusila dengan mentee-nya dan semacamnya. Tapi itu kan kasuistik.

Menghindari seni membuat hidup garing. Padahal kalau seni dipakai dengan baik, kan ada tuh seni membaca Alquran alias qoriah, meski ini buat sebagian yang lain masih dipandang kurang baik utamanya bagi perempuan. Sebab suara perempuan kan aurat. Iya sih, yach yang perempuan diperdengarkan untuk dirinya sendiri saja dan muhrimya.

4. Perempuan nggak usah terlalu hebat, nanti tidak ada pria yang berani mendekati.
Yach, biar pria yang hebat sajalah yang mendekat. Ya kan? Gitu aja kok repot?:p

5. Yang penting itu ukhrowi.
Yups, betul banget. Tapi jangan sampai melupakan duniawinya juga. Musti jalan semuanya biar seimbang dan kaffah alias sempurna.


Bayangkan kalau Zaha Hadid masih mengikuti aturan kolot bahwa perempuan itu konco wingking dan semacamnya, Dia tak mungkin akan menjadi arsitek hebat yang menjadi kebanggaan dunia. Allahummaghfir lahaa warhamhaa wa aafihaa wa'fu anhaa.


Apalagi ya batasan-batasan yang semestinya tidak kita telan mentah-mentah?




Post Top Ad