Ketika Bakat Ditemukan Selagi Muda
Tampilkan postingan dengan label passion. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label passion. Tampilkan semua postingan
New
Ketika Bakat Ditemukan Selagi Muda
Keponakanku yang dulu masa
kecilnya diasuh almarhum suamiku karena ayahnya banyak berlayar, kini
telah tumbuh remaja dan berhasil ke berbagai negara utk presentasi
berbagai hasil riset dan penemuannya. Beberapa kali ke Jepang, korea,
Singapura, Malaysia, Thailand, dll. Hampir ke Paris kemarin tapi batal
karena situasi tak kondusif (dekat waktunya dg peristiwa bom Paris)
New
Sharing kepenulisan di sekolah perempuan
Alhamdulillah kemarin saya dipercaya untuk sharing kepenulisan di sekolah perempuan.
Berikut beberapa kutipannya. Semoga bermanfaat:)
[19/4 19.32] Dian Nafi: Langsung aja ya, saya sharing sedikit cerita saya tersesat di rimba belantara literasi ini. Dan ingin dengar cerita dari teman2 juga :)
[19/4 19.34] Dian Nafi: Berawal tahun 2008 ketika harus Iddah 4 bulan 10 hari di rumah, saya akhirnya kenal fesbuk. Kesedihan dan kehilangan suami secara mendadak dlm kecelakaan membawa saya menuliskannya dalam note2.
[19/4 19.35] Dian Nafi: Mungkin karena itulah ketika ada info lomba nulis, saya lalu dicolek teman2 utk ikutan krn katanya tulisan saya menyentuh hati.
[19/4 19.36] Dian Nafi: Tiga kali ikut lomba nulis, menang terus. Alhamdulillah. Lalu saya memberanikan diri utk nulis yg agak panjang. Novel mayasmara menjadi debut.
[19/4 19.37] Dian Nafi: Karena mau dikirim utk uwrf tapi waktunya sempit sehingga tidak mungkin dikirim via penerbit mayor, karena akan kelamaan prosesnya, saya cetak sendiri. Dan Alhamdulillah laris
[19/4 19.39] Dian Nafi: Hal berikutnya yang menjadi point lagi adalah saat saya menang lomba nulis bareng Ahmad Fuadi negeri 5 menara.
[19/4 19.40] Dian Nafi: Lalu ikut menulis bareng2 utk 101 bisnis online paling laris dan berturut-turut storycake yg diterbitkan Gramedia
[19/4 19.40] Dian Nafi: Diterbitkan Mizan juga jadi point lagi
[19/4 19.40] Dian Nafi: Kemudian menang lomba nulis di Grasindo dua kali berturut-turut dalam dua tahun juga anugrah
[19/4 19.42] Dian Nafi: Yang saya kejar memang lomba terus, karena saya pernah dengar kalau memang naskah lomba lebih diperhatikan sebab memang penerbit cari pemenang
[19/4 19.43] Dian Nafi: Ada beberapa naskah yang meski tidak keluar jadi juara, tapi saya dihubungi penerbit, kesediaan untuk diterbitkan
[19/4 19.44] Dian Nafi: Ada yang menangnya sebenarnya lomba cerpen utk antologi. Lalu di kesempatan berikutnya dihubungi lagi untuk nulis yang lebih panjang aka novel.
[19/4 19.45] Dian Nafi: Ada naskah yang dipesan penerbit untuk dituliskan versi panjangnya, setelah membaca cuitan saya di Twitter yang diberi tagar judul bakal novel tsb
[19/4 19.46] Dian Nafi: Selanjutnya banyak penerbit yang menghubungi utk nulis tema pesanan ataupun mrk minta stock naskah yg saya punya
[19/4 19.47] Dian Nafi: Alhamdulillah saat ini ada sekitar 22 buku tunggal dan 84 antologi diterbitkan belasan penerbit.
[19/4 19.48] Dian Nafi: Antologi itu buku bareng2 bbrp penulis, misal 8-12 penulis
[19/4 19.51] Dian Nafi: Saya basicnya arsitektur, sebelum itu ya desain dan proyek an. Sama mengelola paud yg saya rintis 2006
[19/4 19.52] Lia SP: Mbak Dian pernah ditipu penerbit tidak?
[19/4 19.53] Dian Nafi: Tapi setelah saya trace kembali, rupanya saya sdh suka nulis dari SD. Ayah memberi hadiah diary saat ultah saya 8 tahun. Selanjutnya saya nulis sampai puluhan diary. Di SMA dan kampus alhmdlh dipercaya jd redaksi majalah dan Mading. Tapi mmg gak pernah terbayangkan sebelumnya kalau dunia literasi ini akan menjadi bagian hidup yang saya cintai
[19/4 19.54] Dian Nafi: Ditipu nggak dibayar royaltinya?
[19/4 19.55] Dian Nafi: Semoga nggak akan ya. Alhamdulillah sampai dg saat ini berjalan baik. Beberapa penerbit besar itu ngasih DP kisaran 2 JT an setelah kita teken kontrak
[19/4 19.57] Maulina SP: Mbak dian. Tulisannya rata2 fiksi ya?
[19/4 19.57] Dian Nafi: Ada fiksi dan non fiksi, sekarang mulai imbang jumlahnya
[19/4 19.58] Maulina SP: Gimana mengembangkan ide untuk jnis penulisan yg berbeda?
[19/4 19.59] Dian Nafi: Untuk non fiksi, saya suka memakai mind mapping dan brainstorming
[19/4 19.59] Dian Nafi: Utk fiksi, saya pakai drama 3 babak dan bbrp pengembangannya
[19/4 20.01] Maulina SP: Maksud drama 3 babak? Maaf mbak masih buta nih
[19/4 20.02] Dian Nafi: Drama 3 babak, Google saja ya
[19/4 20.02] Dian Nafi: Ada banyak penjelasan yg panjang di sana
[19/4 20.02] Dian Nafi: Atau sebagai gambaran singkat di sini
[19/4 20.03] Dian Nafi: Cerita dimulai dengan pemicu (1) lalu konflik datang (2A) konflik meningkat hingga klimaks (2B) lalu resolusi/penurunan (3)
[19/4 20.05] Dian Nafi: Senangnya nulis tuh karena kita jadi kepancing untuk mengulik lebih banyak hal lagi ya. Misal tadinya embrionya kita punya, berangkat dari kegelisahan, lalu saat eksekusi kita butuh referensi lebih banyak, mau gak mau kita jadi harus banyak baca dan belajar lagi
[19/4 20.06] Dian Nafi: Itu sih yang paling bikin kecanduan dalam nulis
[19/4 20.07] Dian Nafi: Dan kebetulan karena saya ternyata suka panggung, jd tersalurkan saat diminta sharing kepenulisan di kampus, pesantren, institusi, sekolahan, komunitas dll.
[19/4 20.07] Dian Nafi: Jalan2 gratisnya aja sudah senang, apalagi dapat uang saku
[19/4 20.09] Dian Nafi: Dukanya, kadang penjualan tak selalu bagus. Sehingga kepikiran untuk tak lagi di dunia Kepenulisan, krn kalau ngarsitek duitnya sebenarnya lebih banyak. Hehe. Tapi berhubung cinta, yach balik lagi ke kepenulisan lagi
[19/4 20.10] Dian Nafi: Jadi sekarang ngarsiteknya tetap jalan, meski gak sebanyak dulu krn harus bagi waktu *curcol*
[19/4 20.12] Dian Nafi: Tipsnya sih tetap semangat dan menikmati proses. Semua profesional dulunya amatir
[19/4 20.14] Dian Nafi: Terus mengasah kepekaan utk meningkatkan kualitas tulisan
[19/4 20.15] Dian Nafi: Membranding diri ternyata penting banget. Temukan kekuatan dan kekhasan diri kita sehingga bisa stand out, dikenali dari ribuan penulis yg skrg ada dan terus lahir
[19/4 20.16] Dian Nafi: Kesempatan dan peluang saja tidak cukup, harus ditunjang dengan capability, kemampuan dan kualitas karya utk bisa diterima
[19/4 20.17] Dian Nafi: Jaga attitude agar berhubungan baik dg semua pihak, pembaca, penerbit, dan pihak2 lain yg berkaitan, termasuk sesama penulis
[19/4 20.18] Dian Nafi: Oh ya, maintain atau merawat fans/penggemar juga susah2 gampang
[19/4 20.19] Dian Nafi: Terlalu dekat kadang bikin dia lihat kekurangan kita, lalu gak lagi jd fans. Kalau terlalu jaga jarak, dikira sombong, yg tadinya lover malah bisa jd hater
[19/4 20.23] Dian Nafi: Crossing atau menyebrang dari zona nyaman juga bisa menjadi salah satu metode utk mengaktivasi kemampuan menulis kita. Utk beri warna baru dst
[19/4 20.24] Dian Nafi: Meski dalam perjalanannya, akhirnya kita akan menemukan sesuatu yg khas, yg benar-benar menarik perhatian kita dan kita kuasai materinya
[19/4 20.26] Dian Nafi: Saya pernah dengar ternyata konon katanya setiap kita punya keberuntungan pemula. Jadi akan tiba masa kita memenangkan sesuatu, sesudahnya kita yg hrs pertahankan
[19/4 20.27] Dian Nafi: Kalau dari pengalaman menang lomba, biasanya karena apa yg saya tulis itu pas sesuai banget dengan tema yang diberikan penerbit
[19/4 20.27] Dian Nafi: Pernah suatu ketika salah seorang editor penerbit yang lombanya saya menang nomer dua, dia buka rahasia.
[19/4 20.29] Dian Nafi: Sebenarnya menurutnya sayalah yg layak juara satu, tapi rapat dewan juri menunjuk naskah penulis yg lebih dulu terjun ke dunia Kepenulisan sbg juara satunya. Begitulah. Namanya juga industri, ada banyak pertimbangan2 selain karya
[19/4 20.34] Dian Nafi: Sukanya lagi insyaAllah saya akan ke Batam, spore dan Malaysia bulan depan, siapa tahu bisa kopdaran dengan teman2 SP dan indscript serta IIDN, yuk :)
[19/4 20.36] Dian Nafi: Saya masih harus banyak belajar untuk bisa menulis yang bagus. Terutama untuk menulis yang detail memang butuh kesabaran, ketekunan dst. Padahal detail itulah yang membuat sebuah tulisan baik fiksi atau non fiksi menjadi bagus, luas dan dalam juga mengena
[19/4 20.44] Dian Nafi: Kalau boleh menyitir ungkapan mbak Dewi lestari, ide/gagasan yang hendak lahir dan dibaca dunia itu sesungguhnya yang membajak/menggunakan kita (using us) sebagai perantara. Ada ide yang mungkin sudah ada, tapi sudut pandangan, perspektif kita yang berbeda lah yang membuatnya istimewa
[19/4 20.47] Dian Nafi: Setiap karya, setiap penulis akan menemukan pembacanya. Ada dua pendekatan dlm menulis, melihat dan mengikuti tren atau menciptakan tren. Just shout out your voice, again and again, anywhere, everywhere, anyhow, whenever, until the tribe sing with us aamiin
[19/4 20.47] Dian Nafi: Sepertinya itu yg saya bisa sedikit bagikan, smoga bermanfaat. I love to hearing a lot from you all
[19/4 21.37] Sati SP: Mba dian mau nanya, dengan berbagai aktifitas nulis dan keluarga bagaimana bentuk supportnya? Supaya bisa bagi-bagi antara anak dan nulis
[20/4 03.29] Dian Nafi: Maaf tadi ketiduran, kecapekan. @mbak sari & mbak Ika: saya nulis ketika anak2 sekolah dan tidur. Malam jam 21.30-22.30 dan dini hari jam 3-4.
[20/4 03.30] Dian Nafi: Awalnya ibu belum mendukung, jd saya ngunpet2 kalau nulis. Tapi setelah beliau melihat ada hasilnya dan saya tidak main-main, barulah beliau mendukung
[20/4 03.32] Dian Nafi: @mbak Ima: nama pena tetap Dian Nafi. Menulis bareng mas Ahmad Fuadi itu, memang lomba yang dibuat penerbit, 8 pemenang termasuk saya, tulisannya diterbitkan menjadi antologi bersama tulisan mas Ahmad Fuadi
[20/4 03.45] Dian Nafi: @mbak ima: Buku2 sy yg sdh terbit:antara lain: miss backpacker naik haji (Mizan), 101 bisnis online paling laris, SC mompreneur, SC nikmatnya syukur, SC Ramadhan, SC keajaiban rejeki(Gramedia) ayah,lelaki itu Mengkhianatiku, gue takut Allah (diva) Mesir suatu waktu, just in love (Grasindo) berjalan menembus batas (Bentang) gado2 poligami (Elex) socioteenpreneur (Erlangga) Gus (prenada) Bidadari surga pun cemburu, matahari mata hati (tiga serangkai) muslimah kudu happy (solusi) sarvatraesa (Diandra) mayasmara, lelaki kutunggu lelakumu, segitiga (hasfa) buku2 ABK, rumah tangga penuh cinta (familia) lebih dari bidadari (qudsi) mereka yg menggugat (visimedia) kasumi (Javalitera) dll. Masih punya mimpi utk bisa menembus bbrp penerbit lain yg belum menerbitkan tulisan saya. Hehe. Doakan ya
[20/4 03.46] Dian Nafi: @mbak Vie, lulusan SP mudah-mudahan lebih keren lagi. Saling mendoakan ya:)
[20/4 04.22] Dian Nafi: @mbak sari&mbak Ika: manage-nya, nulis, baca, belajar teknik nulis, berguru, beraktifitas lain masing-masing porsinya 20℅ an. Kalau pas nggak baca buku, biasanya nulisnya juga jd seret, macet atau gak kepikiran punya bahan. Jd makin banyak baca, biasanya jd makin produktif
[20/4 05.22] Dian Nafi: Nyesel juga, krn sbnrnya kenal Ollie sdh cukup lama, tapi kok ya nggak krenthek serius ngeblog dari jaman dulu :(
[20/4 05.25] Dian Nafi: Jadi meski agak telat, sy coba ikut peruntungan di dunia perbloggan juga via www.hybridwriterpreneur.com
[20/4 05.27] Dian Nafi: Alhamdulillah sementara dr blog baru ikut content writing 200rb per artikel 4x dalam sebulan. Article placement 100 rb/buah 8x dlm sebulan.
[20/4 06.15] Dian Nafi: @mery biasanya pemberi kerja(advertising, brand,penerbit, agen dll) yg blog walking jalan-jalan cari2 yg sesuai kebutuhan mrk, atau juga via Googling, ntar kalau jodoh dan rejeki ndilalah nyangkut di blog kita. Jd contact kita hrs tertera jelas di blog agar mudah dikontak
[20/4 06.16] Dian Nafi: @anita idealnya 1 jam itu paling nggak dapat sekitar 4 halaman. Kalau lagi beruntung, sekali duduk gitu bisa dapat 8-12 halaman. Kalau lagi macet, paling cuma 1 halaman atau bahkan cuma coret2 ide/random aja
[20/4 06.32] Sp 24: Pagiii mba dian nafi..salam kenal saya ike dr sp11. Blog saya lagi mati suri mba...lamaaaa blum diisi lagi. Sudah ada niat sih tapi selalu pupus terbang entah kemana hehe
[20/4 06.40] Dian Nafi: Pagi, mbak Ike, salam kenal kembali. Niat dan tekadnya dipertebal lagi aja, bayangkan bahwa saat nulis di blog itu spt sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Postingan2 di blog yg senada/sama temanya bisa dikumpulkan utk jadi satu naskah buku
[19/4 19.34] Dian Nafi: Berawal tahun 2008 ketika harus Iddah 4 bulan 10 hari di rumah, saya akhirnya kenal fesbuk. Kesedihan dan kehilangan suami secara mendadak dlm kecelakaan membawa saya menuliskannya dalam note2.
[19/4 19.35] Dian Nafi: Mungkin karena itulah ketika ada info lomba nulis, saya lalu dicolek teman2 utk ikutan krn katanya tulisan saya menyentuh hati.
[19/4 19.36] Dian Nafi: Tiga kali ikut lomba nulis, menang terus. Alhamdulillah. Lalu saya memberanikan diri utk nulis yg agak panjang. Novel mayasmara menjadi debut.
[19/4 19.37] Dian Nafi: Karena mau dikirim utk uwrf tapi waktunya sempit sehingga tidak mungkin dikirim via penerbit mayor, karena akan kelamaan prosesnya, saya cetak sendiri. Dan Alhamdulillah laris
[19/4 19.39] Dian Nafi: Hal berikutnya yang menjadi point lagi adalah saat saya menang lomba nulis bareng Ahmad Fuadi negeri 5 menara.
[19/4 19.40] Dian Nafi: Lalu ikut menulis bareng2 utk 101 bisnis online paling laris dan berturut-turut storycake yg diterbitkan Gramedia
[19/4 19.40] Dian Nafi: Diterbitkan Mizan juga jadi point lagi
[19/4 19.40] Dian Nafi: Kemudian menang lomba nulis di Grasindo dua kali berturut-turut dalam dua tahun juga anugrah
[19/4 19.42] Dian Nafi: Yang saya kejar memang lomba terus, karena saya pernah dengar kalau memang naskah lomba lebih diperhatikan sebab memang penerbit cari pemenang
[19/4 19.43] Dian Nafi: Ada beberapa naskah yang meski tidak keluar jadi juara, tapi saya dihubungi penerbit, kesediaan untuk diterbitkan
[19/4 19.44] Dian Nafi: Ada yang menangnya sebenarnya lomba cerpen utk antologi. Lalu di kesempatan berikutnya dihubungi lagi untuk nulis yang lebih panjang aka novel.
[19/4 19.45] Dian Nafi: Ada naskah yang dipesan penerbit untuk dituliskan versi panjangnya, setelah membaca cuitan saya di Twitter yang diberi tagar judul bakal novel tsb
[19/4 19.46] Dian Nafi: Selanjutnya banyak penerbit yang menghubungi utk nulis tema pesanan ataupun mrk minta stock naskah yg saya punya
[19/4 19.47] Dian Nafi: Alhamdulillah saat ini ada sekitar 22 buku tunggal dan 84 antologi diterbitkan belasan penerbit.
[19/4 19.48] Dian Nafi: Antologi itu buku bareng2 bbrp penulis, misal 8-12 penulis
[19/4 19.51] Dian Nafi: Saya basicnya arsitektur, sebelum itu ya desain dan proyek an. Sama mengelola paud yg saya rintis 2006
[19/4 19.52] Lia SP: Mbak Dian pernah ditipu penerbit tidak?
[19/4 19.53] Dian Nafi: Tapi setelah saya trace kembali, rupanya saya sdh suka nulis dari SD. Ayah memberi hadiah diary saat ultah saya 8 tahun. Selanjutnya saya nulis sampai puluhan diary. Di SMA dan kampus alhmdlh dipercaya jd redaksi majalah dan Mading. Tapi mmg gak pernah terbayangkan sebelumnya kalau dunia literasi ini akan menjadi bagian hidup yang saya cintai
[19/4 19.54] Dian Nafi: Ditipu nggak dibayar royaltinya?
[19/4 19.55] Dian Nafi: Semoga nggak akan ya. Alhamdulillah sampai dg saat ini berjalan baik. Beberapa penerbit besar itu ngasih DP kisaran 2 JT an setelah kita teken kontrak
[19/4 19.57] Maulina SP: Mbak dian. Tulisannya rata2 fiksi ya?
[19/4 19.57] Dian Nafi: Ada fiksi dan non fiksi, sekarang mulai imbang jumlahnya
[19/4 19.58] Maulina SP: Gimana mengembangkan ide untuk jnis penulisan yg berbeda?
[19/4 19.59] Dian Nafi: Untuk non fiksi, saya suka memakai mind mapping dan brainstorming
[19/4 19.59] Dian Nafi: Utk fiksi, saya pakai drama 3 babak dan bbrp pengembangannya
[19/4 20.01] Maulina SP: Maksud drama 3 babak? Maaf mbak masih buta nih
[19/4 20.02] Dian Nafi: Drama 3 babak, Google saja ya
[19/4 20.02] Dian Nafi: Ada banyak penjelasan yg panjang di sana
[19/4 20.02] Dian Nafi: Atau sebagai gambaran singkat di sini
[19/4 20.03] Dian Nafi: Cerita dimulai dengan pemicu (1) lalu konflik datang (2A) konflik meningkat hingga klimaks (2B) lalu resolusi/penurunan (3)
[19/4 20.05] Dian Nafi: Senangnya nulis tuh karena kita jadi kepancing untuk mengulik lebih banyak hal lagi ya. Misal tadinya embrionya kita punya, berangkat dari kegelisahan, lalu saat eksekusi kita butuh referensi lebih banyak, mau gak mau kita jadi harus banyak baca dan belajar lagi
[19/4 20.06] Dian Nafi: Itu sih yang paling bikin kecanduan dalam nulis
[19/4 20.07] Dian Nafi: Dan kebetulan karena saya ternyata suka panggung, jd tersalurkan saat diminta sharing kepenulisan di kampus, pesantren, institusi, sekolahan, komunitas dll.
[19/4 20.07] Dian Nafi: Jalan2 gratisnya aja sudah senang, apalagi dapat uang saku
[19/4 20.09] Dian Nafi: Dukanya, kadang penjualan tak selalu bagus. Sehingga kepikiran untuk tak lagi di dunia Kepenulisan, krn kalau ngarsitek duitnya sebenarnya lebih banyak. Hehe. Tapi berhubung cinta, yach balik lagi ke kepenulisan lagi
[19/4 20.10] Dian Nafi: Jadi sekarang ngarsiteknya tetap jalan, meski gak sebanyak dulu krn harus bagi waktu *curcol*
[19/4 20.12] Dian Nafi: Tipsnya sih tetap semangat dan menikmati proses. Semua profesional dulunya amatir
[19/4 20.14] Dian Nafi: Terus mengasah kepekaan utk meningkatkan kualitas tulisan
[19/4 20.15] Dian Nafi: Membranding diri ternyata penting banget. Temukan kekuatan dan kekhasan diri kita sehingga bisa stand out, dikenali dari ribuan penulis yg skrg ada dan terus lahir
[19/4 20.16] Dian Nafi: Kesempatan dan peluang saja tidak cukup, harus ditunjang dengan capability, kemampuan dan kualitas karya utk bisa diterima
[19/4 20.17] Dian Nafi: Jaga attitude agar berhubungan baik dg semua pihak, pembaca, penerbit, dan pihak2 lain yg berkaitan, termasuk sesama penulis
[19/4 20.18] Dian Nafi: Oh ya, maintain atau merawat fans/penggemar juga susah2 gampang
[19/4 20.19] Dian Nafi: Terlalu dekat kadang bikin dia lihat kekurangan kita, lalu gak lagi jd fans. Kalau terlalu jaga jarak, dikira sombong, yg tadinya lover malah bisa jd hater
[19/4 20.23] Dian Nafi: Crossing atau menyebrang dari zona nyaman juga bisa menjadi salah satu metode utk mengaktivasi kemampuan menulis kita. Utk beri warna baru dst
[19/4 20.24] Dian Nafi: Meski dalam perjalanannya, akhirnya kita akan menemukan sesuatu yg khas, yg benar-benar menarik perhatian kita dan kita kuasai materinya
[19/4 20.26] Dian Nafi: Saya pernah dengar ternyata konon katanya setiap kita punya keberuntungan pemula. Jadi akan tiba masa kita memenangkan sesuatu, sesudahnya kita yg hrs pertahankan
[19/4 20.27] Dian Nafi: Kalau dari pengalaman menang lomba, biasanya karena apa yg saya tulis itu pas sesuai banget dengan tema yang diberikan penerbit
[19/4 20.27] Dian Nafi: Pernah suatu ketika salah seorang editor penerbit yang lombanya saya menang nomer dua, dia buka rahasia.
[19/4 20.29] Dian Nafi: Sebenarnya menurutnya sayalah yg layak juara satu, tapi rapat dewan juri menunjuk naskah penulis yg lebih dulu terjun ke dunia Kepenulisan sbg juara satunya. Begitulah. Namanya juga industri, ada banyak pertimbangan2 selain karya
[19/4 20.34] Dian Nafi: Sukanya lagi insyaAllah saya akan ke Batam, spore dan Malaysia bulan depan, siapa tahu bisa kopdaran dengan teman2 SP dan indscript serta IIDN, yuk :)
[19/4 20.36] Dian Nafi: Saya masih harus banyak belajar untuk bisa menulis yang bagus. Terutama untuk menulis yang detail memang butuh kesabaran, ketekunan dst. Padahal detail itulah yang membuat sebuah tulisan baik fiksi atau non fiksi menjadi bagus, luas dan dalam juga mengena
[19/4 20.44] Dian Nafi: Kalau boleh menyitir ungkapan mbak Dewi lestari, ide/gagasan yang hendak lahir dan dibaca dunia itu sesungguhnya yang membajak/menggunakan kita (using us) sebagai perantara. Ada ide yang mungkin sudah ada, tapi sudut pandangan, perspektif kita yang berbeda lah yang membuatnya istimewa
[19/4 20.47] Dian Nafi: Setiap karya, setiap penulis akan menemukan pembacanya. Ada dua pendekatan dlm menulis, melihat dan mengikuti tren atau menciptakan tren. Just shout out your voice, again and again, anywhere, everywhere, anyhow, whenever, until the tribe sing with us aamiin
[19/4 20.47] Dian Nafi: Sepertinya itu yg saya bisa sedikit bagikan, smoga bermanfaat. I love to hearing a lot from you all
[19/4 21.37] Sati SP: Mba dian mau nanya, dengan berbagai aktifitas nulis dan keluarga bagaimana bentuk supportnya? Supaya bisa bagi-bagi antara anak dan nulis
[20/4 03.29] Dian Nafi: Maaf tadi ketiduran, kecapekan. @mbak sari & mbak Ika: saya nulis ketika anak2 sekolah dan tidur. Malam jam 21.30-22.30 dan dini hari jam 3-4.
[20/4 03.30] Dian Nafi: Awalnya ibu belum mendukung, jd saya ngunpet2 kalau nulis. Tapi setelah beliau melihat ada hasilnya dan saya tidak main-main, barulah beliau mendukung
[20/4 03.32] Dian Nafi: @mbak Ima: nama pena tetap Dian Nafi. Menulis bareng mas Ahmad Fuadi itu, memang lomba yang dibuat penerbit, 8 pemenang termasuk saya, tulisannya diterbitkan menjadi antologi bersama tulisan mas Ahmad Fuadi
[20/4 03.45] Dian Nafi: @mbak ima: Buku2 sy yg sdh terbit:antara lain: miss backpacker naik haji (Mizan), 101 bisnis online paling laris, SC mompreneur, SC nikmatnya syukur, SC Ramadhan, SC keajaiban rejeki(Gramedia) ayah,lelaki itu Mengkhianatiku, gue takut Allah (diva) Mesir suatu waktu, just in love (Grasindo) berjalan menembus batas (Bentang) gado2 poligami (Elex) socioteenpreneur (Erlangga) Gus (prenada) Bidadari surga pun cemburu, matahari mata hati (tiga serangkai) muslimah kudu happy (solusi) sarvatraesa (Diandra) mayasmara, lelaki kutunggu lelakumu, segitiga (hasfa) buku2 ABK, rumah tangga penuh cinta (familia) lebih dari bidadari (qudsi) mereka yg menggugat (visimedia) kasumi (Javalitera) dll. Masih punya mimpi utk bisa menembus bbrp penerbit lain yg belum menerbitkan tulisan saya. Hehe. Doakan ya
[20/4 03.46] Dian Nafi: @mbak Vie, lulusan SP mudah-mudahan lebih keren lagi. Saling mendoakan ya:)
[20/4 04.22] Dian Nafi: @mbak sari&mbak Ika: manage-nya, nulis, baca, belajar teknik nulis, berguru, beraktifitas lain masing-masing porsinya 20℅ an. Kalau pas nggak baca buku, biasanya nulisnya juga jd seret, macet atau gak kepikiran punya bahan. Jd makin banyak baca, biasanya jd makin produktif
[20/4 05.22] Dian Nafi: Nyesel juga, krn sbnrnya kenal Ollie sdh cukup lama, tapi kok ya nggak krenthek serius ngeblog dari jaman dulu :(
[20/4 05.25] Dian Nafi: Jadi meski agak telat, sy coba ikut peruntungan di dunia perbloggan juga via www.hybridwriterpreneur.com
[20/4 05.27] Dian Nafi: Alhamdulillah sementara dr blog baru ikut content writing 200rb per artikel 4x dalam sebulan. Article placement 100 rb/buah 8x dlm sebulan.
[20/4 06.15] Dian Nafi: @mery biasanya pemberi kerja(advertising, brand,penerbit, agen dll) yg blog walking jalan-jalan cari2 yg sesuai kebutuhan mrk, atau juga via Googling, ntar kalau jodoh dan rejeki ndilalah nyangkut di blog kita. Jd contact kita hrs tertera jelas di blog agar mudah dikontak
[20/4 06.16] Dian Nafi: @anita idealnya 1 jam itu paling nggak dapat sekitar 4 halaman. Kalau lagi beruntung, sekali duduk gitu bisa dapat 8-12 halaman. Kalau lagi macet, paling cuma 1 halaman atau bahkan cuma coret2 ide/random aja
[20/4 06.32] Sp 24: Pagiii mba dian nafi..salam kenal saya ike dr sp11. Blog saya lagi mati suri mba...lamaaaa blum diisi lagi. Sudah ada niat sih tapi selalu pupus terbang entah kemana hehe
[20/4 06.40] Dian Nafi: Pagi, mbak Ike, salam kenal kembali. Niat dan tekadnya dipertebal lagi aja, bayangkan bahwa saat nulis di blog itu spt sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Postingan2 di blog yg senada/sama temanya bisa dikumpulkan utk jadi satu naskah buku
New
Living For Alive (Tips Atasi Kejenuhan)
Jenuh itu kadang datang.
Karena ia merupakan keniscayaan yang terjadi pada kita sebagai manusia.
Sebagaimana kesedihan di antara kebahagiaan, kesempitan di antara kesempatan,
keraguan di antara keyakinan, dan seterusnya. Ia adalah bagian dari takdir yang konon tak terbantahkan (yaelaaah :D)
Kalau sedang merasa
jenuh menulis, baik buku ataupun blog, apa sih yang bisa
kita lakukan untuk melawannya?
Kalau kita tahu bagaimana berharganya sesuatu, pasti kita tak akan
menyia-nyiakannya.
Kalau kita tahu betapa mulianya misi dan
tugas yang sedang kita emban, pasti kita akan menyelesaikannya dengan segera
dan sesempurna mungkin.
Kuncinya adalah kesadaran akan panggilan
(calling) bahwa postingan atau tulisan ini dibutuhkan pembaca. Akan lebih
berguna jika kita bagikan dan bukannya kita simpan sendiri.
Untuk sementara, kadang kita perlu rehat
sejenak dari rutinitas menulis dan ngeblog ini. Dengan melakukan aktifitas
lainnya. Selain dalam rangka me-refresh atau menyegarkan kembali pikiran, tubuh
dan energi kita, juga untuk men-charge kembali apa-apa yang bisa menjadi input
dalam pikiran kita. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa ‘writing is thinking’
(menulis adalah berpikir). Dan mesin
berpikir dalam otak kita hanya bisa bekerja jika dia tak cukup kering (drain),
selalu ada pelumas dan input yang masuk sehingga nantinya ada yang bisa
diproduksi dan dikeluarkan (output).
Dan lagi dengan aktifitas lainnya ini kita mendapatkan banyak
pengalaman baru yang bisa kita bagikan dalam tulisan kita nantinya.
Pengalaman-pengalaman sendiri maupun yang kita dengar dari orang lain sebab
kita berinteraksi dengan mereka.
Pengalaman-pengalaman inspiratif tersebut jika diimbuhi dengan
kontemplasi (perenungan) bisa menjadi bahan tulisan yang dahsyat dan semoga
memberdayakan serta menggerakkan pembaca. Setelah sebelumnya tentu saja menggerakkan
diri kita. Setidaknya untuk menulis postingan baru. Lebih baik lagi jika itu menjadi bahan
bakar bagi pengembangan diri kita menjadi yang lebih baik lagi.
Aktifitas lain yang bisa kita lakukan untuk penyegaran ini bisa berupa
apa saja. Baik yang sering kita lakukan dalam keseharian seperti mencuci piring
dan bercengkerama dengan anak-anak. Maupun kegiatan lain yang mengharuskan kita
pergi keluar rumah, seperti mengajar atau bekerja lainnya.
Bisa juga kegiatan yang sama sekali keluar dari rutinitas
seperti kopdaran alias gathering dengan
teman-teman. Baik sesama blogger dan penulis ataupun teman-teman yang bidangnya
berbeda dengan kita. Yang seperti ini nih biasanya malah makin membawa banyak
bahan tulisan yang bisa jadi banyak mengandung unsur kebaruan.
Nonton film, jalan-jalan ke
mall atau ke taman, olah raga, berkunjung ke tempat wisata ataupun rumah
saudara dan kenalan, juga bisa menjadi jalan keluar.
Oh ya, mendengarkan musik, membaca buku-buku juga menjadi ‘pintu keluar sementara’ yang
akan membantu kita kembali segar dan bersemangat. Jalan-jalan ke museum,
gallery ataupun me-refresh otak kita dengan menikmati gambar-gambar seni juga akan menjadi pelumas yang baik.
Sehingga mesin berpikir kita tidak mogok lagi, kembali bekerja dan kita siap
beraksi kembali.
Jadi bagaimana nih? Kita kejar sunset nanti sore? Atau tunggu sunrise besok pagi? Selamat jalan-jalan dan menikmati kehidupan! ^_^
Oh ya, punya tips lain? Ayo bagi di sini ya:)
New
Beda calling dan passion
Sering kan dengar dua istilah ini?
Calling dan Passion adalah dua kata yang sering tertukar. Orang lebih sering menyebut “pasion” daripada “calling”, karena pemahaman orang terhadap hidup lebih menggunakan kesuksesan, bukan kebahagiaan.
Tahu nggak sih Beda passion dengan calling?
-Passion adalah syarat untuk mencapai kesuksesan, sedangkan caling adalah syarat untuk mencapai kebahagiaan. Kalau sudah menemukan calling maka kita bisa menemukan kebahagiaan.
- Passion adalah berbicara mengenai apa yang kita sukai, sedangkan calling, bukan tentang apa yang kita sukai dan inginkan, tapi apa yang Tuhan inginkan dari diri kita.
Sedangkan Calling terdiri dari empat unsur:
1.Talent (bakat): sesuatu yang bisa kita lakukan dengan mudah tanpa harus kita pelajari.
2.Passion. Passion adalah bagian dari calling (what you enjoy the most), apa yang kita suka.
3.Value (nilai): apa yang ingin kita perjuangkan dalam hidup ini.
4.Legacy: apa yang ingin kita wariskan di dunia ini.
Tapi karena paradigma orang lebih banyak paradigma kesuksesan, maka “passion” lebih sering digunakan. Dengan paradigma itu, kebahagiaan dianggap sebagai akibat dari kesuksesan (penyebab bahagia adalah sukses), sehingga yang dipikirkan hanya kesuksesan. Padahal bahagia itulah yang membuat kita sukses. Awalnya bahagia dulu, setelah itu baru nanti akan menghasilkan kesuksesan dan kebahagiaan lainnya.
Untuk bisa membedakan antara passion dengan calling, kita harus tahu positioningnya. Kalau tidak kita akan bingung. Calling adalah yang utama, alasan kenapa anda ada di dunia ini. Kita, manusia, dikirim ke dunia oleh Tuhan dengan sebuah maksud. Akan sia-sia kalau kita tidak menemukan maksud Tuhan itu. Maksud Tuhan itu bisa kita ketahui dari tanda-tanda yang Dia ciptakan.
By Alvan p
Sumber :smart fm
Kalau kamu? Apa passion-mu? Apa Callingmu?
Kalau kamu? Apa passion-mu? Apa Callingmu?
![]() |
passion dian nafi di literasi, passion rizal armada di musik |