improving writerpreneurship

Post Top Ad

November 05, 2015

Lelaki, Kutunggu Lelakumu

by , in
Lelaki, Kutunggu Lelakumu



            Cinta datang pada setiap hati dengan cara yang sangat indah. Sesuatu yang kadang tak pernah mampu dinalar oleh kemanusiawian kita. Menyapa dalam rasa, mengetuk dalam bahasa yang  dimengerti oleh para perindu. Hanya saja tak semua hati memiliki keberanian yang cukup untuk mengungkapkan segenap anugerah itu. Seperti halnya Indra yang memilih untuk terpaku pada rasa yang dibingkai dalam impian-impian indahnya seorang diri. Kehadiran Mayana dalam segala pesona sempat menawannya pada sebuah titik balik, walau kemudian menguap untuk menyeretnya pada masa yang dia relakan menghilang begitu saja. Ia percaya apa yang telah disiapkan untuknya akan datang dalam sebuah kepastian.
            Esti dan Agung merasa perlu untuk mendekatkan keduanya. Mereka paham bagaimana Indra memperlakukan perasaannya sendiri. Dilema menyeruak ketika Arif juga menaruh rasa yang sama kepada Mayana. Sikap terbuka dan tangguh yang ada dalam diri Arif membuatnya memilih untuk melepaskan perasaan itu demi Indra. Sayang, semua menjadi sia-sia ketika Indra meninggalkan tanah air demi mengejar masa depan yang dipercayainya.
            Jarak bukan fatamorgana, masa juga bukan pedang yang merajam. Pergulatan kisah membuat Indra dan Mayana sekali lagi terdampar dalam dimensi waktu, walau pada kepingan detik yang tak lagi sama. Kepedulian menyatukan mereka atas nama cinta pada sesama. Perpisahan yang tak terelakkan pada akhirnya menjadi sebuah catatan panjang yang mengantarkan keduanya pada sebuah proses pendewasaan diri.
            Geliat ragu belum juga meninggalkan Indra. Sesaat rasanya berada pada pusaran yang pasti namun kemudian luruh pada tanya yang tak pernah terjawab. Lelah tak terelakkan, Mayana tunduk dalam bungkam. Membisu, keduanya berdansa dengan hatinya masing-masing. Kepergian orang-orang tercinta dari sisi keduanya, tetap saja belum mampu menggugah makna betapa kejujuran akan rasa menjadi hal penting. Saling bersikukuh bahwa cinta cukup dalam diam. Bahwa rasa cukup karena peka saja. Bahwa hati cukup dengan bahasa yang ia mengerti. Mereka tak sadar bahwa untuk sesuatu hal adakalanya butuh sebentuk ketegasan.
            Akankah Indra dan Mayana bertemu pada titian rasa terindah ? Atau segalanya justru sirna bersama kebisuan rasa.

Endorsement :

"Cinta selalu punya makna lebih. Tidak pernah membosankan untuk dinikmati. Cinta dalam novel kali ini bernuansa lain : sudut pandang baru, humor segar, juga hati yang merana. Lihatlah bagaimana tokoh cerita ini, Mayana, beranggapan bahwa mungkinkah lelaki sesungguhnya menunggu wanita mendatangi mereka, sebab para lelaki terlalu apatis dalam memulai kisah cinta?"
(Sinta Yudisia II - pegiat FLP, penulis, novelis)

"Jika anda setuju lelaki tidak sekedar bagian dari isi dunia atau pewarna setiap cerita cinta.... maka bacalah novel karya dua novelis wanita ini! temukan inspirasi dan hikmah terdalam dari seorang LELAKI dengan segala frasa indahnya ! bagus"
(Riyanto El-Harits, Novelis)


Judul : LELAKI : Kutunggu Lelakumu
Penulis: Dian Nafi dan Endang Ssn
Penerbit : Hasfa Publisher
ISBN : 978-602-7693-04-3
172 hal


bisa dibeli online. silakan  sms/wa 085701591957

November 05, 2015

parek

by , in

parek


iqomah sudah terdengar. sehingga dia akhirnya mengambil tempat terdekat dari dia keluar dari tempat wudlu. sebuah lokasi dekat jendela besar yang menghubungkan pandangan dari pawestren (tempat sholat putri) dengan tempat sholat yang ada di dalam. speaker di pawestren  yang mati dan riuhnya suara para pengunjung masjid yang bersliweran menuju tempat wudlu dan seputaran halaman masjid (maklum bulan ruwah) menyebabkan telinganya kesulitan menangkap suara imam. walhasil dia mengandalkan pandangan matanya yang bisa melirik gerak gerik para jamaah yang ada di dalam masjid.

sayangnya ketika ruku maupun sujud dan duduk setelah sujud, penglihatannya terhalang tembok/dinding yang memisahkan pawestren dan bagian ruang masjid. Sehingga gerakan sholatnya ada yang mendahului sang imam karena dia berdiri setelah sujud dengan hanya mengira – ngira saja waktunya, eh kecepetan.

Gini ini lho kalau jauh, tidak dekat/parek dari sumbernya langsung (sang imam). Jadi bisa sok tahu dan akhirnya keblinger, salah waktu salah gerakan. Demikian pula halnya untuk hal – hal lainnya. Bisa jadi kita melakukan sebuah amalan/laku dengan rasa/anggapan diri kalau yang kita lakukan oke – oke saja. Hmmm.... tapi apa iya? Kalau seperti kasus ini, kita ternyata cuma bisa meraba dan menduga –duga laku yang benar dan tepat padahal ternyata tidak ? hayo lhoh...

November 05, 2015

Keajaiban Rejeki

by , in

Keajaiban Rejeki




Kadang kala kebutuhan hidup memang tak dapat diukur. Banyak impian dan harapan yang ingin kita wujudkan, misalnya memiliki rumah dan kamera impian, menunaikan ibadah haji, melanjutkan kuliah di negeri impian, atau bahkan untuk sekadar memenuhi kebutuhan makan keluarga. Itu semua memerlukan biaya yang kadang tak terjangkau, bahkan meskipun sudah menyisihkan pendapatan setiap bulan selamabertahun-tahun.

Namun, kita tidak boleh berpangku tangan hanya menunggu keajaiban rezeki datang. Perlu perjuangan, kerja keras, serta ikhtiar tiada akhir untuk mengetuk pintu rezeki Allah Swt., mulai dari rezeki sederhana yang dapat dinalar manusia hingga rezeki nomplok tak terduga yang semata-mata karena keajaiban Allah.

Ada 37 kisah dalam buku ini yang akan menyalakan semangat kita untuk tetap percaya dengan ketetapan rezeki yang harus segera kita jemput. Kita tak pernah tahu kapan rezeki akan datang, tapi yang pasti kita harus siap menjemput ketika Keajaiban Rezeki menghampiri.


“Rezeki orang-orang yang imannya kuat akan datang dari arah yang tak terduga-duga. Jadi, bila masih bisa menebak rezeki yang datang kepada kita secara akurat, itu berarti kita perlu segera meng-upgrade keimanan kita.” - Profesor Didin Hafidhuddin

"Kisah-kisah ini adalah adonan cerita yang banyak khasiat. Bisa menggerakkan di kala lemah, membangkitkan di kala jatuh, menyadarkan di kala lupa, dan meyakinkan di kala ragu bahwa rezeki akan datang dengan usaha dan doa. Dengan terus berusaha dan berdoa, lalu dipuncaki dengan tawakal, Insya Allah jalan akan terbentang menuju impian." - Ahmad Fuadi; Penulis novel bestseller Negeri 5 Menara

Judul : Storycake Keajaiban Rejeki
Ukuran : 13.5 x 20 cm
Tebal : 250 halaman
Harga : Rp. 55.000,-
Cover : Softcover
ISBN : 978-979-22-9955-7
Penulis: Dian Nafi dkk
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
November 05, 2015

Miss Backpacker Naik Haji

by , in

Miss Backpacker Naik Haji


Para perempuan menunaikan haji ala backpacker? Wow, pasti seru! Kisah kakak beradik yang berhaji pada tahun yang sama. Sang adik berangkat dari Mesir dengan kapal laut, dan ketiga kakaknya berangkat dari Indonesia naik pesawat. Beragam pengalaman asyik, lucu, menggelikan, menyeramkan, mengesankan, dan juga dag dig dug campur aduk menjadi satu. Suka dan duka mewarnai seluruh perjalanan yang insya Allah memperoleh rida, berkah, juga kemabruran.

Bagaimana akomodasi sang adik selama di Arafah dan Mina nantinya? Jalan kaki atau naik kendaraan? Dapatkah ia menikmati fasilitas yang didapatkan ketiga kakaknya? Atau harus berkemah bersama teman-teman backpacker-nya? Bagaimana penginapan setelah ketiga kakaknya pulang ke Indonesia? 

Sungguh mengesankan dan kaya akan pengalaman.

***

"Siapa bilang berhaji dengan cara backpacker-an hanya bisa dilakukan oleh laki-laki? Buku ini dengan sangat meyakinkan, mengisahkan bahwa perempuan juga bisa menyempurnakan rukun Islam kelima itu dengan cara nekat dan berani. Lucu, menggelikan, menyeramkan, dan mengesankan. Barangkali itulah kesimpulan yang bisa didapatkan saat menelusur lembar demi lembar di buku ini. Selamat!"Agus Irawan MN, penulis buku bestseller Haji Backpacker“Buku yang inspiratif, dituturkan dalam bahasa yang mudah dicerna dan diselipi puisi penuh makna yang sangat menyentuh kalbu. Memotivasi pembaca dan memantapkan hati para wanita melaksanakan haji meski awalnya penuh perjuangan namun pengalaman yang didapat sungguh tak ternilai.”Astri Novia, penulis buku Lucky Backpacker 


Judul : Miss Backpacker Naik Haji
Penulis:Dian Nafi
Penerbit:Imania '
Halaman:294
Ukuran:135 x 200 mm
Berat:250 gram

November 05, 2015

Mesir Suatu Waktu

by , in
Judul : Mesir Suatu Waktu

Mesir Suatu Waktu

Penulis : Dian Nafi dan Rabiah Adawiyah.
Penerbit : Grasindo Publisher

"Siang ini sambungan telepon telah mulai normal. Bergegas aku menelepon ibu, mengatakan bahwa aku baik-baik saja. Terdengar dari bicaranya, Ibu sedikit bingung. Ah, mungkin Ibu belum tahu keadaan Mesir yang semakin runyam. Yang penting aku ingin memberitahunya bahwa aku aman, itu saja."

#mesisuatuwaktu adl kisah2 sederhana,terangkai dlm khdpn seorg mhswi al Azhar Cairo.
Entah mujur,entah sial,ia benar2 mjd saksi dari aneka peristiwa di sana.
Bukan hanya ilmu yang ia dapat, tapi juga pengalaman melihat Mesir yang berkecamuk karena suhu politik yang memanas. Bahkan puncaknya, ia pun harus pergi dari negeri tersebut.
Walau demikian, di situlah letak arti "belajar" yang sesungguhnya, mengamati kebesaran nama Allah

November 05, 2015

Ayah, Lelaki Itu Mengkhianatiku

by , in
Ayah, Lelaki Itu Mengkhianatiku



Judul : Ayah, Lelaki Itu Mengkhianatiku
Penulis : Dian Nafi
Penerbit : Diva-Press Full

Siapa yang bisa tenang dengan keadaan sepertiku? Susah payah merawat anak-anaknya, rumahnya, ayahnya, keluarga besarnya yang dari luar tampaknya terhormat tetapi sebenarnya kacau. Sedemikian besar pengorbananku, tapi inikah balasannya?
**
Ratri yang telah mengabdikan hidupnya untuk keluarga sang suami harus menerima kenyataan pahit ketika seorang wanita mengaku hamil karena telah berhubungan terlalu jauh dengan suaminya. Hancur hati Ratri mendengar itu. Segala pengorbanannya terasa sia-sia. Namun tak ada yang peduli pada luka yang tergores di hati Ratri. Keluarga besarnya seolah hanya peduli terhadap nama baiknya sebagai keluarga terhormat di masyarakat. Sebuah kisah yang mengajarkan arti kesetiaan, pengorbanan dan kesabaran dalam sebuah hubungan. Begitu menyentuh dan mengharukan. 

Selamat Membaca  

November 05, 2015

Kabhi alvida na kehna (Never say goodbye)

by , in

Kabhi alvida na kehna (Never say goodbye)


Film yang dibintangi Shakhrukh Khan ini beberapa kali tayang di televisi dan setiap kali diputar selalu bikin air mata menetes, mengalir sampai kita sesenggukan. 

Saat-saat seperti itulah kita percaya cinta itu ada, dan menyentuh kehidupan. 

Tumko bhi hai khabar – You also know
 Mujhko bhi hai pata – I also know
 Ho raha hai judaa dono ka raasta – Our ways are getting separated
 Door jaa ke bhi mujhse – Even going away from me
Tum meri yaadon mein rehna – You stay in my memories
Kabhi alvida na kehna (3) – Never say goodbye
Tumko bhi hai khabar – You also know
Mujhko bhi hai pata – I also know
Ho raha hai judaa dono ka raasta – Our ways are getting separated
Door jaa ke bhi mujhse – Even going away from me
Tum meri yaadon mein rehna – You stay in my memories
Kabhi Alvida Na Kehna (3) – Never say goodbye
Jitni thi khushiyan sab kho chuki hai – Whatever happiness there was it’s all gone
Bas ek gham hai ke jaata nahi – Just the sadness won’t go away
Samjha ke dekha behela ke dekha – I tried to make it understand
Dil hai chain isko aata nahi…aata nahi – This heart does not receive any peace…
Aasoon hai ke hai angaarey, aag hai ab aankhon se behena – Are these tears or bolts of flame, fire now floats through these eyes
Kabhi alvida na kehna (3) – Never say goodbye
Rut aa rahi hai, rut jaa rahi hai – Seasons have come, seasons have gone
Dard ka mausam badla nahi – The weather of pain has not changed
Rang yeh gham ka itna hai gehera – The color of sadness is so deep
Saadiyon bhi hoga halka nahi…halka nahi – Even after years it will not get less…will not get less
Kaun jaane kya hona hai – Who knows what will happen
Humko hai ab kya kya sehena – What more do I have to go through
Kabhi Alvida…Kabhi Alvida Na Kehna (2) – Never say goodbye
Tumko bhi hai khabar – You also know
 Mujhko bhi hai pata – I also know
Ho raha hai judaa dono ka raasta – Our ways are getting separated
Door jaa ke bhi mujhse – Even going away from me
Tum meri yaadon mein rehna – You stay in my memories
 Kabhi Alvida Na Kehna (5) – Never say goodbye



November 05, 2015

Keliling Indonesia Gratis, Mau?

by , in

Keliling Indonesia Gratis, Mau?

Jalan jalan yuk....🙊

SUKA berpetualang? Atau punya ketertarikan di dunia pendidikan Indonesia? Acara ini tepat untukmu!

Kemristekdikti mengajak kamu untuk mVVengunjungi berbagai daerah di Tanah Air melalui kegiatan “Menyapa Negeriku”. Selama maksimal enam hari (disesuaikan dengan jadwal penerbangan dan lokasi), peserta kegiatan akan melihat langsung potret pendidikan Indonesia melalui petualangan seru dan mengasyikkan. Tidak hanya itu, peserta juga akan diajak berpartisipasi untuk berbagi inspirasi di wilayah yang dikunjungi, bisa dengan berbagi cerita maupun menularkan berbagai keahlian kepada masyarakat dan pelajar setempat.

Peserta Menyapa Negeriku akan didampingi alumni Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T), yang selama setahun telah mengabdi sebagai guru di pelosok negeri.

Kegiatan ini dijadwalkan dengan daerah tujuan sebagai berikut:
1. Kabupaten Simelueu, Aceh Barat
2. Kabupaten Aceh Timur, Aceh
3. Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau
4. Kabupaten Berau, Kalimantan Timur
5. Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara
6. Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT)
7. Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT)
8. Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat
9. Kabupaten Sorong, Papua Barat
10. Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat
11. Kabupaten Jayawijaya, Papua

Berminat menjadi peserta Menyapa Negeri? Pastikan kamu memenuhi persyaratan berikut:

1. Warga Negara Indonesia (WNI)
2. Terbuka untuk semua kalangan dan profesi
3. Pendaftar kategori Umum: pria/wanita berusia 18-27 tahun
4. Pendaftar kategori profesional: pria/wanita berusia 18-35 tahun
5. Sehat jasmani dan rohani, serta bisa tinggal beberapa hari di pedalaman
6. Bersedia mendokumentasikan pengalaman perjalanan selama program Menyapa Negeriku untuk dibukukan dan berbagi di sosial media yang dimiliki.

Fasilitas:
1. Semua biaya perjalanan ditanggung sepenuhnya oleh Kemristekdikti
2. Uang saku selama program Menyapa Negeriku
3. Penginapan dan akomodasi
4. Tulisan terpilih milik peserta akan masuk dalam buku Menyapa Negeri
5. Seragam
6. Asuransi
7. Sertifikat

Unduh dan lengkapi formulir pendaftaran berikut serta kirimkan ke email layinberdaya@ristekdikti.go.id, diterima paling lambat 20 November 2015.

Nama peserta yang lulus seleksi akan diumumkan 20 November 2015 pada website ristekdikti.go.id dan media sosial @dikti. Peserta terpilih akan diundang mengikuti workshop pembekalan pada 29-30 November. Sedangkan pelaksanaan Program Menyapa Negeriku pada 5-10 Desember 2015.

Ayo, segera mendaftar, ya!

Unduh Formulir Pendaftaran Peserta Program Menyapa Negeriku

http://tinyurl.com/q6agcro

November 04, 2015

Hanya Kamu

by , in
HANYA KAMU
Oleh Dian Nafi


Apatah lagi dirimu, sedangkan ban motormu yang kau sengaja tanyakan pada tukang parkir malam kemarin saja ternyata lewat dari perhatian yang semestinya. Saat parkir di depan apotik dan kamu merasa ada yang kurang beres dengan ban depan dan belakang motormu, orang terdekat saat itu jadi sasaranmu untuk minta masukan. Tukang parkir yang lumayan atletis dan ganteng itu bilang ban depan hanya sedikit kemps, dan ban belakang sepertinya baik-baik saja. Kamu sempat berpikir akan menambah angin untuk ban yang katanya  kemps sedikit, tapi urung kamu lakukan karena lupa dan terdistraksi  kegiatan lainnya.
Paginya saat mengantar anak-anakmu sekolah, barulah kamu sadar apa yang sesungguhnya terjadi. Beban kalian bertiga membuat ban itu makin tersiksa. Motor terasa goyang. Sayangnya tak tampak becak untuk bisa mengangkut anak-anakmu. Jadi terpaksa motor tetap dinaiki, setengah digeladak sampai ke jalan raya. Barulah ketemu becak yang menjadi pahlawan bagi anak-anakmu sampai ke sekolah. Dan kamu bersama motor dengan ban depan serta belakang yang sekarang sekarat terpaksa berhenti di tempat pompa dan tambal ban yang angkat tangan. Ban-mu tidak terselamatkan. Harus ganti yang baru. Sedangkan mereka kehabisan. Blais!

Dan kita sering begitu kayaknya ya. Pakai dan naiki aja terus kendaraan, termasuk kehidupan ini. Jalan saja terus, tidak pakai berhenti, tidak pakai nengok, tidak pakai refleksi, tidak pakai kontemplasi, tidak pakai evaluasi. Tahu-tahu stuck, terhenti. Tahu-tahu brak, jatuh. Tahu-tahu selip, tahu-tahu terpeleset. Tahu-tahu habis.

Bukannya intropeksi, yang kadang terjadi kita malahan suka mencari kambing hitam. Kan waktu itu sudah aku konsultasikan ke mentor. Kan sebelumnya aku sudah minta pertimbangan bapak ibu. Kan sudah kutanyakan ke tukang parkir semalam dan dia bilang hanya kemps sedikit yang depan, sedangkan yang belakang baik-baik saja.
Oh man! Makanya kita memang tidak boleh mengandalkan orang lain (saja). You can’t count on others, you should count on yourself.

Kau tak bisa salahkan mentormu, kalau ada yang kurang dari gayamu menulis atau tampil. Tak bisa salahkan orang tuamu kalau pilihan karirmu tak sesuai dengan latar belakang pendidikan yang kau pilih sendiri. Tak bisa salahkan editormu atau penerbitmu kalau bukumu tak sebagus seharusnya. Dan seterusnya dan sebagainya.

Just you. Only you.
You should care about you by yourself.  Not others.

Hanya kamu orangnya, kamu sendiri, yang sepenuhnya bertanggung jawab atas dirimu. Bukan orang lain.


 Oh ya,dan tentu saja semuanya dengan ijin Tuhanmu.

November 03, 2015

Jakarta Adalah Rumah Ketiga

by , in
Jakarta Adalah Rumah Ketiga


Kedengarannya seperti berlebihan kalau bilang Jakarta adalah rumah ketiga saya setelah Demak dan Semarang. Tapi ya gitu deh, rasanya kalau tiba di Jakarta itu hawanya maknyessss...tentrem, nyaman, adem. Eh kok bisa sih? Kan Jakarta panas, gerah, macet, riuh, sibuk dan segala macamnya sehingga kesan umumnya adalah kacau.

Mungkin karena kalau ke Jakarta tuh hawanya senang-senang, dapat hiburan, dapat pelajaran dari banyak seminar, pelatihan dan festival hingga undangan dinner dan maksi serta awarding night,  jadi serasa rumah gitu :D


Insya Allah rencananya tengah sampai akhir Desember ini juga aku dan anak-anak mau jalan-jalan ke Jakarta sepanjang liburan sekolah. Maunya keliling Jabodetabek deh. Jadi kita sudah mulai merancang itinerary nih, dari Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang dan Bekasi. 

Dan sepertinya ada yang memikat hati nih. Ada hotel Grand Zuri BSD yang punya jumlah kamar 132. Terbagi atas 1 kamar President Suite, 6 kamar Junior Suite, 8 kamar Executive, 2 kamar Deluxe dan 115 kamar Superior. Semua kamar dirancang mirip dengan suasana kamar rumahan, selain kamar tidur, juga tersedia meja kerja, sofa, televisi, kulkas dan kamar mandi alias toilet  bersih. 

Konon, beda tiap jenis kamar hanya pada luasan dan kelengkapan fasilitasnya.



Hanya kamar jenis Executive yang memiliki akses 24 jam langsung ke kolam renang, sehingga seolah-olah memiliki kolam renang pribadi. Kolam renang tersebut letaknya  di lantai tiga. Selain kolam renang,  terdapat spa, dan gym. 


Makanan bisa dipesan  melalui layanan kamar atau  kita juga bisa datang langsung ke restoran Cerenti. Ada yang disajikan buffet, bisa juga  memesan menu ala carte. Menu buffetnya  lengkap, ada appetizer, main cources, dan dessert. 


Grand Zuri BSD juga menyediakan Zuri Lounge or  Bar dengan kapasitas 50 tempat duduk yang terbuka sifatnya.

Hotel ini dikelola oleh Zuri Management yang berpusat di Pekanbaru. Memiliki tiga kelas : Premiere - bnitang lima baru ada satu di Pekanbaru, Grand Zuri - bintang empat ada di beberapa kota dan Zuri Express - bintang tiga atau hotel budget juga sudah beroperasi di beberapa kota.

Tersedia sewa sepeda gratis, shuttle bis untuk berkeliling BSD City dengan route Teras Kota Mall, The Breeze, dan Aeon Mall. Oh ya, sedang ada promosi lho Rp. 566.000,- dengan free upgrade room, peminjaman sepeda cuma-cuma dan diskon 25% untuk makan di restoran Cerenti, bila tamu melakukan pemesanan awal (Early Bird). Seru ya?!
Nah, kalau mau bikin acara, bisa juga di sini. GrandZuri BSD punya 8 ruang meeting dengan nama Mulia 1-8. Mulia 1 adalah ruang meeting terbesar yang dapat digunakan untuk pesta perkawinan, ulang tahun, gathering, launching dan rapat besar. 



"We Know How To Please You" demikian motto Grand Zuri BSD, sebagai ungkapan keinginan memanjakan para tamu agar merasa seperti di rumah sendiri.  Feels Like Home.


Nih alamatnya, Hotel Grand Zuri BSD
Jl. Pahlawan Seribu, Kavling Ocean Walk, Blok CBD Lot. 6, BSD City, Serpong, Tangerang Selatan, Banten 15322

sumber: grandzuri.com
November 01, 2015

DUNYA DUNYA

by , in

DUNYA DUNYA



“Hebat sekali orang-orang ini! Apa mereka pikir mereka punya nyawa serep?” ibu terus-terusan uring-uringan sejak tadi pagi. Ada tukang ojek yang hampir menyerempetnya di jalanan.
Terpaksa Irsyad mengurungkan niat untuk menyampaikan rencananya pada beliau siang ini. Atau mungkin aku musti sembunyi-sembunyi saja dari beliau, pikirnya. Yang penting dia bisa dapat tambahan uang saku.
“Orang-orang yang nggak punya etika. Tidak bisa mengambil pelajaran dari musibah sebelumnya. Kamu dengar kan kalau mbahYai Fadhol itu meninggalnya gara-gara ditabrak tukang ojek yang ugal-ugalan?” ibu mengangkat alisnya, menoleh kea rah Irsyad yang tampak bengong.
“Eh iya, bu. Saya dengar juga, tapi tidak begitu detail,” sahut Irsyad sekenanya.
“Pokoknya kalau di jalan itu harus hati-hati, entah tukang ojek yang mengejar setoran ataupun bukan,” imbuh sang ibu.
Peringatan beliau jadi mengingatkan Irsyad akan peristiwa yang dialaminya bertahun lalu saat masih di bangku kuliah. Saking bersemangatnya berkiprah dalam berbagai komunitas dan korps, Irsyad sampai-sampai tidak memperhatikan kondisi fisiknya sehingga kejadian pagi itu tidak terhindarkan.
Tergesa-gesa Irsyad melarikan motor dari rapat majalah kampus menuju basecamp tempatnya menyelenggarakan Muhasabah Nite satu Muharram. Salahnya  juga punya empat acara sekaligus dalam satu pagi. Ada rapat majalah buletin di masjid perumahan dekat kampus, kajian satu Muharram di masjid kampus, Muhasabah di basecamp alias kos-kosan, rapat di ruang ROHIS kampus. Empat agenda!
Allahu Akbar!
Duar!!!
Setengah ngantuk dan lelah ini ternyata harus dibayar mahal. Gelap. Irsyad hampir tak melihat apapun kecuali lamat dia dengar orang-orang berteriak dan menyebutkan asma-Nya. Tertangkap sedikit oleh mata yang sulit dia buka, ada dua pasang tangan menggendongnya. Lalu tak dia rasakan apa-apa lagi. Hanya kepasrahan dan asma-asma-Nya yang dia rapal dengan tenggorokannya yang kering.
Irsyad  berusaha keras menjaga kesadarannya.
Seketika perih dia rasakan di wajah, lengan dan seluruh tubuh.
Laa haula wa laa quwwata illa billahil aliyyil ‘adziim... terus menerus dia ucap, selang seling dengan Allah... Allah….

**

“Kamu sih sok jagoan juga,” kata Rijal sahabat kentalnya.
“Haha…,” Irsyad  tertawa sambil meringis kesakitan.
Alhamdulillah, dia masih selamat dan hidup. Meski ada luka lumayan banyak di wajah, pipi sebelah kiri bahkan bengkak dan agak melepuh. Sekujur tubuh rasanya ngilu. Kaki beset-beset. Tangannya terpaksa digips karena parah.
Irsyad masih bersyukur karena masih komplit. Ya Allah, terimakasih telah memberi kesempatan untuk berbenah dan bertaubat serta mudah-mudahan memperbanyak amal, bisiknya dalam hati.
“Nanti luka di wajahmu bisa hilang pelan-pelan...,” hibur seorang gadis teman satu organisasi yang turut besuk Irsyad siang itu di rumah sakit.
Namanya Silvi. Asalnya dari Jakarta.
“Ibuku tahu ramuan dan obat tradisional yang bisa mempercepat pulihnya luka seperti ini. Semoga tanpa bekas pulih seperti sedia kala.” Silvi mencoba membesarkan hati Irsyad.
Irsyad tercengang dengan perhatian dan kebaikan gadis itu.
Sebelumnya Silvi tampak biasa-biasa saja di matanya. Akan tetapi, menjadi istimewa sejak hari itu. Gadis itu tak tampak marah atau tersinggung sedikit pun ketika tadi tanpa sengaja Irsyad muntah di kala Silvi dan rombongan sedang berada dekat pembaringannya. Mungkin akibat kecelakaan itu, isi perut Irsyad bergulat sedemikian rupa, sehingga termuntahkan begitu saja. Silvi yang posisinya kebetulan dekat dengan Irsyad, spontan mengelopakkan kedua telapak tangannya, terbuka ke atas, dengan sigap menadah muntahan Irsyad.
Pemuda itu sampai terperangah. Terkejut karena tidak menyangka akan muntah, dan lebih terkejut lagi karena tindakan heroik Silvi yang tidak pernah disangkanya. Atau mungkin oleh siapa pun dalam ruangan itu.
“Maaf..., maaf...,” Irsyad dengan raut merasa bersalah dan tidak enak hati menangkupkan kedua telapak tangan ke depan dadanya, meski lengan kirinya terpancang oleh jarum, selang dan tiang infus.
“Nggak apa-apa,” penuh senyum penuh ketulusan. Lalu Silvi dengan tenang berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Kemudian kembali lagi bergabung dengan teman-temannya di dekat pembaringan Irsyad, masih dengan senyumannya yang manis. Dan bahkan memberikan perhatian pada luka menganga pipi Irsyad yang tadi pagi mencium aspal dengan suksesnya.

**

Irsyad mengira Silvi akan menjadi bagian dari hidupnya kemudian. Tapi yang terjadi jauh panggang dari api. Tentu saja cewek manis itu lebih memilih seseorang yang lebih mapan, yang berasal dari keluarga berada dan berkecukupan.
Dan Irsyad sekarang di sini, mengadu nasib bersama puluhan tukang ojek lainnya yang berbaris rapi dalam antrian menunggu penumpang. Irsyad membenamkan kepala dan wajahnya dalam jaket panco lusuh yang dia dapat dari Bandar-nya para tukang ojek. Jangan sampai ketahuan ibu, tekadnya.
Fokus. Irsyad berusaha konsentrasi penuh. Dia tak mau kecelakaan yang dulu dialaminya saat kuliah terulang lagi. Apalagi dengan reputasi para tukang ojek di sekitar kawasan wisata masjid Agung ini yang terkenal ugal-ugalan. Tujuannya jelas, supaya cepat mengantar penumpang dari arah kawasan masjid menuju arah terminal wisata, dan cepat balik dari terminal wisata ke kawasan masjid untuk bisa mengangkut penumpang lagi. Makin sering bolak balik, makin besar peluang dapat penumpang, makin banyak pemasukan. Begitu.
Irsyad tidak butuh banyak. Di hari pertamanya ini dia mungkin Cuma butuh satu penumpang saja. Sebagai bahan adu nyali, untuk permulaan. Kalau nantinya dapat lebih dari satu, tentu saja dia tidak akan menolak.
Irsyad mendorong maju motornya. Antrian semakin menipis. Akan segera tiba gilirannya mendapatkan penumpang. Dia menggeleng-gelengkan kepala untuk mengusir jauh-jauh suara-suara yang bergelut dalam pikirannya.
Tidak ada yang salah dengan pilihan menjadi tukang ojek sementara menunggu pengumuman panggilan penerimaan pegawai negeri atau karyawan, pikirnya menentramkan hati. Dia toh sudah mengirimkan banyak lamaran ke instansi. Dan karenanya sekarang Irsyad kehabisan uang, padahal kebutuhannya terus bertambah. Dia tak mau lagi bergantung dan meminta-minta terus pada ibunya. Tapi ibunya pasti tidak setuju Irsyad jadi tukang ojek wisata. Profesi yang tidak bonafide dan mentereng sama sekali untuk seorang sarjana lulusan fakultas teknik. Jadi terpaksa dia menyimpan sendiri aksinya ini. Berharap tidak ketahuan sang ibu ataupun ada orang yang kenal dan melaporkannya pada beliau.
“Kamu siapa? Anak baru ya?” suara menggelegar menampar pendengaran Irsyad yang baru saja akan menerima pelanggan pertamanya.
“Eh saya…”
“Kamu lihat saja dulu caranya baru ntar main. Ayo, bu. Naik sini, itu anak baru. Dia masih mau belajar,” tukang ojek yang badannya tinggi besar itu merangsek dan merebut penumpang perempuan yang sekarang tampak kebingungan. Sekilas wajahnya mengingatkan Irsyad pada Silvi. Membuatnya seakan patah hati dua kali.
“Ayo, mbak. Buruan!” sentak si tinggi besar seperti preman.
Si mirip Silvi itu bergegas naik ke boncengan motor si tinggi besar. Irsyad memandangi punggung mereka yang berjalan menjauh.
Sesuatu mendorongnya melajukan kendaraan mengikuti mereka. Rasa yang campur aduk menderanya. Luka yang belum kering, marah yang tersulut karena tirani senioritas, cemburu tak bernama, kantong tepes yang menekak leher, bayangan  ijazah dengan IPK tiga koma yang entah laku atau tidak, ketakutan akan ketahuan ibunda, dan macam-macam lainnya. Tapi terutama karena marah dan penasarannya.
Si tinggi besar melaju dalam kecepatan sangat tinggi, sehingga Irsyad mau tak mau juga harus mengebut agar bisa menjajari atau melampauinya. Pandangannya fokus, konsentrasi penuh. Pada punggung si tinggi besar dan si mirip Silvi. Dia sadar kalau si tinggi besar ini melawan arus kendaraan yang seharusnya. Banyak tukang ojek melakukan ini untuk bisa mencapai terminal wisata dengan jarak yang lebih pendek, tidak perlu memutar. Lebih cepat dan tentu lebih irit bensin. Hampir terkejar, nafas Irsyad makin menggebu. Motor si tinggi besar telah berada di seberang jalan kini, dan Irsyad tiba-tiba bernafsu menabraknya dari arah belakangnya.
Brak!!!
Si tinggi besar dan si mirip Silvi terhenti.
Motor jatuh dan terlindas. Orang-orang terdengar berteriak. Darah mengalir. Fokus. Konsentrasi. Gelap. Suara-suara hilang.
Si tinggi besar dan si mirip Silvi menoleh ke belakang .
Sebuah bis besar tak sanggup mengerem dan kecelakaan itu tak terhindarkan. Irsyad terpelanting dari motornya dan terkapar di jalanan.
“Nah. Lagi-lagi tukang ojek yang tidak mengambil pelajaran dari musibah yang lalu. Rasain!” sumpah serapah perempuan setengah baya yang naik becak dan terpaksa berhenti karena jalanan macet sebab kecelakaan itu.

Fokus. Konsentrasi. Dunya dunya. Lagu itu mengalir di kepala. Kejarlah daku, kau kutangkap, kata malaikat maut. Dunya dunya.
Oktober 26, 2015

Beda calling dan passion

by , in
Beda calling dan passion 

Sering kan dengar dua istilah ini?

Calling  dan Passion adalah dua kata yang sering tertukar. Orang lebih sering menyebut “pasion” daripada “calling”, karena pemahaman orang terhadap hidup lebih menggunakan kesuksesan, bukan kebahagiaan.


Tahu nggak sih Beda passion dengan calling?

-Passion adalah syarat untuk mencapai kesuksesan, sedangkan caling adalah syarat untuk mencapai kebahagiaan. Kalau sudah menemukan calling maka kita bisa menemukan kebahagiaan.

- Passion adalah berbicara mengenai apa yang kita sukai, sedangkan calling, bukan tentang apa yang kita sukai dan inginkan, tapi apa yang Tuhan inginkan dari diri kita.

Sedangkan Calling terdiri dari empat unsur:
1.Talent (bakat):  sesuatu yang bisa kita lakukan dengan mudah tanpa harus kita pelajari.
2.Passion. Passion adalah bagian dari calling (what you enjoy the most), apa yang kita suka.
3.Value (nilai): apa yang ingin kita perjuangkan dalam hidup ini.
4.Legacy: apa yang  ingin kita wariskan di dunia ini.

Tapi karena paradigma orang lebih banyak paradigma kesuksesan, maka “passion” lebih sering digunakan. Dengan paradigma itu, kebahagiaan dianggap sebagai akibat dari kesuksesan (penyebab bahagia adalah sukses), sehingga yang dipikirkan hanya kesuksesan.  Padahal bahagia itulah yang membuat kita sukses. Awalnya bahagia dulu, setelah itu baru nanti  akan menghasilkan kesuksesan dan kebahagiaan lainnya.


Untuk bisa membedakan antara passion dengan calling, kita harus tahu positioningnya. Kalau tidak kita akan bingung.  Calling adalah yang utama, alasan kenapa anda ada di dunia ini. Kita, manusia, dikirim ke dunia oleh Tuhan dengan sebuah maksud. Akan sia-sia kalau kita tidak menemukan maksud Tuhan itu. Maksud Tuhan itu bisa kita ketahui dari tanda-tanda yang Dia ciptakan.  
By Alvan p
Sumber :smart fm


Kalau kamu? Apa passion-mu? Apa Callingmu?

passion dian nafi di literasi, passion rizal armada di musik

Oktober 23, 2015

Lomba potret wirausaha DL 30 Oktober 2015

by , in

Lomba potret wirausaha DL 30 Oktober 2015

Yuk ikut Lomba Foto “Potret Wirausaha Sosial”
Periode : 15 September s/d 30 Oktober 2015

Ketentuan :

Foto kegiatan wirausaha sosial atau sociopreneur yang kamu temui dimana saja disertai dengan cerita yang menarik tentang foto tersebut.Jumlah karakter cerita disesuaikan dengan jumlah batas setiap sosial media.Penjelasan tentang wirausaha social atau sociopreneur dapat dilihat di buku terbitan Emir yang berjudul socioteenpreneur atau klik link berikut Sociopreneur.Wajib follow Twitter Erlangga : @BukuERLANGGA & Sosmed Emir (T : @EmirBooks, FB : Emir Books, IG : @EmirBooks)Posting dan mention di sosmed Emir (twitter, FB, IG) dengan hashtag #SocioteenpreneurFoto yang diikutsertakan belum pernah mengikuti dan memenangkan kontes apapunHak penayangan dalam sosial media sepenuhnya ada pada pihak penerbit EmirFoto tidak mengandung SARA, pornografi dan hal-hal yang merugikan orang lainPemenang akan diumumkan di sosmed EmirKeputusan panitia tidak dapat diganggu gugat

Hadiah Pemenang

2 peserta dengan foto dan cerita yang menarik akan mendapatkan paket buku masing-masing senilai Rp. 200.000.

Untuk mengetahui lebih detail mengenai APA dan SIAPA sih, SOCIOPRENEUR ITU? Beli Buku Socioteenpreneur terbitan EmirBooks (imprint Penerbit Erlangga) ya :) sumber info: http://erlangga.co.id/sociopreneur 

#photocontest #socioteenpreneur

Post Top Ad