improving writerpreneurship

Post Top Ad

Juni 12, 2020

Perempuan Yang Menghidupkan Hidup

by , in
Perempuan Yang Menghidupkan Hidup




Perempuan istimewa ini menghidupkan rumahnya untuk menghidupkan kehidupan, termasuk kehidupan sesudah kematian. Tentu saja atas pertolonganNya yang Maha Hidup dan Menghidupkan.


“Bekerja itu seperti menanam pohon. Berkorban itu adalah pupuk yang mempercepat pertumbuhannya, “ ucapnya suatu ketika.


Mengingatkanku pada ungkapan yang pernah kubaca bahwa bekerja dan berkorban adalah tradisi kebangkitan dan kepemimpinan.


“Karena itu bekerjalah dengan menabur kebajikan di ladang hati manusia. Tanpa henti. Tulus. Ikhlas mengharapkan RidloNya saja,” sambungnya.


Ia meneruskan pondok pesantren dan madrasah yang dulu dirintis dan dibangun bersama almarhum suaminya. Didirikan dengan modal sendiri yang seadanya, di sebuah lahan yang hampir tidak dilirik orang pada umumnya. Karena dekat dengan perumahan kumuh dan kuburan orang cina (bong). Sebuah lingkungan yang pada mulanya tidak nyaman untuk ditinggali.


“Bismillah,” ucap beliau dengan mantap.


Lokasi itu memang sengaja dipilihnya. Jadi bukan semata karena harga tanahnya murah dan terjangkau oleh doku atau sakunya, namun juga pertimmbangan bahwa mereka akan membuat sebuah pusat kegiatan belajar mengajar. Sehingga masyarakat sekitar yang kebanyakan pengemis dan pemulung serta orang – orang miskin yang kurang bahkan tidak berpendidikan, akan memperoleh pencerahan. Agar putra putri generasi penerus yang tinggal di lingkungan tersebut menjadi generasi yang lebih baik. Subhanallah. Sebuah cita-cita yang sangat mulia yang bahkan berangkat dari keterbatasan dan kesederhanaan. Apa adanya.


“Modal nekat saja. Tawakkaltu ‘alallah” demikian beliau menjelaskan.
Subhanallah…..


Madrasah dengan beberapa guru yang dibayar dengan gaji yang tidak memadai semata untuk bentuk jariyah. Menyumbangkan ilmu yang semoga bermanfaat.


Sungguhpun tak ada manusia yang sempurna di muka bumi yang fana dan penuh kepalsuan ini, namun ada beberapa orang yang sungguh-sungguh memiliki banyak hal yang bisa ditauladani. Digugu dan ditiru. Para guru kehidupan. Beruntunglah aku dikelilingi banyak orang semacam ini. Di antaranya adalah bulik Istiqomah.


Entahlah. Semangat perjuangan itu memang dari sananya karena ayahnya – yang berarti kakekku- seorang pejuang kemerdekaan, ataukah memang dia merawat, menyiram dan menumbuhkembangkan bibit semangat perjuangan yang sudah ada dalam dirinya. Sehingga kemudian terinternalisasi sedemikian rupa sehingga tak ada langkahnya yang sia- sia dan tak diabdikannya bagi lingkungan terdekat maupun masyarakat yang lebih luas.


“Orang hidup itu harus punya cita-cita,“ ungkap beliau.


Tak henti-hentinya beliauterus menerus memompakan semangat kepada siapa saja yang di dekatnya.


Bahkan kehidupan pribadinya sendiri sebenarnya banyak mengundang iba. Karena beliau ditinggal suami yang meninggal dalam kecelakaan lalu lintas. Dengan lima orang putra putri, tentu saja gaji seorang guru sekolah swasta tidaklah memadai. Tetapi beliau banyak mengorbankan waktu dan tenaganya bagi banyak orang.


“Makna hidup kita, sebagai individ , sebagai uma , bangsa terletak pada kerja keras dan pengorbanan dalam menebar kebajikan bagi kemanusiaan,” beliau menggarisbawahi perjuangan yang dicontohkannya.


Darul Aitam (panti asuhan) juga didirikannya. Banyak anak-anak tak berayah dan tak beribu yang tertolong dan terlindungi. Alhamdulillah setelah berlangsung dengan baik selama setahun, kemudian banyak juga yang turut memikirkan kelangsungannya.


Pengajian Alquran setiap ba’da maghrib yang melibatkan adik iparnya yang hafidzoh sebagai guru,, diikuti oleh puluhan anak. Mungkin sampai hampir seratus anak. Beliau sendiri mengajar Alquran untuk orang tua mereka.


“Sebaik-baik orang adalah yang mengajarkan Alqur’an,” ucap beliau..


Berbagai acara pengajian dan bakti social juga diselenggarakan. Tidak ada penghargaan dari siapapun tak menghadang langkah beliau untuk terus berjuang.


“Bekerja adalah simbol keberdayaan dan kekuatan. Berkorban adalah simbol cinta dan kejujuran,” penjelasannya ini menggambarkan bagaimana energi beliau bertumbuh kembang.


Mengatur waktu antara bekerja sebagai guru yang idealis, ketua sebuah organisasi perempuan Islam sekabupaten, dan memiliki seabrek kesibukan di pesantren dan madrasahnya, memang sedikit banyak mengurangi porsi waktu dan perhatiannya bagi anak-anaknya.


Ada masa-masa anaknya rentan dan melakukan kenakalan. Tapi beliau kemudian mendisiplinkan dengan caranya. Dan tak henti-hentinya berdoa memohon pertolongan Allah.


“Karena tak ada yang dapat menolong kecuali Dia,” berpegang pada keyakinan inilah, beliau tak surut dari langkah-langkahnya dalam berjuang meskipun bisik-bisik kanan kiri mengenai kebelumberhasilannya sebagai ibu yang ideal.


Tapi kalau dipikir lagi, jika tak ada yang bersemangat seperti beliau, siapa yang akan melakukan pekerjaan-pekerjaan heroik tak bergaji, tak bersertifikat dan tak berpenghargaan..


Semangat dan daya juang yang tinggi inilah yang berusaha beliau tularkan padaku keponakannya dan banyak orang-orang terdekatnya.


“Bangsa bisa bangkit karena para pemimpin bisa memimpin,” sebuah pemikiran dari beliau yang mematahkan asumsi orang kebanyakan yang mengira tak ada lagi orang yang bisa menjadi pemimpin sejati, karena pasti ujung-ujungnya duit.


“Cuma mereka yang mau bekerja dalam diam yang panjang, terus menerus berkorban dengan cinta, yang akan bangkit dan memimpin,” sambung beliau.


Ya, diam diam. Ikhlas. Orang tuanya, seorang pejuang kemerdekaan dan tokoh agama serta tokoh masyarakat yang rupanya menitiskan ke putrinya ini.







Juni 11, 2020

Tips Menulis Memoir (7)

by , in
Tips Menulis Memoir (7)

Baca juga:

Tips Menulis Memoir (1)
Tips Menulis Memoir (2)

Tips Menulis Memoir (6)


bagaimana  mengubah memori sulit menjadi adegan?beberapa tips berikut bisa membantu mentransformasikan memori menjadi memoir


Tips 1: Mulai dengan hati
Pada tahapan awal, gali dan ingat memori kenangan hingga tak berjarak. Momen-momen yang membuat kita tercekat. Tinimbang kita melarikan diri dari emosi tersebut, tinggal dan rasakan selama mungkin. Hadapi perih dan gali lebih dalam. 

Jika sebuah adegan tidak menggerakkan kita, maka itu tidak akan menggerakkan pembaca. 
Hellen Keller bilang hal terbaik dan  terindah d dunia tiak bisa terlihat dan tersentuh. Harus dirasakan dengan hati. 

Tips 2: tidak perlu terlalu memikirkan struktur
tulisan awal akan kasar dan belum terpoles, selagi belum ada struktur, tidak perlu khawatir sepanjang kita masih bisa merasakan semua momennya dengan hati.
jangan biarkan inner sense strukturnya membunuh emosinya,inti dari jiwa kreatif.

Pada masa awal struktur, seperti ketika memastikan kamu punya marker yang tepat waktu dan menggunakan verb tense yang tepat, bersinggungan dengan penulisan memoir yang butuh kedalaman. Ini disebut the “the agony versus the ecstasy”
ketika cerita internal minta dilepaskan tapi seringnya kita abaikan.

Untuk membantu visualisasi: lihat dirimu berdiri di pojok gelap, melihat harta karun di sisi lain. Apa yang bisa kamu lakukan untuk menyeberangi rintangan emosional ini?
untuk mengambil harta karun ini, kita harus menyeberangi sisi lain. Di sinilah percaya proses mengijinkan kita membuat progress. 

menulis dari hati butuh nyali, keberanian untuk rauh dan menelanjangi jiwa, tapi inilah satu-satunya cara agar pembaca bisa beresonansi. Hati tidak bisa berbohong.

Tips 3: Dengarkan tanda-tanda atau persinggungan
Cara-cara lain bisa hadir. 
Gambar atau pemandangan yang menghantui.
Suara. Kadang kita tidak bisa menghentikan suara dari orang-orang yang memengaruhi kita. Seringnya random dan pada momen tidak terduga.

berikut checklist yang bisa kita tanyakan tentang peran memori dalam naratif

1. mengapa aku memilih memori tertentu? mulai membuat list daftar memori yang berkesan, stand out, sebab impact/akibatnya terhadap hidup, baik bahagia atau sedih. 
Momen di mana hidup berubah. Kamu butuh memutuskan mana memori yang akan bekerja dengan baik dalam timeline dan juga menampilkan pertumbuhan dan transformasi karakter. 

2. bagaimana aku akan menyampaikan adegan ini? denganpov 1? pov 3?  detail sensori/indra apa yang akan kumasukkan- penglihatan, suara, sentuhan, bau dan rasa- untuk membuat pembaca masuk ke dalam adegan?


3. bagaimana karakter bertumbuh dan bertransformasi? dalammemoir, narator, protagonis dan karakter adalah sama. 
ketika kamu punya kumpulan adegan , kamu bisa mulai menggarap bagaimana adegan mendukung narasi dan tema yang lebih luas.

tapi untuk saat sekarang, biarkan penulisan mengungkap jawaban-jawaban yangkamu butuhkan, yang paling dekat dengan hatimu.

Membiarkanmemori-memori inisial/awal ini keluar dari kepala melompat menuju halaman tertulis.

dalam menulis momen-momen rapuh ini,kita bisa membangun momentum, meskipun merasa tak nyaman dalam mengali memori-memori yang berhubungan dengan kesedihan, sakit, keyakinan dan lain-lain.

Begitu merasa aman mengerjakan tugas berat ini, ijinkan diri untuk melakukan riset terhadap memori-memori ini. terima kasih untuk jurnal, foto-foto, wawancara-wawancara, sehingga kita bisa memahami inti dari apa yang terjadi sebagaisebuah cara  untuk me-validasi memori dan memastikan bahwa kita punya fakta dan data yang benar. 

Kita bisa bergabung dengan grup-grup fesbuk yang terkait dengan memoir kita. Di sana ada dukungan besar dan koneksi nyaman dengan berbagai komunitas online dan orang-orang yang melalui pengalaman-pengalaman serupa. 

Hal ini bisa membantu kita menemukan kata-kata kita sendiri saat sharing/berbagi realita/kenyataan. Meski tidak setiap orang merasa terdorong untuk memilih  rute ini, kadang penulis merasa butuh menjaga melindungi diri mereka sendiri sebelummembagikannya dengan audiens di luar sana.

Poin akhirnya: menulis memoir bisa menjadi proses yang menakutkan. butuh keberanian dan kegigihan dalam membangkitkan memori penuh luka untuk bisa merasakan dan meng-indra-nya.

Bersikap baiklah terhadap dirimu sendiri. ijinkan dirimu menata manuskrip sampai merasa siap secara emosional untuk mengunjunginya kembali. ketika pergi ke sisi lain dan menemukan bahwa kamu sudah sembuh dan bertransformasi, maka kamu akan  punya memoir yangmembantu pembaca terhubung dengan cerita mereka sendiri.





UPCOMING EVENT

Oh ya, insya Allah juga akan ada workshop atau kelas webinar Writerpreneurship di Era New Normal 29 Juni 2020 nanti. 


Selamat menikmati perjalanan menulismu!
Juni 10, 2020

WEBINAR: WRITERPRENEURSHIP DI ERA NEW NORMAL

by , in
WEBINAR: WRITERPRENEURSHIP DI ERA NEW NORMAL
Writerpreneurship Di Era New Normal bersama Dian Nafi

JUNE 29, 2020
19.00 - 21.00 WIB
Tiket 150.000



Gramedia Academy WEBINAR bersama DIAN NAFI

Pandemi Covid-19 di Indonesia telah berlangsung beberapa  bulan, grafiknya bukan menurun namun semakin meningkat. Berbagai upaya telah dilakukan yaitu pembatasan-pembatasan di berbagai hal, di antaranya social distancing dengan stay at home dan lain sebagainya. Sayangnya masalah lain pun muncul, kebosanan, ekonomi, dll. Atas hal tersebut, mau tidak mau kita harus berdamai dengan keadaan, tetap bersikap positif, dan produktif. Salah satunya dengan mengasah diri menjadi penulis. Banyak hal bisa kita tuliskan, apalagi saat seperti ini. Selain sebagai bentuk amal jariyah, juga bisa menghasilkan tambahan pemasukan.

Materi:
Peluang apa saja dalam writerpreneurship

Tiga (3) Profitable Path
Tips writerpreneurship

Webinar akan diampu oleh Dian Nafi (Penulis Gramedia Pustaka Utama).

Dian Nafi adalah lulusan Arsitektur Universitas Diponegoro. Ia suka travelling dan menulis fiksi, non fiksi, seputar keIslaman, kepesantrenan, kewanitaan, parenting, entrepreneurship, dan pengembangan diri. Dian Nafi adalah Mentor Women Will by Google, Fasilitator Gapura Digital by Google, Trainer Hasfa Camp, dan Public Speaker. Ia sudah menulis 37 buku dan 96 antologi di 17 penerbit Indonesia. Ia adalah pemenang berbagai lomba penulisan dan sebagai pegiat banyak komunitas.


Juni 10, 2020

Tips Menulis Memoir (4)

by , in
Tips Menulis Memoir (4)



“Like fiction, memoir needs a hook, conflict, and an arc.”
TEKNIK MENULIS MEMOIR


Pembukaan Memikat



Isi Unik, Menarik

AHA Moment/Twist
Ephipany/Insight


Penutup
Berkesan

PERHATIKAN

Conflict & suspense 
– how to balance reality with pacing

•Emotion 
– how to engage readers

•Dialogue 
– how you speak in a memoir 

•Plot 
– choosing the correct plot for your story

•Setting 
– how to describe your memories

•Theme
 – choosing the one that suits your story

•Time Span
 – even memoirs need a time frame

•Viewpoint 
– which one should you use

•You as a character 
– recreating yourself as a character

•Putting it altogether







UPCOMING EVENT

Oh ya, insya Allah juga akan ada workshop atau kelas webinar Writerpreneurship di Era New Normal 29 Juni 2020 nanti. 




Selamat menikmati perjalanan menulismu!
Mei 23, 2020

Live Instagram: Women Speak Series

by , in
Live Instagram: Women Speak Series


Tanggal 21 April 2020 nya, Dian Nafi kembali diinterview. Kali ini wawancara oleh sekolah menulis dan medianya live instagram.

Pokok-pokok pembahasannya antara lain sebagai berikut:


Diskusi bagaimana menulis alur serapi itu?

Apa novel Too Good To BeTrue ini kisah nyata?

Apakah tipe menulis di rumah atau suka di luar rumah misal di cafe atau di mana

Sharing teknik menulis

bagaimana membuat konflik

Apakah punya teknik menulis sendiri

Apakah selalu lewat penerbit mayor


Dari banyak buku yang ditulis, manakah buku yang favorit

Apakah membuat buku panduan menulis


Interview kemarin itu seru banget dan seperti biasanya, justru menambah semangat untuk menulis lagi, menaikkan vibe kreatifitas dan challenging as well.


Semoga sharing kepenulisan ini berkah dan bermanfaat untuk para pendengar dan pemirsa. Aamiin aamiin ya robbal alamiin.


Mei 23, 2020

Talkshow With Lingkar Luar Podcast

by , in
Talkshow With Lingkar Luar Podcast



Alhamdulillah meski working from home, ternyata ada saja kesempatan untuk hadir bertemu dengan banyak orang, meski itu lewat online dan media digital. beberapa hari lalu, dua media minta kesediaan Dian Nafi untuk interview seputar dunia kepenulisan. 

Kemarin tanggal 20 April 2020, Podcast Lingkar Luar mewawancarai Dian Nafi seputar kepenulisan. Dan akhirnya tayang rekamannya pada tanggal 11 Mei 2020. 

Pertanyaannya seputar 


awal karir kepenulisan.

masalah-masalah awal nulis

Pengalaman menulis

Gimana mengatur waktu menulis dengan pekerjaan lain

Terus mengalirlah ke mana-mana juga pembahasannya itu. Termasuk bagaimana ceritanya kok bisa sampai pergi ke Belanda dan jalan-jalan ke Eropa.

kenapa menekuni kepenulisan padahal kerja arsitek bayarannya lebih gedhe dan seterusnya.

Bagaimana mengatasi kejenuhan

Apakah sudah pernah menulis buku berkaitan dengan arsitektur 


dan lain-lain pertanyaan.



Dengerin sendiri ya rekaman podcast-nya. Silakan langsung meluncur ke channel podcast yang keren ini. 
Mei 23, 2020

Writerpreneurship Dan Era New Normal

by , in



Writerpreneurship Dan Era New Normal

Rabu 20 Mei 2020 kemarin, Dian Nafi mendapat undangan dari satgas NU peduli covid-19 untuk mengisi sesi sharing via zoom. Topiknya tentang writerpeneurship dan  Era New Normal.

Alhamdulillah sesi satu jam ini menjadi kesempatan untuk menyemangati utamanya diri sendiri dan juga lebih banyak orang lagi supaya bisa memanfaatkan era new normal, di mana makin banyak pengguna internet dan gadget. Writerpreneurship makin punya banyak peluang dan kesempatan yang lebih luas. sayang sekali kalau kita tidak bisa menggunakan dengan sebaik-baiknya. mengendarai momentum dengan seoptimal mungkin, mengerahkan segala daya upaya usaha dan doa untuk bisa menghasilkan yang terbaik.

baik dari sisi kemanfaatan, sehingga kepenulisan kita memiliki nilai jariyah yang masih bisa kita petik buahnya meskipun kita sudah tiada dan berpindah ke alam lain, maupun dari sisi benefit berupa finansial,material, jaringan, networking dan lain-lain yang bernilai duniawi.

However kita semua tahu bahwa yang sepertinya tampak duniawi juga bisa menjadi bekal yang baik untuk ukhrowi kita. Kan muslim mukmin yang kuat secara ekonomi justru yang dianurkan, agar kita punya kemandirian, sehingga tidak meminta-minta. Ya kan. Aamiiin..
Apalagi kalau bisa memberi. Karena Orang yang tangannya di atas lebih baik daripada tangan di bawah. 

Ada banyak banget sebenarnya yang bisa dibahas terkait writerpreneurship. Karena waktunya singkat, hanya satu jam sudah berikut tanya jawab, maka dalam kesempatankemarin dibagikan tentang tiga jalur kepenulisan yang profitable.

Mei 12, 2020

Gratis Ebook Tiga Biru Segi

by , in
Gratis Ebook Tiga Biru Segi




Klik sini untuk dapat gratis Ebook Tiga Biru Segi

Tiga Biru Segi

Puisi sejak riwayatnya yang paling usang adalah dunia tersingkir, dunia tercibir.
Demikian Damhuri Muhammad dalam pengantar buku Luka Mata, buku sajak Hasan Aspahani.
Puisi pula yang telah menjadi medium terluar ketika kedahsyatan menerpa seseorang.
Demikianlah pula ketika bencana alam di tiga sudut bumi nusantara menuliskan puisinya.
Dan mereka, para penulis yang mengirimkan puisinya, telah menuliskannya kembali menjadi untuk, apa yang disebut Dahari sebagai "menghembuskan gairah epistemologi". Jika kini puisi-puisi ini menjadi buku yang terbaca, itu karena puisi telah menjadi kasih karena bencana tak boleh hanya lara sendiri.

Sebagai antologi, keberagaman menjadi dimensi yang menguatkan buku ini yang didedikasikan sepenuhnya untuk bencana yang tak hanya sampai pada simpati. Tetapi ingin menjadi saksi, bahwa puisi menjadi kasih yang nyata dalam kata dan tindakan.


buku "TigaBiruSegi"
Antologi Puisi Kasih – Tanah,Air, Udara
Penulis: Dian Nafi & Hasfriends
Penerbit: Hasfa Publishing
ISBN 978-602-98386-0-2
harga : Rp 30.000, tebal 116 hal, HVS 70 gr, ukuran 13,5x20 cm.

Teman-teman bisa dapatkan gratis ebooknya di sini ya. Untuk menemani teman-teman di masa karantina alias isolasi diri di rumah. 




Joy Reading!
Stay at Home!
Stay Safe!
Stay Healthy!


Untuk lihat dan beli buku-buku Dian Nafi lainnya, klik bit.ly/bukudiannafi

Untuk beli buku-buku versi digital alias ebook Dian Nafi di Amazon, klik bit.ly/diannafi

Untuk beli buku-buku versi digital alias ebook Dian Nafi di Google Books dan GooglePlay, klik bit.ly/DianNafi
Mei 03, 2020

Menjahit, Menggambar atau Membangun Cerita

by , in
Menjahit, Menggambar atau Membangun Cerita


Sebenarnya apakah kita ini Menjahit, Menggambar atau Membangun Cerita?

Semua beda-beda metode dan pendekatan. 

Hari ini di masa pandemi corona, guru kita Pak AS Laksana menggelar pelatihan menulis (online) seharga satu juta rupiah untuk mengajarkan tentang bagaimana menggambar kalimat, menggambar cerita.


Sedangkan Mbak Dewi Dee Lestari penulis Supernova series mengajar kelas menulis online juga, Kazen Writing.  Kaizen, perbaikan kecil yang dilakukan berkesinambungan, adalah prinsip yang mbak Dewi Lestari yakini dan terapkan dalam menulis. Di kelas tersebut mbak Dee akan berbagi metode hasil pengalaman dan uji coba sepanjang 19 tahun kariernya sebagai penulis. Peserta  akan tahu tahap demi tahap yang saya lakukan, hal penting apa saja yang perlu dicermati ketika berproses, dan berbagai perbaikan yang bisa diterapkan agar kemampuan menulismu terus bertumbuh.


Pak AS Laksana jualan kelas menulisnya di facebook. Mbak Dewi Lestari jualan kelas menulisnya lewat twitter. 

Seorang penulis kelahiran Indonesia berketurunan Tionghoa yang sudah lama tinggal di Amerika Serikat, Bu Lian Gouw, punya pendekatan lain. Dia selalu menampilkan adegan-adegan dalam imajinasinya di kepala seperti dia sedang memutar film, dia menyaksikan film yang dibuatnya itu dalam benak, lalu menuangkannya dalam kalimat-kalimat novel. Begitu cara bekerjanya. 


Penulis favoritku Khaled Hussein yang karyanya The Kite Runner kubaca ulang beberapa kali, terlihat kalau menjahit ceritanya dengan sangat rapi. Ada benang merah yang tampak ketika kita membaca utuh ceritanya, semua dijalin dalam puzzle puzzle yang kemudian kita temukan saling berhubungan. Bahkan gimmick gimmick yang bertebaran juga terlihat kalau dirancang dengan apik. Kita tak tahu sebelumnya bahwa itu akan terjadi, tapi dimunculkan kemudian menjadi sebuah tayangan yang wah iya ya, ini tuh yang itu. 

baik dalam karakterisasi maupun setting dan scene serta sub-plot sub-plotnya. Indah sekali. Very neat. dan halus pisan. So subtile. 

Seperti seorang pria dengan pot tomat, kalau kita lontarkan sepotong ungkapan ini, kita tahu itu adalah diplomat amerika yang bertugas di afganistan yang mempersulit proses adopsi amir akan anak lelakinya hasan, sohrab.

Tentang amir yang menyelipkan segenggam uang di bawah karpet saudaranya si kurir pengantar amir selama di afganistan, ternyata seperti adegan saat belasan tahun lalu amir menyelipkan segenggam uang juga di bawah karpet rumah hassan demi memfitnahnya.

Daaan masih banyak lagi gimmick gimmick lain dan benang merah yang ada. 

kalau kamu?
bagaimana cara dan metodemu menulis?
apakah Menjahit, Menggambar atau Membangun Cerita?

**

Oh ya, kalau teman-teman berminat untuk ikut kelas menulis online juga bersama Dian Nafi, silakan daftar ya. Berikut link-nya:

Kelas online MENULIS CERPEN. Terbatas hanya untuk 30 peserta online.⁣⁣⁣
DAFTAR sekarang! bit.ly/kelascerpenDN

Kelas online MENULIS NOVEL. Terbatas hanya untuk 30 peserta online.⁣⁣⁣
DAFTAR sekarang! bit.ly/kelasnovelDN


Kelas online MENULIS BUKU. Terbatas hanya untuk 30 peserta online.⁣⁣⁣
DAFTAR sekarang! bit.ly/kelasbukuDN

Post Top Ad