improving writerpreneurship

Post Top Ad

Desember 10, 2016

Sharing Kepenulisan Di Pesta Sejuta Buku

by , in


Sharing Kepenulisan Di Pesta Sejuta Buku



Alhamdulillah beberapa waktu lalu di panggung utama Pesta Sejuta Buku yang digelar di gedung Wanita Semarang, sharing kepenulisan dan komunitas kepenulisan berjalan lancar.

Meski hujan terus turun rintik-rintik membersamai acara kali ini. Namun semoga yang sedikit dibagikan ini bermanfaat dan membawa berkah. Aamiin.

Berikut ada satu liputan yang ditulis oleh salah satu media di Semarang atas acara kemarin ini. Cekidot ya....












SEMARANG–Sebagai salah satu rangkaian acara Pesta Semarang Sejuta Buku, kemarin (13/11) telah diadakan talkshow bersama Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN) Semarang dan juga Komunitas Gandjel Rel. Talkshow ini menghadirkan Dian Nafi selaku pembina Komunitas IIDN Semarang dan juga Rahmi Aziza yang merupakan salah satu founder Komunitas Gandjel Rel. Dua komunitas ini merupakan wadah bagi para penulis wanita yang ada di Semarang dan sekitarnya.  Acara dihadiri oleh cukup banyak pengunjung meskipun baru dimulai pada pukul 20.00 WIB.
Talkshow yang diselenggarakan di Gedung Wanita Semarang ini membahas secara mendalam tentang kedua komunitas tersebut serta dunia kepenulisan. IIDN Semarang sendiri merupakan komunitas bagi wanita yang suka menulis atau tertarik dengan dunia kepenulisan. Komunitas ini telah berdiri sejak tahun 2011. Dian Nafi mengungkapkan bahwa meskipun komunitas ini bernama Ibu-Ibu Doyan Nulis, namun para wanita yang belum berumah tangga pun juga bisa bergabung. “Tidak harus yang bisa menulis atau sudah punya tulisan. Yang tertarik dengan buku juga bisa bergabung. Langsung saja bergabung di facebook kami, nanti sudah otomatis terdaftar sebagai anggota,” jelasnya.
Selain sering melakukan kopdar (kopi daratrutin satu minggu sekali, komunitas ini juga sering melakukan kunjungan-kunjungan ke media dan juga penerbit. IIDN Semarang pun kerap diajak bekerja sama dengan instansi untuk menyelenggarakan lomba menulis.
Di tahun 2015, Rahmi Aziza yang juga merupakan anggota IIDN Semarang mempunyai ide untuk membuat sebuah komunitas blogger wanita, kemudian lahirlah Komunitas Gandjel Rel. “Awalnya kami sering kumpul dengan komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis Semarang. Terus karena melihat banyak yang nge-blog seperti itu, terus kami kepikiran yuk kita bikin juga komunitas blogger perempuan gitu, biar ada wadahnya yang khusus perempuan.” terang Rahmi.
Kedua komunitas ini menjadi wadah bagi para wanita yang berdomisili di Semarang dan sekitarnya untuk mengenal dan mendalami dunia kepenulisan, “Menulis itu adalah seni bertutur, berdialog, yang kita tuangkan dalam bentuk tulisan. Jadi sebenarnya semua orang itu bisa menulis. Karena kita pasti sering berdialog, bertutur dan berargumentasi. Cuma memang kita perlu banyak baca, kemudian banyak latihan, dan utamanya kalau punya komunitas seperti ini kita bisa punya kompor, saling support ya. Jadi, kita share itu temen-temen bisa kasih masukan,“ jelas Dian Nafi.
Bincang-bincang pun dilanjutkan dengan membahas tentang dunia kepenulisan. “Kita memang harus punya budaya, tradisi, habbit untuk tiap hari menulis, dipaksa. Cari waktu yang kira-kira longgar gitu, misalnya dini hari. terus ada target. Pokoknya belum bangkit dari tempat duduk sebelum dapet misalnya satu halaman gitu, ya atau dua halaman. Dan kompornya atau bahan bakarnya adalah motivasi. Kalau motivasi nya cukup kuat, pasti pengen nulis sampai selesai,” jelas Dian ketika menjawab salah satu pertanyaan peserta terkait bagaimana cara menjadi penulis produktif.
“Ada satu rahasia yang pernah saya dapet, yaitu setiap orang punya satu keberuntungan pemula. Jadi, setiap orang punya satu keberuntungan, hanya berlaku satu kali, golden ticket. Nanti ketika dia dapet momennya, ketika dapet keberuntungan itu, dia mungkin naik. Nanti setelah itu baru pr-nya dia supaya mempertahankan. Jadi anggap kita itu punya sesuatu di dalem, terus sebenernya butuh dikeluarin aja. Nah, tinggal kita ngasah itu,” tambah Dian Nafi. Dian Nafi sendiri telah menerbitkan 22 buku dan 80 buku antalogi. Sedangkan Rahmi Aziza adalah penulis komik Mak Irits yang karyanya bisa kita nikmati di Webtoon

sumber: http://duniasrikandi.tumblr.com/post/153171679917/ceriwis-bersama-ibu-ibu-doyan-nulis-semarang-dan
November 28, 2016

Aset Tanah Terbeli Berbekal Tabungan Emas

by , in


Aset Tanah Terbeli Berbekal Tabungan Emas

Lahan atau tanah tak urung merupakan salah satu aset yang menjadi pilihan banyak orang. Sehingga ketika ada lahan sedang ditawarkan dengan harga agak miring alias tidak semahal harga pasarannya waktu itu, pasti banyak orang tertarik untuk membeli. Termasuk ibuku. Seperti saat itu ketika ada yang menawarkan lahannya karena butuh untuk membayar dana haji. Tapi karena ibu sedang tidak ada cash waktu itu, jadi dia menawarkannya padaku.
Kalau saja uang yang kuperoleh selama bekerja sejak jaman kuliah sampai beberapa tahun selepas lulus itu kutabungkan dalam bentuk rupiah saja, mungkin tidak akan cukup. Alhamdulillahnya ibu mengajarkan padaku untuk menyimpannya dalam bentuk tabungan emas juga. Karena nilai logam mulia akan terus bertambah. Sedangkan uang kadang kala mengalami devaluasi dan semacamnya. Alhamdulillah akhirnya aset tanah itupun terbeli berbekal tabungan emas.
Saat kini belum lagi punya tabungan emas, pengalaman berharga itu menyeruak dan menghadirkan kesadaran. Bahwa perlu sekali punya tabungan emas ini lagi. Beruntung sekali kemudian aku mengenal Tabungan Emas yang ditawarkan dan menjadi salah satu layanan  pembelian dan penjualan emas dari Pegadaian. Karena ini merupakan layanan fasilitas titipan emas dengan harga yang terjangkau. Sehingga siapapun yang ingin berinvestasi emas, bisa melakukannya dengan mudah.
Pegadaian Tabungan Emas tersedia di Kantor Cabang di seluruh Indonesia. Meski sementara baru tersedia di Kantor Cabang Piloting. Dengan layanan yang profesional dari para petugasnya, Tabungan Emas ini menjadi salah satu alternatif investasi yang aman untuk menjaga portofolio aset.
Bagaimana nggak mudah dan murah? Karena kita bisa melakukan pembelian emas dengan harga terjangkau. Yakni mulai dari berat 0,01 gram. Sehingga dengan hanya membawa uang Rp. 30.000,- kita sudah langsung bisa membuka tabungan. Ringan kan ya?
Dan nggak perlu khawatir, karena jika kita ingin mencairkan untuk memenuhi kebutuhan dana, akan sangat mudah dan cepat prosesnya. Sebagaimana mudahnya saat kita melakukan pembukaan rekening Tabungan Emas. Sebab hanya dibutuhkan fotocopy identitas diri (KTP/ SIM/ Passpor) yang masih berlaku. Kemudian mengisi formulir pembukaan rekening dan membayar biaya fasilitas titipan selama 12 bulan sebesar Rp. 30.000,-.
Saat membutuhkan dana tunai, saldo titipan emas kita ini dapat dijual kembali (buyback) ke Pegadaian dengan minimal penjualan 1 gram. Kita akan menerima uang tunai sebesar jumlah nilai tukar uang dengan logam mulia pada hari itu.
Jika kita menghendaki fisik emas batangan, juga bisa. Cukup dengan  melakukan order cetak dengan pilihan keping (5gr, 10gr, 25gr, 50gr, dan 100gr) dengan membayar biaya cetak sesuai dengan kepingan yang dipilih. Dengan  minimal saldo rekening 0.1 gram. Mudah bukan?
Transaksi penjualan emas kepada Pegadaian dan pencetakan emas batangan, saat ini hanya dapat dilayani di Kantor Cabang tempat pembukaan rekening dengan menunjukkan Buku Tabungan dan identitas diri yang asli.
Jadi semangat ini untuk bekerja mencari pundi-pundi uang buat bisa disetorkan ke Tabungan Emas, biar bisa cukup jumlahnya nanti untuk bisa beli aset lagi. Aamiin.






November 14, 2016

7 LANGKAH WRITERPRENEUR

by , in
7 LANGKAH MENJADI WRITERPRENEUR





 Setelah kemarin kita bagikan tips menulis personal literature dan tips menulis novel yang disiapkan untuk film, kali ini kita akan bagikan tips menjadi writerpreneur.

Apa aja sih sebenarnya yang musti dilakukan untuk bisa menjadi writerpreneur?
Nih dia langkah-langkahnya:

Write and polish your manuscript
Create your business plan
Create your author platform
Engage your audience
Prepare for your book launch
Maintain your momentum
Sharing the value of your success
yuk simak penjelasan singkatnya...

1. Write and polish your manuscript
Tulis dan poles naskah kita. first draft alias draft pertamanya tulis dengan hati, dengan cepat, tanpa cang cing cung




 2. Create your business plan

jadi siapkan rencana bisnis untuk buku dan tulisan yang akan kita rilis nanti.


3. Create your author platform

platform penulis ini penting banget. temukan ciri khas kita, branding dengan baik, dan siapkan banyak kanal, channel, tunnel untuk bisa menyuarakan dan menjadi corong bagi tulisan, ide, gagasan dan buku kita.

4. Engage your audience
Baik pembaca lama maupun calon pembaca musti kita rangkul agar selalu dekat dengan kita dan suka membaca tulisan-tulisan kita

5. Prepare for your book launch
Siapkan dengan baik rencana launching atau rilis buku kita. Siapkan momentum, rancang secara detail, libatkan banyak pihak yang bisa mendukung dst.

6. Maintain your momentum
Momentum yang sudah kita dapatkan ini sejogjanya kita undangkan. Emphasize. Bold. Jaga agar momentum ini bisa berlangsung selama mungkin, atau paling tidak sampai kita menyiapkan momentum berikutnya.


7. Sharing the value of your success

Bagikan cerita kesuksesanmu, baik dalam proses menuliskan buku, ataupun dalam launching serta penjualannya. Share 
Selamat menulis!
UPCOMING EVENT

Oh ya, insya Allah juga akan ada workshop atau kelas webinar Writerpreneurship di Era New Normal 29 Juni 2020 nanti. 


Silakan daftar via link ini: https://gramediaacademy.com/enroll/workshop/177


Selamat menikmati perjalanan menulismu!
November 10, 2016

Kecepatan Adalah Keharusan

by , in




Kecepatan Adalah Keharusan



Sejak memutuskan untuk terjun juga ke dunia perbloggingan selain sudah kadung merambah rimba kepenulisan, jaringan internet menjadi salah satu aspek yang sangat penting. Mau tak mau diri ini harus selalu ready, stand by dan siap untuk menerima orderan masuk, browsing untuk dapat materi riset yang diperlukan, dan tentu saja upload postingan pada jadual yang sudah ditentukan.

Kalau jaringan internetnya payah, wah bakalan cotho semuanya. Cotho itu maksudnya susah, hehe. Orderan yang masuk bisa tidak terbaca tepat waktu, sehingga low response dan akibatnya peluang pun terbang begitu saja. Browsing dan riset untuk bahan tulisan tidak bisa lancar, seret dan berpotensi bikin stress karena buang waktu dan energi. Pekerjaan bisa kececer, tidak bisa diselesaikan tepat waktu. Dan saatnya harus diupload, hadeuh malah macet. Masih beruntung kalau tetap bisa diupload meski makan waktu yang lama banget. Yang lebih susah itu kalau sudah capek-capek menulis postingan, menata foto dan gambar dan seterusnya, eh tahu-tahunya pas upload malah gagal dan semua effort tadi muspro alias tak ada hasilnya. Hadeuh capek deh.





So memakai indie home yang layanan jaringan internetnya cepat sungguh membantuku dalam melakukan pekerjaan-pekerjaanku sebagai penulis maupun blogger. Dan bahkan juga sebagai konsultan arsitektur yang kini banyak melayani klien via online juga. Bagaimanapun #IndonesiaMakinDigital sehingga segala layanan bisa dan mau tak mau dilakukan secara jarak jauh. Jadi untuk berhubungan, melayani konsultasi, mengirim gambar desain arsitektur yang file-nya sering besar banget, jaringan internet yang bagus harus bisa diandalkan. Baik saat berkirim surel berikut attachment-nya dengan klien maupun dengan co-worker, jaringan internet indie home sungguh membantu. 



Terus terang aku sempat memutuskan sambungan Indie Home di rumah ini ketika tiba-tiba waktu itu biaya langganan per bulannya naik drastis banget.  Aku mencoba memanfaatkan kartu spin yang bisa unlimited internet juga, kebetulan rumah dekat dengan antena jaringannya. Tapi lalu kartu spin yang berlaku 24 jam berubah jadi hanya 12 jam. Jatuhnya jadi boros. Haduh.
Aku pun terpaksa ganti strategi. Tiap pagi pergi ke kafe untuk bisa kerja di sana karena ada wifi gratisnya. Tapi paling banter, aku tahan Cuma sampai jam dua belas siang karena selain rikuh dan mulai capek duduk terus, juga adzan Dzuhur memanggil untuk sholat dan rehat. Dus, sore dan malamnya tidak bisa kerja pakai internet. Ini jadi kurang efektif memaksimalkan waktu dan manajemen energinya kurang baik. 


Syukurlah kemudian sepupuku ternyata memasang Indie home di rumahnya dengan kuota 10MB per bulannya. Dan aku bisa ikutan menggunakan kuota 2MB tiap bulannya, dengan cara memasang antena khusus di rumahku. Alhamdulillah, akhirnya jaringan internet cepat kembali bersahabat denganku. Sehingga pekerjaan-pekerjaan kembali lancar. Hati lega, diri nyaman karena bisa bekerja dari dalam rumah sambil momong bocah-bocah.

Post Top Ad