improving writerpreneurship

Post Top Ad

Tampilkan postingan dengan label bazaar. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label bazaar. Tampilkan semua postingan
November 28, 2022

Bazaar 100 UMKM dan Pentas Seni Budaya di Lapangan Bangsri Jepara

by , in
Oktober 19, 2017

HYBRIDWRITERPRENEUR EXPO

by , in
HYBRIDWRITERPRENEUR EXPO




Insya Allah dalam rangka tasyakuran ultah alias anniversary Hasfa yang ke-7, Stand Hybridwriterpreneur Expo akan turut menyemarakkan Hasfa Fest di Hasfa Camp. Konsepnya sederhana. Menampilkan karya-karya yang sudah pernah dihasilkan. Garage Sale produk-produk baik buku maupun fashion, aneka craft dengan diskon yang lumayan. Juga aktifitas bakti sosial. Serta rekruitmen relawan taman baca Hasfa. Dan seleksi bagi penerima beasiswa kelas-kelas nulis dan kreatif di Hasfa Camp. 

Apakah teman-teman juga sedang menyiapkan  diri dan komunitasnya ataupun start up/bisnis/enterpreneurship/kewirausahaannya untuk mengikuti sebuah pameran atau bazaar?

Nah, dalam kesempatan ini, hybridwriterpreneur hendak membagikan beberapa tips penting terkait hal tersebut:

1. Mengenali Konsepnya

Pelajari dengan baik bagaimana konsep yang diusung oleh penyelenggara bazaar. Pelajari pangsa pasar yang disasar. Juga cari  kesesuaian produk  dengan konsep bazar tersebut. Sehingga akan berdaya guna dan berhasil guna. Insya Allah.

2. Mempelajari Sistem

Pelajari juga sistem sewa stan jika harus membayar. Apakah harian atau selama acara berlangsung atau bagaimana sistemnya. 
Hitung seberapa besar kebutuhan dana yang perlu dipersiapkan. Lau kalkulasikan potensi keuntungan. Jika tidak ada keuntungan, coba pertimbangkan lagi.

3. Konsep Promosi

Siapkan konsep promosi yang matang. Agar waktu pameran yang sempit tidak terbuang percuma hanya karena kurang persiapan.

Bentuk promosi bisa dengan menyiapkan katalog produk, x-banner, kartu nama, brosur, undangan dan  lainnya. Coba lakukan promosi online, via medsos, fesbuk, twitter, instagram, whatsapp, telegram, email,  blog atau website dll.

4. Proses Transaksi

Maksimalkan  penjualan produk pada  bazar dengan mempermudah proses transaksi. Sehingga  akan  meningkatkan minat pengunjung untuk membeli produk.
Jika terlalu ribet, pembeli bisa lari. Mereka butuh kemudahan-kemudahan.

5. Sinergi

Kalau jaga stand sendirian pasti akan repot. Sebaiknya sinergi dengan  dua atau tiga orang. Sehingga  bisa melayani klien dengan baik ketika stan ramai dikunjungi.

Selain bisa berbagi tugas  pelayanan, tugas frontliner, tugas kasir, juga menunjang faktor keamanan saat momen berjubelnya pengunjung.

6.  Attitude

Sikap ramah pada pengunjung akan memikat mereka dan membuat mereka tertarik untuk melihat produk yang ada di stan.
Selalu tersenyum, rajin menyapa serta menawarkan bantuan akan menjadi nilai plus.


Selamat mencoba dan mempraktikkan ya!
Semoga laris manis berkah dagangannya!





Desember 10, 2016

Sharing Kepenulisan Di Pesta Sejuta Buku

by , in


Sharing Kepenulisan Di Pesta Sejuta Buku



Alhamdulillah beberapa waktu lalu di panggung utama Pesta Sejuta Buku yang digelar di gedung Wanita Semarang, sharing kepenulisan dan komunitas kepenulisan berjalan lancar.

Meski hujan terus turun rintik-rintik membersamai acara kali ini. Namun semoga yang sedikit dibagikan ini bermanfaat dan membawa berkah. Aamiin.

Berikut ada satu liputan yang ditulis oleh salah satu media di Semarang atas acara kemarin ini. Cekidot ya....












SEMARANG–Sebagai salah satu rangkaian acara Pesta Semarang Sejuta Buku, kemarin (13/11) telah diadakan talkshow bersama Komunitas Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN) Semarang dan juga Komunitas Gandjel Rel. Talkshow ini menghadirkan Dian Nafi selaku pembina Komunitas IIDN Semarang dan juga Rahmi Aziza yang merupakan salah satu founder Komunitas Gandjel Rel. Dua komunitas ini merupakan wadah bagi para penulis wanita yang ada di Semarang dan sekitarnya.  Acara dihadiri oleh cukup banyak pengunjung meskipun baru dimulai pada pukul 20.00 WIB.
Talkshow yang diselenggarakan di Gedung Wanita Semarang ini membahas secara mendalam tentang kedua komunitas tersebut serta dunia kepenulisan. IIDN Semarang sendiri merupakan komunitas bagi wanita yang suka menulis atau tertarik dengan dunia kepenulisan. Komunitas ini telah berdiri sejak tahun 2011. Dian Nafi mengungkapkan bahwa meskipun komunitas ini bernama Ibu-Ibu Doyan Nulis, namun para wanita yang belum berumah tangga pun juga bisa bergabung. “Tidak harus yang bisa menulis atau sudah punya tulisan. Yang tertarik dengan buku juga bisa bergabung. Langsung saja bergabung di facebook kami, nanti sudah otomatis terdaftar sebagai anggota,” jelasnya.
Selain sering melakukan kopdar (kopi daratrutin satu minggu sekali, komunitas ini juga sering melakukan kunjungan-kunjungan ke media dan juga penerbit. IIDN Semarang pun kerap diajak bekerja sama dengan instansi untuk menyelenggarakan lomba menulis.
Di tahun 2015, Rahmi Aziza yang juga merupakan anggota IIDN Semarang mempunyai ide untuk membuat sebuah komunitas blogger wanita, kemudian lahirlah Komunitas Gandjel Rel. “Awalnya kami sering kumpul dengan komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis Semarang. Terus karena melihat banyak yang nge-blog seperti itu, terus kami kepikiran yuk kita bikin juga komunitas blogger perempuan gitu, biar ada wadahnya yang khusus perempuan.” terang Rahmi.
Kedua komunitas ini menjadi wadah bagi para wanita yang berdomisili di Semarang dan sekitarnya untuk mengenal dan mendalami dunia kepenulisan, “Menulis itu adalah seni bertutur, berdialog, yang kita tuangkan dalam bentuk tulisan. Jadi sebenarnya semua orang itu bisa menulis. Karena kita pasti sering berdialog, bertutur dan berargumentasi. Cuma memang kita perlu banyak baca, kemudian banyak latihan, dan utamanya kalau punya komunitas seperti ini kita bisa punya kompor, saling support ya. Jadi, kita share itu temen-temen bisa kasih masukan,“ jelas Dian Nafi.
Bincang-bincang pun dilanjutkan dengan membahas tentang dunia kepenulisan. “Kita memang harus punya budaya, tradisi, habbit untuk tiap hari menulis, dipaksa. Cari waktu yang kira-kira longgar gitu, misalnya dini hari. terus ada target. Pokoknya belum bangkit dari tempat duduk sebelum dapet misalnya satu halaman gitu, ya atau dua halaman. Dan kompornya atau bahan bakarnya adalah motivasi. Kalau motivasi nya cukup kuat, pasti pengen nulis sampai selesai,” jelas Dian ketika menjawab salah satu pertanyaan peserta terkait bagaimana cara menjadi penulis produktif.
“Ada satu rahasia yang pernah saya dapet, yaitu setiap orang punya satu keberuntungan pemula. Jadi, setiap orang punya satu keberuntungan, hanya berlaku satu kali, golden ticket. Nanti ketika dia dapet momennya, ketika dapet keberuntungan itu, dia mungkin naik. Nanti setelah itu baru pr-nya dia supaya mempertahankan. Jadi anggap kita itu punya sesuatu di dalem, terus sebenernya butuh dikeluarin aja. Nah, tinggal kita ngasah itu,” tambah Dian Nafi. Dian Nafi sendiri telah menerbitkan 22 buku dan 80 buku antalogi. Sedangkan Rahmi Aziza adalah penulis komik Mak Irits yang karyanya bisa kita nikmati di Webtoon

sumber: http://duniasrikandi.tumblr.com/post/153171679917/ceriwis-bersama-ibu-ibu-doyan-nulis-semarang-dan

Post Top Ad