improving writerpreneurship

Post Top Ad

Tampilkan postingan dengan label gramedia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label gramedia. Tampilkan semua postingan
April 04, 2019

Bagaimana Cara Launching Buku

by , in
Bagaimana Cara Launching Buku


Beberapa kali ada yang menanyakan bagaimana caranya untuk merilis atau launching buku. Launching buku memang merupakan salah satu cara untuk marketing/pemasaran. Banyak orang mungkin sudah paham caranya, namun menyadari bahwa masih saja ada yang bertanya perihal ini, maka tak ada salahnya kalau saya bagikan beberapa caranya di sini ya.  Tentu saja kreatifitas masing-masing penulis masih dibutuhkan demi suksesnya launching tersebut :)


Alhamdulillah, beberapa kali buku saya dirilis dengan launching di beberapa tempat, utamanya di toko buku Gramedia dan Togamas.

Saat mulai pertama-tama juga swadaya deh. Karena waktu itu buku yang dilaunching adalah  tulisan bersama kawan-kawan Hasfriends terbitan Hasfa sendiri, maka saya hubungi toko buku Togamas  untuk meminjam tempat.

MC alias pembawa acaranya colek teman sendiri. Waktu itu ada si David anak pro bono yang ternyata cukup ciamik waktu bawain acara.  Flyer-nya sudah jauh-jauh hari kita bagikan di sosmed. dan alhamdulillah sempat on-air di radio Smart FM beberapa hari sebelumnya, sehingga undangan acara launching dan bedah buku ini sekaligus sudah disebar luaskan di radio.




Gitu aja sih. Jadi kita sebenarnya butuh tempat, Person In Charge (PIC), audience, flyer untuk promo dan undangan, serta kalau memungkinkan publikasi tambahan seperti siaran di radio, dll.


kali berikutnya semuanya akan menjadi lebih mudah, karena penerbit yang menerbitkan buku kitalah yang meng-handle acara launching alias rilis buku atau novel kita :)


dian nafi @ launching 101 bisnis online paling laris terbitan Gramedia

Contohnya seperti saat  launching 101 bisnis online paling laris terbitan Gramedia. Flyer, baliho, MC, susunan acara termasuk tempat sudah  disiapkan dengan baik oleh Gramedia jakarta yang bekerja sama dengan gramedia Jogja dan Gramedia Semarang. 





dian nafi @ launching novel Ayah, lelaki Itu Mengkhianatiku terbitan Diva Press


Sama halnya saat launching novel Ayah, lelaki Itu Mengkhianatiku terbitan Diva Press. Perwakilan  dari penerbit juga turut datang ke acara untuk memantau dan kasih support.





dian nafi @ launching Bidadari Surga Pun Cemburu terbitan Tiga Serangkai










ngenalin novel Gus di kafe Semarang

Add caption


launching novel Just In Love terbitan Grasindo


launching novel lelaki kutunggu lelakumu


dian nafi @ launching Miss Backpacker Naik Haji terbitan Imania Mizan


dian nafi @ launching  novel Matahari Mata Hati terbitan Tiga Serangkai

dian nafi ngenalin Muslimah Kudu Happy @ kafe Semarang


dian nafi @  launching Mesir Suatu Waktu terbitan Grasindo





dian nafi @launching dan bedah buku Socioteenpreneur terbitan Erlangga


Launching  dan bedah buku bisa juga diselenggarakan bekerja sama dengan kampus. Seperti waktu itu saya sempat lakukan bersama Universitas Sultan Agung saat bedah buku Bengkel Jiwa.





Juga kerja sama dengan  IAIT Tribakti Kediri saat launching buku puisi Jadzab.





Launching dan bedah buku juga bisa diselenggarakan bekerja sama dengan pameran buku alias book fair di kotamu atau kota lainnya.

launching novel Segitiga di Wonosobo Book fair

Launching Story Cake  Mompreneur di Gramedia Book Fair
Atau kalau beruntung, karena belum sempat rilis resmi novel Sarvatraesa waktu itu, malah beruntung dapat momen untuk memperkenalkannya bersama vokalis band idola. Ahay:D

dian nafi @ festival bedug asyiiik bareng novel Sarvatraesa dan Rizal Armada


September 14, 2016

Writravellicious Wanna Return To The East

by , in
Writravellicious Wanna Return To The East


Kita tak bisa menampik keindahan dan keeksotisan daerah Indonesia timur. Selain banyak alamnya yang masih  asli dan mungkin beberapa bagian bahkan masih perawan, aish, juga adat istiadat, tradisi dan budayanya sungguh menyentuh rasa. Rasa yang seringkali tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Saking indah dan mempesonanya.


Aku sendiri baru dua kali ke Bali dan sekali ke Lombok. Itupun sudah lamaaaaa buanget. Jaman masih kuliah dulu saat Kuliah Kerja Lapangan alias KKL. Karena mahasiswa arsitektur harus mengenal juga arsitektur vernakular termasuk yang banyak terdapat di Bali dan Lombok.

Perjalanan ke Bali berikutnya adalah saat menghadiri Ubud Writer Reader Festival beberapa tahun lalu. Yang dilanjut jalan-jalan ke Denpasar dan sekitarnya.

Tentu saja masih banyak lokasi di Bali maupun Lombok, apalagi Indonesia Timur lainnya yang belum dikunjungi, dan pengeeeeen banget nget.


writravellicious goes to Bali

Sementara ini karena belum sempat kesampaian return to the east, jadinya baru bisa menikmatinya melalui tayangan Kompas TV.

Adalah Youk Tanzil yang sudah berusia 63 tahun tapi melakukan serangkaian perjalanan ini. Apakah beliau ayahnya Nila Tanzil, traveller yang terkenal itu?

Petualangan ayah tiga anak ini berlangsung selama 45 hari dengan menggunakan motor.
Bersama timnya, Ring of Fire Adventure, juga menjadikan petualangan ini dalam film dokumenter. Persiapan yang utama adalah semangat dan mental yang kuat. Tapi  juga mempersiapkan fisik dengan bersepeda setiap hari. Perjalanan diikuti lima sepeda motor dan satu mobil. Satu motor kamera khusus dan empat motor untuk show rider.

Menggunakan teknologi terkini dan tercanggih, Youk bersama timnya, berprinsip pantang pulang sebelum sukses dalam perjalanan. Proses pengambilan film dokumenter tentang perbedaan dalam senada ini, diharapkan bisa menjadi film terbaik untuk mengenalkan potensi wisata di wilayah Indonesia Timur.

RoFA Return to The East episode 2 - Mendarat di Sumbawa, Pulau Kenawa, Mendaki ke air terjun Agal, offroad di gn.Tambora.

Episode 3 tiba di FLORES tanah yang indah, ramah yang penuh dengan peninggalan prasejarah yang kembali menghebohkan dunia.
Dari Labuhan Bajo menuju ke Wae Rebo sebuah surga kecil di tengah lembah yang jauh dari segalanya  merasakan kedamaian dan ketenangan. Belajar kearifan lokal dan menikmati senandung yang menggetarkan.

Episode ke 4 RoFA Return to The East berangkat dari Wae Rebo melintasi jalur Pantai Utara Flores, Reo, Riung, Mbay hingga Maumere. Melintasi jalur offroad yang penuh dengan lumpur, kubangan air, batu-batuan lepas.

Dalam episode 5 team RoFA melakukan penyebrangan yg beresiko tinggi. Mengitari Gn berapi Ile Ape yg permai dan menajubkan. Melintasi jalur offroad yg penuh dengan lumpur dan kubangan air menuju ke desa Lamalera dimana masih ditemukan sistem barter, jual beli tanpa uang, tradisi perburuan ikan paus yg kontraversial.



 Wow!
Semoga Indonesia Timur dengan keragaman pesonanya semakin bisa dikenal Dunia.

Februari 27, 2016

Hanya Dengan Cinta Dan Empati, Kita Bisa Memenangkan Hati

by , in

Hanya Dengan Cinta Dan Empati,  Kita Bisa Memenangkan Hati

Adikku yang baru saja lulus spesialis penyakit dalam berkunjung ke rumah kemarin saat aku sedang mencoret-coret sambil merenung apa budaya daerah kami yang bisa dieksplor agar menjadi inspirasi bagi lebih banyak orang. Kepikiran untuk mengangkat tentang Grebeg Besar tapi sepertinya sudah seringkali kuceritakan. Bahkan cerpen yang bersetting itupun memenangkan kompetisi menulis cerpen yang diadakan sebuah penerbit waktu itu. Sebagai sebuah destinasi wisata event dan seremonial juga festival pun pernah kuangkat dan menang dalam lomba menulis untuk 101 Travel Tips And Stories di penerbit Gramedia.

Tapi adikku itu bilang yach memang Grebeg Besar itu yang paling khas dari Demak.

Suro-nan ada banyak di tempat lain. Mauludan juga. Sekaten itu lebih identik untuk Solo dan Jogja. Kliwonan juga ada di tempat-tempat lain. likuran juga tidak hanya di sini.

Yang khas hanya ada di Demak ya Grebeg Besar itu.

Oh, okey. Tapi iseng aku bertanya padanya, apa kandungan dan nilai dari Grebeg Besar yang bisa menginspirasi banyak orang. Nah, jawaban adikku inilah yang ternyata sedikit berbeda dari yang selama ini aku ketahui dan aku pahami. Bukan sebagai sebuah negasi, tapi suatu pengayaan.

Grebeg besar berlangsung selama hampir sebulan. Sekitar dua minggu sebelum hari raya idul Adha (10/dzulhijjah) dan berakhir dua minggu setelah hari raya itu.

Ada pasar malamnya yang juga buka di pagi, siang dan sore hari sepanjang masa grebeg/festival itu. Dan puncaknya pada malam 10 dzulhijjah ada kirab tumpeng sembilan dari Pendopo Kabupaten Demak. Dilanjut kirab prajurit patang puluhan setelah sholat idul Adha, dari masjid Agung Demak menuju kompleks makam Sunan Kalijogo di Kadilangu.

Aku selalu menerjemahkan kirab tumpeng itu sebagai sedekah. Dan  jamas alias penyucian jimat pusaka kalimasada itu sebagai simbol keharusan pembersihan hati nurani kita. Serta pasar malam di grebeg besar sebagai upaya menarik hati masyarakat agar mendekat. Konon katanya dulu sebelum masuk ke arena Grebeg Besar, orang-orang diminta membaca kalimasada alias kalimah syahadat.

Adikku rupanya memiliki pandangan lain yang lebih dalam. Kirab prajurit patang puluhan yang mengenakan seragam kostum prajurit Majapahit dengan bendera dan tameng yang menggunakan lambang Suryo Wilwatikta, suryo Majapahit, merupakan simbol bahwa kerajaan Demak tidak meninggalkan begitu sejarah sebagai bagian dari keturunan Majapahit.

Ayah Raden Patah (penguasa pertama kerajaan Demak) adalah putra dari Raden Brawijaya V (raja Majapahit)

Di tengah perang persaudaraan dan serangan dari daerah-daerah bawahannya serta banyak pengkhianatan lainnya, Majapahit pun oleng dan ambruk. Saat itulah Demak lahir dan tampil. Bukan untuk semakin menjatuhkan Majapahit karena bagaimanapun ia adalah kerajaan milik sesepuhnya, tapi memberi warna baru. Sehingga kecenderungan yang waktu itu Jawa Hindu kemudian menjadi Jawa Islam.

Berbagai tradisi, budaya, upacara, seremoni yang sudah mendarah daging saat itu tidak serta merta dihilangkan. Tapi Sunan Kalijogo dan Wali Songo mengemas dakwahnya sedemikian rupa sehingga masyarakat tak sadar kalau telah disisipi dan pelan-pelan diajak masuk, bergeser dari kepercayaan dan menyembah benda-benda menjadi menyerahkan diri pada Yang Maha Esa dan Kuasa.

Inkulturasi, inklufisme, pendekatan dengan kasih sayang, empati dan penuh cinta. Tak ada keterpaksaan dan arogansi.

Peralihan dengan cara-cara empatik dan bijaksana yang dulu ditempuh Sunan Kalijaga dan wali songo inilah yang tampaknya saat ini jarang digunakan lagi.

Mungkin Grebeg Besar berikut rangkaian acara serta hikmah yang terkandung di dalamnya perlu lebih diblow up dan disebarluaskan lagi agar kita semua bisa mengambil pelajaran darinya.

Bahwa hanya dengan cinta dan empati, kita bisa memenangkan hati.

(Foto-foto dari berbagai sumber)

Februari 24, 2016

Socioteenpreneur Di Gramedia Pandanaran Semarang

by , in

Socioteenpreneur Di Gramedia Pandanaran Semarang

Februari 03, 2016

Membaca Adalah Investasi

by , in
Membaca Adalah Investasi


Dari kecil dulu memang kami sekeluarga hobi banget membaca. Tapi bahan bacaan itu kebanyakan tidak dengan membayar. Bisa dengan pinjam tetangga, teman atau kakak kelas, dari perpustakaan sampai dapat  gratisan lainnya.

Pada tahap berikutnya, adik-adikku justru lebih banyak membeli buku bacaan cerita dibanding aku. Karena aku lebih memilih beli buku leadership, kewirausahaan, relationship dan buku-buku arsitektur. 

Baru tersentak dan tergerak untuk tidak eman-eman lagi belanja banyak buku ketika pada suatu waktu aku diundang menjadi salah satu nara sumber dalam seminar dan pelatihan kepenulisan di IAIN alias  UIN Semarang. Nara sumber satunya lagi adalah penulis senior yang buku-bukunya juga sudah diterbitkan di Malaysia.

Dia bilang waktu itu, utamanya untuk menyemangati para peserta seminar dan pelatihan, kalau membeli banyak buku tidak ada ruginya, Karena buku-buku itu adalah investasi. Ibaratnya meskipun  kita mengeluarkan banyak uang, tetapi nantinya  penghasilan yang kita peroleh dari royalti buku yang kita tulis berdasarkan referensi banyak buku yang kita beli itu toh akan kembali kepada kita.

Dus, setelah itu aku tidak ragu-ragu lagi membelanjakan uang untuk membeli buku, Apalagi yang berkualitas, dan juga saat ada book fair  yang menjual buku-buku dengan diskon lumayan besar.


Mata juga rajin cari-cari info kapan akan ada  sale dan book fair. Baik di toko buku Gramedia dan Togamas terdekat, ataupun toko buku online. Yups, kalau semisal  tidak dapat buku-buku yang memang diburu, setidaknya  bisa ikutan nebeng baca beberapa buku dan juga bikin liputan event-nya atau review beberapa produknya. Jiaah, namanya juga blogger :D




Tahun 2016 ini  juga meski tidak selonggar dulu dalam membelanjakan uang untuk buku, karena masih banyak buku yang belum sempat dibaca, tapi mata juga sudah dapat tuh beberapa event book  fair yang akan digelar :D





Januari 06, 2016

#ngemilbaca bekisar merah

by , in
#ngemilbaca bekisar merah


Berhubung daku sudah menasbihkan diri sebagai penggemar pak ahmad tohari, maka supaya afdhol aku akhirnya mengadopsi buku bekisarmerah ini setelah sekilas melihatnya di Pameran.


Sayangnya di awal sampai agak tengah aku sempat kecewa. Ih si bapak nih, kok nulis cerita esek esek, karena ternyata kisahnya sebagaimana novel jaman dulu kala tentang perempuan yang jatuh dalam pelacuran dan perdagangan perempuan karena diselingkuhi suami. Huhu sempat ilfil.

Tapi ternyata cerita romance berbau esek esek ini cuma sebagai bungkusnya aja, sebab pak ahmad tohari sesungguhnya ingin menyampaikan realita dan kritik akan kebusukan mafia politik di negeri kita ini. Sebagaimana dulu beliau menyindir masalah gestapu tetapi meminjam kisah cinta srintil dan rasus di ronggeng dukuh paruk, di bekisar merah pun beliau melakukannya lagi.

Sebab mengkritisi langsung bisa berbahaya dan juga mungkin tak banyak peminat. Kisah cinta yang menjurus jurus bisa menjadi penyeimbang, penylimur dan sekaligus magnet.



sinopsis:
Bekisar adalah unggas elok, hasil kawin silang antara ayam hutan dan ayam biasa yang sering menjadi hiasan rumah orang-orang kaya. Dan, adalah Lasi, anak desa yang berayah bekas serdadu Jepang yang memiliki kecantikan khas—kulit putih, mata eksotis—membawa dirinya menjadi bekisar di kehidupan megah seorang lelaki kaya di Jakarta, melalui bisnis berahi kalangan atas yang tak disadarinya.

Lasi mencoba menikmati kemewahan itu, dan rela membayarnya dengan kesetiaan penuh pada Pak Han, suami tua yang sudah lemah. Namun Lasi gagap ketika nilai perkawinannya dengan Pak Han hanya sebuah keisengan, main-main.

Hanya main-main, longgar, dan bagi Lasi sangat ganjil. Karena tanpa persetujuannya, Pak Han menceraikannya dan menyerahkannya kepada Bambung, seorang belantik kekuasaan di negeri ini, yang memang sudah menyukai Lasi sejak pertama melihat wanita itu bersama Handarbeni. Lasi kembali hidup di tengah kemewahan yang datang serba mudah, namun sama sekali tak dipahaminya. Apalagi kemudian ia terseret kehidupan sang belantik kekuasaan dalam berurusan dengan penguasa-penguasa negeri.

Di tengah kebingungannya itulah Lasi bertemu lagi dengan cinta lamanya di desa, Kanjat, yang kini sudah berprofesi dosen. Mereka kabur bersama, bahkan Lasi lalu menikah siri dengannya. Namun kaki-tangan Bambung berhasil menemukan mereka dan menyeret Lasi kembali ke Jakarta. Berhasilkah Kanjat membela cintanya, dan kembali merebut Lasi yang sedang mengandung buah kasih mereka?
Desember 01, 2015

Yuk Serbu Pameran Buku Di Gedung Wanita Semarang

by , in
Yuk Serbu Pameran Buku Di  Gedung Wanita Semarang



Yuk serbu pameran buku di gedung wanita semarang 27 November - 3 Desember ini. 


Kalau teman2 beruntung, mungkin dapat buku2ku 

#GueTakutAllah#AyahLelakiItuMengkhianatiku di stand Diva press, 



atau#missbackpackernaikhaji#berjalanmenembusbatas#ceritacintakota di mizan /Bentang,



#JustInLove #MesirSuatuWaktu terbitan Grasindo
 #socioteenpreneur terbitan Erlangga,
#muslimahkuduhappy javalitera solusi, 
#Gus terbitan kaki langit kencana, prenada,


Dapatkan pula #generasicopypaste#bengkeljiwa gus awy, 

#mantraasmara

#sarvatraesa 

#segitiga

#lelakikutunggulelakumu 

#petitah

#dearlove 

semua terbitan hasfa di stand citra media 😍

Selamat bersenang - senang dan selamat membaca ya :) #pameran #buku#book #fair #Semarang

November 05, 2015

Keajaiban Rejeki

by , in

Keajaiban Rejeki




Kadang kala kebutuhan hidup memang tak dapat diukur. Banyak impian dan harapan yang ingin kita wujudkan, misalnya memiliki rumah dan kamera impian, menunaikan ibadah haji, melanjutkan kuliah di negeri impian, atau bahkan untuk sekadar memenuhi kebutuhan makan keluarga. Itu semua memerlukan biaya yang kadang tak terjangkau, bahkan meskipun sudah menyisihkan pendapatan setiap bulan selamabertahun-tahun.

Namun, kita tidak boleh berpangku tangan hanya menunggu keajaiban rezeki datang. Perlu perjuangan, kerja keras, serta ikhtiar tiada akhir untuk mengetuk pintu rezeki Allah Swt., mulai dari rezeki sederhana yang dapat dinalar manusia hingga rezeki nomplok tak terduga yang semata-mata karena keajaiban Allah.

Ada 37 kisah dalam buku ini yang akan menyalakan semangat kita untuk tetap percaya dengan ketetapan rezeki yang harus segera kita jemput. Kita tak pernah tahu kapan rezeki akan datang, tapi yang pasti kita harus siap menjemput ketika Keajaiban Rezeki menghampiri.


“Rezeki orang-orang yang imannya kuat akan datang dari arah yang tak terduga-duga. Jadi, bila masih bisa menebak rezeki yang datang kepada kita secara akurat, itu berarti kita perlu segera meng-upgrade keimanan kita.” - Profesor Didin Hafidhuddin

"Kisah-kisah ini adalah adonan cerita yang banyak khasiat. Bisa menggerakkan di kala lemah, membangkitkan di kala jatuh, menyadarkan di kala lupa, dan meyakinkan di kala ragu bahwa rezeki akan datang dengan usaha dan doa. Dengan terus berusaha dan berdoa, lalu dipuncaki dengan tawakal, Insya Allah jalan akan terbentang menuju impian." - Ahmad Fuadi; Penulis novel bestseller Negeri 5 Menara

Judul : Storycake Keajaiban Rejeki
Ukuran : 13.5 x 20 cm
Tebal : 250 halaman
Harga : Rp. 55.000,-
Cover : Softcover
ISBN : 978-979-22-9955-7
Penulis: Dian Nafi dkk
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Post Top Ad