improving writerpreneurship

Post Top Ad

Tampilkan postingan dengan label baca. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label baca. Tampilkan semua postingan
April 10, 2020

Minder Setelah Baca Buku Bagus?

by , in
Minder Setelah Baca Buku Bagus?


Kenapa abis baca naskah referensi yg bagus bukan semangat malah minder?
Jawabannya sederhananya: Cara membacanya keliru. Penulis perlu membaca naskah lain sebagai Penulis juga, BUKAN sbg pembaca murni.

Apa sih yg membedakan antara Penulis membaca dengan Pembaca membaca? Dasar perbedaannya adalah MOTIF ketika mendekati bacaan. Motif Penulis ketika membaca BUKAN cuma untuk menikmati bacaan, melainkan BELAJAR. Otak HARUS dalam setting belajar ketika akan mendekati naskah lain.

Ini sama seperti alasan seorang Chef makan di sebuah restoran. BUKAN utk sekadar menikmati makanan, melainkan mendapat jawaban dari 2 pertanyaan ini: 1. Kalau enak: Apa yg membuatnya enak? 2. Kalau tidak enak: Apa yg membuatnya tidak enak? Berbeda dr penikmat makanan.

Apakah sy pernah jadi minder setelah baca buku? PERNAH. Laksmi Pamoentjak - Amba. Saya baca di awal2 sy belajar nulis, baru nulis cerpen2 sambil mencoba menulis novel (yg semuanya gagal, walau selesai). Saya: Bagaimana bisa kalimat2 dlm novel ini begini? Tulisan sy jelek

Untungnya, sy reflektif, sy sensitif sama perubahan mood/emosi saya sendiri. Jadi: pertanyaan pertama yg muncul: Kenapa saya harus merasa terserang gara2 Amba? Laksmi Pamoentjak tidak mungkin menulis ini dg kesengajaan bikin pbacanya minder. Jawabannya karena karena (waktu itu) saya merasa tidak mampu bikin kalimat2 sebagus cara Laksmi Pamoentjak menyusunnya.
Dari situ, sy jadi ngeh: Kalimat2 ini bagus karena cara semua kata2 ini DISUSUN! Bagaimana cara Laksmi Pamoentjak menyusun kata2 ini sehingga kalimat panjang ttp nyaman?

Singkat cerita, saya menemukan satu hal penting: Kalimat2 dalam Amba menjadi seperti itu karena Laksmi punya kemampuan minimal atas 3 hal: Beliau ahli dalam menggunakan tanda koma, titik, dan kata sambung! Is it that simple? Yess! (Almost) That simple.

Tingkat bagus atau jeleknya sebuah bacaan TIDAK berkorelasi secara langsung dg ilmu yg bisa kita pelajari dr situ. Kita bisa belajar dr naskah bagus, tapi juga bisa belajar dr naskah jelek. Syaratnya: Objektivitas dan tidak berhenti sampai pada penghakiman ttg bagus/jelek.

Apa yg penting diperhatikan saat membaca untuk belajar? POLA. Belajar pada dasarnya adalah proses kesadaran, pemahaman, dan PENIRUAN POLA. Ini yg seharusnya terjadi saat seorang Penulis membaca. Syaratnya: Mampu membaca secara netral kritis.

Kritis TIDAK SAMA dg cari2 kesalahan. Kritis adlh menganalisis, menyimpulkan, dan mengapreasisi karya. Tunda penghakiman sampai kita mendapat pola-pola. Dg cara ini kita bisa menyaring pola mana yang kelak akan produktif dlm proses belajar, atau sebaliknya cukup kita tahu saja.

Trade-off-nya? Ada yg cenderung hilang ketika seorang jadi penulis, yaitu kenikmatan membaca. Tapi, kita dpt kenikmatan belajar menulis. Saya rasa ini impas. Toh, kita ttp bisa membaca utk menikmati saja. Caranya: Setting sikap saat akan membaca. Mau belajar atau menikmati?

ini jg alasan saya akan membaca karya lain dari penulis yg sama JIKA menemukan karyanya menarik. BUKAN karena jadi nge-fans (sy tidak pernah ngefans sm nyaris siapa pun), melainkan (lagi2) utk melihat POLA antar tulisan. Dari sana saya bisa belajar ttg gaya penulisan.

Saya bisa mempelajari tentang apa yang diyakini oleh seorang penulis dan melihat gmn keyakinannya menjadi garis merah dari karya2nya. Sy juga jd bisa mempelajari bagaimana penulis itu belajar & berkembang seiring waktu. Apa yg dipelajari seorang pnulis bisa terlihat dr sini.

FANDOM IS TOXIN FOR A WRITER. Kagumi kemampuan kepengrajinannya, tapi jangan ngefans sama siapa pun. Kita mempelajari mereka ya untuk belajar, bukan utk ngefans. Knp? Dalam Fandom ada relasi kuasa, dan pasti kita yg terkuasai. Ini buruk utk proses menemukan gaya tulisan kita.



Aturan dibuat untuk dilanggar
taken from wisnucuit
Agustus 20, 2017

Ngemil Baca Novel Pulang by Tere Liye

by , in
Ngemil Baca Novel Pulang by Tere Liye




Ada yg sudah baca novel pulang-nya Tere Liye?

Salah satu quote yg paling berkesan dr novel pulang-nya tere liye adl 'mrk yg kesetiaannya pd prinsip, bukan orang atau kelompok, akan diikuti oleh kesetiaan2 yg lainnya'


membandingkan gaya tulisan novel tere liye jaman nulis 'daun yg jatuh' ama 'pulang' mmg jauh bgt.Klo ada yg curiga di-ghost writer-i ya......ngga maido sih. Kepikiran siapa mmgnya yg jd ghost writer nya? Btw konon sdh diklarifikasi oleh tere liye sendiri ia tdk py ghost writer

Usaha tere liye menyajikan adegan2 action di novel pulang kyknya msh kalah set dg penceritaan gaya eka kurniawan di novel 'spt dendam dst'
Yg menarik dr novel2 tere liye blkgn ini adl byk mengungkap konspirasi di negeri ini. Novel Pulang membukakan mata ttg adanya shadow economy

Sdh kebayang dr judulnya sih kalau si babi hutan ini akan pulang/taubat. So kejutannya saat agam terdampar di halaman rumah tuan Ahmad ya..mmg bagian yg ditunggu2. Hehe gmn sih kalau kejutan itu jd bagian yg ditunggu2? Jadinya ya antara terkejut dan tdk terkejut. But seneng la

Suasana camp nya keluarga Tong bikin penasaran, manakah lokasi yg sesungguhnya di Jakarta. Sebagiannya mengingatknku pd novel erni alajai
Erni pernah menceritakan kekejaman para jagal ini waktu mrk bikin kerusuhan di Ambon & sekitarnya. Kurasa gerombolan yg diceritakan erni....dan tere liye, juga yg diceritakan zaky yamani ttg mafia narkoba, geng penjahat di negeri ini kemungkinan sama oknumnya. Who are they?
 
Jd ingat sarvatraesa sempat cerita ttg gerombolan ini juga. Mafia ini nyata. Mrk mengobrak abrik negeri ini. &novelis dg berani memberii....sedikit bocoran ttg mrk. Sepertinya kalau penjahat ini bisa dibersihkan atau mrk taubat, aamiin, negeri ini mgkn akan lbh baik. Aamiin


Most of all, novel Pulang-nya Tere Liye ini menarik, menghibur, menambah wawasan, menggugah penasaran, menajamkan jiwa kritis dalam diri kita, and... I am enlightened.

Good job, Tere Liye!




Februari 03, 2016

Membaca Adalah Investasi

by , in
Membaca Adalah Investasi


Dari kecil dulu memang kami sekeluarga hobi banget membaca. Tapi bahan bacaan itu kebanyakan tidak dengan membayar. Bisa dengan pinjam tetangga, teman atau kakak kelas, dari perpustakaan sampai dapat  gratisan lainnya.

Pada tahap berikutnya, adik-adikku justru lebih banyak membeli buku bacaan cerita dibanding aku. Karena aku lebih memilih beli buku leadership, kewirausahaan, relationship dan buku-buku arsitektur. 

Baru tersentak dan tergerak untuk tidak eman-eman lagi belanja banyak buku ketika pada suatu waktu aku diundang menjadi salah satu nara sumber dalam seminar dan pelatihan kepenulisan di IAIN alias  UIN Semarang. Nara sumber satunya lagi adalah penulis senior yang buku-bukunya juga sudah diterbitkan di Malaysia.

Dia bilang waktu itu, utamanya untuk menyemangati para peserta seminar dan pelatihan, kalau membeli banyak buku tidak ada ruginya, Karena buku-buku itu adalah investasi. Ibaratnya meskipun  kita mengeluarkan banyak uang, tetapi nantinya  penghasilan yang kita peroleh dari royalti buku yang kita tulis berdasarkan referensi banyak buku yang kita beli itu toh akan kembali kepada kita.

Dus, setelah itu aku tidak ragu-ragu lagi membelanjakan uang untuk membeli buku, Apalagi yang berkualitas, dan juga saat ada book fair  yang menjual buku-buku dengan diskon lumayan besar.


Mata juga rajin cari-cari info kapan akan ada  sale dan book fair. Baik di toko buku Gramedia dan Togamas terdekat, ataupun toko buku online. Yups, kalau semisal  tidak dapat buku-buku yang memang diburu, setidaknya  bisa ikutan nebeng baca beberapa buku dan juga bikin liputan event-nya atau review beberapa produknya. Jiaah, namanya juga blogger :D




Tahun 2016 ini  juga meski tidak selonggar dulu dalam membelanjakan uang untuk buku, karena masih banyak buku yang belum sempat dibaca, tapi mata juga sudah dapat tuh beberapa event book  fair yang akan digelar :D





Januari 26, 2016

Efek Lain Dari Membaca

by , in
Efek Lain Dari Membaca



haha...sering terjadi tapi lupa kita catat, begitulah life lesson. pagi ini dapat lagi nih, supaya membekas pelajarannya, baiklah mari kita tulis.

kadang yang tadinya kita sebenarnya punya kemampuan alamiah terkait sesuatu hal, setelah membaca buku 'how to' yang berhubungan dengannya,malah kita jadi melambat/mundur

padahal tadinya sudah terbiasa mempraktikkan lho, tapi lalu membaca teori itu kadang hasilnya langkah kita sesudahnya justru ada 'mikir/keinget teorinya'dulu jadi nggak gesit lagi seperti biasanya.

kalau buku 'how to' tentang sesuatu yang memang belum kita kuasai barulah efeknya menggerakkan,shifting,transform diri kita ke arah lebih baik


atau mungkin melambatnya tadi sebab'merasa sudah bisa' sehingga bacaan cuma menebalkan 'rasa bisa'nya dan bukannya mempertebal tekad untuk praktik lebih canggih lagi.

atau memang semestinya kebisaan/kemampuan alamiah kita itu dibagikan saja supaya lebih banyak orang yang mendapatkan manfaatnya, bukannya mengeruk tips yang serupa tapi tidak untuk dibagikan lagi. Ya kan?



So, gimana nih maksudnya? 
Hmm....mungkin kalau beli buku how to yang niatnya memang sebagai tambahan referensi untuk  proyek kita menulis buku how to sesuai dengan kemampuan kita, ya semestinya referensi itu menjadikan kita semakin lebih baik dan bukannya justru melorot dan kendor. 


Oh, trus gimana caranya supaya tambah mahir praktik dan bukannya mundur karena jadi kepikiran teorinya? 

Nah, itulah! Mungkin harus bikin buku 'how to' membaca buku 'how to' 
Ahaha :D

November 19, 2015

Literary, literacy, literally

by , in

Literacy, literally, literary

Kita sering mendengar atau membaca ketiga istilah ini.  Namun mungkin tidak semua orang tahu dan paham makna dan perbedaannya.

Begini menurut salah seorang mentor mrnulisku.

Literary itu sastra inggil.

Literacy itu melek huruf.

Literally itu secara harfiah.

Sedangkan kalau penjelasannya versi temanku yang baru saja jadi runner up award international writing competition,  sebagai berikut.

The Great Gatsby is one of the highlights of American LITERARY fiction.

We wish to increase the LITERACY amongst the villagers.

I told you, he's LITERALLY a carbon copy of Mickey Mouse.

Gitchu. Semoga membantu ya :)




November 17, 2015

Pengalaman Menarikmu Bersama Solopos

by , in
Pengalaman Menarikmu Bersama Solopos


DEADLINE 19 November 2015

Pernah baca koran Solo Pos kah? Nih, Solo Pos mengajak kita semua untuk menulis tulisan tentang Solo Pos. Kita hanya disuruh cerita, “Pengalaman Menarikmu Bersama Solopos“

TEMA LOMBA
“Pengalaman Menarikmu Bersama Solopos“

KATEGORI LOMBA
Semua boleh ikutan, tua muda, anak-anak sampai orang dewasa

HADIAH
8 Pemenang masing-masing akan dapat uang Rp500 Ribu

SYARATNYA
1. WNI, siapapun boleh ikutan
2. Tidak plagiat ya, asli tulisan sendiri
3. No SARA, No porno4
4. Lomba ini GRATISAN
5. Hati-hati penipuan lomba
6. Passang banner di tulisan kita, download banner DIMARI
7. Jangan lupa tulisan kita ada tag: Soloensis
8. Share juga ke sosial media dengan hastag #Soloensis
9. Nulisnya dimana? Nulisnya di blog Soloensis. So, kamu harus daftar dulu ya. DAFTAR

Info lengkap, wajib baca DISINI

Post Top Ad