improving writerpreneurship

Post Top Ad

Tampilkan postingan dengan label sahabat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sahabat. Tampilkan semua postingan
September 25, 2017

Sahabat Terbaik Saat Mengejar Deadline

by , in
Sahabat Terbaik Saat Mengejar Deadline

IMG20170917161621



Bekerja sebagai ibu, menulis, mengajar, menghadiri undangan sharing kepenulisan maupun writerpreneurship, tentu saja membutuhkan ketrampilan mengelola waktu, energi dan juga emosi.

Dan energi bukan saja kita dapatkan suntikan charge-nya kembali setelah istirahat ataupun tidur, tetapi juga lewat Makanan dan minuman yang menemani kita. Baik dalam bentuk makanan utama saat minimal tiga kali sehari, pagi siang sore, tetapi juga makanan selingan di sela-selanya.

Adalah kopi yang seringkali menjadi sahabat utamaku. Kopi sachet belakangan menjadi pilihan cepat dan praktis sekaligus juga ringan di kantong. Dari semua merk, ragam rasa dan gaya inovasinya sudah pernah kucoba. Kayaknya sih. Hehe. Jadi tiap kali ada jenis baru ataupun merk anyar, jiwa petualangku selalu memanggil-manggil. Ayo beli ayo beli. Ayo coba ayo coba. Hahaha..


Ada satu yang jadi favoritku sejak lama. Mungkin karena kopi sachet itu yang pertama kali kukenal sehingga menjadi terasa akrab di lidah, atau memang itu yang paling enak dengan harga terjangkau. Tetapi kayaknya sih kopi sachet yang itu terbukti enaknya, karena beberapa kali aku menemukan semacam testimoni atau pengakuan para pecinta kopi di time line twitter. Bukan buzzer atau dalam rangka promo lho temuan postingan atau cuitan itu, tetapi memang kayak curhat colongan orang-orang. Kadang ada dalam satu thread obrolan banyak akun yang menegaskan bahwa kopi sachet yang itu memang ciamik rasanya.

Karena merasa cocok dengan rasa dan harganya inilah, seringkali aku membelinya sekaligus dalam jumlah banyak. Selain supaya nggak rempong karena harus bolak balik ke warung atau toko atau swalayan untuk membelinya, juga karena kalau membeli dalam jumlah banyak kan harganya berbeda. Ada selisihnya meskipun sedikit. Tapi kalau terus-terusan kan ya cukup signifikan. Hahaha. Dasar emak-emak nih!
Ada sih satu lagi kopi sachet yang disertai satu bungkus kecil berisi semacam granule gitu. Dan itu sebenarnya rasanya lebih mantap, lebih eksotis. Sayangnya harganya lebih mahal. Lha kalau diakumulasi banyak sachet, kan jadi banyak jumlahnya ya. So, aku kadang beli juga dalam satu renteng sachet sekaligus. Tetapi pemakaiannya selang seling dengan kopi sachet favoritku yang biasanya. Jadi kopi sachet favorit empat atau lima kali, baru diselingi kopi sachet eksotis itu.

Nah, seringnya kalau ngopi aja alias ngopi thok itu berasa ada yang kuraaang gitu. Iya nggak sih? Kayak kurang lengkap gitu deh. Apalagi kan kopi secangkir bisa cepat habis kalau tidak dibarengi sambil makan cemilan.

Cemilannya bisa apa saja sih. Kadang roti kering ataupun roti basah. Selain bikin kalori dan energi bertambah, sekaligus juga bisa menjadi ganjel mata supaya tidak mengantuk. Sehingga misi lembur pun berlangsung sukses.

Selain aneka macam roti sebagai cemilan, kripik adalah pilihan yang juga asyik. Dari keripik yang rasa gurih, asin, manis sampai pedas bahkan yang campur aduk rasanya, semuanya aku suka. Tapi kalau keripik dan makanan semacam itu, aku tidak begitu penasaran untuk mencoba semua merk dan varian jenis juga rasanya. Ya, seadanya saja atau sekenanya pas dapat.

Apalagi kalau pas dapat kiriman paket cemilan yang tidak harus membayar alias gratis. Bisa karena dapat oleh-oleh dari saudara. Atau buah tangan tetangga. Dan seringnya kiriman dari pabrik atau umkm maupun pihak lain yang bekerja sama dalam promosi produknya. Hehe. Tapi kalau pas nggak ada kiriman dari siapapun, ya beli laaaah makanan dan minuman itu... :D
September 14, 2016

Sahabat Yang Bekerja Diam-Diam Tapi Nyata

by , in


Sahabat Yang Bekerja Diam-Diam Tapi Nyata
(Aku dan FLP)
By Dian Nafi

Perkenalanku dengan FLP terus terang termasuk lambat. Padahal dulu jaman kuliah di kampus Undip Tembalang, mbak Afifah Afra yang notabene perintis FLP Semarang dan Jawa Tengah adalah temanku aktifis Rohis. Mungkin karena waktu itu aku fokusnya kuliah arsitektur dan bacaannya seputaran arsitektur jadi tidak begitu ngeh ada komunitas literasi ini.
Baru setelah tahun 2009 saat akhirnya terjun ke hutan belantara kepenulisan inilah, persentuhanku dengan FLP dimulai. Meski terlambat, namun silaturahimnya lumayan banyak dan umumnya sangat mengesankan.


DIMINTA FLP JADI NARSUM BEDAH NOVEL

Antara lain aku diminta menjadi nara sumber untuk acara bedah buku yang diselenggarakan penerbit Erlangga  bekerja sama dengan FLP di toko buku Gramedia Pandanaran waktu itu. Sebuah novel yang bercerita tentang kisah kasih di Haromain alias Makkah Madinah. Dan aku sangat antusias karena kebetulan juga bersamaan waktunya dengan rilisnya novelku Miss Backpacker Naik Haji. 


MENERBITKAN BUKU MEMBER FLP MAKKAH


Gus Awy menulis buku motivasi dan keislaman berjudul Bengkel Jiwa dan kemudian juga buku Generasi Copy Paste. Merupakan sebuah kebanggaan dan kehormatan bisa meluncurkan dua buku berharga ini. 


Teman-teman yang mau memilikinya juga bisa pesan via sms/wa ke nomor 085701591957. Tulis nama/alamat/jumlah/judul buku yang dipesan ya. 



Alhamdulillah akhirnya aku juga berkesempatan silaturahim tatap muka langsung dengan Kyai muda ini. Beliau berkunjung ke rumah Demak saat akhirnya tiba di tanah air. Dan aku gantian berkunjung ke Lamongan saat pernikahan beliau. 


BERSUA BU PIPIET SENJA, PENULIS SENIOR FLP



 Terus terang semangat beliau untuk menulis meski tubuhnya sudah sering sakit-sakitan dan usianya yang tak lagi muda, membuat saya terpacu untuk teruse bersemangat menulis juga. 



BERTEMU FOUNDER FLP



Siapa sangka akhirnya aku bisa jumpa langsung dengan founder FLP, mbak  HELVY TIANA ROSA. Saat itu aku menghadiri  undangan ke Taman Ismail Marzuki (TIM) karena sempat mengirim novel untuk sayembara Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tahun tersebut.
Meski sangat singkat karena mbak Helvy keburu pergi usai menyelesaikan tugasnya sebagai juri, tapi kami sempat berfoto dan bisa kurasakan hangat pelukan beliau. Subhanallah. 



DAPAT ENDORSMENT KETUA FLP
Salah satu novelku yang berjudul LELAKI KUTUNGGU LELAKUMU,  alhamdulillah mendapatkan endorsment dari mbak Sinta Yudisia yang notabene jadi ketua FLP juga. Seneng banget rasanya Tengkyu, mbak.
Novel LKL juga masih ada stock-nya ini, bisa langsung teman-teman pesan via 08570159157 ya. Mumpung belum kehabisan J

JUMPA MBAK AFIFAH AFRA, DEDENGKOT FLP
Akhirnya setelah belasan tahun sejak kami sama-sama lulus dari kawah gladi dan sekaligus bergiat di Rohis Undip, Allah mempertemukan kami kembali. Apalagi selama tahun-tahun tersebut kami bertemu lagi di dunia kepenulisan, tapi hanya bisa bertegur sapa via dunia maya aka digital. Sehingga kesempatan ke Solo waktu itu karena menang lomba dan berkesempatan ikut workshopnya mbak Dewi Lestari, sekalian saja malam sebelum hari H kusempatkan berkunjung ke rumah mbak Afra. Dan kami menikmati malam di Solo yang tak pernah tidur.

SHARING DI FLP BATAM


Kemudian yang terbaru dan ter-gress adalah persinggunganku dengan teman-teman FLP Batam. Subhanallah merupakan kebahagiaan tersendiri karena berkesempatan silaturahim dan sharing kepenulisan tentang Chicken Soup Stories di Masjid Raya Batam.

BERKUNJUNG KE BASE CAMP FLP PUSAT
Teman-teman FLP yang umumnya sangat relijius, ramah dan hangat, menggerakkan langkah kakiku untuk berkunjung ke base campnya di Jakarta beberapa bulan lalu. Kebetulan sekali aku sedang dalam perjalanan sharing kepenulisan di Jakarta Bandung Ramadhan itu dari Selasa sampai Jumat itu. Sebenarnya di base camp FLP juga ada acara workshop kepenulisan di hari Sabtunya, tetapi aku sudah harus balik ke kota kecilku karena jadual terima raport-nya anak-anakku. Semoga lain waktu ada masa lebih panjang untuk berinteraksi ya. Aamiin.

FLP bagiku adalah sahabat yang tak pernah lelah bergiat. Terus bekerja meski diam-diam. Bersama mereka ada rasa nyaman dan hangat, juga percaya. Mungkin itu yang disebut cinta. Cinta tanpa syarat.





Januari 11, 2016

SIAPA LEBIH SETIA

by , in
SIAPA LEBIH SETIA

aku hanya berpindah alam
aku masih menemaninya
dan kedua anak kami

dia merelakan aku
menemui kekasih terbaikku
dia menitikkan air mata
kesedihan yang manusiawi

tapi dia bahagia
karena syahidku
membuatnya bangga
bahwa aku, malaikatnya, husnul khotimah
dan menuju sorga

aku tahu
dia merindukan aku
tapi dia menyimpannya erat
dalam kelakar-kelakarnya
mengenai pendamping baru
dan ayah baru untuk anak-anak kami

aku merasakan
sesungguhnya dia gamang
jika dia berada dalam keinginan
untuk berjalan bersama dengan sahabat yang lain
tapi ternyata kemudian tidak ada pahlawan yang datang
apakah dia masih kan bersamaku
sementara dia tahu
bidadari-bidadari dengan setia tlah menemaniku

sayangku
aku masih menunggumu
ada dan tidak ada sahabat baru bagimu pun
aku tetap menyayangimu
kamu bagian dariku

aku bahagia jika kau bahagia


Post Top Ad