Sahabat Terbaik Saat Mengejar Deadline
Bekerja sebagai ibu, menulis, mengajar, menghadiri undangan sharing kepenulisan maupun writerpreneurship, tentu saja membutuhkan ketrampilan mengelola waktu, energi dan juga emosi.
Dan energi bukan saja kita dapatkan suntikan charge-nya kembali setelah istirahat ataupun tidur, tetapi juga lewat Makanan dan minuman yang menemani kita. Baik dalam bentuk makanan utama saat minimal tiga kali sehari, pagi siang sore, tetapi juga makanan selingan di sela-selanya.
Adalah kopi yang seringkali menjadi sahabat utamaku. Kopi sachet belakangan menjadi pilihan cepat dan praktis sekaligus juga ringan di kantong. Dari semua merk, ragam rasa dan gaya inovasinya sudah pernah kucoba. Kayaknya sih. Hehe. Jadi tiap kali ada jenis baru ataupun merk anyar, jiwa petualangku selalu memanggil-manggil. Ayo beli ayo beli. Ayo coba ayo coba. Hahaha..
Ada satu yang jadi favoritku sejak lama. Mungkin karena kopi sachet itu yang pertama kali kukenal sehingga menjadi terasa akrab di lidah, atau memang itu yang paling enak dengan harga terjangkau. Tetapi kayaknya sih kopi sachet yang itu terbukti enaknya, karena beberapa kali aku menemukan semacam testimoni atau pengakuan para pecinta kopi di time line twitter. Bukan buzzer atau dalam rangka promo lho temuan postingan atau cuitan itu, tetapi memang kayak curhat colongan orang-orang. Kadang ada dalam satu thread obrolan banyak akun yang menegaskan bahwa kopi sachet yang itu memang ciamik rasanya.
Karena merasa cocok dengan rasa dan harganya inilah, seringkali aku membelinya sekaligus dalam jumlah banyak. Selain supaya nggak rempong karena harus bolak balik ke warung atau toko atau swalayan untuk membelinya, juga karena kalau membeli dalam jumlah banyak kan harganya berbeda. Ada selisihnya meskipun sedikit. Tapi kalau terus-terusan kan ya cukup signifikan. Hahaha. Dasar emak-emak nih!
Ada sih satu lagi kopi sachet yang disertai satu bungkus kecil berisi semacam granule gitu. Dan itu sebenarnya rasanya lebih mantap, lebih eksotis. Sayangnya harganya lebih mahal. Lha kalau diakumulasi banyak sachet, kan jadi banyak jumlahnya ya. So, aku kadang beli juga dalam satu renteng sachet sekaligus. Tetapi pemakaiannya selang seling dengan kopi sachet favoritku yang biasanya. Jadi kopi sachet favorit empat atau lima kali, baru diselingi kopi sachet eksotis itu.
Nah, seringnya kalau ngopi aja alias ngopi thok itu berasa ada yang kuraaang gitu. Iya nggak sih? Kayak kurang lengkap gitu deh. Apalagi kan kopi secangkir bisa cepat habis kalau tidak dibarengi sambil makan cemilan.
Cemilannya bisa apa saja sih. Kadang roti kering ataupun roti basah. Selain bikin kalori dan energi bertambah, sekaligus juga bisa menjadi ganjel mata supaya tidak mengantuk. Sehingga misi lembur pun berlangsung sukses.
Selain aneka macam roti sebagai cemilan, kripik adalah pilihan yang juga asyik. Dari keripik yang rasa gurih, asin, manis sampai pedas bahkan yang campur aduk rasanya, semuanya aku suka. Tapi kalau keripik dan makanan semacam itu, aku tidak begitu penasaran untuk mencoba semua merk dan varian jenis juga rasanya. Ya, seadanya saja atau sekenanya pas dapat.
Apalagi kalau pas dapat kiriman paket cemilan yang tidak harus membayar alias gratis. Bisa karena dapat oleh-oleh dari saudara. Atau buah tangan tetangga. Dan seringnya kiriman dari pabrik atau umkm maupun pihak lain yang bekerja sama dalam promosi produknya. Hehe. Tapi kalau pas nggak ada kiriman dari siapapun, ya beli laaaah makanan dan minuman itu... :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar