Sahabat
Yang Bekerja Diam-Diam Tapi Nyata
(Aku
dan FLP)
By
Dian Nafi
Perkenalanku
dengan FLP terus terang termasuk lambat. Padahal dulu jaman kuliah di kampus
Undip Tembalang, mbak Afifah Afra yang notabene perintis FLP Semarang dan Jawa
Tengah adalah temanku aktifis Rohis. Mungkin karena waktu itu aku fokusnya
kuliah arsitektur dan bacaannya seputaran arsitektur jadi tidak begitu ngeh ada
komunitas literasi ini.
Baru
setelah tahun 2009 saat akhirnya terjun ke hutan belantara kepenulisan inilah,
persentuhanku dengan FLP dimulai. Meski terlambat, namun silaturahimnya lumayan
banyak dan umumnya sangat mengesankan.
DIMINTA FLP JADI NARSUM
BEDAH NOVEL
Antara
lain aku diminta menjadi nara sumber untuk acara bedah buku yang
diselenggarakan penerbit Erlangga
bekerja sama dengan FLP di toko buku Gramedia Pandanaran waktu itu.
Sebuah novel yang bercerita tentang kisah kasih di Haromain alias Makkah
Madinah. Dan aku sangat antusias karena kebetulan juga bersamaan waktunya dengan
rilisnya novelku Miss Backpacker Naik Haji.
MENERBITKAN BUKU MEMBER
FLP MAKKAH
Gus Awy menulis buku
motivasi dan keislaman berjudul Bengkel Jiwa dan kemudian juga buku Generasi
Copy Paste. Merupakan sebuah kebanggaan dan kehormatan bisa meluncurkan dua
buku berharga ini.
Teman-teman yang mau memilikinya juga bisa pesan via sms/wa
ke nomor 085701591957. Tulis nama/alamat/jumlah/judul buku yang dipesan ya.
Alhamdulillah akhirnya
aku juga berkesempatan silaturahim tatap muka langsung dengan Kyai muda ini.
Beliau berkunjung ke rumah Demak saat akhirnya tiba di tanah air. Dan aku
gantian berkunjung ke Lamongan saat pernikahan beliau.
BERSUA BU PIPIET SENJA, PENULIS SENIOR FLP
Terus terang semangat beliau untuk menulis meski tubuhnya sudah sering sakit-sakitan dan usianya yang tak lagi muda, membuat saya terpacu untuk teruse bersemangat menulis juga.
BERTEMU FOUNDER FLP
Siapa sangka akhirnya aku
bisa jumpa langsung dengan founder FLP, mbak HELVY TIANA ROSA. Saat itu aku menghadiri undangan ke Taman Ismail Marzuki (TIM) karena sempat
mengirim novel untuk sayembara Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tahun tersebut.
Meski sangat singkat
karena mbak Helvy keburu pergi usai menyelesaikan tugasnya sebagai juri, tapi
kami sempat berfoto dan bisa kurasakan hangat pelukan beliau. Subhanallah.
DAPAT ENDORSMENT KETUA
FLP
Salah satu novelku yang
berjudul LELAKI KUTUNGGU LELAKUMU, alhamdulillah mendapatkan endorsment dari mbak
Sinta Yudisia yang notabene jadi ketua FLP juga. Seneng banget rasanya Tengkyu,
mbak.
Novel LKL juga masih ada
stock-nya ini, bisa langsung teman-teman pesan via 08570159157 ya. Mumpung
belum kehabisan J
JUMPA MBAK AFIFAH AFRA,
DEDENGKOT FLP
Akhirnya setelah belasan
tahun sejak kami sama-sama lulus dari kawah gladi dan sekaligus bergiat di
Rohis Undip, Allah mempertemukan kami kembali. Apalagi selama tahun-tahun
tersebut kami bertemu lagi di dunia kepenulisan, tapi hanya bisa bertegur sapa
via dunia maya aka digital. Sehingga kesempatan ke Solo waktu itu karena menang
lomba dan berkesempatan ikut workshopnya mbak Dewi Lestari, sekalian saja malam
sebelum hari H kusempatkan berkunjung ke rumah mbak Afra. Dan kami menikmati
malam di Solo yang tak pernah tidur.
SHARING DI FLP BATAM
Kemudian yang terbaru dan
ter-gress adalah persinggunganku dengan teman-teman FLP Batam. Subhanallah
merupakan kebahagiaan tersendiri karena berkesempatan silaturahim dan sharing
kepenulisan tentang Chicken Soup Stories di Masjid Raya Batam.
BERKUNJUNG KE BASE CAMP
FLP PUSAT
Teman-teman FLP yang
umumnya sangat relijius, ramah dan hangat, menggerakkan langkah kakiku untuk
berkunjung ke base campnya di Jakarta beberapa bulan lalu. Kebetulan sekali aku
sedang dalam perjalanan sharing kepenulisan di Jakarta Bandung Ramadhan itu
dari Selasa sampai Jumat itu. Sebenarnya di base camp FLP juga ada acara
workshop kepenulisan di hari Sabtunya, tetapi aku sudah harus balik ke kota
kecilku karena jadual terima raport-nya anak-anakku. Semoga lain waktu ada masa
lebih panjang untuk berinteraksi ya. Aamiin.
FLP bagiku adalah sahabat
yang tak pernah lelah bergiat. Terus bekerja meski diam-diam. Bersama mereka
ada rasa nyaman dan hangat, juga percaya. Mungkin itu yang disebut cinta. Cinta
tanpa syarat.
Kebayang kalau bertemu dengan orang2 hebat dari FLP tersebut, semangat menulisnya pasti semakin membara. Jadi ingat FLP di kabupaten sendiri yang sekarang pasif, apalagi ketika pendirinya sudah meninggal...
BalasHapusayo hidupkan lagi flp di kotamu:)
Hapus