improving writerpreneurship

Post Top Ad

Tampilkan postingan dengan label rencana. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label rencana. Tampilkan semua postingan
Desember 29, 2019

Rencana Penulisan Buku Arsitektur

by , in
Rencana Penulisan Buku Arsitektur


Gambar
Insya Allah ada 16 kontributor ahli yang terdiri para dosen, doktor, profesor yang akan menulis bersama bunga rampai arsitektur ini.

Berikut salah satu tulisannya.

Lawang Yang Hilang
Oleh Dian Nafi

Ada yang hilang siang itu saat kami datang.
Ia iconic. Menjadi menarik karena warna merahnya yang dominan, bentuk kepala naga melintang dengan gigi-gigi menakutkan bagi anak-anak yang memperhatikannya, setidaknya aku waktu kecil dulu. Cerukan, tonjolan, lengkungan yang terbentuk oleh ukiran, paduan sulur-sulur stilisasi tumbuhan ala jawa dan nusantara yang kaya, bokor jambangan ala gujarat india dan hindu budha, mahkota ala majapahit, kepala naga ala china.
Bersama-sama dengan ciri khas atap tajug tumpang tiga sebagai adaptasi meru hindu, piring campa, gentong khong cina, tiang majapahit, lawang bledheg menjadi simbol inkulturasi. Suatu upaya strategi walisongo dan Raden Fatah dalam memadupadankan berbagai unsur di sekitarnya, menyatukan berbagai perbedaan. Wujud adaptasi dan toleransi. Spiritnya mungkin bisa ditiru arsitek mana saja untuk tujuan serupa. Entah itu apa bentuk dan interpretasinya.
Saat aku akhirnya bisa melihat lagi versi asli lawang bledhegnya di museum Masjid Agung Demak, tiba-tiba justru melintas dalam kepalaku Quran surat Ali imran ayat 133-136 yang menerangkan sifat orang-orang yang bertakwa. Bagi mereka yang segera bertobat, menyesali dosa, balasannya adalah terampuni dan masuk surga. PINTU itu, pintu bledheg itu, pintu menuju sorga.

وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (١٣٣) الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (١٣٤) وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ (١٣٥)أُولَئِكَ جَزَاؤُهُمْ مَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ
Terjemah Surat Ali Imran Ayat 133-136:
133. Bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa,
134. (yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit[1], dan orang-orang yang menahan amarahnya[2] dan mema'afkan (kesalahan) orang lain[3]. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan[4].
135. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri[5], segera mengingat Allah[6], lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya[7], dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa-dosanya selain Allah? Mereka pun tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui.
136. Balasan bagi mereka ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik pahala bagi orang-orang yang beramal.
Mahkota itu gambaran dari orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit. Kepala naga atau apapun makhluk bergigi runcing itu adalah gambaran dari orang-orang yang menahan amarahnya. Jambangan adalah gambaran dari mema'afkan (kesalahan) orang lain. Dan sulur-sulur dedaunan itu gambaran dari orang-orang yang berbuat kebaikan, orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, segera mengingat Allah lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya.
Adakah interpretasi ini mengada-ada? Mungkin iya. Tapi itulah yang terlintas dalam benakku saat raga dan rasaku bersinggungan dengan raga dan rasa pintu bledheg itu. Wallahu a’lam bishshowab.
Ornamen dan detail, bagaimanapun, adalah salah satu komponen pembentuk arsitektur yang signifikan. Seperti halnya dalam cerita. Kita mendapatkan kedalaman, nuansa, tone, warna, aura, ambience, kesan tertentu. Pintu bledheg ini dengan segala ornamen dan detailnya adalah bagian dari Masterpiece.
Kenapa bukan kaligrafi? Bukankah ini masjid? Inilah kekuatan kurator dan kreatornya. Sunan Kalijogo diamini Wali Songo dan Raden Fatah, orang-orang di balik masterpiece ini tentu saja geng kuratornya. Kreatornya, Ki Ageng Selo. Tapi ini versi rekaanku tentu saja. Sedangkan versi lainnya ada banyak sekali.
Cerita rakyat Lawang Bledeg mengisahkan pemberontakan yang dilakukan oleh Ki Ageng Selo kepada Sultan Trenggana, sebab sebagai keturunan asli Prabu Brawijaya walaupun tidak diakui, Ki Ageng Selo merasa berhak atas tahta Demak. Sunan Kalijaga tidak menggunakan kekerasan untuk melawan Ki Ageng Selo, melainkan menggunakan jalur diplomasi. Sunan Kalijaga mengatakan bahwa esok yang akan menjadi raja Demak bukanlah Ki Ageng, melainkan keturunannya maupun orang yang sangat dekat dengannya, jika Sunan Kalijaga berbohong, maka keturunannya akan hidup sengsara. Ki Ageng Selo pun takluk dan diampuni oleh Sultan Trenggana. Lalu Ki Ageng Selo membuat pintu bledheg dengan cara menangkap petir kemudian dibuatnya sebuah pintu dan dipersembahkan sebagai permintaan maaf.
Versi lainnya, dalam tradisi lisan di beberapa daerah di Jawa Tengah, Ki Ageng Selo merupakan tokoh yang terkenal bisa menangkap petir. Diceritakan, suatu hari Ki Ageng Selo sedang mencangkul di sawah. Langit mendung lalu turun hujan dan tiba-tiba petir menyambarnya. Namun, dengan kesaktiannya, dia berhasil menangkap petir itu. Petir tersebut berwujud naga. Ki Ageng Selo mengikatnya ke sebuah pohon Gandrik.
Ketika dibawa kepada Sultan Demak, naga tersebut berubah menjadi seorang kakek. Kakek itu kemudian dikerangkeng oleh Sultan dan menjadi tontonan di alun-alun. Kemudian datanglah seorang nenek mendekat, lalu menyiram air dari sebuah kendhi ke arah kakek tersebut. Tiba-tiba, terdengar suara petir menggelegar dan kakek nenek tersebut menghilang.
Dari kisah tersebut berkembang mitos kalimat, “Gandrik, aku iki putune Ki Ageng Selo” yang artinya, “Gandrik, saya ini cucunya Ki Ageng Selo.” Kalimat itu, bagi sebagian penduduk daerah Gunung Merapi dan Gunung Merbabu misalnya, dipercaya dapat menghindarkan mereka dari sambaran petir ketika hujan datang. Sigit Prawoto, dosen Antropologi Sosial dan Etnologi Universitas Brawijaya, dalam bukunya Hegemoni Wacana Politik menyebut, “pernyataan klaim kekeluargaan ini mengandung keyakinan kultural bahwa seseorang yang berasal dari keturunan orang yang memiliki kualitas (kasekten) tertentu akan mewarisi kualitas tersebut.”
Kisah Ki Ageng Selo menangkap petir diabadikan dalam ukiran pada Lawang Bledheg atau pintu petir di Masjid Agung Demak. Ukiran pada daun pintu itu memperlihatkan motif tumbuh-tumbuhan, suluran (lung), jambangan, mahkota mirip stupa, tumpal, camara, dan dua kepala naga yang menyemburkan api.
Menurut Soetardi dalam Pepali Ki Ageng Selo, Ki Ageng Selo merupakan keturunan Brawijaya, raja terakhir Majapahit, dari istrinya yang paling muda yang berasal dari Wandan atau Bandan atau Pulau Banda Neira.
Dalam kitab Babad Tanah Jawi disebutkan, Ki Ageng Selo adalah keturunan Raja Majapahit, Brawijaya V. Pernikahan Brawijaya V dengan Putri Wandan Kuning melahirkan Bondan Kejawen atau Lembu Peteng. Lembu Peteng yang menikah dengan Dewi Nawangsih, putri Ki Ageng Tarub, menurunkan Ki Ageng Getas Pendawa. Dari Ki Ageng Getas Pendawa lahirlah Bogus Sogom alias Syekh Abdurrahman alias Ki Ageng Selo.
Hidup di masa kekuasaan Sultan Trenggana, awal abad ke-16,  Ki Ageng Selo pernah ditolak menjadi anggota Prajurit Tamtama Pasukan Penggempur Kerajaan Demak. Sebab dalam ujian mengalahkan banteng, dia memalingkan kepala saat melihat darah yang menyembur dari kepala banteng setelah pukulannya kena mata sang musuh. Karena memalingkan kepalanya itu, dia dipandang tidak tahan melihat darah, dan karena itu tidak memenuhi syarat.
Penolakan itu membuat Ki Ageng Selo berkeinginan mendirikan kerajaan sendiri. Bila cita-cita ini tidak dapat tercapai olehnya sendiri, maka dia mengharapkan keturunannyalah yang akan mencapainya.
Ki Ageng Selo kemudian pergi ke sebuah desa di sebelah timur Tawangharjo, Kabupaten Purwodadi. Dia hidup sebagai petani dan memperdalam ilmu agama, filsafat serta ilmu untuk memperluas pengaruh kepada rakyat.
Riwayat Ki Ageng Selo juga menyebut kalau beliau mempunyai putra bernama Ki Ageng Enis, yang selanjutnya mempunyai putra bernama Ki Ageng Pamanahan. Cucu Ki Ageng Selo ini menikah dengan putri sulung Kiai Ageng Wanasaba, dan dianugerahi putera bernama Mas Ngabehi Loring Pasar atau Sultan Sutawijaya. Keinginan Ki Ageng Selo  mendirikan kerajaan sendiri terwujud oleh cicitnya ini. Sutawijaya merupakan pendiri Kerajaan Mataram kedua atau Kesultanan Mataram yang memerintah sebagai raja pertama pada 1587-1601 M.
Sebelumnya, Ki Ageng Enis juga sempat berguru pada Sunan Kalijaga—satu angkatan dengan muridnya yang termasyhur yakni Jaka Tingkir. Ki Ageng Enis lalu diminta bertempat tinggal di Dusun Lawiyan guna mengajarkan agama Islam. Maka dari itu, putra terakhir Ki Ageng Selo ini akhirnya lebih dikenal sebagai Ki Ageng Lawiyan.
Itulah salah satu cerita yang membuktikan betapa berpengaruhnya keturunan Ki Ageng Selo dalam persebaran Islam di Pulau Jawa. Garis keturunan Ki Ageng Selo diakui sebagai cikal bakal yang menurunkan raja atau pimpinan. Bukan hanya raja di Kesultanan Demak, Pajang, Mataram, Yogyakarta, atau Surakarta, namun konon katanya, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur juga jadi salah seorang keturunan Ki Ageng Selo. Banyaknya keturunan Ki Ageng Selo yang menjadi orang besar, membuktikan bahwa tirakat yang beliau lakukan demi anak dan cucunya menjelma berkah bagi semesta alam.
Ki Ageng Selo menanamkan pengaruh kepada masyarakat lewat syair yang ditulis sebagai Pepali. Pepali ini kemudian diwariskan kepada keturunannya sebagai kitab yang berisikan didikan kesusilaan, kebatinan dan keagamaan.
Aja sira ngagungkeun akal. Wong akal ilang baguse. (Jangan kamu menyombongkan akalmu. Orang berakal hilang bagusnya.) Itu adalah salah satu ajarannya.
Semasa hidup, beliau dikenal memiliki kemampuan menabuh
alat musik ganjur yang bisa menarik penduduk—dan di saat momen itulah Ki Ageng
Selo melakukan dakwah Islamnya. Selain itu, Ki Ageng Selo juga mendirikan
madrasah untuk mendidik masyarakat agar paham dan taat terhadap ajaran Islam.
Muridnya datang dari berbagai daerah dan macam-macam kalangan. Salah satunya Mas
Karebet—yang kelak menjadi Raja Pajang, Sultan Hadiwijaya.
Filsafat hidup yang diajarkan Ki Ageng Selo merupakan perpaduan dari unsur-unsur keagamaan Islam dan Hindu. Pengaruh yang disebarkan sang filsuf ini mampu manjadikan desanya bernama Selo. Selow. Slow. Situs makam Ki Ageng Selo yang terletak di belakang Masjid Ageng Selo kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobongan, Jawa Tengah masih ramai dikunjungi peziarah.
Ukiran bergambar naga yang berada di pintu Bledeg merupakan perwujudan petir yang pernah dipersembahkan Ki Ageng Solo kepada Kerajaan Demak pada zaman Sultan Trenggono. Namun, ada juga yang menyatakan bahwa kesaktian Ki Ageng Selo menangkap petir hanyalah kiasan alias metafora.
Versi lainnya mengatakan bahwa pintu bledheg itu menyimpan rajah agar Demak tidak mudah diserang. Versi lainnya lagi menyampaikan pintu bledheg menjadi daya tarik yang sengaja disebarkan kepada rakyat/masyarakat kala itu, agar mereka pergi ke masjid Agung demi bisa melihat pintu ini. Ada pula versi yang mengisahkan bahwa pintu ini simbol bahwa saat masuk ke dalam masjid agung Demak, orang-orang harus melepaskan kebanggaan mahkotanya, menahan emosi amarahnya, kekayaannya (yang biasanya disimpan dalam bokor jambangan) tak lagi ada artinya.
Mau tahu versi lainnya lagi? Ada yang bilang Sultan Trenggono agak salah strategi, karena justru menyuruh Ki Ageng Selo yang menangkap petir. Sehingga justru keturunan ki Ageng Selo-lah yang kemudian menjadi raja-raja yang berjaya di tanah Jawa.

What's next
Batik lawang bledheg dengan segala keindahan kreasinya, baik pilihan dan muasal ornamen, perpaduan juga gradasi warna merah hijau emasnya, legenda dan mitos yang membersamainya, serta tentu saja beribu interpretasinya ini sangat potensial menjadi ciri khas demak.yang bisa dibawa ke kancah internasional.
Nilai-nilai adaptif, inkulturasi, akulturasi, enkulturasi, toleransi dari lawang bledheg semestinya menjadi inspirasi terus menerus demi menjaga kebhinekaan di nusantara, bahkan menyatukan perbedaan dan keragaman di seluruh dunia dan alam semesta.
Ingat film Gundala (2019) garapan sutradara Joko Anwar yang tayang di bioskop beberapa waktu lalu? Penciptaan Gundala oleh komikus Harya Suraminata disebut-sebut terinspirasi oleh Ki Ageng Selo, tokoh legenda yang diceritakan bisa menangkap petir. Nama Gundala sendiri berasal dari kata "gundolo" yang artinya petir. Dan menakjubkan, bahwa film Gundala akhirnya diputar juga di kancah festival internasional. So proud! Ki Ageng Selo memang maestro. Dan pintu bledheg memanglah masterpiece.
Aku tak pernah bisa membayangkan seperti apakah masjid agung Demak tanpa lawang bledeg. Tapi siang itu benar terasa ada yang hilang saat lawang bledhegku tertutup backdrop acara sosialisasi pilkada di serambi masjid yang akan berlangsung malamnya. Semoga bukan perlambang bahwa yang profan menutupi yang sakral. Alangkah eloknya jika lawang bledheg justru tetap ditampilkan saat ada acara-acara di serambi. Ia adalah ciri khas sekaligus sumber inspirasi. Ialah pintu sorga.




Desember 03, 2019

Rencana Kumpulan Cerita Panjang

by , in
Rencana Kumpulan Cerita Panjang



Krn #sprintmaster belum bisa panjang, #antara4yudi nya juga, #geni pun, baiknya dibikin cerpan alias cerita panjang aja, ditambah ide terbaru yg kudapat ttg #sirkusbuku dan #kuratorgondrong 5 cerpan x 20 halaman kan jd 100 halaman ya. Bisa jd 1 buku sih he3

Eh tambah itu yg karimun #thesideofcycle ama eurppe #genuinelove Jd tambah 2 cerpan x 20 =40 hlmn. Total 140 hlmn. Wkwkwk ngitung hlmnnya dulu.

It really Need Execution

7 cerpan ini kalau dijadikan satu buku, apa ya judul bukunya?
Aku mengadakan polling di twitter, dan sementara ini hasil terbanyaknya adalah saat hati melagu.

Ini beberapa teaser cerpan Geni, Kurator Gondrong dan Sirkus Buku, cekidot...


Aku gak tahu dari sosok siapakah #geni kuproyeksikan. Yg aku sadari adl dia dan supervisorku di #aliansiorangsadik punya kemiripan tipe. Tdk begitu tinggi untuk ukuran lelaki, berambut keriting, senyumnya miring, gaya agak bossy tp kelihatan kalau pemikir alias deep thinker,dan entah bgm aku serasa terbakar tiap berada dekat dg mrk. Aku ingat ada satu sosok yg juga mirip fisik dan kedalaman berpikirnya, teman di kantor solo waktu itu, tp tdk membuatku terbakar shg kutolak waktu nembung. Di suatu ketika sempat terlintas: Apakah mrk proyeksi alm bapakku?

Bapakku itu antik. Meski jd guru ngaji, pembimbing manasik haji, penasihat spiritual gubernur, walikota, pejabat2 & org2 kelas atas lainnya, tp kalau beli barang sukanya di tempat2 loakan macam barito dan kokrosono.
Pernah suatu saat sepulang dr kokrosono, hampir sj bpk menangkap basah aku sdg boncengan motor dg #lelakipertama Ad, jgn ambil jalur kanan, ada bpkku. Aku berseru kecil saat menyadari situasi genting itu. Alhamdulillah kami selamat. Sampai skrg aku gak tahu apakah bpkku tahu kalau sbnrnya aku py pacar semasa kuliah. Bpk tdk pernah membahasnya



Aneh banget,namanya ternyata nusantara. Itu beneran asli atau nama pena? Jd ingat cerita pak bisri efendi, shbt gus dur, yang kutemui minggu lalu di jakarta. Grup peneliti, penulis dan pegiat literasi asuhannya juga punya anggota baru yg namanya era globalisasi #kuratorgondrong

Dia yg lgs paling tampak di antara 40 an volunteer lainnya di festival literasi yang sering diledek Alexander Thian sbg sirkus keliling. Aku sdg menuliskan ceritanya skrg dg judul #sirkusbuku
Selain paling tinggi besar, dia juga yg gondrong sendiri. Kayaknya. #kuratorgondrong

Terus terang aku datang ke festival dan pameran buku kali ini tanpa preferensi buku2 tertentu atau penulis2 tertentu. Pikirku, pokoknya harus yg murah. Kan ini pameran. Dan iklannya aja diskon sampai 80%, jd aku berencana dpt buku sebanyak mungkin dg uang yg sdh kupatok plafonnya

Krn aku baru sj borong byk buku dr pameran buku di gedung wanita bbrp waktu lalu. 300 ribu dpt tumpukan tinggi buku. Bagus-bagus semuanya. Kebanyakan terjemahan pemenang kompetisi, penerima nobel, pulitzer dst. Ada 1 buku yg menurutku ajaib bgt, krn hy ada satu itu di antara ribuan atau bahkan jutaan buku di gedung wanita yg luasnya selapangan bola lebih.
Dan buku ini sesuai dg yg kucari selama ini utk mendukungku membuat materi coaching. Ajib memang. Kelak kuketahui dr Irwan bajang dan windy ariestanty begitulah buku menemui tuannya

Jd kali ini di gedung tua soesman kantoor kota lama aku juga berharap keajaiban yg sama sbnrnya. Sygnya aku tdk cukup py modal dan pondasi kali ini, jenis buku macam apa yg lagi kubutuhkan dan kucari. Jadi blank. Bbrp volunteer yg kukenal menghampiri utk menyapa


Turun dr motor, mataku menangkap dua sosok yg kukenali sbg punggawanya #sirkusbuku Mrk sdg duduk makan di kedai soto sebelah gedung venue event Kami ketemu bbrp bulan lalu saat international literary festival di jakarta. Wah, makasih ya sdh bawa #sirkusbuku ke semarang

Tak bisa kututupi perasaan senangku krn dg mrk dtg bawa panel2 bermutu berarti aku gak hrs jauh2 naik sepur semalaman ke jkt misalnya atau naik kapal ke bali kyk waktu ke uwrf bbrp thn lalu, meski baliknya naik pesawat
However aku msh tetap ingin ke miwf krn suasananya pasti beda

tunggu kelanjutannya yaaa....


Desember 30, 2015

Catatan Syukur 2015 Dan Resolusi 2016

by , in
Catatan Syukur 2015 Dan Resolusi 2016


Ada banyak hal yang mungkin kita lewatkan dalam setahun ini. Ada beberapa poin yang kita lupakan. Ada target-target dan keinginan yang belum kesampaian. Tapi tak kita pungkir, alhamdulillah ada banyak berkat yang kita juga dapatkan sepanjang tahun ini. 



Yuk kita syukuri, agar semakin bertambah nikmat dan karunia Dia berikan pada kita. Agar kita tetap semangat menatap masa depan. 


Alhamdulillah sepanjang 2015, ada beberapa buku yang terbit  

Novel GUS terbitan Kaki Langit Kencana 
Hebohnya Emak-Emak terbitan  Indiva
Bidadari Surga Pun Cemburu terbitan Tiga Serangkai
Novel Matahari Mata Hati terbitan Tiga Serangkai
Socioteenpreneur terbitan Emir Books, Erlangga
Muslimah Kudu Happy terbitan Javalitera, TransIdea, Solusi


2.   Alhamdulillah terselenggara beberapa    Launching/Peluncuran Dan  Bedah Buku


7 Jan 2015 Rilis Dan Pengenalan Novel Gus
17 Mei 2015:Sharing Nulis&Launching Matahari Mata Hati
5 Sept 2015: Launching Bidadari Surga Pun Cemburu l Gramedia Jl. Pemuda Semarang l 11.00 WIB
5 Sept 2015: Diskusi Novel Matahari Mata Hati l Gramedia Pandanaran Semarang l 15.00-17.00 WIB
Roadshow Socioteenpreneur
Rilis dan Pengenalan Muslimah Kudu Happy

3.    Alhamdulillah saya berkesempatan  Blusukan dan sharing ke kampus-kampus, sekolah, komunitas dll

14 Jan 2015: Sharing Kepenulisan di Univ Muria Kudus

24 Mei 2015: Share&Care Yatim Mandiri l Klub Genius Semarang
31 Agustus 2015 Sharing Kepenulisan di SMKN 3 Semarang with Faber Castell

16 Okt 2015: Sharing Kepenulisan Dies NataliesUndip
19 Okt 2015: Sharing Writerpreneur  Di Pameran Buku Kota Wali


7 Jan 2015 : Wawancara Suara Merdeka
6 Nov 2015: Sharing Di Radio Imelda FM
28 Okt 2015: Sharing Socioteenpreneur Di Medan

8 Nov 2015: Sharing Kepenulisan Di SMP Darul Quran
14 Nov 2015: Juri Lomba Menulis Guru PAUD Korda Semarang

23 Nov 2015: Sharing Socioteenpreneur di SMK Katamso Medan
25 Nov 2015: Sharing Kepenulisan Di SMA Muhammadiyah Purwodadi
7 Des 2015: Sharing Kepenulisan Di Islamic Fair Baiturrahman Semarang


4.      Alhamdulillah Profil saya muncul Di Media

7 Jan 2015: Wawancara Suara Merdeka
9 Agustus 2015: Wawancara Tribun Jateng


5.  Alhamdulillah di tahun ini  beberapa kali   
 Jelajah Radio

6 Maret 2015: Talkshow Novel Gus di GajahMada FM
15 Maret 2015: Talkshow Hasfriends di Sonora FM
3 Juli 2015: Talkshow Novel Matahari Mata Hati di radio Gajah Mada FM Semarang
19 Agustus 2015: Talkshow Bidadari Surga Pun Cemburu&Matahari Mata Hati di radio PRO2 FM Jogja
5 Sept 2015: Talkshow di radio Sonora FM l 13.30 WIB
18 Sept 2015: Talkshow Bidadari Surga Pun Cemburu l GajahMada FM Semarang


6.      Alhamdulillah Halan-halan while Roadshow dan Sharing

Istana Maimun
Masjid Raya Medan
Tjong A Fie  Medan
 Merdeka Walk Medan
Taman Buah Mekarsari  Cileungsi Bogor
Kota Lama Jakarta

7.      Alhamdulillah juga Have Fun, Sharing With Gengs and Family

10-11 Jan 2015 : Harlah TPQ & Maulid& Launch Rumah Pintar Muslimat
April 2015 Kampus Fiksi  Emas
8 Juli 2015: Buka Bersama Fatayat di Gedung NU
19 Sept 2015: Future Leader Summit l Wisma Perdamaian Semarang
18 Okt 2015: Sharing Kepenulisan Essay Di Taman Literasi Demak

6 Nov 2015: Sharing Kepenulisan Di Tea House Java Mall
14 Nov 2015: Temu Kangen Arsitektur Undip Tembalang

21 Des 2015: Kopdar Penulis di Depok

18-24 Des 2015 Jalan-jalan Jakarta, Bekasi, Depok, Bogor

8.      Alhamdulillah Menang Lomba Dan Award

Kisah Inspiratif by Indiva
Travel Tips & Stories by  Gramedia Pustaka Utama
Novel Gus Dan Novel Matahari Mata Hati masuk dalam long list API 2015
Cover Novel Gus masuk short list 20 besar cover favorit Anugerah Pembaca Indonesia 2015

9.      Alhamdulillah belajar Monetizing Blog

20-23 Feb 2015: Monetize Blog, Project Brief, Paid For Review
26 Sept 2015: Parenting With Dancow l Ada Banyumanik Smg
Nulis buat hellosemarang
Nulis buat rockingmama
Nulis buat Lazada

10.  Alhamdulillah Bertemu  dan belajar dari orang-orang hebat

7 Maret 2015: Kunjungan Menteri Sosial dan Bazar
15 Maret 2015: Coaching Clinic with Dewi Lestari
11 Juli 2015 : Band Armada, Pakar Etnomusicologi
Juli 2015 : Pakar Sejarah Dari Tionghoa
Agustus 2015: Living Legend, NH  Dini
18 Sept 2015 Pakar Dan Pelaku HomeSchooling
22 Nov 2015: Rizal Armada
26 Des 2015:  Founder Akber dan JRU



Nah! Sekarang apa resolusi untuk 2016
Duh, antara keinginan, harapan, resolusi, rencana, target dan semacamnya itu agak deg-deg ser ya ngomonginnya. Hmmmm….biar absurd sekalian kita tulis semuanya aja tuh nyampur antara keinginan, harapan, resolusi, rencana, target, impian dst:D

-          Punya mobil lagi
-     Being more generous, lebih murah hati
-          Umroh
-      roadshow dan jalan ke banyak tempat di Indonesia
-      sharing dan jalan ke luar negeri
-          Sekolah lagi
-          Settle/mapan
-          Menikah (?) atau setidaknya punya (beberapa) pacar (lagi)*ahaha
-          Istiqomah, taat, akhlaqul karimah
-          Kolaborasi, sinergis
-          DN writing school
-          Sukses dalam program litbang Fatayat, DK
-          Rintis Akber Demak
-     Hidup dan kembangkan rumah baca dan belajar Hasfriends
-          Anak-anak makin baik, sukses belajar dan ngaji
-          Ndarus hafalan Quran yang sudah pernah kepegang. Hiks.
-     Konsultan arsitektur run well
-          dll


Post Top Ad