improving writerpreneurship

Post Top Ad

Tampilkan postingan dengan label joy. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label joy. Tampilkan semua postingan
September 23, 2025

Menulis Bukan Lagi Beban: Kisah Menemukan Joy Bersama Joy Writing

by , in

 

 Menulis Bukan Lagi Beban: Kisah Menemukan Joy Bersama Joy Writing 




Beberapa waktu lalu, seorang teman bercerita kepada saya. Ia dulu sangat suka menulis di buku harian. Setiap malam sebelum tidur, ia menuliskan apa yang dialami: senang, sedih, marah, hingga mimpi-mimpi kecilnya. Tetapi, seiring bertambahnya usia, ia berhenti menulis. Alasannya? Takut tulisannya jelek, merasa tidak berbakat, dan khawatir orang lain menertawakan jika suatu hari tulisannya terbaca.

Halaman-halaman kosong itu kemudian berubah menjadi beban. “Aku rindu menulis, tapi setiap kali mulai, selalu berhenti di tengah jalan,” katanya lirih.

Saya tersenyum, lalu menunjukkan sebuah buku: Joy Writing karya Dian Nafi.

✨ Menulis Tanpa Tekanan

Buku ini seperti sahabat yang membisikkan, “Menulislah untuk dirimu dulu. Nikmati prosesnya, jangan kejar sempurna.”

Teman saya kemudian mencoba beberapa latihan dari buku itu. Ia memulai dengan freewriting lima menit. Tidak ada aturan. Tidak ada sensor. Hanya menulis apa yang ada di kepala. Hasilnya? Ia terkejut, ternyata masih banyak cerita dalam dirinya yang ingin keluar.

🌿 Menulis sebagai Healing

Hari-hari berikutnya, ia mencoba latihan lain: menulis surat yang tidak akan dikirim. Di situ ia mencurahkan emosi yang selama ini dipendam. Air matanya menetes, tapi setelahnya ia merasa lega. “Aku merasa lebih ringan, seperti punya ruang baru di dalam hati,” ucapnya.

Dari situ, ia sadar: menulis bukan hanya soal kata-kata indah. Menulis adalah cara untuk menyembuhkan, menemukan diri, dan berbagi kebahagiaan.

🌸 Joy Writing untuk Semua

Kini, teman saya mulai menulis lagi. Bukan untuk menjadi penulis terkenal, bukan untuk mengejar likes atau komentar di media sosial, tapi untuk menemukan joy dalam menulis. Ia kembali menulis di buku hariannya, lalu memberanikan diri berbagi di blog kecilnya.

Semua berawal dari Joy Writing by Dian Nafi—sebuah buku yang mengajarkan kita bahwa menulis tidak harus sempurna, tidak harus sesuai standar siapa pun, cukup dengan hati yang jujur.

Jika Anda pernah berhenti menulis karena takut, ragu, atau merasa tidak cukup baik, buku ini akan menemani perjalanan Anda kembali ke dunia kata-kata dengan senyum di wajah.

Karena menulis seharusnya bukan beban. Menulis adalah joy. 🌟stagram/Facebook caption biar lebih emosional dan personal?

INI LINK BUKU JOY WRITING https://play.google.com/store/books/details/Dian_Nafi_Joy_Writing?id=DnKIEQAAQBAJ


September 22, 2025

JOY RESEARCH by dian nafi

by , in

JOY RESEARCH by dian nafi




Riset sering dibayangkan sebagai meja penuh buku tebal, deretan angka yang membingungkan, atau tumpukan kertas yang melelahkan. Namun sesungguhnya, riset adalah seni menemukan makna—sebuah perjalanan batin yang sama mendebarkannya dengan penjelajahan samudra luas atau pendakian gunung tinggi. Di satu sisi ia menuntut ketelitian, kesabaran, dan disiplin. Di sisi lain, ia juga mengundang kita bermain-main dengan imajinasi, intuisi, dan bahkan keberanian untuk menabrak pakem.

Bayangkan riset sebagai tarian antara sains dan seni, logika dan intuisi, fakta dan imajinasi. Ia adalah paradoks yang indah: kaku tapi lentur, serius namun juga penuh tawa, terikat aturan tetapi selalu membuka ruang kebebasan. Justru dalam tegangan antara kutub-kutub inilah lahir sebuah “joy”—kebahagiaan yang tidak dangkal, melainkan dalam dan otentik.

Ketika kita meneliti, kita bukan hanya mengumpulkan data. Kita sedang bercermin pada diri sendiri, pada masyarakat, dan pada semesta. Setiap variabel yang kita ukur sesungguhnya adalah fragmen dari misteri yang lebih besar. Setiap wawancara, observasi, atau eksperimen adalah undangan untuk mendengar bisikan kehidupan yang selama ini terlewat. Riset, pada hakikatnya, bukan sekadar “menjawab pertanyaan” melainkan “mengajukan pertanyaan yang lebih baik”—pertanyaan yang menantang batas logika sekaligus membangkitkan rasa takjub.

Joy Research adalah ajakan untuk merayakan proses itu. Untuk menerima kebingungan sebagai bagian dari penemuan. Untuk melihat error sebagai pintu menuju inovasi. Untuk mengizinkan data tidak hanya bicara lewat grafik, tapi juga lewat kisah-kisah manusia yang hidup di balik angka-angka.

Dengan sudut pandang ini, riset tidak lagi menakutkan. Ia menjadi permainan kreatif, latihan spiritual, bahkan perjalanan eksistensial. Kita belajar bahwa di balik kerumitan metodologi tersimpan kebebasan berpikir; di balik tekanan akademik ada ruang kebahagiaan; di balik tumpukan literatur ada percikan inspirasi. Dan dari setiap perjalanan riset, kita menemukan bahwa dunia jauh lebih luas daripada sekadar teori—dan diri kita jauh lebih dalam daripada sekadar peneliti.


Dapatkan bukunya di google play book dan google book

link buku JOY RESEARCH 

Juli 29, 2016

Visit Pekalongan Lagi Yuk

by , in
 Visit Pekalongan Lagi Yuk


Dari 27-29 Juli 2016 di Pekalongan sedang sibuk dengan kehadiran banyak ulama Internasional maupun ulama negeri ini.

Ada Konferensi Internasional Bela Negara yang diselenggarakan oleh Jam’iyyah Ahlit Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah.
Di antara para ulama dalam negeri yang hadir ialah; KH. Soleh Qasim Sidoarjo, KH. Ali Mas’adi Mojokerto, Habib Zain bin Smith Jakarta, KH. Maimun Zubair Sarang Rembang, KH. Saifuddin Amsir Jakarta, KH Abdul Jalil Wonosobo, serta para kiai, mursyid, muqaddam, khalifah thariqah, pengasuh pesantren, dan undangan lainnya.



Adapun ulama dari luar negeri yang sudah nampak hadir di antaranya; Syaikh Adnan Al-Afyuni Suriah, Syaikh Umar Muhammad Rajab Dib Suriah, Syaikh Mahmud Syahadah Suriah, Syaikh Muhammad Rajab Dib Suriah, Syaikh Usamah Abdur Razzaq Ar-Rifai Libanon, Syaikh Dr. Riyadh Bazo Libanon, Syaikh Sulaiman Sudan, Syaikh Umar Hadrah Sudan, Syaikh Adam Syahidov Checny, Syaikh Muhammad Solahuddin Checny, Syaikh Ahmad Ad-Dabbagh Inggris, Syaikh Muhammad Abdul Hakim India, Syaikh Muhammad Madatil Pura India, Syaikh Abdul Nazer Muhammad India, Syaikh Zamihan bin At Man Malaysia, Syaikh Fauzi Musthafa Malaysia, Syaikh Saifuddin Al-Hasani Bangladesh, Syaikh Aun Al-Qaddumi Yordania, Syaikh Musthafa Abu Shawi Palestina, Syaikh Ibrahim Al-Muraikhi Bahrain, Syaikh Aziz Al-Idrisi Maroko, Syaikh Muhammad Abdul Ghaffar Al-Syarif Kuwait, Syaikh Muhammad Al-Syuhumi Libia, Syaikh Jamilu Rahman Pakistan, dan Syaikh Aziz Abidin California.


Syaikh Dr. Abdul Hakim, salah satu tamu konferensi yang merupakan Rektor Universitas Islam Al-Markaz Kerala (India), menyatakan keprihatinannya atas kondisi umat Islam saat ini. Banyak orang yang mengatasnamakan Islam untuk aksi-aksi yang sama sekali bertentangan dengan ajaran Islam. Mereka mengatakan hal-hal yang baik, namun melakukan hal-hal yang keji.

Subhanallah Jumat kliwon kali ini spesial karena tamunya ulama dari seluruh pelosok dunia. Jadi ingat jaman dulu Jumat kliwonan di Kanzus Sholawat, berangkat tengah malam dari Solo menuju Pekalongan.

Pekalongan memang istimewa. Alhamdulillah beberapa kali mengunjungi kota ini. Dan insya Allah akan ke sana lagi Agustus nanti untuk sharing kepenulisan.
Doakan ya lancar dan berkah.

Matur suwun :)




Post Top Ad