Menulis Bukan Lagi Beban: Kisah Menemukan Joy Bersama Joy Writing
Beberapa waktu lalu, seorang teman bercerita kepada saya. Ia dulu sangat suka menulis di buku harian. Setiap malam sebelum tidur, ia menuliskan apa yang dialami: senang, sedih, marah, hingga mimpi-mimpi kecilnya. Tetapi, seiring bertambahnya usia, ia berhenti menulis. Alasannya? Takut tulisannya jelek, merasa tidak berbakat, dan khawatir orang lain menertawakan jika suatu hari tulisannya terbaca.
Halaman-halaman kosong itu kemudian berubah menjadi beban. “Aku rindu menulis, tapi setiap kali mulai, selalu berhenti di tengah jalan,” katanya lirih.
Saya tersenyum, lalu menunjukkan sebuah buku: Joy Writing karya Dian Nafi.
✨ Menulis Tanpa Tekanan
Buku ini seperti sahabat yang membisikkan, “Menulislah untuk dirimu dulu. Nikmati prosesnya, jangan kejar sempurna.”
Teman saya kemudian mencoba beberapa latihan dari buku itu. Ia memulai dengan freewriting lima menit. Tidak ada aturan. Tidak ada sensor. Hanya menulis apa yang ada di kepala. Hasilnya? Ia terkejut, ternyata masih banyak cerita dalam dirinya yang ingin keluar.
🌿 Menulis sebagai Healing
Hari-hari berikutnya, ia mencoba latihan lain: menulis surat yang tidak akan dikirim. Di situ ia mencurahkan emosi yang selama ini dipendam. Air matanya menetes, tapi setelahnya ia merasa lega. “Aku merasa lebih ringan, seperti punya ruang baru di dalam hati,” ucapnya.
Dari situ, ia sadar: menulis bukan hanya soal kata-kata indah. Menulis adalah cara untuk menyembuhkan, menemukan diri, dan berbagi kebahagiaan.
🌸 Joy Writing untuk Semua
Kini, teman saya mulai menulis lagi. Bukan untuk menjadi penulis terkenal, bukan untuk mengejar likes atau komentar di media sosial, tapi untuk menemukan joy dalam menulis. Ia kembali menulis di buku hariannya, lalu memberanikan diri berbagi di blog kecilnya.
Semua berawal dari Joy Writing by Dian Nafi—sebuah buku yang mengajarkan kita bahwa menulis tidak harus sempurna, tidak harus sesuai standar siapa pun, cukup dengan hati yang jujur.
Jika Anda pernah berhenti menulis karena takut, ragu, atau merasa tidak cukup baik, buku ini akan menemani perjalanan Anda kembali ke dunia kata-kata dengan senyum di wajah.
Karena menulis seharusnya bukan beban. Menulis adalah joy. 🌟stagram/Facebook caption biar lebih emosional dan personal?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar