Jadi Juri Lomba Di Hari Anak Nasional
Pagi itu di depan balai kelurahan, puluhan anak kecil tampak berkerumun memenuhi halamannya. Sebagian anak dengan sabar antri di depan dua meja panitia untuk registrasi ulang dan mendapatkan nomer peserta. Para panitia dengan sabar melayani dan bahkan ada yang dengan baik hati memasangkan nomer peserta di baju mereka.
Bertepatan dengan Hari Anak Nasional, Ahad ini diselenggarakan lomba mewarnai, lomba puisi dan lomba bercerita. Balai desa dan perpustakaan desa menjadi meriah dan sumringah bersama anak-anak yang antusias. Sebagiannya bahkan berdandan dengan kostum apik dan tata rias wajah agar menarik.
Sembari menunggu acara lomba dimulai, aku menengok perpustakaan desa sebelah balai desanya.
Eh nggak sengaja nemu fotoku dipajang di sana, bersama foto-foto aktifitas perpustakaan lainnya. Hihi..
Acara pun dimulai dengan pembukaan oleh pak Carik dan sedikit motivasi dariku. Then here we goes. Pagi itu penuh dengan sorak sorai, gelak tawa, tepuk tangan dan aura semangat literasi yang menebar di udara. Seakan charge bagi jiwa dan seketika aku tiba-tiba teringat yang pernah almarhum ayahku ucapkan dulu pada kami, anak-anaknya.
Kuasailah bahasa, literasi. Karena jika kita pandai berbahasa, pandai membaca, maka itulah kunci menguasai seluruh bidang ilmu lainnya.
Kurasa almarhum ayahku mendapatkan pesan dan petuah itu dari guru-guru beliau di Pondok pesantren Gontor, tempat ayahku menimba ilmu.
Para panitia pun sibuk menjumlahkan nilai-nilai yang sudah dibuat dewan juri, demi menentukan siapa pemenang lomba hari ini.
Terus semangat ya teman-teman!
Kalian adalah local heroes yang dibutuhkan negeri ini untuk terus tegak dan bertumbuh.
Pagi itu di depan balai kelurahan, puluhan anak kecil tampak berkerumun memenuhi halamannya. Sebagian anak dengan sabar antri di depan dua meja panitia untuk registrasi ulang dan mendapatkan nomer peserta. Para panitia dengan sabar melayani dan bahkan ada yang dengan baik hati memasangkan nomer peserta di baju mereka.
Bertepatan dengan Hari Anak Nasional, Ahad ini diselenggarakan lomba mewarnai, lomba puisi dan lomba bercerita. Balai desa dan perpustakaan desa menjadi meriah dan sumringah bersama anak-anak yang antusias. Sebagiannya bahkan berdandan dengan kostum apik dan tata rias wajah agar menarik.
Sembari menunggu acara lomba dimulai, aku menengok perpustakaan desa sebelah balai desanya.
Eh nggak sengaja nemu fotoku dipajang di sana, bersama foto-foto aktifitas perpustakaan lainnya. Hihi..
Acara pun dimulai dengan pembukaan oleh pak Carik dan sedikit motivasi dariku. Then here we goes. Pagi itu penuh dengan sorak sorai, gelak tawa, tepuk tangan dan aura semangat literasi yang menebar di udara. Seakan charge bagi jiwa dan seketika aku tiba-tiba teringat yang pernah almarhum ayahku ucapkan dulu pada kami, anak-anaknya.
Kuasailah bahasa, literasi. Karena jika kita pandai berbahasa, pandai membaca, maka itulah kunci menguasai seluruh bidang ilmu lainnya.
Kurasa almarhum ayahku mendapatkan pesan dan petuah itu dari guru-guru beliau di Pondok pesantren Gontor, tempat ayahku menimba ilmu.
Tadinya kupikir anak-anak lelaki yang bergerombol di salah satu ruangan itu peserta lomba menggambar atau mewarnai lho. Eh ternyata mereka ikut lomba puisi.Whoaaa... anak laki-laki mau ikut lomba puisi kan jarang-jarang ya. Kok bisa sih. Tapi rupanya mereka satu geng sih kayaknya. Jadi asyik dan enjoy aja jadinya. Salut.
Para panitia pun sibuk menjumlahkan nilai-nilai yang sudah dibuat dewan juri, demi menentukan siapa pemenang lomba hari ini.
Terus semangat ya teman-teman!
Kalian adalah local heroes yang dibutuhkan negeri ini untuk terus tegak dan bertumbuh.
Nih dia videonya
Hello, my name is Dian Nafi. Founder of Hasfa Publishing & Institute