improving writerpreneurship

Post Top Ad

April 04, 2020

Tips Menulis Novel: PREMIS

by , in
Tips Menulis Novel


PREMIS
peng-ide-an. Kenapa Pengidean? Karena ide juga hasil proses. Jadi "Ide" adlh hal terbuka yang bisa berubah seiring proses. Salah satu hal penting yang harus dikuasai adalah membedakan, mana yg disebut ide, bibit-ide, atau malah nyampah doang.

Contoh: Ah, gue mau cerita tentang cowok patah hati yang mo nyelesaiin skripsi. Buat gue, itu
Punggung tangan dengan jari telunjuk mengarah ke atas
BUKAN ide. Itu cuma celetukan yang BISA jadi ide. Nah! Celetukan itu harus diuji feasibility-nya utk jadi Ide. Caranya?

Masukkan celetukan itu ke dalam kerangka Premis Cerita. Kalau celetukan itu nggak bisa jadi Premis, celetukan itu bakal gw buang ke tong sampah. It's almost useless!


Ide Cerita harus selesai. Like, SELESAI. Cerita utuh dari awal sampe akhir cuma dengan 1 (satu) kalimat Premis. Percayalah, kalau kita gagal menjelaskan cerita kita dalam satu kalimat singkat, 50ribu kata nggak akan ada gunanya buat bikin ide itu jadi jelas

Celetukan yg gagal masuk premis jangan dilulusin. Catet aja di mana kek, kali aja kelak berguna. Kalaupun celetukan itu 'Selesai' hasilnya paling2 cuma cerita ngalor-ngidul ke sana kemari yang nggak ngiket n gak jelas arahnya


Kalimat premis sesederhana ini: Ada tokoh (dg karakterisasi xxx mengalami initial occurance) ingin mencapai (tujuan tertentu) tapi terhalang (sesuatu) sehingga akhirnya dia (berhasil/tidak-berhasil mencapai tujuannya dalam keadaan xxx).

Kalau celetukan itu tidak berhasil jadi kalimat, saran saya jangan coba2 mulai nulis. Bukan nakut2in. Tapi, kemungkinan besar mampet di tengah jalan. Trus? Gw buat beberapa keputusan utama tokoh yg bikin dia sampai (atau tidak sampai) ke tujuan. Ini namanya Key Moments.

Keputusan2 itu tergantung pada Halangan tokoh yg ada dalam premis yg sblmnya ud dibuat. Keputusan2 ini berisi rencana TINDAKAN NYATA yg dilakukan tokoh untuk menyingkirkan halangannya. Jumlahnya palingan 5-6 keputusan. Bahkan bisa lebih sedikit. Sya bikinnya urutan.

Stlh dapet Key Moments, trus? Saya akan mulai membuat 2 (dua) tiang pertama cerita. Apa itu? Opening dan Closing cerita.

Protagonis yg ada di premis langsung gw masukin ke dalam SETTING. Jadi di proses ini gw belum bener2 tahu karakterisasi si Protagonis akan macam apa kecuali hal yg mendasar (jenis kelamin, umur, pekerjaan/posisi dalam cerita).

Bentuk Opening n Closing ini adalah adegan bermasalah; BUKAN cuma deskripsi2 pemandangan, apalagi adegan dia bangun tidur sambil goler2. Melainkan, Protagonis langsung saya hadapkan sama masalah yang harus dipecahkan.

Ending juga bentuknya adegan setelah tokoh menghilangkan HALANGAN-nya (either dia berhasil ato nggak). Di akhir cerita HALANGAN pasti hilang. Bukan berarti karena dia brhasil. Bisa aja krn dia gagal atau malah mati. Orang mati gak bakal punya halangan lagi, kan?


Catat: Menghilangkan halangan tokoh TIDAK SAMA dengan doi berhasil mencapai tujuan.

Dari nulis Opening dan Ending, saya akan dapet KARAKTERISASI protagonis secara psikologis. Apa yang sy cari? Cara tokoh merespon masalah. Catat: Karakterisasi adalah totalitas respon karakter atas masalah dan kejadian yang muncul di dunianya.

HAPUS tuh ide2 yg bilang karakterisasi kek serangkaian ajektif (baik, ramah, senang membantu ibu, blablabla) plus hobi, potongan rambut, zodiak, makanan favorit, blublublu. Nyaris ga ada gunanya bikin begituan.

Sama kek manusia, KARAKTER harus dialami, karakterisasi muncul sebagai keputusan dan tindakan. Dari proses penulisan Opening dan Ending saya jg mulai merencanakan STILISTIKA, alias gaya tulisan yang akan saya pake (pertimbangan lain: pangsa pembaca).

Habis itu gw akan membuat LANDMARK cerita. Apa itu Landmark? Landmark adalah titik2 poin perjalanan tokoh ke arah tujuan. Ada 6 landmarks utama: 1. Impetus 2. Dramatic Question 3. Midpoint 4. Lowpoint 5. Climax 6. New World

IMPETUS: Kejadian awal yg menimpa tokoh; mendorong doi utk keluar dari hidup monoton sblmnya. Bentuknya bisa ancaman atau kesempatan. Misal: Diancam DO kalo skripsi gak selesai dalam 2 bulan. Kesempatan Beasiswa ke luar negeri. Dsb.

Impetus pada dasarnya adalah dorongan yang membuat protagonis memiliki TUJUAN (sudah dibuat sejak premis). Tp, Kesempatan/Ancaman gak berguna kalo tokohnya gak mau menyambut, kan? Mau diancam DO kek, klo tokohnya gak mau ngerjain skripsi ya cerita selesai!

Maka, muncullah: DRAMATIC QUESTION: Tokoh menyambut ancaman/kesempatan yang datang walau dia tidak tahu pasti apakah dia sanggup atau nggak. Pokoknya, tokoh pede aja buat lanjut. Harus. Harus. Harus.

MIDPOINT: Tokoh yang awalnya merasa kalo dia mampu melewati halangan malah menemui kegagalan. Perasaan kalo dia akan berhasil ternyta cuma harapan palsu. Hiks. Midpoint bisa dimanfaatkan utk menunjukkan bhw masalah kecil yang dia lihat ternyata menyembunyikan masalah besar!

Like: tokoh awalnya penelitian buat nyelesaiin skripsi biar nggak kena DO, tapi TERNYATA penelitian itu menunjukkan bahwa ada KORUPSI di kantor itu! Wataw! Tokoh dikejar2 buat dibunuh!

Intinya: Midpoint membuat cerita belok dan mendorong tokoh utk mengganti strateginya. Strategi awal yg cuma buat nyelesaiin skripsi berubah jadi strategi menyelamatkan hidup. Bangkek, kan? Tapi gimanaaa? Dia terjebak!

LOWPOINT: Tokoh yang sudah mengganti strateginya malah makin hancur lebur. Dihajar sana-sini. Sampai ... si tokoh kehilangan semuanya. Muncul pertanyaan: Gue lanjut apa nyerah aja, ya???? Intinya: dia kehilangan semuaaanya.

Boro2 lulus sidang skripsi, keluar dari situ dalam keadaan hidup aja udah syukur! Njrit! Mati gue! Di titik inilah tokoh menjalankan strategi hidup-mati. Like: ya udah deh. Gimana lagi? Nyerah atau nggak nyerah, kemungkinan matinya gede banget! Mari kita bertaruh segalanya!

CLIMAX: ini adalah pertarungan terakhir tokoh alias konflik terbesar yang akan menutup cerita. The Final Battle. Penentu apakah tokoh berhasil atau gagal. Ingat! Climax tidak terjadi dadakan. Intensitasnya harus dibangun sejak awal. Like? Sejak mulai ngetik.

Hati2! Di Climax sering terjadi deus-ex-machina. Apa itu: KEAJAIBAN mbantu tokoh yg putus asa utk keluar dari masalah. Keajaiban mungkin ada di dunia nyata, tapi di dunia fiksi, deus-ex-machina BISA merusak cerita.

Sering, Alih2 menunjukkan karakter yg putus asa, deus ex machina malah yg lebih memperlihatkan kalo si penulis putus asa n gak nemu akhir cerita.

Contoh deus-ex-machina: entah dari mana datangnya TIBA-TIBA dateng petugas KPK menyelamatkan dia! Wedezig! Kalo mau ngelibatin petugas KPK, harus dari awal dikasih tanda2nya. Jangan makjreng turun dari langit!

NEW WORLD: Halangan tokoh hilang. Tokoh masuk ke hidupnya yang baru, entah dalam keadaan berhasil atau gagal. Misal: Tokoh gagal skripsi n di-DO, TAPI dia direkrut jadi agen KPK!
Wajah dengan air mata bahagia

Nah! Pola di atas adalah pola yg dimiliki hampir semuaaaaaaaa cerita di permukaaan bumi. Entah kenapa bisa begitu.
Wajah berpikir
Akhirnya, yg mbedakan satu cerita dg cerita lain adalah: STILISTIKA dan VOICE pribadi milik penulis. Being Authentic is bloody important.





Aturan dibuat untuk dilanggar
taken from wisnucuit
April 03, 2020

It isn’t 10,000 hours, but 10,000 iterations.

by , in
It isn’t 10,000 hours that creates outliers, it’s 10,000 iterations.




It isn't 10,000 experiences that creates wisdom, its 10,000 reflections.

We want the invention without the iteration, wisdom without the wrinkles, the triceps without the try...

10,000 hours with the wrong approach is a vanity metric.

And what happens when you focus on the vanity metrics?

Observe this problem magnified on an institutional level. We value clicks, likes/retweets over privacy. President values ratings over public health.

We’re driven by lagging indicators & then debate if it’s the 🐓 or the 🥚

Agreed. It's a shame that likes ect are portrayed as being valuable. They reflect your reach but not your character.

Unfortunately it's reach and not character that institutions will typically reward with status, perpetuating a cycle of chasing and promoting vanity metrics

It isn't 10,000 books that creates knowledge, its 10,000 interpretations

you can have 10K experiences without that much reflection and that's the delta.

Reflection, crucially, is about observation before judgment.

It isn’t 10,000 hours or experiences, but 10,000 reflections iterated.

It’s both experiences and reflections. Stop saying things that sound profound but aren’t

Reflection is embodied.

"I fear not the man who has practiced 10,000 kicks once, but I fear the man who has 10,000 legs." - Bruce Lee

Mindless practice is time wasted.

Mindful practice is happy time.


As someone who has tried to learn music this way, I agree wholeheartedly. Without mindful and clear observation and practice, we don't complete the vital feedback loop required for effective learning.

Practice done for practice's sake is futile.

In order to learn from experience, two ingredients are necessary:

- Frequent practice
- Immediate feedback

Look for feedback loops to make adjustments and thus improve.

I see you make music:
- Put your ideas on the internet, even if they are not finished
- Ask for opinion
- Networking and send them your recordings
- Self edit and publish demos
...

It is not the hours of the work but the work in the hours.

Iterate, don't repeat.

What if you can find the answer in 5000 iterations, are you lucky?

No you're not. You learned fast

If there's only one answer, then no, you just learned faster.

If there's more than one answer, you are learning fast but keep going.

... Keep going anyway.

You probably know the answer! Genetics, quality of coaching, social support, and health habit factors.

Human performance is what I do.

You have to approach perfection to realize you cannot approach perfection.

Perfection is a resolution fallacy, and resolution is experience.

This is why visualizations are so powerful. Can conceive many of the iterations simply mentally.

Visual simulation

10,000 mindful iterations to mastery

Iteration >>>>> mere repetition

(Where iteration = repetition * feedback)

Once had a wrestling coach tell me, 'It's not practice that makes perfect, perfect practice makes perfect.' Not how I would put it, but it makes sense. You don't get points for showing up, you must apply yourself

Learning about some of the ways a system fails will help reveal the importance of foundational components within the way(s) it can succeed.


Hit. Fail.
Hit. Fail.
Hit. Fail.
... (9996 more times)
Hit." Eureka Eureka"

No luck.
Only work

'Isn't always 10,000 iterations. In Standup comedy we do the same set over and over for an extended period of time. In fact it's doing exactly the same thing over that installs it in our heads allows experiment and a new bit comes spontaneously the 101st time. More like 1000*10

It isn’t a number. It’s sustained, deliberate practice. Ericsson>Gladwell



Maret 25, 2020

10 Akselerasi Adopsi 2020 Karena Corona

by , in

10 Akselerasi Adopsi 2020 Karena Corona

Gambar

Kita tidak pernah menyangka bahwa pandemi wabah corona membawa banyak hal berubah dengan sedemikian cepat. Meskipun kita sudah lama mendengar tentang kekuatan internet dan digital yang memungkinkan kita bisa relay dalam mengerjakan apapun, mobile dan fleksibel, tapi karena wabah corona ini maka praktiknya menjadi lebih cepat. Kita dengan segera diminta untuk working from home, learning from home, beribadah bahkan di rumah, shopping from home juga. Pacaran from home juga. Ya kaaan..


So, kita bisa lihat bahwa di tahun ini beginilah yang terjadi dengan cepat, sangat cepat. Tuntutan perubahan menuju new normal.
2020 will vastly accelerate adoption of:
1 e-commerce 2 drone delivery 3 digital contactless payments
Gambar
4 video conferencing 5 autonomous vehicles 6 wearable health monitors
Gambar
7 3D manufacturing 8 voice mobile applications
Gambar
9 online learning 10 smart robotics

Yuk cepat kita kejar agar jangan sampai tertinggal. Inilah momentum untuk kita segera belajar sekaligus beraksi menghadapi tantangan jaman.

Bismillah
Maret 22, 2020

nulis buku terkait corona

by , in


Gambar


Wah, gus ulil sdh dpt ide nulis #buku apa terkait #corona.

I am thinking about writing a book with title options such as: Theology of Crisis, or, Theology in Time of Crisis, or, Coping with Virus Theologically (Muslim perspective). This is the best time to test the rich Islamic theological legacy against the current crisis.

bEGITU tulis gus ulil.


Langsung banyak netizen menyambutl hangat dan antusias.

Bikinlah pak. Sudah keliatan kan yang paling bebal dan mengancam keselamatan orang lain dalam situasi krisis begini ialah para yang sangat 'relijius

Please do! Im looking forward to the book once it has been completed
🙌🏼

Aku masih cari2 sambil ngrekap apa2 yg lewat dan terpikirkan, siapa tahu bisa berguna/

seperti biasa kalau sedang membuat draft persiapan tulisan, aku membuat bagan besar kertas plan dan memanfaatkan sticky ntes untuk mencatat ide  ide dalam catatan ringkas. kadang hanya terdiri beberapa kata saja. atau beberapa kalimat jika kurasa musti ada pengingat atau reminder yang lebih panjang. biasanya terkait dengan insight, aha mment atau hikmah dari kntemplasi yang kulakukan. 
Maret 14, 2020

Leadership On Crisis

by , in
Leadership On Crisis
Kepemimpinan Dalam Masa Krisis


Leadership (Kepemimpinan) bakal nampak dan terbukti pada saat menghadapi krisis. Kalau kondisi biasa, orang cekatan vs orang Omdo alias omong doang tidak akan ekstrim perbedaannya.  Justru dalam  situasi krisis, kita bisa melihat kualitas kepemimpinan seperti apa, apakah dia pemimpin yang baik di tengah krisis atau pemimpin yang buruk di tengah krisis ini.

Iim Fahima dalam cuitannya di twitter membagikan insight-nya bagaimana semestinya karakter pemimpin dalam menghadapi krisis.

Pertama. Karakter pemimpin diuji saat krisis. Dalam kondisi ini, pemimpin harus paham akar masalah dan turun tangan langsung ambil komando. Ini tidak bisa dipindahkan ke sosok lain karena karisma, kepedulian, tonality, clarity dan gesture seorang pemimpin tidak bisa "dititipkan"

Arahan pemimpin secara langsung ke team inilah yang akan menentukan team bergerak sepenuh hati atau tidak.

Leadership is a matter of having people look at you and trust your confidence and seeing how you react. If you are in control, your people in control too.

Kedua. Saat krisis, semua orang cenderung panic dan terburu-buru. Akibatnya, langkah yang diambil cenderung reaktif, tidak strategis.

Dalam situasi ini, seorang leader harus bisa mengambil jarak sesaat agar bisa berpikir solusi yang konstruktif.

Ketiga. Krisis dan chaos harus ditangani dengan cepat, tapi tidak boleh buru-buru. Leaders have to act promptly not hurriedly. Be quick but don’t hurry.

Langkah strategis dan konsruktif tidak identik dengan gerakan yang slow.  Ini bisa dikombinasikan dengan Speed.

Keempat. Dalam situasi krisis, pemimpin harus bs manage ekspektasi. Jangan berikan janji-janji surga. Keep it realistic.

Paparkan problem, impact, strategi penanganan jangka pendek, sedang, dan panjang. Kalau kondisinya pahit ya sampaikan, we hav to fight this battle together!

Kelima. Memimpin dalam situasi krisis itu luar biasa tantangannya. If you start to lose focus on the big picture, it might be necessary to take step back from the situation and reassess it, or even seek outside advice. Ngobrol sama negara tetangga, mungkin?

Yang utama saat krisis adalah JUJUR atas masalah yang dihadapi.

Menyembunyikan masalah hanya akan membuang waktu yang mahal, yang harusnya bisa dipakai untuk penanggulangan krisis.

Apa yang akan membuat sebuah krisis jadi semakin buruk? 
Leaders yang tidak menanggapi krisis dengan serius. Leaders yang tidak turun tangan langsung mengambil alih komando.

Setidaknya di tengah krisis kepemimpinan nasional saat ini kita masih bisa melihat dan merasakan kepemimpinan yang kita anggap ideal.

Februari 24, 2020

Classpreneur at Open Class

by , in
Classpreneur at Open Class

Gambar
Setelah workshop lesson study kmrn di binaparaja pendopo kabupaten, hari ini Praktik Openclass bersama assoc prof Sumar Hendayana, Ph.D di SMAN 1 Demak. Materinya ttg bioteknologi.

Collegial lesson study biasanya diskusi poin2 yg perlu dilaksanakan, konsep2 berat mana yg perlu dibahas. Assesment dituntut mendekati system order thinking berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran interaktif adl keniscayaan. Ada komunitas online, google form, blogger, quipper

Konsep2 biologi selalu berkembang. Hrs selalu disampaikan. Browsing problem aktual, memicu mengeksplor kemampuan anak. Buat skenario belajar. Sintak pembelajaran. Sekolah hrs menginovasi pembelajaran. Kelas lbh hidup, kreatif. Lomba internal cara mengajar, reward.

Lesson study bisa jd program resmi, jd paket dlm kurikulum. Lesson study sangat urgen utk menunjang pemahaman konsep dan interaksi kelas, mendpt pengalaman pembelajaran lebih dan menginspirasi guru.

Ada 12 kelas 12. Semnagat lesson study adl kolaborasi. Tutor sebaya. Anak2 yg lebih mengajari anak2 yg belum mampu. Utk bs mengeksplor kemampuan anak, butuh strategi. Guru sbg sumber pembelajaran utama. Spy anak bs mrnyampaikaj dg lepas. Kuncinya literasi. Konsep2 biologi..

..tdk dr 1 sumber tunggal. Spy outcome.mampu bersaing Intake anak sangat membantu. Kendala Biasakan anak2 berpikir tingkat tinggi, dg problem solving. Jd kurangi gaya yg menerangkan konsep saja. Presentasi juga dr latihan, latihan. KIR diseminasi karya, pembiasaan

Guru jd teladan. Shg murid termotivasi. Pak setyo pernah sehari ngajar 7 sekolahan, dr yg muridnya canggih sampai yg letoy. Shg ktk ada zonasi pemerataan, skrg SMAN 1 skrg juga nerima murid2 yg bodho, gak ada masalah.

Skrg ada akselerasi, pakai sks. 2thn bisa lulus. Guru hrs kreatif bikin anak senang belajar. Murid2 yg tersakiti hatinya, meski guru gak sengaja, bs dendam. Kdg maksud kita bener, belum tentu pener. Cerita yg menginspirasi, jgn menyinggung. Terus belajar agar makin canggih.'

SMA guru 50% murid 50% SMP guru 75% murid 25% SD guru 90% murid 10% Hard out thinking skill. Hots. Minimal 40% soal2 hots. Kata kuncinya literasi, belajar membaca materi2 yg dikembangkan. Gambar Siapkan bahan2nya. Buku, hape utk browsing materi, kuota dr sekolah, cbt bandwith.
Aplikasi assesment, mengerjakan soal dg hape. Tp hape tdk satu2nya. Spy tdk melebar ke mana2, apa yg hrs ditandaskan. Google parent utk pustaka. Membiasakan budaya literasi. Sblm prmbelajaran, ada kontrak belajar. Apa2 yg hrs dibaca. Nulis setiap hari. Konsep2 materi semester..

..depan sdh diberikan seblmnya agar bs dibaca. Itkad GMP sekolah sblm tatap muka. 4 guru duduk bersama utk membahas konsep2 mana yg hrs dibahas, soal2 apa sj yg akan dimasukkan dlm soal2 su kompetensi Penekanan, fasilitas2, bahan2 ajar emodule online bs diakses murid2 lbh dulu

Soal2 ulamgam harian c3. Pendapat, analisis, menyimpulkan. Meninggalkan hafalan, c1 c2. Utk bs memahami, konsep2 disiapkan sejak awal. Anak2 mmg memcari, tp laman2 sdh disiapkan Anak2 lbh senang problem solving. Bahkan keluarnya lbh dr ekspetasi guru. Dg approach, pacu anak

Biasakan, budayakan dg lingkungan diskusi kelas. Prof Sumar: prinsip kerja, cara berpikir anak2 beda2. Kreatifitas itu yg perlu didorong. Anak2 mencermati dr searching tdk leterlex, dia pahami, kreasikan dg bhs sendiri. Anak2 mencermati dr perspektif science, regulasi, kesehatan

.anak2 memberikan alternatif bahan, high order thinking Spy anak2 mjd luar biasa, LKS pertanyaannya lbh terbuka, artikel penggrebekan, bgm tanggapanmu. Byk pertanyaan yg sifatnya terbuka. Open ended. Guru jd dirigen/konduktor yg bikin harmoni. Semua anak diberi kesempatan.

Gunakan papan utk mencatat hasil observasi guru, temuan2 dr kelas, shg terdokumentasikan utk dievaluasi, dilihat lagi. Temuan2 bs direkam jd satu artikel. Bahan riset. Catat waktunya. Menit per menitnya. Shg tdk kehilangan momen. Anak tdk akan terganggu dg obrolan sekitar
Gambar
Ada saat guru menjelaskan. Ada saat siswa diskusi. Observer hrs minggir, agar tdk menghalangi pandangan. Bikin tata tertib. Sesuaikan dg karakteristik anak. Walaupun anak2 TK, ajak juga berpikir, meski sblmnya main2, latih bercerita, komunikasi, dst.

Refleksi stlh open class, pakai sticky notes. Misal hijau utk fakta, oranye utk alasan, biru utk solusi. Agar lbh baik lagi gmn. Misal sdh ada pembagian tugas utk msg2 siswa. Meningkatkan mutu hrs sabar, konsisten, istiqomah, evaluasi, inovasi. Bukan opini yg bicara, tp fakta




Februari 02, 2020

Kebijakan Layanan Haji di Arab Saudi

by , in
Kebijakan Layanan Haji di Arab Saudi
Materi kebijakan layanan haji di arab saudi.

Gambar

Materi Lainnya:
Penyelenggaraan Haji dan Umroh
Tugas dan Fungsi Pembimbing Manasik Haji dan Umroh
Strategi dan Metode Pembimbing Haji dan Umroh

Fiqh Haji Dasar Klasik
Situs-Situs Haromain

Micro Guiding Manasik Haji Umroh
Psikologi Haji dan Umroh
Sertifikasi Pembimbing Manasik Haji Umroh
Hikmah dan Filosofi Haji
Penyelenggaraan Sertifikasi Pembimbing Haji Umroh
Character Building Pembimbing Manasik Haji Umroh
Dinamika Kelompok Psikologi
Gambar

Madinah Kebandaraan Imigrasi 2010 proses paspor 1 jam 2019 yg jaga cantik2 Bea cukai Yg sering viral: rokok, obat kuat Bawa rokok tdk dilarang. Tp jumlah byk ada mekanismenya Pembimbing edukasi jamaah, apa yg boleh n tdk boleh dibawa
Gambar
Kementerian haji Maktab wukala Naqabah Gambar Akomodasi/sakan Yg hari ini masih bermasalah, layanan ziarah Jumlah bis tdk sama dg rombongan Ziarah mjd bagian dr pelayanan Pihak akomodasi Gambar Konsumsi Problem: Jam makan mesti jam sholat

Gambar
Transport antar kota Alur operasional angkutan Gambar Muassasah addilah: di madinah Majmuah: penyedia hotel Layanan lain

Gambar
Arbainnya pembimbing itu ya melayani jamaah Yg bisa mengurus jenazah adl muassasah adilah Th 2019 ada 2 jamaah yg hilang dan belum ketemu sampai skrg Ada yg kopernya hilang 8 hari. Ternyata ada di kamar temannya Cek. Kalau lebih, keluarkan dr kamar Pecah kloter sunnatullah
Gambar

Transport dan akomodasi di makkah
Gambar
Gambar

Gambar

Transport akomodasi di arafah
Gambar

Konsumsi
Gambar


Akomodasi Masyair
Gambar
Bis sholawat
Gambar
Gambar
Sampaikan pd jamaah'

Gambar
GambarGambar


Knapa meninggalkan arafah saat maghrib Knapa meninggalkan muzdalifah tengah malam Knapa lontar bakda fajar Cari tahu Jk jamaah paham ini, mrk akan senang hati melakukan sesuai ketentuan
Gambar
Gambar Kalau ada hal2 yg tdk sesuai, jamaah saja yg complain ke pemiliķ, bukan petugas yg complain.

Post Top Ad