improving writerpreneurship

Post Top Ad

April 13, 2020

Dekonstruksi Plot The Ocean at The End of The Lane

by , in
Dekonstruksi Plot The Ocean at The End of The Lane


Neil Gaiman adalah salah satu penulis favoritku. Aku sudah pernah membaca novel ini beberapa tahun lalu. Sekarang jadi baca lagi gara-gara anak lelakiku membacanya. Dan jadilah coret-coretan dekonstruksi plot ini untuk membedah struktur novelnya. 
prolog
Si tokoh (dewasa) berkendara ke lokasi rumah dan lingkungannya yang dulu sempat di tinggali semasa kanak-kanak selama tujuh tahun dari usia lima sampai dua belas tahun. Dari sinilah cerita bertutur, flash back ke masa dulu.
opening
Ulang tahun si tokoh yang ketujuh tahun. Tidak ada yang datang ke ultahnya.
Dia dapat hadiah kucing, tapi kucingnya mati ditabrak penambang opal si penyewa kamar tokoh.
Tokoh harus merelakan kamarnya untuk ditempati para penyewa sebab kondisi perekonomian orang tuanya menurun. Beberapa penyewa datang silih berganti. Sampai kemudian datang penambang opal yang menyewa. Dia sempat menabrak anak kucing kesayangan si tokoh
impetus
Si tokoh sarapan dan menanyakan komik pada ayahnya. Komik ada di jok belakang mobil. Tapi ternyata mobil tidak ada di depan rumah. Polisi menelpon mereka dan mengabarkan bahwa mobil mereka ada di ujung jalan setapak.
Mereka pun pergi ke ujung jalan setapak itu. Ternyata si penambang opal ditemukan mati dalam mobil tersebut.
Chapter 4
Selagi polisi dan si ayah memeriksa TKP, tokoh dititipkan ke rumah pertanian milik hampstock. Si tokoh pergi bersama lattice untuk mencari asal mula kejadian-kejadian aneh di lingkungan mereka.
Chapter 5
Si tokoh dan lattice menjelajahi ladang sampai tempat yang tidak seperti alam real. Supra natural gitu deh. Semacam alam lain. Dengan berbagai petunjuk yang Lattice dapat setelah mengacungkan semacam ranting berbentuk Y ke satu benda ke benda lain sampai ke tempat yang mempertemukan mereka dengan monster kanvas. Wewe gombel kali ya kalau di Indonesia
Chapter 6
Lattice sedari awal bilang ke tokoh untuk tidak melepaskan tangannya. tapi saat monster kanvas itu menyerang mereka, si tokoh terlepas tangannya dari lattice dan justru menangkap master kanvas yang menyerangnya.
dramatic question
Saat si monster kain kanvas menyerangnya, si tokoh merasa seperti menginjak sesuatu dan terasa sakit di kakinya.
Chapter 8
Si tokoh pulang ke rumah dan merasa kakinya sakit
Chapter 9
Si tokoh membuang cacing dari dalam lubang kakinya ke dalam lubang pembuangan bak mandinya.  Tapi ada yang tertinggal dalam kakinya.
midpoint
Besoknya datang pengasuh baru karena si ibu harus kerja. Ursula monk ini mencurigakan sekali. Dan si tokoh sadar bahwa ursula adalah jelmaan dari sesuatu yang keluar dari kakinya waktu itu.
Chapter 11
 Si tokoh membencinya dn ursula memperlihatkan bahwa memang dia monster yang datang untuk menguasai orang-orang
Chapter 12
Si tokoh tidak mau memakan masakan ursula monk. Si ayah memarahi si tokoh dan bahkan menenggelamkan kepala si tokoh ke bak mandi.
Chapter 13
Si tokoh pergi melarikan diri ke rumah hampstock saat dikurung di kamarnya. Keluarga hampstock mengobati luka dan memberinya perlindungan. Mereka mengeluarkan bagian cacing yang tertinggal dalam kaki si tokoh dan memasukannya dalam toples.
Si nenek bahkan menggunting kejadian saat sang ayah menenggelamkan kepala si tokoh. Sehingga ketika oramg tua si tokoh datang menjemput, mereka lupa kejadian itu dan mempersilakan sitokoh menginap di rumah lattice.\cf0\par
low point
Paginya lattice membawa pulang si tokoh balik ke rumah sembari meminta ursula monk balik ke tempat asalnya. Lattice menaruh benda-benda untuk mengundang pemangsa dan pembersih datang agar menghabisi ursula monk.
Chapter 15
Ursula sempat menolak tawaran lattice untuk balik ke asalnya lewt lubang cacing yang ditaruh dalam toples (sisa cacing yang tertinggal di kaki tokoh).
Tapi ditakut-takuti bahwa pemangsa dan pembersih akan datang, ursula hendak balik tapi dia melihat jalan pulang tidak sempurna. Masih ada bagian kecil tertinggal dalam diri si tokoh, karena itu ursula hendak mengambil jantungnya
Chapter 16
Pemangsa dan pembersih menghabisi ursula. Tapi mereka tidak mau pergi setelahnya karena menginginkan si tokoh juga.
Chapter 17
Tokoh disuruh lettice untuk tetap berada dalam lapangan rumput yang menyerupai cincin peri selagi lattice pergi ke rumahnya untuk mengambil sesuatu dan minta pertolongan nenek.
Chapter 18
 Ada banyak gangguan datang, bahkan bayangan pemangsa menayamar jadi adik dan ayah si tokoh, juga lattice, tapi si tokoh bergeming. Dia tidak beranjak keluar dari cincin peri. Sampai akhirnya lattice datang membawa air dari kolam yang dibilangnya sebagai samudra. Si tokoh diminta masuk ke dalam ember itu. 
Chapter 19
Lattice dan si tokoh pergi ke rumah hampstock untuk mendapatkan bantuan lebih lanjut.
Si nenek minta para pemangsa pergi, tapi mereka terus bertahan untuk bisa mengambil si tokoh. Karena nenek tidak memberikannya, para pemangsa marah dan memakan apa saja. Semuanya.
climax
tokoh terdorong untuk meyerahkan diri pada para pemangsa dan pembersih daripada harus mengorbankan orang-orang lainnya. tokoh berlari melintasi ladang dan melewati batas. para pemangsa menerjangnya. tapi lettice melindunginya. sehingga para pemangsa melukai lettice.
Lattice ditaruh di kolam yang samudra itu, terambang di sana. Sampai kemudian ombak datang dan mengambilnya.
new world
Akhirnya para pemangsa pergi.
Si ibu lattice mengantar si tokoh balik ke rumah. Dan bilang ke orangtuanya kalau dia baru sajadari perpisahan lattice yang akan ke australia.
Lima tahun setelah kejadian itu, si tokoh pindah dari lingkungan tersebut.
closing
 Si tokoh dewasa bercakap-cakap dengan nenek hampstock. Kenapa dia sampai di situ saat ini, mungkin karena latice ingin melihatnya. Meski lattice tak tampak di situ. \par
Si tokoh berterima kasih karena lattice menyelamatkan jiwanya. 
Dia lalu berpamitan. 

April 11, 2020

Menulis Ide dan Draft

by , in
Menulis Ide dan Draft



Di mana menulis draft?
Bisa di mana saja.


menulis bisa juga menggunakan hape. Mau satu cerpen atau satu novel, saya nulis pakai hape.

Bagaimana sy memperlakukan IDE yg datang?

Pemikiran dasar saya adalah IDE adalah sesuatu yg tidak berharga SAMPAI kita tau cara mengeksekusinya & benar2 mengeksekusinya. Kalau tiba2 dpt ide (sbnrnya ide cerita sy tdk prnh tiba2), hal pertama adlh sy catat di HP berupa PREMIS.

Kalau saya suka premisnya, saya akan lanjut sedikit > bikin LANDMARK cerita. Minimal Dramatic Question & Klimaks. Kalau saya tidak suka premis itu (atau, saya tidak mampu mengubah ide jadi premis), ide itu sy hapus dr catatan.


Habis itu sy diemin aja di catatan. Jadi saya punya catatan yg berisi puluhan ide cerita yg sudah berbentuk kerangka2 sederhana. Kalau kelak sy merasa mood, baru saya tulis. Lebih banyak ide yang tidak sy tulis, dibanding yg berhasil sy tulis. Alias lebih bnyk gagalnya.








Saya tidak pernah menyimpan ide mentah. Ide cerita buat saya selalu sudah berbentuk premis+landmark sederhana, isinya paling bnyk 10 kalimat. Contoh ide mentah: Ah, sy mau cerita ttg tukang listrik yang mau pulih dr patah hati. Sesederhana krn ide mentah BUKAN cerita.

Semua ide sy anggap tidak berharga (belum tentu akan sy tulis jd cerita) tapi saya tetap mencatatnya. Kalau sy kehabisan bahan yg hendak saya tulis, saya akan liat catatan2 ide itu. Cara ini membuat sy sangat jarang merenung2 mencari ide.


Aturan dibuat untuk dilanggar
taken from wisnucuit
April 10, 2020

Minder Setelah Baca Buku Bagus?

by , in
Minder Setelah Baca Buku Bagus?


Kenapa abis baca naskah referensi yg bagus bukan semangat malah minder?
Jawabannya sederhananya: Cara membacanya keliru. Penulis perlu membaca naskah lain sebagai Penulis juga, BUKAN sbg pembaca murni.

Apa sih yg membedakan antara Penulis membaca dengan Pembaca membaca? Dasar perbedaannya adalah MOTIF ketika mendekati bacaan. Motif Penulis ketika membaca BUKAN cuma untuk menikmati bacaan, melainkan BELAJAR. Otak HARUS dalam setting belajar ketika akan mendekati naskah lain.

Ini sama seperti alasan seorang Chef makan di sebuah restoran. BUKAN utk sekadar menikmati makanan, melainkan mendapat jawaban dari 2 pertanyaan ini: 1. Kalau enak: Apa yg membuatnya enak? 2. Kalau tidak enak: Apa yg membuatnya tidak enak? Berbeda dr penikmat makanan.

Apakah sy pernah jadi minder setelah baca buku? PERNAH. Laksmi Pamoentjak - Amba. Saya baca di awal2 sy belajar nulis, baru nulis cerpen2 sambil mencoba menulis novel (yg semuanya gagal, walau selesai). Saya: Bagaimana bisa kalimat2 dlm novel ini begini? Tulisan sy jelek

Untungnya, sy reflektif, sy sensitif sama perubahan mood/emosi saya sendiri. Jadi: pertanyaan pertama yg muncul: Kenapa saya harus merasa terserang gara2 Amba? Laksmi Pamoentjak tidak mungkin menulis ini dg kesengajaan bikin pbacanya minder. Jawabannya karena karena (waktu itu) saya merasa tidak mampu bikin kalimat2 sebagus cara Laksmi Pamoentjak menyusunnya.
Dari situ, sy jadi ngeh: Kalimat2 ini bagus karena cara semua kata2 ini DISUSUN! Bagaimana cara Laksmi Pamoentjak menyusun kata2 ini sehingga kalimat panjang ttp nyaman?

Singkat cerita, saya menemukan satu hal penting: Kalimat2 dalam Amba menjadi seperti itu karena Laksmi punya kemampuan minimal atas 3 hal: Beliau ahli dalam menggunakan tanda koma, titik, dan kata sambung! Is it that simple? Yess! (Almost) That simple.

Tingkat bagus atau jeleknya sebuah bacaan TIDAK berkorelasi secara langsung dg ilmu yg bisa kita pelajari dr situ. Kita bisa belajar dr naskah bagus, tapi juga bisa belajar dr naskah jelek. Syaratnya: Objektivitas dan tidak berhenti sampai pada penghakiman ttg bagus/jelek.

Apa yg penting diperhatikan saat membaca untuk belajar? POLA. Belajar pada dasarnya adalah proses kesadaran, pemahaman, dan PENIRUAN POLA. Ini yg seharusnya terjadi saat seorang Penulis membaca. Syaratnya: Mampu membaca secara netral kritis.

Kritis TIDAK SAMA dg cari2 kesalahan. Kritis adlh menganalisis, menyimpulkan, dan mengapreasisi karya. Tunda penghakiman sampai kita mendapat pola-pola. Dg cara ini kita bisa menyaring pola mana yang kelak akan produktif dlm proses belajar, atau sebaliknya cukup kita tahu saja.

Trade-off-nya? Ada yg cenderung hilang ketika seorang jadi penulis, yaitu kenikmatan membaca. Tapi, kita dpt kenikmatan belajar menulis. Saya rasa ini impas. Toh, kita ttp bisa membaca utk menikmati saja. Caranya: Setting sikap saat akan membaca. Mau belajar atau menikmati?

ini jg alasan saya akan membaca karya lain dari penulis yg sama JIKA menemukan karyanya menarik. BUKAN karena jadi nge-fans (sy tidak pernah ngefans sm nyaris siapa pun), melainkan (lagi2) utk melihat POLA antar tulisan. Dari sana saya bisa belajar ttg gaya penulisan.

Saya bisa mempelajari tentang apa yang diyakini oleh seorang penulis dan melihat gmn keyakinannya menjadi garis merah dari karya2nya. Sy juga jd bisa mempelajari bagaimana penulis itu belajar & berkembang seiring waktu. Apa yg dipelajari seorang pnulis bisa terlihat dr sini.

FANDOM IS TOXIN FOR A WRITER. Kagumi kemampuan kepengrajinannya, tapi jangan ngefans sama siapa pun. Kita mempelajari mereka ya untuk belajar, bukan utk ngefans. Knp? Dalam Fandom ada relasi kuasa, dan pasti kita yg terkuasai. Ini buruk utk proses menemukan gaya tulisan kita.



Aturan dibuat untuk dilanggar
taken from wisnucuit
April 10, 2020

Tips Menulis Novel: KLIMAKS

by , in
Tips Menulis Novel: KLIMAKS


Bolehkah setiap cerita punya lebih dari satu PUNCAK konflik?


Jawaban pertanyaan ini tidak sederhana, karena tergantung pada sampai mana DEFINISI SATU CERITA itu. Jawaban sementara: YA dan TIDAK

Sebelum bahas ini, ada satu keahlian yg buat saya WAJIB dikuasai oleh seorang penulis, yaitu: Mengambil JARAK dg cerita yg sedang ditulisnya. Jarak bisa bikin kita sadar klo PROTAGONIS tidak bergerak di ruang hampa. Protagonis berkelindan dg tokoh2 lain di sekitarnya.

Pernah tahu bahwa sinopsis novel ditulis HARUS pake 3rd Person Narrator (walaupun novelnya ditulis pake Narator Orang Pertama)? Seperti itu JARAK. Penulis melihat cerita dg bird eye view sehingga terlihat gmn smua sebab-akibat terhubung, & tiap tokoh punya jalan hidup masing2.

Jadi, sebenarnya, apa yang disebut SATU CERITA? Apa benar satu novel/cerpen berisi satu cerita? Sampai sini, kita bisa bilang: Kecuali satu tulisan hanya berisi satu TOKOH, tidak mungkin hanya berisi satu cerita. Kalau kita udh bisa liat utuhnya, pasti terlihat

Sebenarnya, kalau dilihat dari jarak jauh secara utuh, tiap tokoh punya tujuan masing2 yang perlu mereka capai. Alias: masing2 tokoh punya cerita mereka masing2 YANG tujuan dr kemunculannya dalam TULISAN adalah mendukung cerita yg sedang dijalani protagonis.

Artinya: Masing2 tokoh PUNYA konflik masing2 dan PUNCAK-nya masing2. Dalam kerangka pikir ini, artinya: dalam satu TULISAN fiksi berisi cerita(-cerita) sebenarnya ada beberapa PUNCAK KONFLIK untuk masing2 tokoh.

Perubahan yang dialami oleh SETIAP TOKOH dalam tulisan fiksi disebut sebagai CHARACTER ARC. Alias: Character Archetype. Sebenarnya, tiap tokoh mengalami perubahan karakter yang dalam satu tulisan fiksi perlu berhubungan dengan si Protagonis.

Makin dekat hubungan satu tokoh dengan si Protagonis, makin nyata konflik2 yang dia alami di dalam naskah, termasuk Puncak Konfliknya. Makin jauh, makin tidak terlihat konfliknya sampai di titik tidak ditulis di naskah krn bisa mengganggu KETERLIHATAN konflik si protagonis.

Apa itu konflik? Konflik adlh sebuah kejadian dalam plot yang kemudian dimunculkan sebagai adegan yang tujuannya adalah MENGHALANGI Tokoh mencapai TUJUAN. Setiap cerita punya bbrp konflik sebelum akhirnya tiba di PUNCAK. Apa itu Puncak Konflik? Puncak Konflik adalah Klimaks

Apa ciri2 sebuah Adegan Klimaks? Klimaks adlh adegan penghalang terakhir antara tokoh dan tujuannya. Setelah klimaks, TIDAK ADA konflik lain. Klimaks adlh pertanyaan yg jawabannya cuma dua. Apakah tokoh Gagal/Berhasil mencapai tujuan? Jawaban itu muncul di akhir sbg resolusi.

Dalam kerangka pemikiran bahwa satu tulisan fiksi adalah HANYA MILIK PROTAGONIS (tokoh lain cuma pendukung), adanya lebih dari satu KLIMAKS sama dengan membuat satu Protagonis memiliki lebih dari satu TUJUAN. Apa yg akan terjadi kalau protagonis punya lebih dari satu tujuan?

Sebenarnya TIDAK ADA LARANGAN buat protagonis utk memiliki lebih dari satu tujuan utama. Tapi, ini ada risikonya. Apa? Risikonya ada di tangan PEMBACA. Pembaca akan bertanya2: Ini cerita tentang apa?

Lalu bagaimana? Atur Skala Prioritas dari TUJUAN TOKOH. Mana yang utama, dan mana yang pendukung. Misal: Tokoh memiliki 2 tujuan: 1. Lulus Kuliah. 2. Punya Usaha. 2 Tujuan itu perlu DISATUKAN jadi satu tujuan. Misal: Membayar kuliah sendiri karena ayah yang meninggal.

Plot dalam cerita diatur agar Tujuan UTAMA itu yang menjadi KLIMAKS. Berhasilkan protagonis membayar kuliahnya sendiri? Artinya apa? TUJUAN UTAMA Protagonis dipecah2 jadi tujuan2 lain yang lebih kecil dan dijawab satu per satu dlm tiap konflik yg muncul.

Resolusinya jadi bisa diatur jadi begini: Tokoh berhasil lulus kuliah dan membiayai kuliahnya sendiri dengan bantuan Beasiswa Wirausaha dari Kampus. Kalau tidak ada TUJUAN UTAMA alias semua tujuan dibuat memiliki intensitas yang sama, Pbaca yang kena risiko tidak paham cerita.

Tokoh fiksi kalo tugasnya nggak signifikan: 1. Hilangkan; klo nggak bisa dihilangkan 2. Satukan tugasnya ke tokoh lain, lalu hilangkan; atau 3. Jangan dikasih nama, sebagus2nya cukup kasih sebutan: Pak Kepala Sekolah, Ibu Mentri, dsb.




Aturan dibuat untuk dilanggar
taken from wisnucuit
April 08, 2020

Fiksi atau Non Fiksi

by , in
Fiksi atau Non Fiksi




Menulis Pengalaman Pribadi apakah perlu unsur fiksi?

Well, ini tricky krn jawaban yg paling benar sbnrnya ada di tangan penulisnya sendiri. Pertanyaannya mendasarnya: Apa bentuk yg diinginkan penulisnya? Autobiografi? Fiksi murni?

Untuk pertanyaan yg ini, saya merekomendasi membaca BELL JAR novel karya Sylvia Plath. Novel ini DIDUGA sebenarnya berisi autobiografi dr penulisnya karena mengandung kesamaan2 dg jalan hidupnya. TOH, Bell Jar TETAP dianggap FIKSI dan bukan autobiografi.

Firstly, we need to realize that fiction & nonfiction are not two box where a book being thrown in. Fiksi dan nonfiksi adalah spektrum. Bell Jar adlh FIKSI yg memiliki unsur biografikal

coontoh satu paragraf (ini sy sdg mengetik ini).
Saya duduk di hadapan televisi yang makin lama makin sombong. Dia mengoceh tentang penyakit, tentang orang-orang yang mati satu per satu, tanpa pernah mendengar siapa pun berbicara. Ia cari mati. Berikutnya, aku membunuhnya.

adegan itu saya duduk dan mematikan televisi (pengalaman beneran), tapi saya menggunakan gaya bahasa FIKSI. Gaya bahasa fiksi yg metaforikal adalah KONTRASTANDAR-nya. Kontrastandar fiksi ini dipakai dalam rangka DRAMATISASI. BOLEH ada unsur fiksi di dlm Nonfiksi dalam KADAR.

Cerita pengalaman pribadi (biografikal) memperbolehkan masuknya unsur fiksi dalam rangka mencapai standar estetis tertentu. Sebaliknya, FIKSI juga. BELL JAR adalah contoh FIKSI yg menggunakan unsur nonfiksi. Unsur biografikal milik Plath jadi kontrastandar-nya.

Penulis sendiri yg mengatur perbandingan KADAR fiksi-nonfiksi yg muncul dlm naskah tergantung TUJUAN & keinginannya. Apakah tulisan pengalaman itu biografi? Akn seberapa kental unsur imajinasi & dramatisasinya? Makin banyak imajinasi, naskah itu semakin fiksi. Met nulis.


Aturan dibuat untuk dilanggar
taken from wisnucuit
April 08, 2020

Tips Menulis Novel: PERGERAKAN

by , in
Tips Menulis Novel: PERGERAKAN

Gw belajar nulis fiksi tidak mulai dr bikin cerita bagus, melainkan teknis. Teknis penceritaan adalah meta cerita. Bibit dr semua cerita di permukaan bumi. Isinya pola2. Pola2 yg terus muncul berulang2. Ikutin aja polanya. Mungkin, hasilnya gak langsung bagus, tapi jadi.


pola dasarnya cuma ini kan? >>> Ada tokoh mau sesuatu, dihalangi sesuatu, dia melawan, lalu dia berhasil/gagal dapet apa yg dia mau. Ubah aja variabel2 di situ pake apa pun, pasti jadi cerita. Bahkan klo asal2an.


Misal: Ada batu mau jadi burung, dihalangi sama sungai, dia minta tolong sama ahli pahat, akhirnya berhasil jd patung macan. Tetep jadi cerita, kan? Kalimat juga gitu. Ada pola2 dasar yg kalau dipenuhi pasti jadi kalimat (masalah dimengerti/tidak adalah perihal lain lagi).

Coba aja mulai dr tokoh tidak mau apa2. Bisa jd cerita, gak? Tokoh tidak mau jadi dokter. Trus? Ya ud, jgn jadi dokter. Kok repot? Cerita baru jadi kalo minimal ada 2 kekuatan berbeda arah, bertemu. <<< Ini Hukum Gerak Newton Tanpa ini, tidak ada cerita.

Hukum Gerak Newton berlaku di semua cerita. Kok bisa? Krn cerita sbnrnya ttg pergerakan. Unsur gerak harus ada. Gerak baru terjadi kalo resultan gaya tidak sama dengan nol. Selama resultan gaya sama dengan nol, objek tidak akan bergerak.

Hukum Newton Pertama: Setiap benda akan memiliki kecepatan yg konstan kecuali ada gaya yg resultannya tidak nol bekerja pada benda tersebut. Di cerita ini apa? Ini status quo tokoh sblm cerita mulai. Tokoh adalah dokter yg bahagia bersama istrinya, siang kerja, malam pulang.

Hukum Kedua: benda dg massa M mengalami gaya resultan sebesar F akan mengalami percepatan a yg arahnya sama dg arah gaya, & besarnya berbanding lurus terhadap F & berbanding terbalik terhadap M. atau F=Ma. Dlm cerita: Ini adalah persamaan yg melibatkan kemauan/ambisi tokoh.

Percepatan cerita (a) berbanding lurus dg Daya yg tokoh miliki (F), berbanding terbalik dg kemauan dia (M) a = F/M Makin besar keinginan (M) makin kecil percepatan yg dia lakukan, plot makin panjang. Makin besar kmampuan tokoh (F) makin tinggi percepatan, plot makin pendek.

Tokoh yg sangat kuat (dibanding masalah) akan membuat plot cerita makin pendek. Jadi perkirakan perbandingan kekuatan tokoh dan keinginan dia. Klo kekuatan (trmasuk dorongan luar) terlalu kecil, cerita bisa nggak masuk akal klo tokoh berhasil, atau bisa pakai deus ex machina.

Apa yg terjadi kalo cuma pake 2 hukum itu? Ceritanya cuma akan lurus. Kenapa? Krn arah gerakan pasti searah sama resultannya Dokter 4 tahun nikah n mau punya anak. Lalu? Ya, bikin anak, lah. Ngapain lagi?
🤷🏻‍♂️
Baru jd cerita KALAU ada gaya lain yg bekerja ke tokoh: Hukum Ketiga.

Hukum Ketiga: gaya aksi & reaksi dua benda memiliki besar yg sama, dg arah terbalik, & segaris. Artinya jika ada benda A yg memberi gaya sebesar F pd benda B, maka benda B akan memberi gaya sebesar –F kepada benda A. Intinya: Benturan menimbulkan aksi-reaksi.

Kalau dokter tadi kena masalah dr suatu arah, dia akn melawan ke arah masalah, & KALAU ada sisa F (kemampuan), dia akan terus bergerak dg arah berbeda. Ke mana? Tergantung benturannya dr arah mana.

Cerita itu begini: Dokter nikah 4 tahun ingin punya anak, dan dihalangi (bandingkan): 1. Salah satu/dua dr pasangan itu tidak subur/mandul. 2. Kebijakan Pemerintah yg melarang punya anak krn negara overpopulasi. Arah benturan menentukan ke mana berikutnya tokoh bergerak.

Skrg kita bisa bayangkan ke mana arah tokoh bergerak setelah terjadi benturan, misal: 1. Utk benturan 1: Bayi Tabung atau Adopsi 2. Utk benturan 2: Pergi ke negara yg gak overpopulasi, pindah WN, n punya anak di sana.

Nah! Cerita jadi panjang krn benturannya gak cuma satu. Skrg gw ambil premis kedua: Halangan tokoh adalah larangan Negara. Maka? Tokoh diam2 keluar negeri. Muncullah benturan kedua: Negara mengetahui akalnya. Dia dianggap mbelot & diburu. Maka? Arah berubah lagi

Masalah tokoh adalah apapun yg TIDAK searah dg tujuan tokoh. Tokoh mau ke barat, benturan datang dr arah barat menuju timur. Memaksa tokoh utk mengubah keputusan dan arah geraknya. Benturan berbeda arah adalah apa yg membuat tokoh makin lemah n makin sulit dpt keinginannya.

Apa syarat tokoh bisa terus gerak & cerita gak berhenti? Tokoh masih punya kemampuan melawan. Klo dia sama sekali gak punya kemampuan, cerita selesai. Tokoh yg sangat lemah bisa lanjut KALAU tokoh dpt bantuan. Ada kekuatan lain yg searah dg tokoh. Inilah benturan yg searah.

Benturan yg searah (mbantu tokoh) biasanya hadir berupa tokoh2 baru. Misal: si Dokter ketemu anggota organisasi perlawanan yg bantu menyelundupkan dia keluar & bikin identitas palsu. Udh, terus begitu. Tokoh dipingpong ke sana kemari sampai penulis memutuskan cerita selesai.


Sampai di sini, ini cuma gambaran sedikit bahwa sebenrnya ada pola2 serupa yg muncul di berbagai bidang yg tampak berbeda. Nulis dan Fisika, misalnya. Atau nulis dan masak. Nulis dan fashion. Dsb.

Jadi alangkah baiknya utk nggak melulu baca sastra n bahasa. Kita bisa belajar nulis fiksi dari mana pun, selama mau sedikit teliti melihat pola2 di banyak fenomena di dunia. Bnyk hal yg keliatan beda, sesungguhnya serupa.





Aturan dibuat untuk dilanggar
taken from wisnucuit

Post Top Ad