improving writerpreneurship

Post Top Ad

Tampilkan postingan dengan label space. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label space. Tampilkan semua postingan
September 18, 2016

Sharing Tips Peroleh Beasiswa Di Hasfa Creative Camp

by , in
Sharing Tips Peroleh Beasiswa Di Hasfa Creative Camp



 Beruntung sekali kali ini Hasfa Creative Camp aka Hasfa Coworking Space kehadiran tamu, dosen Unissula yang berkenan berbagi tips mencari beasiswa.

Berikut ini beberapa langkah dan kiatnya:

1. MIMPI

semua hal dimulai dari cita-cita dan impian. Pengen ke mana, mau ngapain, dengan siapa,  gimana caranya dan lain sebagainya yang kira-kira dimulai dari keinginan dan kemauan.

So, dari sekarang bangunlah mimpimu. Agar ketika terbangun nanti, semoga mimpimu terwujud :)

2. NIAT

oh ya, mimpi saja tidak cukup, tetapi harus diserta niat yang sungguh-sungguh. Dan niat ini juga harus ditata agar memperoleh ridlo dan pertolonganNya.

3. BROWSING

mulailah cari universitas luar negeri, jurusannya, dan lembaga apa saja yang menawarkan beasiswa.
Dengarkan radio PPI Dunia, dan rasakan ambience-nya sehingga makin nyata visualisasi dalam pikiran kita.

4.  EHEF

Apa itu EHEF. Rupanya itu untuk mereka yang pengen dapat beasiswa ke Perancis.

5. Kursus Bahasa Inggris

Meskipun kita sudah bisa bahasa Inggris, ada baiknya kursus lagi supaya ketika nanti mengambil test TOEFL ataupun IELTS hasilnya bisa bagus dan memuaskan.

6. NETWORKING

Kebetulan karena pernah ketempatan dua orang mahasiswa Perancis yang magang di Indonesia, jadi semakin menambah referensi kontak dan juga pengalaman berinteraksi dengan orang Perancis asli.

7. KEDEKATAN

Silaturahim penting banget. Karena orang yang mereferensikan kita dari dalam negeri maupun luar negeri akan turut menjadi kunci bagi mudah atau tidaknya kita mendapatkan beasiswa maupun pengurusan visa dll.

Selamat mencoba ya. Semoga berhasil.

Oh ya, kalau menurut sepengetahuanmu, apalagi kiatnya?


Pemimpin Ideal Untuk Daerah 2017
Pemimpin Ideal Untuk Daerah 2017

Pemimpin Ideal Untuk Daerah 2017

Pemimpin Ideal Untuk Daerah 2017
Pemimpin Ideal Untuk Daerah 2017
September 18, 2016

Writravellicious Goes To Hubud Co-Working Space (bagian 1)

by , in
Writravellicious Goes To Hubud Co-Working Space



Dari pertigaan pasar Seni Ubud, kami tengak-tengok mencari kendaraan yang bisa mengantar kami ke Hubud. Ada angkotan sih, tapi sepertinya akan lama sampainya karena pasti berhent-berhenti. Kami mencegat taksi, tapi semua taksi yang lewat ada penumpangnya.
“Apa kita jalan saja yuk,” ajakku sembari memperlihatkan GPS pada kedua anakku.
“Jauh nggak, mi?” Fatimah menyeka keningnya.
Dia tampak kelelahan dan duduk di buk beton pinggir  trotoar.
“Lumayan sih. Sekitar 1,5 km-an,” aku meringis ke arahnya.
“Ayolah, jalan. Tapi beli kipas itu dulu, mi,” pinta Fatimah sembari menunjuk keranjang milik penjual keliling yang sedang sama-sama istirahat seperti kami.
“Wah, jauh ya. Aku capek,” sahut Hasan dengan bibir mengerucut.
“Sambil jalan saja kita lihat siapa tahu ada taksi yang kosong,” putusku.
Kami lalu menawar tiga kipas kain berangka kayu pada perempuan Bali penjual souvenir itu. Dan lumayanlah, dua puluh ribu dapat tiga kipas. Huray!
Saat kami menyusuri jalan, tetiba anakku Fatimah berseru, “Mi. itu kayak pak Ketut ya?” tangannya menunjuk seorang pria yang duduk di pinggir trotoar.
“Ah, itu memang pak Ketut. Kebetulan nih,” seruku langsung mendekati pemilik bungalow tempat kami menginap.
Kutanyakan rute dan alternatif kendaraan menuju Hubud dekat Ubud Monkey Forest. Pak Ketut langsung minta teman yang duduk di sebelahnya untuk mengantar kami. Rupanya orang-orang yang sedang duduk bersama pak Ketut ini juga berprofesi sebagai tukang ojek.



Jadilah kami naik ojek menuju Hubud dengan merogoh kocek dua puluh ribu rupiah. Sepanjang perjalanan kami menikmati toko-toko souvenir yang ada di pinggir kanan kiri jalan. Lumayan jauh juga ternyata, kebayang capeknya deh kalau jadi jalan kaki.
Jadilah kami bersama orang tua dan anak-anak lainnya mengikuti SESI Film Making Workshop For Kids And Their Parents. Dalam workshop ini, kami belajar dari Peter Wall, pendiri Hubud - ruang co-kerja berbasis di Ubud - tentang cara men-shoot dan mengedit film pendek yang dibintangi & disutradarai oleh anak-anak kami. Tidak ada pengalaman sebelumnya diperlukan pembuatan film.
Sementara anak-anak menonton film yang artisnya adalah anak-anak Peter sendiri di lantai tiga, sehingga mereka punya bayangan bagaimana seharusnya berakting atau melakukan adegan, para orang tua ditatar di lantai dua. Kemudian kami dipertemukan dalam tim untuk mulai membuat film. Merancang bersama konsepnya, kemudian anak-anak memakai kostum yang mereka pilih sendiri, lalu action!
Ide dari Hubud adalah untuk memiliki sebuah tempat, ruang kreatif, untuk orang datang bersama-sama dan berkolaborasi serta bekerja bersama. Pada dasarnya tidak ada perusahaan besar di sini (selain beberapa jaringan hotel), jadi hampir semua yang ada di sini adalah pengusaha bisnis kecil atau freelancer independen. Pendirinya ingin menciptakan sebuah ruang untuk berbagai tipe orang ini agak bisa hadir, terkoneksi dan bekerja bersama, namun tetap independen.
Ruang pop-up  memiliki meja besar untuk bekerja, serta beberapa sudut serta area kecil untuk bekerja. Ada kopi, teh, dll. lalu printer yang bisa digunakan bersama. Ruang ini berupa gabungan dari beberapa ‘zona’ yang mendukung berbagai kegiatan, seperti perpustakaan/pusat teknologi, pod untuk konferensi dan sebagainya.
Ada banyak jenis kreativitas di sini, penulis, fotografer, artis, desainer, arsitek, pembuat film, namun menurut kami semua orang adalah kreatif. Pengusaha adalah kreatif. Pengusaha kecil adalah kreatif. Jadi idenya adalah menjadi tempat bagi siapapun yang ingin datang dan, seperti yang dikatakan oleh orang yang lebih pintar dari saya –  memungkinkan percepatan kebetulan untuk terjadi. Satu tema yang sudah kami antisipasi di Ubud adalah penemuan/penciptaan kembali –  secara umum ini adalah ruang kreatif dimana banyak orang ada di sini. Idenya adalah dengan membuat sistem keanggotaan, berdasarkan waktu perjam atau perbulan, atau pertahun. Atau bisa juga setengah hari/sehari penuh. 
Dan serunya, arsitektur bangunannya keren banget. Menggunakan bahan alam bamboo dan batu alam, membuat Hubud jadi tempat yang nyaman, artistic dan eksotis.
 
September 03, 2016

Commonwealth Bank Space Design Competition 2016

by , in
Commonwealth Bank Space Design Competition 2016



Lomba desain ini diselenggarakan oleh PT Bank Commonwealth (Commonwealth Bank) bekerja sama dengan Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII).

Adapaun nama penyelenggaraan lombanya, yaitu "Commonwealth Bank Space Design Competition 2016" Hadiah total dari agenda Commonwealth Bank Space Design Competition 2016 sebesar 165 Jt

Adapaun deadline pendaftarannya pada tanggal 23 September 2016 dengan pengumuman pememang lomba pada tanggal 30 September 2016.

Syarat dan Ketentuan Bagi yang berminat:

  1. Peserta mengisi formulisr pendaftaran yang bisa di unduh di fanspage facebook HDII Pusat
  2. Lomba ini untuk umum
  3. Melampirkan portotolio.
  4. Melampirkan bukti transfer biaya pendaftaran, sebesar 300 Rb per karya
  5. Tidak melebihi deadline yang telah ditentukan.
  6. No Plagiat
  7. Karya belum pernah memenangkan dalam lomba sejenis yang dilakukan

Pemenang dalam Commonwealth Bank Space Design Competition 2016 ini akan memperbutkan total Hadiah 165 Jt. Jika berminat mengikuti lomba ini silahkan bisa dilihat di websaite penyelenggara lomba, DI SINI


Ayoooo...ikutaaan!
Juli 14, 2016

THR untuk Hasfa Creative Hub

by , in
THR untuk Hasfa Creative Hub


Alhamdulillah kemarin lebaran ini aku juga dapat THR alias Tunjangan Hari Raya. Dan karena sedang membenahi base Camp Hasfa dalam rangka pengembangannya lebih lanjut menjadi Hasfa Creative Hub, maka uang THR itu dibelikan furniturenya.
Harganya standard aja, kata penjualnya.
Nggak mremo ya pak? Tanyaku memastikan.
Boten, tidak. Memang itu harganya.
Baiklah. Daripada aku cari ke tempat jauh, lebih baik nglarisi tetangga sendiri, ya kan.
So, terjadilah transaksi dengan mudah. Dan seperangkat alat sholat..Eh maksudnya seperangkat meja kursi ukiran minimalis itupun diangkut ke rumah alias Hasfa Camp aka Hasfa Creative Hub. 


Jadi rencananya akan memaksimalkan seluruh ruangan dalam small office home offline (SOHO) ini.
Bagian garasinya akan jadi kelas menulis dan juga event komunitas.
Ruang teras untuk resepsionis/ruang penerima dan ruang tunggu juga ruang display.
Ruang tamu untuk ruang konsultasi desain arsitektur. Ataupun meeting dengan klien, baik klien desain arsitektur maupun klien kepenulisan.
Ruang tengah sebelah ruang tamu untuj library dan taman bacaan.
Ruang tengah dekat taman dinding untuk meja rendah (meja kopi) dengan empat tatami berhadapan, bisa untuk co-working space bagi dua orang.
Ruang tengah dekat wastafel dengan meubel meja kursi Kartini Jepara bisa untuk co-working space bagi dua orang.


Terus meubel baru yang dibeli dengan uang THR tadi ditaruh di ruangan belakang dekat pintu keluar. Bisa untuk co-working space bagi empat orang.
Oh ya, kalau ada yang butuh ruang untuk meeting, event, seminar, workshop bisa gunakan garasi. Bisa juga memakai ruang tengah yang panjang itu dengan menggabungkan sekaligus banyak meja kursi. Atau model lesehan juga bisa jika pesertanya banyak sekali.
Sementara itu yang baru bisa dilakukan. insyaAllah kalau ada rejeki lagi, ingin membangun Creative Hub dan co-working space di daerah Suhada Semarang. Doakan ya :)
Juli 13, 2016

Sayap-Sayap Ramadan Untuk Terbang Usai Lebaran

by , in
 Sayap-Sayap Ramadan Untuk Terbang Usai Lebaran



Ramadhan Bulan Taubat.
Apakah Lebaran terus kumat? Eh jangan lah yaaa..

Kebetulan karena pas Ramadan ini aku juga berkesempatan mendapatkan pelajaran kehidupan di sela-sela roadshow sharing kepenulisan Jakarta Bandung, aku jadi benar-benar  ingin mengaplikasikannya.

Yang pertama, aku belajar langsung dari temanku. Melihat kesehariannya dengan anak-anaknya. Aku melihat ketulusan, cinta, kasih sayang sehingga semua pesan disampaikan dengan lembut, tanpa bentakan dan semacamnya. Adeeeem banget.

Meski yach ketika sampai rumah, awal-awal aku berhasil mengaplikasikannya. Mungkin karena aku terbawa suasana dan terinfiltrasi gaya parentingnya temanku. Tapi lama kelamaan budaya dan gaya yang kadung sudah ada di rumah, merusak gaya baru yang kubawa itu. Hiks sedih deh. Namun sekarang masih terus berusaha agar paling tidak bisa memadukan dan mengkombinasikan dua gaya, gaya baru yang menurutku ideal dan gaya lama yang entah kenapa susah diubah. Doakan ya.



Yang kedua, alhamdulillah dari Assad kemarin aku dapat banyak hal. Dan pelan-pelan mulai menjadi kebiasaan meski saat-saat awal mulainya juga terasa berat.
Antara lain sholat dhuha delapan rakaat minimal.
Terus shodaqoh sepuluh persen dari harta kita.
Sholat dhuhur dilengkapi dengan sholat sunnah qobliyyah dan bakdiyyah.
Berbakti dan mencari ridlo orang tua seberat apapun rintangannya.





Yang ketiga, ada beberapa hal yang memicu diri ini untuk mengembangkan Hasfa Creative Camp. Sehingga menjelang lebaran, jadi rajin banget beberes base camp. Merapi-rapikan, dan mulai merancang-rancang apa yang bisa digiatkan dan dikembangkan di sini. Kepikiran untuk menjadikannya sekaligus sebagai semacam co-working space selain taman bacaan dan kelas-kelas kreatif seni dan penulisan. Dulu sempat kepikiran untuk cafe library juga sih, tapi ada teman yang punya kafe juga ternyata kurang berjalan dengan baik. Jadi mungkin bukan kafe untuk umum, hanya saja yang berkunjung atau menyewa meja space office-nya bisa bikin kopi sendiri.

Sementara itu yang sedang dilakukan dan dirintis.
Insya Allah Siap Terbang.

Doakan ya. Terima kasih :)

Post Top Ad