improving writerpreneurship

Post Top Ad

Tampilkan postingan dengan label tangan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tangan. Tampilkan semua postingan
Juni 20, 2016

UNTUK BERGAYA DI FOTO

by , in
UNTUK BERGAYA DI FOTO



Seringkali kita tahunya para perempuan yang hobi banget koleksi segala macam aksesoris di samping juga fashion. Sudah punya jilbab dan pashmina yang warna hijau saja misalnya, masih beli  lagi pashmina dengan warna hijau dengan gradasi lain. Sudah punya bross banyak, masih juga beli bross lain karena modelnya lebih baru dan cocok untuk kostum lain dan seterusnya dan sebagainya.

Tapi ternyata yang punya hobi belanja aksesoris dan kelengkapan fashion bukan Cuma para perempuan saja lho. Ada teman-temanku yang cowok juga yang punya hobi belanja kayak begitu. Beberapa orang pria bahkan melakukannya dengan  insidentil dan bukannya terencana  dengan matang.

Contohnya nih, sahabatku yang satu ini yang kupikir pola pikir dan gaya hidupnya masih sederhana kayak dulu jaman sekolah dan kuliah. Eh pas kita tinggal untuk suatu acara, dan dia terpaksa tidak bisa gabung karena beda komunitas dan beda pergaulan gitu, ternyata dia malah jalan sendiri ke mall. Dan tahu apa yang dia bawa pulang?

“Eh apaan nih ada kotak segede gini?” tanya kami terheran-heran melihat barang belanjaan yang dia dapat hanya dalam satu setengah jam tidak bersama kami tadi.

“Oh tadi aku beli jam tangan. Nih!” jawabnya santai sambil menunjukkan sebuah jam yang ciamik banget di pergelangan tangannya. Yang itu artinya kotak gedhe tadi sudah kosong, karena isinya sudah berpindah tempat.

Oh my God!

“Lhoh, tadi katanya ke mall mau cari buah-buahan?”

“Iya, memang. Tuh aku beli apel dan pisang buat kita semua.”

“Lhah bukannya kamu sudah punya jam tangan di rumah?”  tebak kami. Karena dia kan kelihatan kalau di foto-foto fesbuk atau instagramnya tampak selalu memakai jam tangan.

“Iya, ada beberapa. Tadi ketinggalan di rumah.  Jadi aku beli saja tadi,” sahutnya santai.


OMG!

Kami jadi ternganga dan  terbengong-bengong melihat aksinya yang terlihat spontan dan mengejutkan.  Bayangkan, belanja ratusan ribu rupiah begitu saja tanpa terencana dan seperti kalau kita beli es krim gitu saja gayanya. Enteng.

“Terus kenapa gitu memangnya kalau nggak bawa jam tangan? Kan ada penunjuk jam di ponsel?” kejar teman yang lainnya.

“Yach, kalau difoto kurang mantap, bro. Beda kalau pakai jam tangan. Tampak gaya, stylish,” jawabnya sambil cengengesan.

Wah, kejutan nih anak. Memang ya, kalau orang sudah berduit dan uangnya berlebih-lebih gitu, jadi gampang saja beli beli. Padahal bukan kebutuhan primer, sekunder dan bahkan tersier lagi.  Asal pingin aja, ada uangnya, ya beli lah. Tanpa ba bi bu, cang cing cung. Kami memperhatikan model jam expedition yang melingkar manis di dekat pergelangan tangannya. 

Dan mengalirlah kemudian cerita dan curhatan seputar belanja di antara kami, sembari menunggu datangnya pesanan makanan malam itu. Rupa-rupanya kebiasaan belanja teman-teman ini termasuk beli model jam expedition juga sudah mulai merambah dan bahkan ada juga yang bergeser ke pembelian online. MatahariMall menjadi salah satu yang suka dikunjungi teman-teman jika sedang berburu barang-barang. Termasuk temanku yang dulu sederhana dan nerimo tapi sekarang berubah agak borju (bukan burjo ya) dan hobi belanja jam tangan itu juga suka berseluncur ke toko-toko online termasuk MatahariMall.com.

Sembari makan malam bersama, tak  lupa kami ber-wefie ria, juga minta difotokan oleh pramusaji restoran agar kami semua tampil manis dan utuh di kamera. Teman cowok  yang barusan belanja jam tangan tadi tak lupa memamerkan aksesoris barunya. Cekrek. Uploaaaad.
Februari 03, 2016

Tangan Tuhan Dan Serendipity Dalam Kehidupan Kita

by , in
Tangan Tuhan Dan Serendipity Dalam Kehidupan Kita


Tak dapat dipungkiri lagi bahwa ada kekuatan sangat besar di luar sana yang menggerakkan semesta sehingga ada banyak hal terjadi pada kita seolah-olah kebetulan saja, namun sesungguhnya ada berbagai alasan juga latar belakang sehingga itu terjadi.

Saya pun mengalaminya. Sering. Hal-hal yang tadinya cuma sekelebat terlintas terdengar, kemudian di waktu lain tiba-tiba mewujud nyata di hadapan kita.  Yang membuat kita bengong sesudahnya dan hanya rasa syukur yang menggelembung dalam dada.

Orang-orang yang lebih tua, lebih senior daripada kita tentulah punya pengalaman yang lebih banyak akan hal ini. Meski seringkali tidak terceritakan oleh mereka karena banyak hal. Misalnya ada pengalaman bahwa kalau diceritakan, kekuatan dan keberuntungan-keberuntungan aka serendipity itu tak lagi datang. Yach mungkin faktornya antara lain sedikit terbersitnya kesombongan kita saat menceritakannya. Wallahu a'lam bishshowab.

Ada banyak sekali serendipity in this life sehingga nulisnya nggak harus urut ya. Seingatnya saja, dan maaf kalau ntar ada yang tertinggal lupa diceritakan.

Yang terlintas sekarang  di antaranya adalah pertemuan dengan beberapa living legend yang sebelumnya  bahkan tidak sangat-sangat terpikirkan karena yach ketidakmungkinannya terasa lebih besar. Tapi subhanallah Dia memang yang Maha Bisa, jadi terjadilah pertemuan-pertemuan itu. Dengan pak Ahmad Tohari, bu NH. Dini, mas Garin Nugroho, pak Bakdi Sumanto, dan pak Sapardi Djoko Damono.

Terus dulu aku tahu nama Rizal Armada itu dari mentor menulisku sekitar tiga sampai empat tahun yang lalu, eh akhirnya bisa ketemu orangnya langsung. lebih dari sekali malah, dan lebih daripada sekedar bertemu.

Mendengar kisahnya mas Salman Aristo beberapa tahun lalu dari anaknya temannya temanku. Waktu itu aku belum begitu ngeh. dan setelah diceritain memang timbul kagum dan ingin bertemu serta banyak baca tentang beliau. Eh  siapa sangka kalau bertahun-tahun kemudian malah ketemu pasangannya dan kerja bareng.

Pas ketemu mbak Abidah El Khaliqy juga seperti ketiban durian runtuh tuh aku, hehe. Eh kok bisa ya akhirnya orang yang dulu hanya kudengar namanya, bisa kutemui langsung.

Dus begitu juga dengan saat mendapat undangan ke Medan untuk mengisi pelatihan. Sebab aku sangat ingin berkunjung ke sana menengok saudaraku. Dan perjalanan dalam rangka bekerja itu malah mengantarku mencapai impianku  itu.

Serendipity lagi, waktu  aku dan anak-anak tinggal di Villa Ubud kepikiran wah enak nih kalau kita punya rumah sendiri. Eh lha kok keturutan. Setelah krentek ati di akhir Oktober itu, Januari tahun depannya bener jadi punya rumah sendiri untuk bertiga dengan anak-anakku. Subhanallah.

Apalagi ya? Ntar sambung lagi deh kalau keinget apa lagi serendipity-nya.



Ajib, kan.
Dan ketemunya nggak via orang yang ngasih tahu kita lho, makanya itu disebut serendipity.



Januari 27, 2016

Demak Fair

by , in
Demak Fair


Tak bisa dipungkiri bahwa kebanggaan juga rasa senang hadir tatkala kota yang kita tinggali terus berbenah demi kemajuannya. Termasuk menyelenggarakan berbagai pameran  dan festival yang menyedot banyak pihak agar turut berpartisipasi.








Januari 11, 2016

[puisi] mungkin tak mungkin

by , in
mungkin tak mungkin

tidak hendak memeluk gunung
atau menaklukkan puncaknya
mungkin hanya ingin
memetik edelweis di bukitnya

mungkin hanya ingin
rebah di sebidang dada

mungkin hanya ingin
menyanyikan bersama sebuah lagu

mungkin hanya ingin
saling bertaut jari dan alirkan kehangatan

mungkin hanya ingin
nikmati indahnya purnama

mungkin hanya ingin
bersama berayun di beranda

mungkin hanya ingin
membonceng vespa
lalu memeluk erat sebentuk pinggang

mungkin hanya ingin
saling beradu pandang saat menangkap kepolosan anak-anak

mungkin hanya ingin
berjamaah dan mencium punggung sebuah tangan

mungkin....

....tapi tak mungkin halal jika tidak dihalalkan.....

jadi
mungkin menjadi tak mungkin

kecuali ....................

Post Top Ad