improving writerpreneurship

Post Top Ad

Tampilkan postingan dengan label takut. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label takut. Tampilkan semua postingan
Juli 10, 2020

What most scary things of writing?

by , in

Menulis, Penulis, Catatan, Pena

What most scary things of writing?

Apa yang paling menakutkan dalam proses kita menulis?



HARUS JUJUR The obligation to tell the truth, being honest and vulnerable so we can reveal the core of the core.

Keharusan mengatakan kebenaran, menyampaikan sesuatu dengan jujur, apa adanya sehingga kita bisa mengungkap inti dari yang inti.

Saat kita menolak bicara jujur,mencegah diri sendiri dari menyampaikan yg sebenar-benarnya apa yg kita alami dan kita rasakan,maka tak akan lahir tulisan jernih.

Meskipun ada, mungkin hanya permukaan yang dangkal dan penuh kepalsuan, atau bertopeng dengan framing tertentu yang membuat diri sendiri bergidik


Baca juga tentang 15 Cara untuk Memperkuat Keberanian Penulis.



KHAWATIR DISADUR


Pernah merasa insecure? jangan-jangan benih ide yang kita yang kita cuitkan tahu-tahu diambil dan dikembangkan orang lain? Atau bahkan sudah mengalaminya? Aku sering.

Rasanya kayak ketikung gitu. Apalagi kalau yang mengambil dan mengeksekusi adalah orang yang terkenal, lalu jadi booming, jadi duit. hehehe...

Namun perlu kita sadari juga:

Kekhawatiran kalau-kalau ada orang-orang lain mencuplik ide-ide kita (yang sejatinya berasal dariNya) yang kita tebar saat ngecuit (lalu ia mengembangkan dan menjadi lebih sukses) tak sebanding dengan terbenamnya ide-ide itu di kepala saja sebab sembunyi. Just speak out and spread the ideas. Make them useful for the people and world.
Meski sebenih dzarrah pun, Allah sudah janjikan pahalanya.
Apa kita nggak yakin? Tinggal meluruskan niat saja, lillahi ta'ala. Jariyah jariyah. Anggap saja sebagai jariyah ide, yang ketika kita sudah meninggal dunia pun, pahalanya insya Allah tetap mengalir pada kita. Aamiin.
Toh kita pun kadang terinspirasi cuitan orang-orang lain.
Andai orang lain berterima kasih, terima. Andai tidak, tetap berikan kasih.

**
ini salah satu bentuk tulisan yang hadir dari kejujuran dan apa adanya yang dirasa hari ini.

NGGAK PAKAI MASKER
Hari ini bareng 50 an saudara dr berbagai tempat yg jauh. Aku gak pakai masker sama sekali,peluk,cipika cipiki(ibu justru masih ketat pakai masker)di saat WHO umumkan virus covid tahan di udara 8 jam, dan penularan bisa lewat udara. Bukan krn tdk lagi peduli pandemi, kurasa, tapi ..mgkn lbh krn momennya persis stlh mengalami turbulance kmrn. So aku agak2 'trancendence'? Menyerahkn diri sepenuhnya pd kuasa takdir,membebaskn diri dr sgala kecemasan2 yg mungkin.
Simbol memerdekakan diri sepenuhnya stlh brtahun2 berada dlm bayangan menunggu harap yg tak pastiKalau kmrn2 aku suka mengingatkan anakku utk hati2, selalu pakai masker dst (sampai2 dia bilang aku over) tadi aku sendiri gak peduli. Stlhnya,kupikir2 tadi itu menyedihkan sekali sbnrnya. Kyk sdh siap mati aja(atau mmg pengin mati?) Tapi juga deliberating,semacam pembebasan diri

Mungkin kayak gitu kali ya yg dirasakan org2 nekat di luar sana (kita melihatnya begitu) They deliberate somethings,somehow,somewhy Smoga semua keluarga yg hadir haul hari ini sehat semua, meski langgar protokol covid kabeh:D *Tapi skrg asline awakku rodho nggreges2 ik
Bandingkan dg protesku bbrp hari lalu ttg rencana haul

keluarga besar ini ngotot tetap ngadain haul simbah spt biasanya, ngumpul byk orang. koyok gak percoyo wae yen doa buat ortu tetap akan sampai meski nggak ngumpul. dikasih pandemi covid, kan yo sakjane malah ngirit bbrp juta :D *semua akan muhammadiyah pd waktunya:D

Then suddenly sikapku sendiri berubah. Coz of that turbulence. Iya, patah hati bisa mengubah orang sedrastis itu. Iya, cinta kdg bikin orang tak lagi memperturutkan logika

**

NGGAK KUMANAN DOA KHATAMAN
Bisa jd kita seharian duduk nyimak alquran(tertegun menyadari betapa hebatnya bacaan agung itu, krn dg mendengarkannya saja hati tersirami dan mendapat obat yg ia butuhkan) tapi ternyata kita tak berkesempatan memperoleh gong momentum besarnya saat khataman sebab tiba2 hrs pergi
Ada byk pertanyaan dan kemungkinan atas ketdkoptimalan achievement ini - tdk hdrnya saat khataman,tdk lalu meng-cancel yg sblm2nya ia peroleh (saat sima'an)kan? - ultimate achievement/optimum prize(momentum doa khataman) belum lagi pantas utknya? - apakah mrk yg dtg justru pas...
..doa khataman lbh beruntung (dpt momentum besarnya) dibanding mrk yg simaan saja tp gak menangi/dapat doa khataman? - momentum optima ultima prize hy Dia berikan pd siapapun yg Dia mau beri - kealpaan/ketdkhadiran saat doa khataman, tdk berkorelasi dg asumsi apapun spt di atas?


**
Itu tadi 2 contohnya.
Andai saja memperturutkan ego karena malu memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan seperti itu, lalu kita tidak menangkap dan mengambil hikmahnya, justru kita yang rugi sih. IMO


**

Kalau kamu, apa yang paling menakutkan bagimu dalam proses menulis?
Januari 13, 2016

habrur cisak

by , in
habrur cisak

dia memutarku terlalu kuat.salah arah lagi.

dasarnya aku sudah agak aus. terlalu lama digunakan, terlalu tua.

klek!

ting!

aku terbelah jadi dua. sebagian diriku ada di lubang itu. sebagiannya lagi jatuh ke lantai.

dia ketakutan dan meninggalkan aku begitu saja.

blaik, pikirnya
olala, pikirku..


beberapa saat kemudian nyonya rumah menyadari apa yang telah terjadi lalu...
"bikin stress aja. hari sabtu minggu aku mau istirahat. kenapa malah ada masalah seperti ini," dia
teriak - teriak marah.
"gak ada yang ngaku lagi. "
sejurus kemudian nyonya itu heboh mencari cadanganku.
"ini dia. untung aku masih menyimpannya"

nyonya mengeluarkan sebagian diriku dari lubang itu dan memasukkan cadanganku.
klek!
pintu terbuka, alhamdulillah.


serupa itu kiranya jika haji mabrur yang adalah kunci sorga.
jikalah ia tak menjaga agar kunci itu tetap baik dan ada di tangannya.
bagaimanakah pintunya akan dapat dibuka.


*just a thought


November 07, 2015

Gue Takut Allah

by , in
Gue Takut Allah




MUDA ITU BERANI (Dan Berbahaya?)


“Ah, gue takut.”
“Idih, jangan cemen gitu dong. Kamu kan bukan anak-anak lagi. Cuma kayak gini, masak nggak berani?”
Pernah dengar percakapan seperti ini (atau semacamnya). Pernah dong ya? Entah di sinetron, film, percakapan di dunia nyata, ataupun kita baca di buku dan sebagainya.
Sikap dan sifat ‘berani’ seolah menjadi suatu label wajib yang dimiliki anak muda. Bahkan ada yang dengan ekstrim menambahkan, berani dan berbahaya.
Ow ow!
Kedengarannya seru ya? Masa muda jadi lebih hidup dan bergairah karena keberaniannya itu. Kalau jaman dulu, kita kenal ada Angkatan Muda yang bergerak bersama berani melawan colonial. Melalui pergerakan-pergerakan, organisasi dan lainnya. Di era orde lama, angkatan muda juga berani kritis dan mendobrak. Dan yang lebih dekat serta lebih terbaru adalah perlawanan para muda terhadap orde baru. Mereka bahkan berani menantang maut, dan beberapa akhirnya gugur di medan demonstrasi.
Yang demikian ini tentu saja contoh keberanian anak-anak muda yang bersifat positif. Contoh lainnya juga banyak, di berbagai bidang yang juga positif, seperti rekayasa atau rancang bangun, rancang program, kepanduan, penelitian, petualangan perjalanan, dan sebagainya. Pun mereka yang naik gunung, menempuhi bahaya mengarung samudera, menyelam kedalamanannya, semuanya dilakukan juga karena api keberanian dan kemudaannya. 
Tapi sayangnya ada juga yang keberaniannya ini digunakan pada tempat, waktu dan situasi yang tidak tepat.  Sebut saja  tawuran, bullying, vandalisme,  pelecehan, pacaran sampai pacaran keblabasan, perampasan benda sampai dengan perampasan nyawa. Dan masih banyak lainnya yang negatif-negatif. (Teman-teman silakan buat list-nya)
Kalau kata bung Rhoma Irama dalam lagunya :
Masa muda adalah masa yang berapi-api
yang maunya menang sendiri, walau salah tak perduli.

Saat masih anak-anak, sebagian besar kita masih diawasi penuh oleh orang tua. Ketika beranjak remaja, sedikit demi sedikit pengawasan melekat itu mulai berkurang. Remaja mulai memperoleh kebebasannya yang lebih banyak. Bersamaan dengan itu, keberaniannya juga semakin meningkat. Apalagi jika dia sudah bergabung dengan para anak muda lainnya. Keberaniannya makin berlipat-lipat. Karena di sana ada sesama anak muda yang mendukungnya.
Akan bagus jika keberanian itu mendorong mereka kreatif dan produktif. Sayangnya, tidak sedikit para anak muda yang berani melakukan pelanggaran-pelanggaran. Entah karena dorongan diri sendiri, lingkungan ataupun peer/teman sebaya dan kelompok/geng-nya. Bentuk pelanggarannya pun kini makin beragam. Membuat banyak orang geleng-geleng kepala. Kok ya bisa-bisanya remaja yang harusnya masih menjaga kemurnian jiwa, terlibat segala macam kasus. Dari yang kecil sampai yang besar. Naudzubillahi min dzalik.
Keberanian dan kenekatan itu bisa jadi datang karena hormon yang menggerakkannya. Situasi yang memungkinkannya melakukan pelanggaran, membuat remaja melupakan pesan orang tua. Untuk menjaga diri dan kehormatan. Sehingga mereka menempuhi bahaya, terjerumus dalam lembah kemaksiatan.
Ada juga yang karena terpicu oleh bujukan maupun ancaman dari rekan-rekannya. Seringkali karena ingin diterima dalam lingkungan pergaulannya, remaja mau dan berani melakukan apa saja. Bahkan sampai yang melanggar norma, aturan dan agama. Dan jangan lupa, kita kadang meremehkan hal-hal seperti mencontek, menitip absen, berbohong (sedikit), dan lain-lain.
Benarkah sedemikian berani dan nekatnya anak-anak muda, sehingga tidak ada yang ditakuti?


Post Top Ad