improving writerpreneurship

Post Top Ad

Tampilkan postingan dengan label manusia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label manusia. Tampilkan semua postingan
Mei 11, 2016

Kualitas, Konsistensi Dan Memanusia

by , in
Kualitas, Konsistensi Dan Memanusia


Aku sudah mulai belajar, memperhatikan dan menyadari bahwa seringkali Cara dan jalan menuju terwujudnya impian kita tak selalu sama dengan apa yang pernah kita angankan. However, we should thank and being grateful because He finally makes our dreams come true. Whatever the way.

Misal nih, suatu ketika saat aku dan anak-anakku berada di sebuah home stay di Bali, langsung aku kepikiran ingin punya rumah sendiri. Dan Tuhan pun mewujudkannya dengan segera dengan cara yang tak kusangka sebelumnya.

Pingin ketemu maestro A, B,C dan seterusnya, alhamdulillah ada saja jalannya ketemu.
Dan yang akhir-akhir sedang terjadi, impianku untuk  ke luar negeri lagi, juga punya sebuah learning centre insyaAllah akan segera mewujud, meski cara dan jalannya tidak persis seperti yang kurencanakan. Tuhan mewujudkannya dengan cara dan jalan keluar lainnya, yang mungkin disesuaikan dengan kapasitas serta keterbatasan diriku.

Namun dari semua impian yang akhirnya satu persatu mewujud itu, aku belajar bahwa jangan pernah berhenti untuk bermimpi. Karena Dia akan mewujudkan impian kita, dengan cara dan jalan seperti apa yang Dia kehendaki.

So, mari terus bermimpi. Satu tahun ke depan, ingin rasanya punya mobil lagi, karena dua mobil terdahulu yang pernah dimiliki sudah dijual.
Dalam lima tahun ke depan, meskipun kini sudah mulai merintis learning centre di suatu tempat, ingin rasanya learning centre di tempat yang dari dulu diimpikan juga akan mewujud. Berikut fasilitas pendukungnya.

Sepuluh tahun ke depan, semoga aku konsisten di jalan para cendekia ini, menjadi penulis yang makin berkualitas juga makin memanusia. Serta mendapat keridloanNya. Anak-anakku menjadi generasi penerus yang cerdas, beraklahqul karimah,berkualitas dan sebagaimana dalam doa-doa yang kita panjatkan, qurrota ayun dan imam bagi orang-orang yang bertakwa, mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Aamiin.



Tulisan ini diikutsertakan dalam #WhatsYourGoalsGiveaway2016
Februari 10, 2016

Fase kehidupan manusia dalam falsafah jawa

by , in

Fase kehidupan manusia dalam falsafah jawa

Berikut ini adalah fase kehidupan manusia dalam falsafah Jawa:

1. Maskumambang

Simbol fase ruh/kandungan di mana kita masih "mengapung" (kumambang) di alam ruh dan kemudian di dalam kandungan yang gelap.

2. Mijil

Mijil artinya keluar. Ini adalah fase bayi, dimana kita mulai mengenal kehidupan dunia. Kita belajar bertahan di alam baru.

3. Sinom

Sinom adalah masa muda, masa dimana kita tumbuh berkembang mengenal hal2 baru.

4. Kinanthi

Ini adalah masa pencarian jati diri, pencarian cita2 dan makna diri.

5. Asmaradhana

Fase paling dinamik dan ber-api2 dalam pencarian cinta dan teman hidup.

6. Gambuh

Fase dimulainya kehidupan keluarga dengan ikatan pernikahan suci (gambuh). Menyatukan visi dan cinta kasih

7. Dhandang Gula

Ini adalah fase puncak kesuksesan secara fisik dan materi (dhandang = bejana, gula). Namun selain kenikmatan (manisnya) hidup, semestinya diimbangi pula dengan kenikmatan rohani dan spiritual.

8. Durma

Fase dimana kehidupan harus lebih banyak didermakan untuk orang lain, bukan mencari kenikmatan hidup lagi (gula). Ini adalah fase bertindak sosial.

9. Pangkur

Ini adalah fase uzlah (pangkur-menghindar), fase menyepi, fase kontemplasi, mendekatkan diri kepada Gusti Allah. Menjauhkan diri dari gemerlapnya hidup. Fase kontemplasi.

10. Megatruh

Ini fase penutup kehidupan dunia, dimana Ruh (Roh) meninggalkan badan (megat: memisahkan). Fase awal dari perjalanan menuju keabadian.

11. Pucung

Fase kembali kepada Allah, Sang Murbeng Dumadi, Sangkan Paraning Dumadi. Diawali menjadi pocung (jenazah), ditanya seperti lagu pocung yang banyak berisi pertanyaan. Fase menuju kebahagiaan sejati, bertemu dengan Yang Mahasuci.

Semoga bermanfaat untuk refleksi diri.

Post Top Ad