improving writerpreneurship

Post Top Ad

Review Novel Ibu, Sedang Apa

 Review Novel Ibu, Sedang Apa

Gambar

Alhamdulillah aku mendapatkan kiriman buku-buku dan juga kain dari pak Edi CEO Diva Press kemarin. Subhanallah, senang banget. Bisa jadi bahan bacaanku selama empat belas hari masa isolasi mandiri setelah kemarin test rapid-ku ternyata reaktif (dua kali test rapid, di stasiun dan di rumah sakit. tentang ini akan aku ceritakan lebih panjang lagi di postingan lain, insya Allah)



Aku membaca novel Ibu, Sedang apa dari siang pas paket datang sampai sore bakda ashar. Cepet kan ya. Saking ingin tahu sampai habis.



Berikut ini sedikit catatan hasil pembacaanku atas novel tersebut. ya dianggap sebagai  resensi atau review boleh juga. 


Ditulis dengan syahdu, tak terasa novel 'Ibu, Sedang Apa' membiusku dari awal hingga akhir. Frase-frasenya tidak biasa. kalimat-kalimt dan paragraf-paragrafnya mengalir dengan indah. Di beberapa tempat tak terasa mata turut mengembun, tak tertahankan. Sangat terbaca kedalaman  cinta ibu ke anak dan cinta anak ke ibu.


Teladan-teladan kedermawanan, keikhlasan digambarkan dengan sangat real, filmis lewat adegan-adegan yang seolah nyata bisa kita saksikan dan rasakan, meski tindakan-tindakan tersebut seolah hanya bisa dilakukan oleh manusia berhati malaikat. 


Setting madura berikut kuliner-kulinernya yang khas, membuat selera tergugah dan ingin mencicipi seperti apa rasa makanan-makanan yang diceritakan


Pak Edi sempat terpeleset slengekan menyebut nama orang-orang dekatnya yang memang suka beliau bully di sosmed. Cuma satu paragraf sih, sehingga tidak mengganggu. Malah jadi sebuah intermezo, bagian yang menghibur, dan menunjukkan bagian diri pak Edi yang lain di luar sisi mellow dikarenakan vibe novel ini.


Alurnya maju mundur, dan sebenarnya hanya menampilkan sedikit saja bagian dari keseluruhan hidup ibu. hanya saat mau pergi umroh, umroh dan wafat, lalu rasa kehilangan serta kisah-kisah contoh kedermawanan ibu. Yang sebagiannya juga diperoleh dari para petakziyah dan saudara. 


Tidak banyak kutipan ayat dan tidak berkesan menggurui sama sekali. Yang ada hanya teladan amal, action, tindakan nyata yang menginspirasi. Salut.


Ada bagian tentang pertikaian dengan saudara, tapi tidak begitu jelas masalah apa dan dengan siapa.  Karena memang disamarkan dan dikemas dengan sedemikian rupa, tapi kita bisa mengambil pelajarannya.


Pak Edi juga tidak malu menceritakan beberapa kisah tentang kesalahan yang pernah dia lakukan dan penyesalannya. Sebenarnya tidak salah juga sih kalau dari kacamata umum. Tapi dari sudut pandang ibu yang sangat dermawan dan welas asih, hal-hal tersebut menjadi 'noktah' yang pak Edi sesali. 


Setelah membaca novel ini, aku mendapatkan inspirasi seperti apa memoir yang tengah kugarap ini.  Gaya penceritaan dan juga vibe-nya. Doakan semoga sebagus novel 'Ibu, Sedang Apa'.


Novel ini menurutku merupakan salah satu buku yang membagikan  rahasia kesuksesan pak Edi. Bakti pada ibu dan shodaqoh tak henti-henti. 


**


Deskripsi Ibu Sedang Apa? - Edi AH Iyubenu

Suatu hari, ibu bercerita padaku tentang sebuah lautan yang di dasarnya terdapat sebuah kerajaan yang maha gemilang cemerlang hingga menyinari saantero penghuninya dalam semata kesenangan dan kegembiraan. Aku sepenuhnya percaya, tanpa syak. Sebab dia ibuku dan aku anaknya.
Kelak aku mengerti bahwa lautan itu adalah kehidupanku, dasarnya adalah hatiku, dan istana yang maha gemilang cemerlang itu adalah nisan ibu yang selalu menyalakan kenangan-kenangan yang maha kurindukan sepanjang hayatku.
Aku pun berkata kepada ibuku, rasa sayangku tak tertampungkan oleh lema apa pun yang pernah dikenal sejarah kata-kata. Kata-kata terlalu dangkal dan kerdil untuk menuturkan perihal kedalaman rasa dan perasaan. Biar kunikmati saja, selamanya, dalam rupa kenangan-kenangan di kepala dan dada, yang begitu jauh sekaligus dekat, begitu samar sekaligus terang, begitu nyalang sekaligus gamang, begitu tawa sekaligus tangis.
Ibu juga pernah berkisah tentang bintang-bintang, laut-laut, dan jalan-jalan kehidupan yang amat panjang tak tepermanai pada suatu malam saat aku demam. Sejak saat itu aku lantas menjadi kerap merindukan demam demi mendengarkan lagi, lagi, dan lagi bisikan-bisikannya yang abadi.
Kusebut ini sebuah novel, bukan sekadar cerita. Kusebut ini sebuah cinta, bukan sekadar kisah. Kusebut ini sebuah kehidupan, bukan sekadar sejarah.

Rincian buku:
Penulis : Edi AH Iyubenu
Penerbit : DIVA Press
Tahun terbit : 2020
ISBN : 9786023919949
Halaman : 188

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad