improving writerpreneurship

Post Top Ad

Tampilkan postingan dengan label Napak Tilas. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Napak Tilas. Tampilkan semua postingan
Januari 13, 2016

Napak Tilas Dan Teladani Sunan Kalijaga

by , in
Napak Tilas Dan Teladani Sunan Kalijaga

Langit cerah, angin berhembus lembut menyambut kedatangan anak-anak peserta pesantren kilat yang datang ziarah ke makam Sunan Kalijaga di Kadilangu. Setiap liburan memang pesantren kami menyelenggarakan pesantren kilat untuk anak-anak sekolah. Di penghujung sanlat yang berlangsung seminggu itu ditutup dengan ziarah dan rihlah.

Makam Sunan Kalijaga selalu ramai dikunjungi peziarah, apalagi kalau pas musim liburan.  Sunan Kalijaga  lahir sekitar tahun 1450 dengan nama Raden Said. Dia merupakan putra adipati Tuban yang bernama Tumenggung Wilwatikta atau Raden Sahur. Nama lain Sunan Kalijaga antara lain Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban, dan Raden Abdurrahman.
Salah satu dari Wali Songo ini terkenal karena keunikannya.  Selain pernah mempunyai pengalaman kelam sebagai begal, meskipun harta rampasan dan curiannya diberikan pada  wong cilik dan orang tak mampu, beliau juga pernah berjaga alias bertapa di kali (sungai) menuruti titah gurunya. Tidak bergerak sedikitpun sampai akhirnya sang guru yang tadinya pergi meninggalkannya itu kembali. Dan menemukan Raden Sahid dalam keadaan berjanggut, berjenggot, gondrong dan berlumut.
Sunan Kalijaga
Selain itu Sunan Kalijogo juga sangat kreatif serta menghadirkan gebrakan-gebrakan dalam mengemban tugasnya sebagai pendakwah. Beliau memasukkan ajaran-ajaran islam lewat tembang-tembang Jawa dan juga mempopulerkan lagu Lir Ilir. Karena ada versi yang menyebutkan beliau sebagai penggubah lagu tersebut, namun ada versi lain yang menyatakan lagu itu sesungguhnya digubah oleh gurunya yaitu Sunan Bonang sedangkan Sunan Kalijogo yang mempopulerkan. Demikian antara lain caranya untuk menarik perhatian dan simpati dari masyarakat. Bahkan Sunan Kalijogo menginisiasi adanya wayang kulit yang dalam lakonnya banyak memuat filosofi dan ajaran Islam yang luhur.
Tak ayal Sunan Kalijaga dikenal sebagai wali yang sangat merakyat. Tak hanya wong cilik yang gemar mendengar wejangan beliau, namun kaum bangsawan dan cendekiawan pun simpati pada beliau. Cara beliau mensyiarkan agama Islam yang disesuaikan dengan keadaan dan zaman menunjukkan sikap tolerannya. Namun begitu Sunan Kalijaga juga dikenal sangat kritis.

Peninggalannya secara fisik yang terkenal antara lain soko tatal, jimat kalimasada dan baju antakusuma. Juga serat-serat antara lain Suluk Wijil dan Suluk Linglung. Beberapa benda pusaka ini dijamas alias dicuci setahun sekali saat  Grebeg Besar.

kalijogo
Dekat area makam, terdapat masjid yang konon dibangun Sunan Kalijaga pada suatu malam dan selesai malam itu juga, sebelum dilaksanakan shalat Subuh berjamaah pada tahun 1479 M. Wallahu ’alam bishshowab. Menurut prasasti yang tersimpan di sana, masjid ini mengalami renovasi pertama kali pada 1564 M oleh Pangeran Wijil.

Selesai ziarah, anak-anak  memanjakan mata mereja untuk menikmati pernak pernik di sepanjang lajur dari areal taman parkir sampai ke areal makam, di mana berjajar kios-kios menjual berbagai baju muslim dengan aksesorisnya juga bermacam-macam cendera mata.

Terdapat juga rumah petilasan serta peninggalan yang kini dihuni oleh keturunan dan kerabat beliau. Terdapat pula madrasah yang berada di sisi selatan musholla. Di musholla itu setahun sekali kami mengadakan haul simbah canggah dari garis ayah ada yang punya keterkaitan dengan keluarga keturunan sini. Wallahu a'lam bishshowab. 


Yuk ke Demak ^_^


#DutaWisataDemak
#BrandAmbassadorDemak
Januari 12, 2016

Napak Tilas Laksmana Cheng Ho Di Sam Po Khong

by , in
Napak Tilas Laksmana Cheng Ho

Lama tinggal di Semarang, empat tahun semasa kuliah  dan enam tahun selama bersuamikan orang Semarang, tapi malah baru sempat ke kuil Sam Po Khong setelah masa itu berlalu. Aneh ya. Hehe. Setelah berada di kota lain eh malah baru kepikiran untuk melancong ke sana. 
dian nafi at Sam Po Khong
Anak-anak berlarian ke sana kemari karena saking senangnya. Bangunan  eksotis dengan detail yang ciamik, serba merah menyala dengan wangi dupa dan juga teduh pepohonan di beberapa sudutnya membuat kami kerasan.
Anak-anak juga  menaiki beberapa patung yang ada di dekat gerbang masuknya dan have fun :D


Ada sebuah patung tinggi besar yang menggambarkan sosok Laksamana Zheng Ho (kupikir dulu Cheng Ho, ternyata ada versi penulisan lain Zheng Ho) Sosok kebesaran serta keperkasaan Laksman Cheng Ho pasti tidak asing di pendengaran publik bahkan tak ada yang meragukannya, Akan tetapi siapa sebenarnya sosok yang turut membesarkan negeri Tiongkok ini mungkin belum banyak yang mengetahui.
hello zheng ho
Beberapa waktu kemudian   saya  memperoleh gambaran sejarah dan pengaruh Laksamana Zheng Ho yang lebih detail saat menghadiri  undangan seminar Ekspedisinya  Dan Islam Nusantara di hotel Amantis Demak. 

Rupanya Islam jadi massif justru karena datangnya orang-orang Cina. Karena orang-orang Cina belajar dari bagaimana Islam (dari Arab) disebarkan di Cina sendiri.  Misalnya, idiom-idiom Arab diganti dalam bahasa/istilah China. Sehingga di Nusantara ini pula diaplikasikan cara penyebaran yang sama, dengan akulturasi. Zheng Ho turut menyebarkan ajaran Islam tidak dengan kekerasan, melainkan dengan pendekatan budaya dan akhlak.  Pertemuan budaya inilah yang disebut Islam Nusantara, yaitu Islam yang tidak menghapuskan tradisi dan tidak memberangus budaya. Islam Nusantara melebur dengan budaya yang sesuai syariat.
hello undangan

Beruntung dari seminar yang menghadirkan dua guru besar dari Nanjing University Republik Rakyat China, Fan Jinmin dan Xia Weizhong, semua menjadi lebih terang benderang.
Cheng Ho (Zheng He) lahir tahun 1381 dari keluarga muslim yang taat dan bermarga Ma. Ia keturunan Arab yang tumbuh di sebuah keluarga muslim yang taat beribadah.  Pada masa itu, Nanjing merupakan kota dengan populasi muslim yang besar. Leluhur Cheng Ho pernah menjabat sebagai pejabat. Ketika usianya baru belasan, Cheng Ho ikut perang melawan Mongolia di masa Dinasti Ming. Cheng terlihat gagah perkasa dan membawa kemenangan hingga akhirnya Kaisar C heng Le mengelarkan penghargaan dan bergantilah nama menjadi Cheng Ho. Keperkasaan Cheng Ho rupanya telah memikat sang Kaisar sehingga Cheng Ho diberi kepercayaan untuk sebuah ekspedisi berlayar keliling dunia.
hello narasumber
Cheng Ho mengawali perjalanannya dari Nanjing, ibukota Cina 609 tahun lalu. Ia memimpin 27 ribu orang dalam ratusan kapal. Banyak anggota ekspedisi Cheng Ho merupakan muslim. Tujuh kali ekspedisi sekitar 50.000 kilometer jauhnya hingga Samudera Hindia, Laut Merah, Arab, bagian timur Afrika, Somalia, Kenya. Selama periode 1405-1433, bertugas menjelaskan pada dunia tentang perubahan kekuasaan di Tiongkok. Mereka juga membawa misi diplomasi dan membuka hubungan baru Cina dan negara lain. Selain itu ada beragam alasan: menunjukan kekuatan Dinasti Ming, perdagangan, pertukaran budaya, kerjasama antar negara, membuat persekutuan Islam, untuk melawan Mongolia, dan usaha membasmi perompak  di perairan Tiongkok. Ekspedisi Laksamana Cheng Ho selama 28 tahun dari tahun 1405-1433 ke Nusantara dan 33 negara lainnya menjadi lambang perdamaian dan persahabatan lintas dunia. Ada versi yang menyatakan bahwa ekspedisi juga dalam rangka mencari seorang kaisar yang kabur pada masa Dinasti Ming. Meski misinya berkaitan dengan unjuk kekuatan militer, tetapi Cheng Ho tak pernah menjajah daerah lain. Dalam muhibah yang dilakukannya, Cheng Ho melakukan pertukaran kebudayaan. Ia membawa tumbuh-tumbuhan, binatang, serta obat-obatan. Di setiap daerah, dia berusaha belajar dan memahami budaya setempat.
Sumbangan terpenting dari ekspedisi Cheng Ho adalah pada sejarah maritim dunia. Di mana saat abad ke 15 terjadi penemuan peta, semua jalur ekspedisi barat setelah Cheng Ho jadi lembaran baru maritim. Meski pada Dinasti Han sudah dimulai, namun masih perlu teknik navigasi dan kemampuan yang lebih tinggi. Dan Zheng Ho memperbarui serta mengembangkannya menjadi lebih baik.
Dalam tiap perjalanannya, ekspedisi ini selalu mampir ke Nusantara. Ekspedisi pertama Zheng Ho ke Palembang dengan membawa pasukan lebih dari lima ribu personil. Pasukan ini merupakan pasukan pertahanan, bukan peperangan karena Zheng Ho tidak menjajah atau melakukan perampasan daerah. Konon ada versi yang menyatakan  saat hendak singgah di Pelabuhan Palembang, Sumatera Selatan, Zheng Ho nyaris dirampok penguasa setempat bernama Liang Tao Ming yang merupakan seorang Muslim garis keras yang selalu merampok setiap kapal milik pelaut non-Muslim. Namun, sebelum aksi itu dilakukan, Zheng Ho menangkapnya terlebih dulu.
Profesor Xia Weizhong menjelaskan bukti arkeolog dari ekspedisi Zheng Ho. Di Indonesia terdapat bangunan Sam Po Kong di Semarang. Di  Tiongkok sendiri khususnya di Nanjing yang punya tujuh puluh ribu muslim, ada masjid megah, Masjid Jingjue. Di Tiongkok juga ditemukan makam-makam orang-orang yang mendukung ekspedisi Zheng Ho, seperti makam Hang Bao, makam Yam Qing, makam Luozhi, juga arkeolog lainnya seperti di Pagoda Porselen Barat.
hello sam po kong
Sejarah ekspedisi Zheng Ho ke berbagai negara termasuk Indonesia pada abad ke-15 diperkuat dengan penemuan baru arkeologi di Nanjing, Tiongkok, dalam satu dekade terakhir. Dalam beberapa tahun terakhir di Nanjing ditemukan sisa reruntuhan lokasi pembuatan kapal serta makam kasim yang diduga merupakan bekas peninggalan kapal Zheng Ho. Di batu nisan makam kasim Hong Bao ditemukan pula kupon pembelian tanah di Semarang.
hello zheng ho
Kedatangan ekspedisi Zheng Ho ke Nusantara ternyata membawa pengaruh terhadap corak Islam yang berkembang di Indonesia. Laksamana Zheng Ho turut menyebarkan Islam di Nusantara dengan semangat damai dengan menjalin kerukunan dengan umat lain.

Post Top Ad