Ibu rumah tangga menjalankan usaha? Bagaimana tugas sebagai istri dan ibu? Bagaimana dengan urusan rumah dan anak-anak? Apa tidak akan bermasalah dengan suami? Memangnya mampu? Mungkin ada berderet pertanyaan lain yang siap dilontarkan pada seorang ibu rumah tangga yang memiliki keinginan membuka usaha alias berbisnis. Buku ini mampu menjawabnya.
Berisi 34 kisah menarik nan inspiratif dari para wanita yang telah sukses menjalankan usahanya sambil tetap menjalankan fungsinya sebagai istri dan ibu. Buku ini akan membuka wawasan sekaligus mengusir keraguan dalam benak kita tentang dunia bisnis yang bisa ditekuni dari rumah. Dengan niat yang kuat dan semangat pantang menyerah, para wanita yang sehari-hari berkutat dalam urusan domestik rumah tangga telah membuktikan bahwa mereka mampu.
Banyaknya pengalaman yang dikisahkan menjadi kelebihan tersendiri dari buku ini. Pembaca akan disuguhi beragam ide bisnis karena banyak penulis yang tak hanya menjalankan satu bisnis, melainkan sekaligus beberapa. Ada yang memulai usahanya dari hobi, karena keprihatinan kondisi alias kepepet, ada pula yang sempat merasa yakin terlahir sebagai pekerja kantoran tanpa bakat bisnis, tapi akhirnya memiliki ide membuka usaha. Berada di negeri orang karena mendampingi suami, bahkan tinggal di daerah terpencil, tak menyurutkan langkah dan tak membuat mereka kehabisan ide kreatif untuk menambah penghasilan keluarga.
Beberapa usaha yang dijalankan antara lain berdagang pakaian, buku, catering, kerajinan tangan, isi ulang pulsa, rental komputer, menjadi instruktur senam, guru les, perias dan masih banyak lagi. Ya, bahkan seorang shopaholic yang sangat konsumtif pun sukses mengubah dirinya menjadi produktif. Bagaimana caranya? Dengan membaca buku ini anda akan mengetahui jawabannya.
Bagi yang memiliki keinginan berbisnis, buku ini bisa menginspirasi tentang jenis usaha yang bisa anda jalankan. Sedangkan bagi anda yang belum berniat membuka usaha apapun, buku ini bisa memprovokasi agar anda segera mengeluarkan bakat tersembunyi anda.
Menjalankan usaha tentu tak semudah membalikkan telapak tangan. Berbagai rintangan kerap mereka temui. Seperti dikisahkan salah satu penulis yang menjalankan usaha laundry kiloan, yang menganggap bahwa permasalahan yang datang adalah pelajaran berharga untuk membuat mental makin tangguh menghadapi rintangan dan pada akhirnya membentuk sebuah sistem yang semakin baik. Ada pula kesulitan mengatur waktu yang dialami oleh seorang ibu yang membuka usaha desain grafis. Namun, berkat komunikasi dan kerja sama yang baik dengan sang suami, solusi pun didapat.
Budaya Peninggalan WaliSongo Yang Masih Terus Ditradisikan
Saat beberapa waktu lalu kami menghadiri undangan pernikahan salah seorang santri, ada suguhan menarik yang tak biasa kami temui di pesta sejenis. Oh ya, santri ini adalah santri tangan kanan, santri kepercayaan ndalem pesantren yang dikisahkan juga di novel Matahari Mata Hati. (Novelnya bisa didapat di tokobuku Gramedia, Togamas dll)
Balik lagi ke pesta kawinan kali ini. Kalau biasanya suguhan hiburannya adalah rebana dan terbangan serta sholawatan ala ala habib Syeikh atau nasyid-an ala ala Maher Zain karena kota Demak adalah kota wali, kali ini suguhannya Wayang Kulit lho.
Hohoho
Lebih serunya lagi ternyata pagelaran wayang kulit ini dilangsungkan dua kali dengan lakon yang berbeda. Lampahan Siangnya Wahyu Topeng Wojo. Lampahan Ndalunya Tetuko Wni Sudha.
Saat beberapa waktu lalu kami menghadiri undangan pernikahan salah seorang santri, ada suguhan menarik yang tak biasa kami temui di pesta sejenis. Oh ya, santri ini adalah santri tangan kanan, santri kepercayaan ndalem pesantren yang dikisahkan juga di novel Matahari Mata Hati. (Novelnya bisa didapat di tokobuku Gramedia, Togamas dll)
Balik lagi ke pesta kawinan kali ini. Kalau biasanya suguhan hiburannya adalah rebana dan terbangan serta sholawatan ala ala habib Syeikh atau nasyid-an ala ala Maher Zain karena kota Demak adalah kota wali, kali ini suguhannya Wayang Kulit lho.
Hohoho
Lebih serunya lagi ternyata pagelaran wayang kulit ini dilangsungkan dua kali dengan lakon yang berbeda. Lampahan Siangnya Wahyu Topeng Wojo. Lampahan Ndalunya Tetuko Wni Sudha.
Dan nggak main-main, biaya sewa alias fee manggungnya jelas jutaan lho ini. Nggak kalah ama grup rebanadan balasyik lengkap atau grup band.
Di bagian depan layar, berjajar banyak wayang kulit yang waduh gimana ngapalinnya tuh.
Ibu-ibu sinden yang tidak muda lagi duduk rapi berjajar menembangkan lagu-lagu yang kita juga tak tahu artinya karena dalam bahasa jawa kawi.
Duh..
Tapi rasakan saja bagaimana harmoninya gamelan di sana. Menggetarkan hati, melarutkan jiwa, trance menujuNya juga.
Ayo siapa yang mau nanggap lagi, supaya budaya ini tidak punah?