improving writerpreneurship

Post Top Ad

Tampilkan postingan dengan label trauma. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label trauma. Tampilkan semua postingan
April 09, 2016

Malam Berdarah-darah

by , in

Malam Berdarah-darah

Astaghfirullah. Astaghfirullah.
Allah Allah..
Aku tak henti hentinya  merapal lafal lafal thoyyibah. Pandanganku kabur, tampak samar suamiku yang berdiri di sebelah bed tempatku berbaring lemah.
“Sakit, nok?”, tanya kak Aris dengan suara yang bergetar.
Kupaksakan sedikit mataku untuk melihatnya lebih jelas. Astaghfirullah.
Kulihat sebagian bagian depan dan lengan bajunya terdapat percikan darah.
“Mas……….”, lemah suaraku dan bergetar bersama degup jantungku yang tak teratur serta perih terasa di sekujur tubuh dan juga wajahku. Kak Aris meraih kepalaku dan mendekatkan tubuhnya merapat kepadaku, tetapi hampir urung ketika menyadari percikan darah di bajunya akan mengenaiku. Karena aku toh sudah berdarah -darah juga, ia melanjutkan pelukannya. Dan tangis kami membuncah di malam yang terasa menggigit menyeramkan.

“Katanya sih orangtua pintar yang disebut sebut Tante Irin bisa membaca masa depan kita”, mama menyiapkan beberapa bungkus gula pasir dan teh, memasukkannya ke dalam kardus sedang.
Aku dan kak Aris saling berpandangan. Agak janggal mendengar keterangan ibu. Hmmm….apakah ini legal, apakah ini syar'I, apakah ini benar? Begitu yang bergulat dalam pikiranku. Mungkin kak Aris sepaham denganku dalam hal ini.
“Tante Irin sukses sekarang. Bisnisnya lancar dan mbah orang tua pintar ini yang memberitahukan jalan kesuksesan tantemu”, mama melanjutkan ceritanya.
“Kalian kan kayaknya belum ketemu jalur rel karir dan usahanya. Daripada ngalor ngidul, tidak ada salahnya kita tanyakan hal ini sama mbah orang tua pintar itu”, mama terus membujukku dan Kak Aris. Kami akhirnya menurut mama dan malam itu bersama beberapa saudara lain yang memiliki tujuan serupa berkendara mobil menuju rumah orangtua pintar itu di luar kota, 25km  dari kota kami.
Duar!
Segalanya gelap gulita. Erang kesakitan lirih kudengar bersahutan dengan teriakan  orang-orang.
“Astaghfirullah. Astaghfirullah. Allah. Allah. Allahu Akbar”, rintihku.
Beberapa tubuh telah berjatuhan di sekitar diriku yang juga terjerembab dengan wajahku menatap jalan raya yang kasar. Uh! Sakit dan perih. Kurasakan dan terlihat samara ada beberapa pasang tangan yang memindahkanku dari jalan ke sebuah pick up terbuka. Kak Aris yang sudah duduk di pojoknya meraih dan mendekap aku. Dingin angin tengah malam menusuk tubuh bersama aroma darah dan kengerian di depan mataku. Astaghfirullah. Seram,nyeri, perih, dingin, takut dan semua rasa tak nyaman mencengkramku dan mungkin semua yang masih terjaga di sini.
Kulihat pamanku terbujur kaku di dekatku.
“Inna lillahi wa inna ilaihi rooji'uun”, desis Kak Aris. Ia semakin erat memelukku yang kebingungan. Cuma kami berdua yang sadar dari delapan orang penumpang mobil itu. Dan sepertinya pamanku sudah tak bernyawa lagi. Inna lillahi wa inna ilaihi rooji'uun.
Aku terus termangu di kamar tempat aku dipindahkan dari ruang ICU sekitar sejam yang lalu. Aku sendiri.
“Aku mau menengok yang lain dulu”, kata kak Aris berpamitan setelah menemaniku beberapa saat. Hanya dia seorang yang masih kuat berdiri dan berjalan kiranya.
“Rawat saudara lainnya yang lebih parah, kak. Aku tidak apa-apa”, kataku berusaha tegar. Ia menggenggam erat tanganku sebelum meninggalkan aku sendirian di kamar itu. Sendirian tapi tak sendiri.
Aku mulai meraba - raba bagaimana dan mengapa ini terjadi.
“Ya Rabb. Ya Allah. Ampuni kami”, lirih aku berbisik dalam hati. Kiranya Dia menyelamatkan kami dari jalan yang mungkin bisa menjerumuskan kami.
“Mungkin orangtua pintar itu memang diberi anugrah dan kelebihan oleh Allah”, jelas ustadz yang sering mengisi pengajian di masjid dekat rumah kami.
“Namun orang yang datang untuk meminta saran dari orang tua pintar itu bisa saja salah niat dan itikad. Bisa-bisa tauhidnya yang bergeser karena keyakinannya tidak kepada Allah, tetapi meyakini orang tua pintar itu.”, sambungnya.
Kami duduk melingkar di bawah pohon rindang yang ada di pojok pelataran rumah sakit. Berenam, aku,kak Aris, ustadz Irfan, dan tiga santri yang ditugaskan menunggui kami selama dirawat di sini.  Paman sudah dimakamkan kemarin tanpa kehadiran tante yang sengaja tidak diberitahu kejadian ini karena kondisi tante yang masih parah. Hanya kak Aris yang bisa hadir di pemakaman itu diantara kami bertujuh yang masih hidup.
“Saya juga berpikir demikian, ustadz”, kataku pelan sambil menahan perih di wajahku. Sebenarnya aku masih belum pulih tapi memilih untuk bergabung dengan mereka di luar karena jenuh dalam kamar.
“Semisal kemudian kami yang datang kemarin itu sukses dan berhasil dalam karir dan bisnis serta lainnya. Bisa jadi kekaguman terhadap terawangan orangtua pintar itu bisa meracuni akidah dan tauhid kami”, aku melanjutkan buah pikiran semalamanku
di malam berdarah itu, saat di kamar sendirian dan mencium aroma kematian dalam rombongan kami.
Malam berdarah darah itu memang menyeramkan secara fisik dan auranya, namun kesadaran akan hikmah di balik kecelakaan itu tak dapat kuungkap dengan kata manapun. Tuhan jatuh cinta padaku, pada kami. Jadi Dia menyelamatkan kami dari bahaya dan kecelakaan yang lebih besar dibanding kecelakaan mobil kami yang ditabrak mobil container besar dari arah belakang.
“Alhamdulillah”, ucap kak Aris.
Syukur yang berpadu bersama kesakitan dan kengerian yang kami alami.
Betapa berharganya pelajaran ini. Engkau tunjukkan kuasaMu dan pelajaran bagi kami akan ketauhidan. Kan ku genggam hidayah ini erat-erat selamanya, bisik hatiku.

Februari 11, 2016

Karma yang berbuah trauma

by , in
Karma yang berbuah trauma


Idul Adha kembali kamu lalui hanya dengan keluargamu, orang-orang yang sangat kau kasihi. Meski tak lengkap karena satu saudaramu tlah diambilNya. Kepiluan itu akan selalu membayangi kalian seumur hidup, namun mendoakan adalah pilihan terbaik.
Malamnya gengmu ngumpul di kafe dan merencanakan hal yang selama ini menjadi impian semua orang. Ini geng di luar band-mu,geng jalan-jalan. Salah seorang dari geng jalan-jalan ini akan married,dan... honeymoon nya ke raja ampat. So pastilah kalian tak akan melewatkan kesempatan ini.

**

Kalian bersembilan sudah termasuk tour guide dan pengantinnya pun terbang ke raja ampat. Untung ada rekan lain yang juga tidak bawa pasangan, sehingga tak harus merana sendirian.
Meski mencumbui dan mengakrabi alam adalah salah satu hobimu, tak ayal wisata seperti ini mengingatkanmu pada beberapa mantan pacarmu.
Dengan mantanmu yang pramugari, kalian menikmati sungai-sungai besar di sumatra dan kalimantan. Dengan mantanmu yang model, pantai-pantai destinasinya
Mau tak mau rasa rindu memukul-mukul sanubarimu. Menimbulkan rasa nyeri antara kangen tak terperi dan teringat luka perpisahan yang menyayat hati.
Keparatnya adalah mereka yang akhirnya meninggalkanmu adalah gadis-gadis yang kamu setiai setelah kamu lepaskan kebiasaan playboymu di masa lalu. Semacam karma, yang kini menimbulkan trauma. Kamu kira tak akan mungkin mengalami hal yang sama.untuk kedua kalinya,tapi itulah yang terjadi.
Tahu-tahu usiamu semakin bertambah, waktu berlari secepat cahaya. Dan novel ini semestinya mengantar kamu ke arah perubahan, bagaimana  kamu akhirnya sembuh, terobati dan kembali percaya. Bagaimana  kau temukan lagi keyakinan akan cinta dan tak kamu lepaskan lagi. 
Tadinya the little lady in black akan mungkin bisa  menjadi salah satu kandidatnya. Tapi dia mungkin memang dihadirkanNya untukmu sebagai pembawa setitik cahaya saja. Mungkin tidak lebih dari itu. 
Justru kamulah yang membukakan mata dan kesadarannya akan banyak hal. Juga keteladanan dalam bersetia, bersahabat dan bersinergi. That little lady in black is the one who also change in this story. Ia berusaha menyerap banyak hal.positif darimu yang bisa diterapkan dlm ranah pribadi, keluarga, karir, komunitas dan kehidupan, meski memang tak semudah membalik telapak tangan. Karena membutuhkan kebesaran jiwa dan kebiasaan-kebiasaan baik.
Pagi tadi saat ia pergi ke.penggilingan daging untuk membuat bistik, secercah insight dan teladan kembali terpampang di depan matanya. Melihat para pekerja di penggilingan ini yang saling membantu satu sama lain dengan cekatan mengingatkannya pada ki dan kawan-kawanmu.
Keteladanan band kalian pulalah yang ditiru oleh pasukan fans mu. Mereka jadi tergerak dan terdorong untuk saling membantu, automatically. Tak menunggu perintah, apalagi ancaman. Melakukan dengan senang hati seolah itu pekerjaannya sendiri. Tidak ada iren atau saling iri dst.
Geng jalan-jalanmu sama juga. Terdiri dari beberapa vokalis band dan seorang pengusaha, kalian jelas punya kesamaan preferensi dalam hidup. Menyukai kesederhanaan, menganut kesetiaan, memuja alam, menghargai persahabatan dan kesetiakawanan. Lihat temanmu,orang tahu siapa kamu. Al arwaahu junuudun mujannadah, (ruh) orang itu akan mendekat dan berkomunitas dengan orang yang setipe dengannya. That's it, that's all.
Demikian pula jodoh. Karenanya memang mengherankan sekali bagaimana kamu kemarin bisa menjalin ikatan dengan perempuan yang beda sekali denganmu. Semua dimulai malam itu ketika kamu mengikuti ajakan partner bisnis barumu ke pub. Dunia yang bukan kamu banget, tapi saat itu kamu anggap sebagai bagian dari langkah bisnis. Businessman do things like that, pikirmu. Ada kan ya di novel-novel  dan film-film. Meski awalnya kamu berasa anomali. Ini seperti bukan dirimu,tapi kamu orang yang cepat menyesuaikan diri. Orang sebaik kamu tak pernah kesulitan mendapatkn tempat karena punya daya adaptasi tinggi.
So there she is, model sexy dg baju minim,menari atau yach berliuk di sebelahmu. Ia teman partner bisnis barumu, yang sebenarnya ia teman siapa saja.  Siapa saja yang punya uang dan kuasa. Sesuatu yang kamu baru pahami belakangan. Kamu jomblo dan siap matang, dibakar, menyala dan membaralah kemudaanmu. 
That's it, that's all. 
But she's still there, hang on you. After many days. Lambat laun kamu tak bisa lepas dari aksi dan  rayuan mautnya. She's expert.
Kamu terjatuh. Tadinya kamu pikir jatuh cinta atau semacamnya. Baru kemudian di belakang hari kamu sadari itu sebagai terjerembab, terperosok.
Yang paling membuatmu sesak bukan saat dia jalan dengan pria lain,tapi saat menyadari kenyataan bahwa sesungguhnya ia sudah seperti itu sejak kalian belum bertemu dan ia masih saja seperti itu setelah kalian bersama. It really really hurts you. Bukan saja kelelakianmu tapi juga kemanusiaanmu.
Hei! teman-teman geng jalan-jalan membangunkanmu dari lamunan dan kelukaan yang baru saja mengintip memorimu.
Pasti segera nyusul, boy! Jangan galau gitu! seloroh mereka, dan segera mendapatkan sambutan  hangat darimu, Kapang!
Dan gelak tawa membahana, menghangatkan udara Raja Ampat. Tanpa berpelukan pun kamu tahu mereka  para sahabatmu itu- turut merasakan pedihmu dan mendoakan yang terbaik untukmu. Sisi sentimental lelaki lembut sepertimu hampir saja mendorong bening mengalir dari matamu, namun kau tutup dengan tawa yang lebih menggelegar. Tak ada yang bisa membedakan mana air mata yang keluar sebab tertawa atau sebab  kesedihan.


Januari 29, 2013

Love is a fool.

by , in
Love is a fool. 


Love is a fool. Kalau kita tak cukup bodoh saat terperdaya cinta, kita tak akan pernah merasakan Indahnya.

Itu mungkin yang beberapa kali terjadi menimpamu. Karena hanya dengan benar benar terjun barulah kita basah. Kalau hanya main air di tepian, tentulah hanya sedikit yang terkena basahnya.


However trance juga hanya bisa dicapai jika kita melebur bukan? Hanya bisa diperoleh kalau kita sungguh sungguh mencelupkan diri dan tenggelam.

Antara kepasrahan total dan kehilangan diri sendiri saat mencapai klimaks cinta itulah yang kita semua ingin dapatkan. Hingga hilang akal, lepas ruh dan fana jiwa. 

Cinta, karenanya adalah paradoks yang paling paradoks. Di dalamnya ada hasrat memiliki tapi tak takut kehilangan diri. Bersamanya ada fool kebodohan namun kita rela menempuhinya.

Cinta karenanya menjadi misteri yang abadi, rahasia yang tak terpecahkan. Meski jutaan surat cinta kita tulis dan kirimkan, tak serta merta misteri dan rahasianya bisa kita kuak dengan mudah. 


Post Top Ad