improving writerpreneurship

Post Top Ad

Tampilkan postingan dengan label writerpreneur. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label writerpreneur. Tampilkan semua postingan
Juni 22, 2020

Kiat Produktif Efektif Menulis

by , in





Kiat Produktif Efektif Menulis

Tips-tips ini  pernah aku bagikan saat sharing di grup fesbuk salah satu komunitas kepenulisan beberapa waktu lalu. Kita angkut ke postingan blog ini supaya makin banyak yang membaca dan mudah-mudahan terinspirasi ya.

1. Banyak Baca
Yang penting dan harus kita lakukan setiap harinya adalah membaca. Karena seperti sumur, kalau dikeruk terus bisa asat. Jadi harus bisa kulakan dan nyumber terus dengan cara mencarinya dari banyak sumber. 
Bacaannya bisa yang terkait dengan topik yang sedang kita tuliskan atau sama sekali lain. Tidak terbatas pada bidang yang kita geluti saja, tapi justru harus luas. Broaden our knowledge biar dapat banyak insight, wawasan sehingga memperkaya dan memperdalam tulisan kita. 

2. Golden Time

Yuk  kenali dengan baik golden time. Yakni waktu-waktu  di mana kita bisa lancar banget menulis. Masing-masing orang  berbeda-beda ya. Kalau aku biasanya jam-jam dini hari setelah bangun tidur dan sholat tahajud, sampai menjelang waktu sholat subuh. 

3. Kuasai
supaya nggak macet, kuasai dulu apa yang mau ditulis. kalau mentok di jalan dan itu memang harus dikerjakan (karena pesanan/order), ambil rehat. tulis yang lain dulu, misal blog atau tulisan-tulisan pendek untuk lomba, atau arisan blog misalnya dst.

4. Brainstorming
brainstorming dengan teman/sahabat/guru sangat berguna. karena dia bisa memberikan alternatif-alternatif plot, sequence-sequence, adegan-adegan, latar belakang/alasan/logika dll

5. Jadwal
buat jadual/schedule apa-apa yang sedang kita kerjakan. tempel di dinding, buat di file dll. tetapkan deadline alias DL kita sendiri, dengan selisih dari DL yang semestinya. jadi kita punya target menyelesaikan tiga atau lima hari lebih cepat dari yang seharusnya.  Jadi nggak mungkin ketinggalan atau lewat deadline yang bisa berakhir dengan penyesalan. 

6. Segera Kerjakan
Jika memungkinkan, saat membaca pengumuman lomba, segera tulis/kerjakan. Jangan tunda-tunda lagi. Meskipun saat itu mungkin baru outline atau draft kasarnya dulu. 

7. Game
Seperti bermain game, yang selalu ingin naik level, demikian pula dalam nulis. jadi makin semangat nambah koleksi tulisan, koleksi buku, sembari berupaya meningkatkan kualitas. karena kualitas itu yang terpenting.

Bisa juga shifting alias naik kelas. Kalau tadinya nulis kisah macam soup chicken stories, lalu nulis cerpen, terus nulis novel.  Kalau tadinya nulis artikel, esai, mungkin bisa shifting nulis paper penelitian. Ahahay.

8. Target
Miliki target . misal karena harus bayar X seharga Y, atau mau jalan-jalan dengan biaya Z. nah jadi kita kejar tuh. supaya dapat segitu duit, harus nulis berapa tulisan/buku dalam jangka waktu berapa. Dst

9. Ibadah
Menulis itu ibadah. jadi harus rajin dan semangat dong

10. Coba
Berani mencoba. semua kan proses. semakin sering dan banyak nulis, lama-lama  akan terasah. asal terus banyak baca, revisi, re-write dll. para profesional itu berangkatnya dulu juga dari amatir

11. Disiplin
Disiplin terhadap janji dan schedule yang sudah dibuat sendiri. jika selesai tepat waktu, kasih hadiah untuk diri sendiri. kalau lewat, hukum diri sendiri:D

12. One by One
Kerjakan satu per satu, step by step, one by one. karena kalau overwhelmed, bisa blunder. maunya mengerjakan semua bareng-bareng, ntar malah nggak ada yang rampung.


13. Notebook

Miliki buku khusus. satu untuk bank ide premis/logline. satu untuk plot/outline/rencana pengembangan ide. satu untuk catatan2 revisi dari editor dll. satu untuk bank data dialog atau scene/adegan menarik yang kita temukan, lihat atau dengar ceritanya. yang mungkin belum bisa dimasukkan ke dalam  cerita atau buku yang sedang kita tulis, tapi siapa tahu bisa berguna. 


Nih, aku punya notebook warna merah seperti punya mbak Dewi Lestari, yang kuning seperti milik Austin Kleon. Ada juga yang hitam, abu-abu dan biru. 



14. Aktif
 org yg paling sibuk adl yg paling produktif. py kegiatan/aktifitas/gawe di luar nulis akan menjadi katalis dan bensin buat produktif nulis.

15. Stay healthy

Jaga kesehatan. krn kalau sakit, nggak bisa nulis

16. Keep Writing

Pokoknya nulis terus, apapun yang terjadi.

17. Spot

Cari spot/ tempat menulis yang nyaman. Juga pakai kostum yang nyaman juga ya.

Selamat menulis!

UPCOMING EVENT

Oh ya, insya Allah juga akan ada workshop atau kelas webinar Writerpreneurship di Era New Normal 29 Juni 2020 nanti. 





Selamat menikmati perjalanan menulismu!
Juni 11, 2020

Tips Menulis Memoir (7)

by , in
Tips Menulis Memoir (7)

Baca juga:

Tips Menulis Memoir (1)
Tips Menulis Memoir (2)

Tips Menulis Memoir (6)


bagaimana  mengubah memori sulit menjadi adegan?beberapa tips berikut bisa membantu mentransformasikan memori menjadi memoir


Tips 1: Mulai dengan hati
Pada tahapan awal, gali dan ingat memori kenangan hingga tak berjarak. Momen-momen yang membuat kita tercekat. Tinimbang kita melarikan diri dari emosi tersebut, tinggal dan rasakan selama mungkin. Hadapi perih dan gali lebih dalam. 

Jika sebuah adegan tidak menggerakkan kita, maka itu tidak akan menggerakkan pembaca. 
Hellen Keller bilang hal terbaik dan  terindah d dunia tiak bisa terlihat dan tersentuh. Harus dirasakan dengan hati. 

Tips 2: tidak perlu terlalu memikirkan struktur
tulisan awal akan kasar dan belum terpoles, selagi belum ada struktur, tidak perlu khawatir sepanjang kita masih bisa merasakan semua momennya dengan hati.
jangan biarkan inner sense strukturnya membunuh emosinya,inti dari jiwa kreatif.

Pada masa awal struktur, seperti ketika memastikan kamu punya marker yang tepat waktu dan menggunakan verb tense yang tepat, bersinggungan dengan penulisan memoir yang butuh kedalaman. Ini disebut the “the agony versus the ecstasy”
ketika cerita internal minta dilepaskan tapi seringnya kita abaikan.

Untuk membantu visualisasi: lihat dirimu berdiri di pojok gelap, melihat harta karun di sisi lain. Apa yang bisa kamu lakukan untuk menyeberangi rintangan emosional ini?
untuk mengambil harta karun ini, kita harus menyeberangi sisi lain. Di sinilah percaya proses mengijinkan kita membuat progress. 

menulis dari hati butuh nyali, keberanian untuk rauh dan menelanjangi jiwa, tapi inilah satu-satunya cara agar pembaca bisa beresonansi. Hati tidak bisa berbohong.

Tips 3: Dengarkan tanda-tanda atau persinggungan
Cara-cara lain bisa hadir. 
Gambar atau pemandangan yang menghantui.
Suara. Kadang kita tidak bisa menghentikan suara dari orang-orang yang memengaruhi kita. Seringnya random dan pada momen tidak terduga.

berikut checklist yang bisa kita tanyakan tentang peran memori dalam naratif

1. mengapa aku memilih memori tertentu? mulai membuat list daftar memori yang berkesan, stand out, sebab impact/akibatnya terhadap hidup, baik bahagia atau sedih. 
Momen di mana hidup berubah. Kamu butuh memutuskan mana memori yang akan bekerja dengan baik dalam timeline dan juga menampilkan pertumbuhan dan transformasi karakter. 

2. bagaimana aku akan menyampaikan adegan ini? denganpov 1? pov 3?  detail sensori/indra apa yang akan kumasukkan- penglihatan, suara, sentuhan, bau dan rasa- untuk membuat pembaca masuk ke dalam adegan?


3. bagaimana karakter bertumbuh dan bertransformasi? dalammemoir, narator, protagonis dan karakter adalah sama. 
ketika kamu punya kumpulan adegan , kamu bisa mulai menggarap bagaimana adegan mendukung narasi dan tema yang lebih luas.

tapi untuk saat sekarang, biarkan penulisan mengungkap jawaban-jawaban yangkamu butuhkan, yang paling dekat dengan hatimu.

Membiarkanmemori-memori inisial/awal ini keluar dari kepala melompat menuju halaman tertulis.

dalam menulis momen-momen rapuh ini,kita bisa membangun momentum, meskipun merasa tak nyaman dalam mengali memori-memori yang berhubungan dengan kesedihan, sakit, keyakinan dan lain-lain.

Begitu merasa aman mengerjakan tugas berat ini, ijinkan diri untuk melakukan riset terhadap memori-memori ini. terima kasih untuk jurnal, foto-foto, wawancara-wawancara, sehingga kita bisa memahami inti dari apa yang terjadi sebagaisebuah cara  untuk me-validasi memori dan memastikan bahwa kita punya fakta dan data yang benar. 

Kita bisa bergabung dengan grup-grup fesbuk yang terkait dengan memoir kita. Di sana ada dukungan besar dan koneksi nyaman dengan berbagai komunitas online dan orang-orang yang melalui pengalaman-pengalaman serupa. 

Hal ini bisa membantu kita menemukan kata-kata kita sendiri saat sharing/berbagi realita/kenyataan. Meski tidak setiap orang merasa terdorong untuk memilih  rute ini, kadang penulis merasa butuh menjaga melindungi diri mereka sendiri sebelummembagikannya dengan audiens di luar sana.

Poin akhirnya: menulis memoir bisa menjadi proses yang menakutkan. butuh keberanian dan kegigihan dalam membangkitkan memori penuh luka untuk bisa merasakan dan meng-indra-nya.

Bersikap baiklah terhadap dirimu sendiri. ijinkan dirimu menata manuskrip sampai merasa siap secara emosional untuk mengunjunginya kembali. ketika pergi ke sisi lain dan menemukan bahwa kamu sudah sembuh dan bertransformasi, maka kamu akan  punya memoir yangmembantu pembaca terhubung dengan cerita mereka sendiri.





UPCOMING EVENT

Oh ya, insya Allah juga akan ada workshop atau kelas webinar Writerpreneurship di Era New Normal 29 Juni 2020 nanti. 


Selamat menikmati perjalanan menulismu!
Juni 10, 2020

WEBINAR: WRITERPRENEURSHIP DI ERA NEW NORMAL

by , in
WEBINAR: WRITERPRENEURSHIP DI ERA NEW NORMAL
Writerpreneurship Di Era New Normal bersama Dian Nafi

JUNE 29, 2020
19.00 - 21.00 WIB
Tiket 150.000



Gramedia Academy WEBINAR bersama DIAN NAFI

Pandemi Covid-19 di Indonesia telah berlangsung beberapa  bulan, grafiknya bukan menurun namun semakin meningkat. Berbagai upaya telah dilakukan yaitu pembatasan-pembatasan di berbagai hal, di antaranya social distancing dengan stay at home dan lain sebagainya. Sayangnya masalah lain pun muncul, kebosanan, ekonomi, dll. Atas hal tersebut, mau tidak mau kita harus berdamai dengan keadaan, tetap bersikap positif, dan produktif. Salah satunya dengan mengasah diri menjadi penulis. Banyak hal bisa kita tuliskan, apalagi saat seperti ini. Selain sebagai bentuk amal jariyah, juga bisa menghasilkan tambahan pemasukan.

Materi:
Peluang apa saja dalam writerpreneurship

Tiga (3) Profitable Path
Tips writerpreneurship

Webinar akan diampu oleh Dian Nafi (Penulis Gramedia Pustaka Utama).

Dian Nafi adalah lulusan Arsitektur Universitas Diponegoro. Ia suka travelling dan menulis fiksi, non fiksi, seputar keIslaman, kepesantrenan, kewanitaan, parenting, entrepreneurship, dan pengembangan diri. Dian Nafi adalah Mentor Women Will by Google, Fasilitator Gapura Digital by Google, Trainer Hasfa Camp, dan Public Speaker. Ia sudah menulis 37 buku dan 96 antologi di 17 penerbit Indonesia. Ia adalah pemenang berbagai lomba penulisan dan sebagai pegiat banyak komunitas.


Mei 23, 2020

Writerpreneurship Dan Era New Normal

by , in



Writerpreneurship Dan Era New Normal

Rabu 20 Mei 2020 kemarin, Dian Nafi mendapat undangan dari satgas NU peduli covid-19 untuk mengisi sesi sharing via zoom. Topiknya tentang writerpeneurship dan  Era New Normal.

Alhamdulillah sesi satu jam ini menjadi kesempatan untuk menyemangati utamanya diri sendiri dan juga lebih banyak orang lagi supaya bisa memanfaatkan era new normal, di mana makin banyak pengguna internet dan gadget. Writerpreneurship makin punya banyak peluang dan kesempatan yang lebih luas. sayang sekali kalau kita tidak bisa menggunakan dengan sebaik-baiknya. mengendarai momentum dengan seoptimal mungkin, mengerahkan segala daya upaya usaha dan doa untuk bisa menghasilkan yang terbaik.

baik dari sisi kemanfaatan, sehingga kepenulisan kita memiliki nilai jariyah yang masih bisa kita petik buahnya meskipun kita sudah tiada dan berpindah ke alam lain, maupun dari sisi benefit berupa finansial,material, jaringan, networking dan lain-lain yang bernilai duniawi.

However kita semua tahu bahwa yang sepertinya tampak duniawi juga bisa menjadi bekal yang baik untuk ukhrowi kita. Kan muslim mukmin yang kuat secara ekonomi justru yang dianurkan, agar kita punya kemandirian, sehingga tidak meminta-minta. Ya kan. Aamiiin..
Apalagi kalau bisa memberi. Karena Orang yang tangannya di atas lebih baik daripada tangan di bawah. 

Ada banyak banget sebenarnya yang bisa dibahas terkait writerpreneurship. Karena waktunya singkat, hanya satu jam sudah berikut tanya jawab, maka dalam kesempatankemarin dibagikan tentang tiga jalur kepenulisan yang profitable.

April 14, 2020

Podcast Bagian dari Writerpreneurship

by , in
Podcast Bagian dari Writerpreneurship


Percaya nggak kalau dibilang bahwa podcast itu bagian dari writerpreneurship juga?

Percaya lah

Percaya aja deh ya

Seorang teman yang kenal di dunia maya aka twitter sudah sejak lama mengajak aku untuk diwawancarai dalam rangka upaya dia membuat channel podcast. Kebetulan waktu itu kami lagi membahas tentang keterbetulan aka ndilalah dan kayaknya cocok kalau diobrolin dan jadi bahan untuk diskusi lebih lanjut.

Waktu itu karena kesibukan, rencana tersebut belum jadi diwujudkan.

Eh tahu-tahu kemarin dia sudah share hasil wawancara dengan pebisnis aka enterpreneur di bidang agronomi. Kubilang wah jadi bikin nih podcast-nya.  Tayangan perdana nih?

Rupanya itu podcast yang ketiga. yang pertama wawancara dengan penulis juga kayak aku, ghost writer juga. Yang kedua wawancara dengan ainun najib komandannya kawal covid dan kawal pemilu waktu itu. Nahdiyyin asli yang tinggal di Singapura.

Keren podcast-nya.

Dia minta aku lagi untuk  mengisi podcast-nya. Kubilang suaraku medhog banget. Katanya enggak apa-apa. Oke deh insya Allah kapan-kapan. Temanya masih belum kupikirkan apakah tetap yang dulu pernah kita bahas atau mau ganti aja.

By the way, podcast ini juga butuh ketrampilan menulis. Karena harus menemukan temanya yang bagus, merancang konsepnya dan mengaturnya supaya mengalir lancar serta pesannya sampai.

Kalau juga mau bikin podcast, apa nama channel-mu?
Januari 16, 2020

Perjalanan Sebagai Inspirasi Menulis

by , in
 Perjalanan Sebagai Inspirasi Menulis


Beberapa waktu lalu, salah seorang dosen arsitektur yang juga sama-sama sharing menjadi pemateri workshop kepenulisan arsitektur, mengpmentari personal brandingku. Kata beliau, aku jadi lebih tampil sebagai traveler tinimbang writer di sosmedku, mungkin maksud beliau adalah instagram. Karena memang meskipun sesekali aku tampil dengan memegang buku dalam acara atau event talk show radio maupun bedah buku, tetap saja postingan jalan-jalannya lebih dominan. Lha bayangkan saja, kayak waktu itu road show buku Socioteenpreneur terbitan Erlangga saja, sharingnya di satu tempat kampus saat Oktober  lalu satu sekolah menengah atas alias SMA Yayasan di November, eh aku posting jalan-jalan di istana Maimoen, masjid Raya Medan, City Walknya Medan, area kulinerannya Medan, tempat nongkrong dan menikmati durian terkenalnya Medan, hotelku tempat menginap maupun hotel seberangnya tempat menginapnya Rizaldisandi aka Rizal vokalis Band Armada, juga kediaman Tjong A Fie dan beberapa tempat belanja oleh-oleh. Lebih banyak mana hayo jalan-jalannya ama tugas utama sebagai penulis yang bedah buku he he he.
Tapi tentu saja benar bahwa  Perjalanan Sebagai Inspirasi Menulis. Karena diakui atau tidak, kebanyakan tulisan kita tuh dapatnya ya dari banyak pengalaman dan peristiwa yang terjadi selama perjalanan. Terutama tentu saja perjalanan hidup.
 Yang sering luput adalah kalau kita tidak segera menuliskan pengalaman-pengalaman serta perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran berikut pemaknaan-pemaknaannya sepanjang perjalanan tersebut. Karena kita tahu ingatan ini sesungguhnya pendek. Apalagi jika ditumpuki oleh pengalaman-pengalaman laimnya yang lebih baru.
 Bisa saja sih memori kita menyimpan pengalaman berikut kesannya dalam benak. Dan sesekali kita bisa menggalinya  di kemudian hari, bahkan setelah berpuluh tahun mengendap, tapi tetap saja akan ada detail-detail yang tidak sempat terangkum dengan tepat, jelas. Padahal kekayaan tulisan itu sesungguhnya ada dalam detail-detail tersebut.  Emosi yang terbawa langsung saat kejadian juga menambah kedalaman tulisan.
 Itulah sejatinya bedanya penulis dengan yang bukan penulis. Dia tidak saja merekam, tapi mencerap, memaknai ulang lalu menuangkannya kembali dalam bentuk masakan tulisan yang di dalamnya sudah memengandung persepsi, pesan terselubung, dan lain-lainnya tergantung seperti apa dan bagaimana penulis mengemas serta conveying the message.

Salah satu cara untuk mengikat pengalaman, pemaknaan dan kesan termasuk emosional juga energinya adalah dengan membawa notebook ke mana-mana. Atau jurnal itu sekarang bisa kita catat di note gadget kita. Bisa dalam berbagai aplikasi. Semua tergantung preference penulis. 
 Dari note di handphone kita ini bisa angkut ke word untuk kita kembangkan menjadi tulisan yang lebih panjang. Atau juga diunggah menjadi postingan di blog. Kalau bisa berseri dan ada benang merahnya bisa dikompilasi menjadi satu buah buku yang bisa diterbitkan.
 Jadi semakin banyak perjalanan yang kita lalukan, akàn semakin banyak juga bahan tulisan yang bisa kita olah.
 Yuk makin rajin jalan-jalan, dan jangan lupa tulis ke jurnal.
 Note to my self juga ini.. he he he

 Dus, jangan malas untuk mengembangkan bahan itu menjadi tulisan yang lebih pannag dan apik supaya bisa terbaca debgan baik oleh orang lain.

 Sayang banget kan jika ide-ide dan bahan yang ada hanya berhenti menjadi kerangka alias outline saja. Mereka pasti nangis deh kalau tidak diwujudkan menjadi karya.
 Terus gimana nih kalau sudah kadung nggak sempat bikin jurnal waktu jalan-jalannya dulu. Kita bisa bangkitkan memorimya dengan melihat-lihat kembali foto-foto juga video-video selama perjalanan tersebut.
 Dari situ, mudah-mudahan memori berilut emosi, pemaknaan juga energinya bisa kita cerap lagi. Meski mungkjn sebagian persepsi sudah agak berbeda dengan saat pertama kita mengalaminya dalam realita.
 Bismillah, yuk bisa yuk.

Selamat jalan-jalan, selamat membaca ayat-ayat kauniyah dan selamat menulis!

 Lewati terminal demi terminal alias fase demi fasenya dengan penuh kesabaran agar membuahkan hasil yang menyenangkan dan membahagiakan.

Keep on going!

Keep walking!
Keep traveling!
Keep writing!

Desember 02, 2019

Menulis Solo atau Duet?

by , in
Menulis Solo atau Duet?

Festival Literasi Patjar Merah hari ketiga menyajikan Sesi Panel tentang Penulis bercerita: berdua atau sendiri. Panelisnya ada Boy candra, Teddy post dan Meisya

Gambar

panel lainnya  antara lain:


Boy candra mulai dr nulis blog. Meisi dan tedy nulis blog bareng, kenal di lomba debat. 2013 nulis buku esai perjalanan bersama, bikin toko buku bareng 2014 nulis fiksi bareng. Prosesnya 2 tahun Tedy kritis pd tlsan sendiri. Dg py psgn nulis yg dipercaya, jd baik dlm prosesnya

Jd proses yg menyenangkan. Sepakati ide, adegan, karakter. Baru nulis maju adegan per adegan. Bbrp bagian ditulis messi, baru tedy, lallu disatukan agar konsisten Maunya ditulis 2 narator. Dlm perkembangannya jd 1 narator dj. Penulis adl arsitek dan tukang kebun

Bangun struktur dulu spt arsitek Atau tabur benih spt tukang kebun Nulis buku hrs adil, dlm nulis dan memperjuangkannya. Kalau tdk imbang, krn 1 org lbh byk berjuang drpd yg lain, drpd tdk menyenangkan pd akhirnya, lbh baik dihindari


Writers block? Capek dan jenuh beda. Kalau capek, istirahat. Kalau jenuh? Selama sehat, ide bs digali Gmn cara memadukan cerita, yg tdk klise. Saling menantang dg pasangan agar tdk writer block dan tdk klise

Gmn caranya agar pglmn umum tp tdk biografis, dg cara menggosok satu sama lain agar beda Nulis malam stlh kantor dan writing retreat saat liburan. Tp building block nya sdh disiapkan DL mempengaruhi? Bikin DL sendiri. Spy ttp segar&nafsu. 1 bln riset, 1 bln eksekusi.

Teddy: Krn gak ada target, selama 2th nulis novel. Krn tdk ingin produce byk buku. Ingin versi terbaik dr cerita tsb Mesy: Ada 1 kasus di mana DL membantu. Vice media memasangkan penulis indonesia dg komikus LN. Shg terpikir bikin 1 bagian yg bs dikomikkan. Bikin premis,opening

Debatnya gmn klo suis saat proses nulis? Byk berdebat ttg gmn membelokkan cerita agar tdk klise. Perdebatan saat menyusun kerangka. Cerita spt apa yg ingin ditulis. Byk baca premis cerita amerika latin yg bermain bentuk Cerita sederhana yg dekat dg pembaca, tp unforgettable

Tugas pertama penulis adl membunuh klise Cerita anak muda yg jual rumah masa kecilnya. Pola klise Ada percakapan di novel tsb. Dan tdk tjd Premis menanyakan kembali ttg makna keluarga, ritual2 yg mempersatukan keluarga. Haruskah spt itu?

Premis: Ada 2 saudara sgt dekat. Kakaknya ingin menata hidupnya sendiri. Apakah acceptable? It's okey utk memulai hidupmu sendiri tanpa hrs terikat dg keluarga


Aslinya Boy Candra py cita2 jd aktor. Ktk mau wisuda, scr moral merasa hrs jd guru krn kuliah manajemen pddkn. Gmn ngajar org2 tp tdk dg jd guru. Sabtu wisuda, senin kerja, rabu resign Pekrrjaan kreatif dibyr sesuai upaya 2012 mulai nulis,ambil resiko. Target 100 buku

Pd ms kecil, teddy suka baca petruk gareng tatang s, novel eric segal sampai nangis
@maesy_ang
byk nulis fanfic, baca rold dahl, 5 sekawan. Cita2 jd penulis Hrs py notes kecil, nyatat adegan, obrolan menarik. Tdk akan selalu dipakai utk kerjaan yg skrg, tp suatu saat bs bguna


Maesy belajar di komunitas fanfic: cara menavigasi cerita yg kita sama2 tahu, agar jd cerita yg tdk biasa Nulis dr kegelisahan, krn kepikiran terus. Ex: ttg keluarga. Krn sering dipamdang dikotomi, kalau gak kyak keluarga cempaka, ya broken home Maesy mengurai isu2 yg dipikirkan

Bhw keluarga lbh konpleks drpd itu. Apa yg bikin hidup ini layak dijalani? Penulis hrs jujur. Nulis itu menyakitkan, mencuri byk waktu. Kalau tdk menulis hal2 yg tdk bisa dieksplorasi, buat apa?

Kecenderungan maesy nulis bhs inggris. Pengalaman kt berbahasa sgt personal Ktk maesy nulis dg bhs indonesia merasa lbh formal, sebab ktrnn china shg lbh byk pakai bhs indo utk negosiasi dg pemerintah Bhs inggrs lbh membebaskan krn dr pglmn pribadinya Ditulis ulang o/ teddy

Skrg sdg edit kumcer penerbit inggris ttg jkt Ada reviewer yg nebak2 mana suara Tedy dan mana suara Maesy Tp mrk berusaha utk bikin narasi punya 1 suara narator

Pegiat rumah baca tanah ombak di padamg yg dulunya gang maling, sampai dikejar dg parang krn anak2 di situ biasanya disuruh ngamen. Mulai dg teater, bukan lgs buku. Sadari apa yg disukai di lingkungan tsb. Bersenang2 dulu, baru baca buku. Bentuk pelan Kenali budaya di situ

Mulai dr kebiasaan yg sdh ada. Penting utk cari buku yg menarik Najwa sihab bilang org cukup jatuh cinta dg 1 buku utk akhirnya suka membaca Hrs tahu dulu arahmya ke mana anak2 di lingkungan, misal cewek2 suka baca buku patah hati. Mulai dg lomba puisi, film dll

Ktk mau bikin lirik bagus utk musik, semua hrs baca Ktk mau ikut bikin film, ya hrs baca 'Nasi padang' disukai semua orang. Sediakan itu dulu Jangan paksakan soto, sate dll

Bikin alasan utk org datang, bikin acara kepribadian akan kelihatan dr pemiliknya dr cara mengelola ruang baca, toko buku dll. Sgt mempengaruhi, dan terasa oleh org2 yg melihatnya 1 rumah baca/toko buku tdk bs mencakup semuanya

Ada rasa ingin tahu yg diperkenalkan, shg mrk ingin baca buku Memperkenalkan mathilda pd maesy Ciptakan rasa2 keterhubungan secara personal antara target dan ruang baca

Mengatasi kejenuhan n kelelahan saat nulis Boy melakukan ritual, tdk akan makan sblm selesai nulis. Tdk akan ngecuit sblm selesai nulis 10rb kata. Hrs py komitmen. Ini hrs selesai dlm waktu 10 hari, misalnya, akan selesai 20 hari, tp gak mungkin sampai 1 th Tulis yg disukai

Mengeluarkan energi utk yg kita minati Riset penting bgt. Misal: Bentuk patah hati byk bgt Harus yakin akan selesai, krn kalau ragu maka tdk akan selesai Naskah hrs selesai dulu dlm 1 bulan, revisi bs nyusul Alasan dna tujuan nulis beda2 Kesempatan eksplorasi kegelisahan

Shg menjadi tenang Mengeksplorasi gaya nulis baru, tema baru. Maju dg cara menantang. Cara mengatasinya dg riset, ngobrol. Apa yg bs dilakukan utk dekat dg tujuan

Membaca lbh byk buku2 yg akan berguna, nonton film, brainstorming. Cerita keluarga tdk bs dilihat dr satu dua sudut pandang. Bicara dg org2 tua, utk tahu sudut pdg mrk yg pensiun dan menua Baca buku ttg org tua yg memulai hidup baru di usia senja

Ada bbrp cerita yg tdk selesai ditulis krn terbengkelai. Shg belajar dr situ, berusaha bikin deadline Pernah Boy Candra tdk terlalu paham dg tema ttt, tdk py kekuatan riset ttg itu, akhirnya gak selesai Blkgn nulis isu yg paling menarik, selesaikan secepat mungkin Sbg pondasi

Selesainya mgkn awalnya hy 30 hlmn. Stlhnya baru dikembangkam spy panjang Bgm cara memelihara ide dlm jnagka waktu pjg, agar tdk disalip ide lain? Krn berangkat dr kegelisahan, mk kegelisahan itu akan tetap ada Ktk buka santa post, menemukan jkt jd make sense utk ditinggali


Ada draft yg tdk selesai, tdk dikunjungi kembali krn merasa tdk ada sesuatu yg bs ditawarkan Tedy py cerpen2 yg tdk dikirim Tdk bs memuaskan semua org, temukan 1 org yg jd tujuan tulisanmu Begitu maesy gak suka dg cerpen tedy, ya selesai. Gak dilanjutkan, tdk dikirim

Yg susah bg Maesy adl bgm mematikan ide2 yg ngganggu terus. Untumg ada tedy yg bs kasih pertimbangan. Nulis fragmen2 saja. Tdk tahu tempatnya akan di depan, temgah atau belakang. Simpan dlm draft,tanggalin, ntar kunjungi lagi. Nulislah dg buruk, selesaikan secepat mungkin

Kalau pasangan tdk mendukung? Berarti gak bs hidup dg kita. Hbgn sehat bukan hbgn yg menguasai satu sama lain. Soal negosiasi. Byk ngobrol Kita adl pribadi yg utuh. Hidup dg masy, pasangan, tp bs berjuang utk apa2 yg kt pikirkan Hdp dg org2 yg menghargai keutuhan itu,kedaulatan

Tiap mnusia berhak hidup dg utuh, berdaulat dg dukungan. Butuh negosiasi yg menghormati kedaulatan Ada prinsip2 yg tdk bs diintervensi oleh siapapun, ada hal2 yg tak bs dinegosiasikan

Nulis bersama tdk bs dilakukan dg semua org. Bs dilakukan saat kt percaya dg org tsb,slg menghormati Apakah kt sdh cukup mempercayai pasangan nulis kita Tedy bs nulis efektif krn kekuatan struktur maesy Minder itu hsl mnyikapi kekurangan Klo minder bgt,mgkn bkn psgn yg cocok

Nulis berdua bs jd jalan utk bermitra Bs memadukan kekuatan. Dinamika yg tdk ada di setiap org Hrs sama2 jelas tujuannya apa, gmn cara membantu satu sama lain. Jgn minder Proses kolaborai saling menguatkan

Drpd ide mentoring, lbh efektif bikin peer group yg saling mengkritisi. Atau kyk sabda armandio dan dea anugrah yg saling baca dan saling kritisi, krn tahu referensi dan preferensi nasing2. Draft pertama tedy maesy dibaca dewi kharisma michelia.

Org miskin dn bodoh jarang yg bs masuk PT. Tema yg dibahas boy candra juga, dikemas dlm cerita2 yg dekat dg org2. Lbh utk berimbang Yg paling penting org baca,mrk berhak utk memilih cara pikir mrk sendiri Gak hrs sastra,gak hrs buku berat Sbg jembatan utk mrk baca buku2 lain

Post Top Ad