improving writerpreneurship

Post Top Ad

Tampilkan postingan dengan label Budaya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Budaya. Tampilkan semua postingan
November 28, 2022

Bazaar 100 UMKM dan Pentas Seni Budaya di Lapangan Bangsri Jepara

by , in
Desember 07, 2017

Pemberdayaan Ekonomi Perempuan

by , in


 Pemberdayaan Ekonomi Perempuan



Pemberdayaan Perempuan Dalam Upaya Mengurangi Kesenjangan Ekonomi
Materi ini disampaikan oleh  Ketua PKK Jogja pada workshop kementerian PPPA beberapa waktu lalu.

PEMBERDAYAAN:
Proses di mana masyarakat (perempuan dan laki-laki) ikut berinisiatif dan terlibat dalam memperbaiki diri sendiri menuju perubahan yang lebih baik dalam aspek sosial, pendidikan, kesehatan, ekonomi dan budaya.
MENGAPA?
REALITA
1.       Kemiskinan (Data BPS Maret 2017 27,7 juta atau 10,64% penduduk miskin di Indonesia
2.       Kemiskinan menyebabkan banyak perempuan belum mampu menunjukkan potensi dan jati diri secara optimal (jumlah perempuan 66,11 %, laki-laki 65,36%)
3.       Dampak kemiskinan: berakibat kualitas hidup perempuan di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial, berpengaruh pada pembangunan bangsa
4.       Profesi tenaga perempuan di sektor informal adalah 70% dari total tenaga perempan:
Negatifnya: disebabkan akses untuk masuk sektor formal masih terbatas
Positifnya: Keleluasaan, fleksibiltas sektor informal, maka dipilih perempuan.
5.       Terbatasnya anggaran pemerintah dan kemampuan jangkauan pemerintah
6.       Belum sinerginya program dengan stakeholders
PROGRAM PEMERINTAH MELALUI KEMENTERIAN PPPA di bidang ekonomi:
1.       Memastikan program pelatihan untuk semua pelaku usaha
2.       Perempuan berhak mendapatkan akses pada lembaga keuangan
3.       Sistem Permodalan untuk UKM dimudahkan
4.       Dukungan/alternatif dana, sarana untuk perempuan inovatif
5.       Tersinerginya anggaran dan program kementerian dan lembaga, pihak swasta dll

PERMASALAHAN PEREMPUAN DI BIDANG EKONOMI
1.       Faktor kemiskinan sehingga tidak mampu memenuhi asek pendidikan, kesehatan
2.       Perempuan pada sektor usaha mikro sulit mengakses modal
3.       Kurangnya aspek informasi pasar dan teknologi
4.       Kurangnya penataan kelembagaan, jaringan
5.       Kualitas SDM perempuan masih rendah
SOLUSI
1.       Pemerintah berjejaring dengan swasta, pengusaha, lembaga dll
2.       Pelatihan SDM perempuan bidang kelembagaan, manajemen, jejaring, pemasaran
3.       Menyesuaikan dengan kemajuan
4.       Kerja sama dengan lembaga keuangan, untuk pelatihan, permodalan, literasi keuangan dll
5.       Hasil dan pendataan terukur dan berkelanjutan.

AKSI PEDULI MARGARIA GROUP
1.       Lapangan pekerjaan untuk 85% perempuan dari 722 karyawan
2.       Sistem bapak angkat, maju bersama usaha Margaria group sebagai supplier/by order (muslim 229, batik 143, makloon 12)
3.       Kerja sama dengan pengusaha perempuan/UKM perempuan sebagai sub dan makloon (dengan risiko minimal) dan pembinaan kualitas produk
4.       Kesempatan bagi karyawan untuk menjadi sub/bos kecil dan menjadi bagian dari Margaria (kredit alat kerja/mesin jahit dll)
5.       Di bidang jasa, kesempatan karir mejadi senior trainer untuk pelatihan SDM baru
6.       Regulasi dan aturan ketenagakerjaan yang meliputi hak perempuan, pelatihan, peningkatan karir. Lingkungan kerja aman nyaman
7.       Kerja sama dengan sekolah
8.       Kerja sama dengan BLK, lapas memberi pelatihan dll
9.       CSR pelatihan kewirausahaan, peningkatan kemampuan manajerial SDM perempuan.

SIMPULAN:
1.       Dengan memberikan akses, kesempatan untuk memampukan perempuan, secara otomatis sebagian persoalan pendidikan, kesehatan teratasi
2.       Lapangan pekerjaan menjadikan perempuan trampil, mandiri, mampu menjadi leader dan bagian dari perubahan bangsa
3.       Dengan menciptakan individu mandiri, maka akan mampu melakukan perencanaan dan bertanggung jawab atas tindakan memenuhi kebutuhan hidup
4.       Jika perempuan makin mampu dan mandiri, makan akan mengurangi kemiskinan
5.       Secara otomatis mampu menggunakan haknya meningkatkan harkat sosial dan partisipasi dalam proses kemajuan bangsa
Kepedulian pengusaha, tokoh, lembaga sangat dibutuhkan. Semakin perempuan mandiri, kesejahteraan keluarga tercapai.




**
Untuk  kerjasama  review, liputan, event, narsum dll
For reservation,  review and any other collaboration
please do not hesitate to contact at 085701591957 (sms/wa)
Line: diannafi57


Februari 27, 2016

Hanya Dengan Cinta Dan Empati, Kita Bisa Memenangkan Hati

by , in

Hanya Dengan Cinta Dan Empati,  Kita Bisa Memenangkan Hati

Adikku yang baru saja lulus spesialis penyakit dalam berkunjung ke rumah kemarin saat aku sedang mencoret-coret sambil merenung apa budaya daerah kami yang bisa dieksplor agar menjadi inspirasi bagi lebih banyak orang. Kepikiran untuk mengangkat tentang Grebeg Besar tapi sepertinya sudah seringkali kuceritakan. Bahkan cerpen yang bersetting itupun memenangkan kompetisi menulis cerpen yang diadakan sebuah penerbit waktu itu. Sebagai sebuah destinasi wisata event dan seremonial juga festival pun pernah kuangkat dan menang dalam lomba menulis untuk 101 Travel Tips And Stories di penerbit Gramedia.

Tapi adikku itu bilang yach memang Grebeg Besar itu yang paling khas dari Demak.

Suro-nan ada banyak di tempat lain. Mauludan juga. Sekaten itu lebih identik untuk Solo dan Jogja. Kliwonan juga ada di tempat-tempat lain. likuran juga tidak hanya di sini.

Yang khas hanya ada di Demak ya Grebeg Besar itu.

Oh, okey. Tapi iseng aku bertanya padanya, apa kandungan dan nilai dari Grebeg Besar yang bisa menginspirasi banyak orang. Nah, jawaban adikku inilah yang ternyata sedikit berbeda dari yang selama ini aku ketahui dan aku pahami. Bukan sebagai sebuah negasi, tapi suatu pengayaan.

Grebeg besar berlangsung selama hampir sebulan. Sekitar dua minggu sebelum hari raya idul Adha (10/dzulhijjah) dan berakhir dua minggu setelah hari raya itu.

Ada pasar malamnya yang juga buka di pagi, siang dan sore hari sepanjang masa grebeg/festival itu. Dan puncaknya pada malam 10 dzulhijjah ada kirab tumpeng sembilan dari Pendopo Kabupaten Demak. Dilanjut kirab prajurit patang puluhan setelah sholat idul Adha, dari masjid Agung Demak menuju kompleks makam Sunan Kalijogo di Kadilangu.

Aku selalu menerjemahkan kirab tumpeng itu sebagai sedekah. Dan  jamas alias penyucian jimat pusaka kalimasada itu sebagai simbol keharusan pembersihan hati nurani kita. Serta pasar malam di grebeg besar sebagai upaya menarik hati masyarakat agar mendekat. Konon katanya dulu sebelum masuk ke arena Grebeg Besar, orang-orang diminta membaca kalimasada alias kalimah syahadat.

Adikku rupanya memiliki pandangan lain yang lebih dalam. Kirab prajurit patang puluhan yang mengenakan seragam kostum prajurit Majapahit dengan bendera dan tameng yang menggunakan lambang Suryo Wilwatikta, suryo Majapahit, merupakan simbol bahwa kerajaan Demak tidak meninggalkan begitu sejarah sebagai bagian dari keturunan Majapahit.

Ayah Raden Patah (penguasa pertama kerajaan Demak) adalah putra dari Raden Brawijaya V (raja Majapahit)

Di tengah perang persaudaraan dan serangan dari daerah-daerah bawahannya serta banyak pengkhianatan lainnya, Majapahit pun oleng dan ambruk. Saat itulah Demak lahir dan tampil. Bukan untuk semakin menjatuhkan Majapahit karena bagaimanapun ia adalah kerajaan milik sesepuhnya, tapi memberi warna baru. Sehingga kecenderungan yang waktu itu Jawa Hindu kemudian menjadi Jawa Islam.

Berbagai tradisi, budaya, upacara, seremoni yang sudah mendarah daging saat itu tidak serta merta dihilangkan. Tapi Sunan Kalijogo dan Wali Songo mengemas dakwahnya sedemikian rupa sehingga masyarakat tak sadar kalau telah disisipi dan pelan-pelan diajak masuk, bergeser dari kepercayaan dan menyembah benda-benda menjadi menyerahkan diri pada Yang Maha Esa dan Kuasa.

Inkulturasi, inklufisme, pendekatan dengan kasih sayang, empati dan penuh cinta. Tak ada keterpaksaan dan arogansi.

Peralihan dengan cara-cara empatik dan bijaksana yang dulu ditempuh Sunan Kalijaga dan wali songo inilah yang tampaknya saat ini jarang digunakan lagi.

Mungkin Grebeg Besar berikut rangkaian acara serta hikmah yang terkandung di dalamnya perlu lebih diblow up dan disebarluaskan lagi agar kita semua bisa mengambil pelajaran darinya.

Bahwa hanya dengan cinta dan empati, kita bisa memenangkan hati.

(Foto-foto dari berbagai sumber)

November 10, 2015

Budaya Peninggalan WaliSongo Yang Masih Terus Ditradisikan

by , in
Budaya Peninggalan WaliSongo Yang Masih Terus Ditradisikan


Saat beberapa waktu lalu kami menghadiri undangan pernikahan salah seorang santri, ada suguhan menarik yang tak biasa kami temui di pesta sejenis. Oh ya, santri ini adalah santri tangan kanan, santri kepercayaan ndalem pesantren yang dikisahkan juga di novel Matahari Mata Hati. (Novelnya bisa didapat di tokobuku Gramedia, Togamas dll)

Balik lagi ke pesta kawinan kali ini. Kalau biasanya suguhan hiburannya adalah  rebana dan terbangan serta sholawatan ala ala habib Syeikh atau nasyid-an ala ala Maher Zain karena kota Demak adalah kota wali, kali ini suguhannya Wayang Kulit lho.
Hohoho



Lebih serunya lagi ternyata pagelaran wayang kulit ini dilangsungkan dua kali dengan lakon yang berbeda.  Lampahan Siangnya Wahyu Topeng Wojo. Lampahan Ndalunya Tetuko Wni Sudha.



Dan nggak main-main, biaya sewa alias fee manggungnya jelas jutaan lho ini. Nggak kalah ama grup rebanadan balasyik lengkap atau grup band. 

Di bagian depan layar, berjajar banyak wayang kulit yang waduh gimana ngapalinnya tuh. 

Ibu-ibu sinden yang tidak muda lagi duduk rapi berjajar menembangkan lagu-lagu yang kita juga tak tahu artinya karena dalam bahasa jawa kawi. 
Duh..


Tapi rasakan saja bagaimana harmoninya gamelan di sana. Menggetarkan hati, melarutkan jiwa, trance menujuNya juga. 


Ayo siapa yang mau nanggap lagi, supaya budaya ini tidak punah?

Post Top Ad