improving writerpreneurship

Post Top Ad

No Gain Without Pain

No Gain Without Pain



Kita seringnya melihat kesuksesan dan pencapaian seseorang tampak memukau, mencengangkan dan mencemburukan, tapi acapkali lupa bahwa yang sebenarnya ada proses berdarah darah dan penuh air mata dalam perjalanan mencapai kesuksesan dan pencapaiannya itu.
Tahu tahu aja dia sukses, keren dan hebat. Iya kan? Padahal...
Inilah yang beberapa hari belakangan menjadi catatan dan rangkuman, semacam highlight journal atau bolden quote.



Awalnya grup heboh karena ada beberapa orang yang masuk list dua puluh besar lomba menulis novel yang diselenggarakan penerbit baru yang digawangi seorang mantan editor penerbit besar. Tentu saja ini merupakan kabar gembira karena didapat setelah yang bersangkutan sedang dalam.keadaan baper alias kebawa perasaan akhir akhir ini karena yang merasa nggak bisa nulis lah, nggak pernah menang lah, yang envy lihat teman-teman lain lahiran dst. Wah, baper ternyata berbuah sukses ya, jadi gitu simpulannya. Ahaha. 




Dus, seorang teman novelis lainnya jadi menceritakan kisah bagaimana dulu perjuangannya memenangi lomba menulis novel di penerbit besar tempat si mantan editor ini bekerja.
Perjuangannya harus ke sana kemari untuk bisa nge print naskah sebagaimana disyaratkan. Bagaimana belibetnya revisi dan tetek bengek lainnya. Kesulitan-kesulitan dan hambatan yang bikin ia menangis, dan hampir menyerah. Tapi untung dia tidak.
Karena akhirnya semua terbayar. Bahkan novel itu cetak ulang tiga kali. Kemudian dapat order novel berikutnya dan seterusnya.
Jadi ingat kisah teman di grup lain yang mengalami penolakan sampai sembilan puluh delapan kali. Tapi dia terus gigih, dan akhirnya memenangkan lomba menulis novel tingkat internasional.
Lalu sempat baper juga karena meskipun menang, tapi panitia dan juri justru memilih naskah pemenang kedua untuk diterbitkan sebab dianggap lebih populer, sementara naskahnya lebih nyastra.
Untunglah kebaperannya ini tak berkelanjutan sebab kemudian setelah menunggu dalam keputusasaan, dia malah ditawari beberapa agen sekaligus. Sampai bingung milihnya dan membuat kami di grup ikutan mikir mana yang mau dipilih. Ahaha. 




Syukurlah akhirnya dia sepertinya mengambil keputusan tepat dengan memilih agen yang juga menghandle naskah  Eka Kurniawan, Pramoedya Ananta Tour dan mbak Leila Chudori.
See?
Semua pencapaian itu ada jerih payah dan segala tetek bengek rintangan, kegalauan juga perjuangan melewatinya.
Kisah tentang Rudy aka pak BJ Habibie di masa mudanya yang baru-baru ini kubaca juga menandaskan kebenaran 'quote' tersebut. Beliau membeberkan hal-hal yang selama ini belum pernah beliau sampaikan pada khalayak
Bagaimana semasa  kuliah di Jerman dulu, beliau harus mandi di tempat pemandian orang miskin dan hanya mandi dua minggu sekali. Bagaimana beliau harus irit, makan sedikit. Bagaimana beliau menghadapi senior senior yang memperlakukannya dengan tidak baik dst.
Aih..
So inspiring!
Membuat kita tertunduk malu. Karena seringkali mau enaknya saja tapi dengan sedikit pengorbanan dan usaha.
Kira-kira mbak mbak dan mamah mamah muda yang keren banget postingan instagram dengan bodi yahud itu juga musti menjaga makanan dan berlelah ria dulu untuk menjaga tubuhnya agar senantiasa aduhai. Ya nggak sih. 

2 komentar:

Post Top Ad