improving writerpreneurship

Post Top Ad

Dia Mengalir Di Dirimu

Dia Mengalir Di Dirimu








Ada satu lagi kunci sukses yang sepertinya kalian miliki. Kuncinya kunci, restu orang tua dan doa. Relijiousitas tampak sekali terpancar, terutama gitaris yang seringkali pundaknya menjadi tumpuan lelah dan resahmu. Kamupun sama relijiusnya, hanya sering tak kau tampakkan.
Paduan kerja keras lahiriah dengan doa sebagai bekal batiniah dan spiritual menjadikan langkah-langkah kalian mantap, melaju percaya diri
dan itulah yang menjadikannya magnet bagi penggemarmu. Kalian melakukan pekerjaan kalian dengan penuh cinta,sehingga cinta jugalah
yang berjalan menuju kalian. Hati dibalas hati, jiwa dibalas jiwa. Kalian menyadari ini dan mempertahankannya dengan terus tetap merunduk.
Berendah hati bahwa ini semata karunia. Kalian hanya ingin berkarya sepanjang nafas dan memberikan persembahan terbaik bagi kehidupan.
Sesederhana itu sehingga tak mengeluh juga jika tersebab kerja dengan rombongan sangat besar itu menjadikan masing-masing bagiannya jd sedikit.
So kamu masih belum geser dari bervespa. Bisa saja kamu ambil kredit untuk motor besar atau mobil mewah, tapi kamu memilih apa adanya,sdrhn.
Meski relijius, kalian tak bisa menolak undangan-undangan manggung di pub. Dan sebagai front man, kamu yang berusaha menyesuaikan diri. Kadang melakukan sesuatu yang bagi penggemarmu adalah sesuatu yang keliru. Seperti saat di pub jogja dan kamu terlihat menenggak dari botol bir saat bernyanyi. Spontan para penggemarmu protes. Mungkin di venue alias spot, juga di sosmed. Mereka kecewa kamu 'minum'. Meski ada juga.
yang membelamu dg bilang eh siapa tahu isi botolnya sudah diganti air mineral. Ada yang membela dengan bilang yach kamu kan harus sesuaikan diri
Sering kau sematkan doa dalam status dan postinganmu, salam juga tutur relijius pun acapkali kau lontarkan ketika manggung di mana-mana.

Mungkin itu pula yang membuat banyak orang jatuh hati dan simpatik padamu. Perpaduan antara gaya cool vokalis dengan kesalihan pribadi dan social
Suatu kali saat liburan di sela kerja manggung di Bali, kamu menemukan seorang bapak tua menepi di ceruk dekat pantai tempatmu refreshing.
Kau tak bisa menahan ketakjubanmu. That's best momen on your holiday, menyaksikannya ruku dan sujud dengan khusyu. Sehat-sehat ya pak, doamu.
Semoga aku juga bisa sepertimu pak tua, katamu. Meyakini bhw segala sesuatu ada di tanganNya membuatmu merasa tak perlu jumawa. Just like dust.
Bagimu bermusik adalah juga ibadah. Darinya kamu bisa menafkahi keluargamu dari jalan yang halal. Lewat music kamu menghibur dan  membawa bahagia bagi banyak orang. Kesadaranmu akan keajaiban ilham dan inspirasi yang Dia percikkan pada kalian, membuatmu makin mengagumiNya.
Maka ketika the little lady in black memberimu buku-buku yang membukakan kembali mata hatimu setelah sempat ‘tersesat’ kamu seakan  memperoleh setitik cahaya dan menemukan dirimu kembali. Seolah Dia mengirimnya untuk tidak semakin jauh dari rel yang semestinya. Meski kamu tak yakin akan ada apa lagi atau siapa lagi setelah kamu memutuskan untuk menepi.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad